Anda di halaman 1dari 14

PREVENTIVE DENTISTRY I

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Preventive Dentistry I

Oleh:

Nama: Fitriyani Yusuf

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT


karena telah memberikan limpahan rahmat, hidayah serta karunia-nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah Preventive Dentistry I. Makalah ini di
buat untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Preventive Dentistry I.

Di sadari bahwa pemahaman mahasiswa mengenai Preventive Dentistry I


masih kurang. Oleh karena itu makalah ini di buat untuk memberikan sedikit
informasi mengenai hal tersebut. Kami berharap makalah ini dapat meberikan
manfaat bagi para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih atas
segala bantuan dan dukungannya. Semoga segala bantuan yang telah di berikan
akan memperoleh balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin.

Di sadari bahwa salah satu hambatan penyusun makalah adalah


keterbatasan informasi dan bahan sehingga hasil ini di rasakan masih belum
sempurna. Oleh karena itu di harapkan adanya kritik dan saran untuk
perbaikannya di masa yang akan datang.

Gorontalo, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Masalah................................................................................ 2
D. Manfaat............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Preventive Dentistry..................................................... 3


B. Pengertian Indeks DMF-T................................................................ 3
C. Tujuan Preventive Dentistry............................................................ 5
D. Ruang Lingkup Preventive Dentistry.............................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preventive Denstistry adalah bagian dari adalah bagian dari ilmu
kedokteran gigi ilmu kedokteran gigi yang secara umum yang secara
umum bertujuan  bertujuan untuk untuk mencegah mencegah terjadinya
terjadinya penyakit penyakit atau atau mencegah mencegah
keparahannya keparahannya dalm dalm rangka melindungi kesehatan
mulut, yang di titik beratkan untuk menjaga manusia tetap sehat.
melindungi kesehatan mulut, yang di titik beratkan untuk menjaga
manusia tetap sehat. Tujuannya agar manusia sampai akhir hayatnya
tetap mempunyai semua elemen gigi-geligi Tujuannya agar manusia
sampai akhir hayatnya tetap mempunyai semua elemen gigi-geligi yang
utuh dan alami. yang utuh dan alami. Sedangkan pengertian pencegahan
adalah mencegah timbulnya maupun Sedangkan pengertian pencegahan
adalah mencegah timbulnya maupun berkembangnya  berkembangnya
suatu suatu penyakit penyakit atau atau memulihkan memulihkan fungsi
fungsi tubuh tubuh yang yang hilang hilang atau atau berkurang
berkurang akibat penyakit. akibat penyakit.
Kebersihan mulut merupakan suatu kondisi atau keadaan
terbebasnya gigi geligi dari plak, Kebersihan mulut merupakan suatu
kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak, debris dan
kalkulus, yang selalu terbentuk pada gigi dan meluas ke seluruh
permukaan debris dan kalkulus, yang selalu terbentuk pada gigi dan
meluas ke seluruh permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena rongg Hal
ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan g a mulut
bersifat basah, lembab dan gelap, dengan kata elap, dengan kata lain
kondisi seperti ini yang menyebabkan kuman berkembang biak. Pada
umumnya lain kondisi seperti ini yang menyebabkan kuman berkembang
biak. Pada umumnya Pemeriksaan OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index)
adalah pemeriksaan gigi dan mulut Pemeriksaan OHI-S (Simplified Oral
Hygiene Index) adalah pemeriksaan gigi dan mulut dengan
menjumlahkan debris Index (DI) dan Calculus Index (CI). DI adalah

1
score/nilai dari dengan menjumlahkan debris Index (DI) dan Calculus
Index (CI). DI adalah score/nilai dari endapan lunak yang terjadi karena
adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penentu. CI endapan lunak
yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi
penentu. CI adalah score/nilai dari endapan keras/karang gigi terjadi
karena debris yang mengalami adalah score/nilai dari endapan
keras/karang gigi terjadi karena debris yang mengalami  pengapuran
pengapuran yang yang melekat melekat pada pada gigi gigi penentu.
penentu. Pada Pada proses proses pemeriksaan pemeriksaan ini ini tentu
tentu saja saja harus harus dilakukan secara teliti untuk mendapatkan
nilai yang signifikan untuk pengolahan data yang dilakukan secara teliti
untuk mendapatkan nilai yang signifikan untuk pengolahan data yang
sempurna sempurna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Preventive Dentistry
2. Apa Pengertian Indeks DMF-T
3. Apa Tujuan Preventive Dentistry
4. Bagaimana Ruang Lingkup Preventive Dentistry
C. Tujuan
1. Untuk menegetahi Apa Pengertian Preventive Dentistry
2. Untuk menegtahui Apa Pengertian Indeks DMF-T
3. Unutk mengetahui Apa Tujuan Preventive Dentistry
4. Untuk mengetahui Bagaimana Ruang Lingkup Preventive Dentistry
D. Manfaat
1. Untuk membantu mahasiswa dalam memahami apa itu preventive
dentistry
2. Untuk memenuhi tugas pembuatan makalah preventive dentistry I

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Preventive Dentistry


llmu kedokteran gigi pencegahan merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris “Preventive Dentistry”. Sebenarnya khusus untuk bidang
ini adalah bahwa ingin mencegah, bahwa pengobatan itu perlu. Lebih
baik dikatakan tentang pemeliharaan gigi-gigi preventif.
Sebagai konsep pencegahan membatasi diri tidak hanya
pencegahan penyakit, malah sekaligus bertujuan mencegah keparahan
penyakit dan membatasi akibatnya. Itulah sebabnya terjadi suatu
pembagian.
B. Indeks DMF-T
Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi
dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya
disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah
akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. DMF-T
merupakan singkatan dari Decay Missing Filled-Teeth. Nilai DMF-T
adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada
seseorang atau sekelompok orang. Angka  D (decay) adalah gigi yang
berlubang karena karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang dicabut
karena karies gigi, angka F (filled) adalah gigi yang ditambal atau di-
tumpat karena karies dan dalam keadaan baik. Nilai DMF-T adalah
penjumlahan D+ F+ T. Indikator utama pengukuran DMF-T menurut WHO
adalah pada anak usia pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan dengan
indeks DMFindeks DMF-T yaitu ≤ 3, yang berarti pada usia 12 tahun
jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi
dengan tumpatan dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan
tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak.
Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata =
Jumlah D + M + F Jumlah D + M + F
Jumlah orang yg diperiksa

3
Kategori DMF-T menurut WHO :

a. 0,0 0,0  ––   1,1 = sangat rendah


b. 1,2 1,2  ––   2,6 = rendah
c. 2,7 2,7  ––   4,4 = sedang
d. 4,5 4,5  ––   6,5 = tinggi
e. 6,6 > = sangat tinggi
Untuk mengukur  karies gigi biasanya biasanya digunakan Indeks
Karies Gigi yaitu DMF-T DMF-T untuk gigi untuk gigi tetap dan def-t untuk
gigi sulung, karena indeks ini yang paling banyak digunakan dan diterima
secara universal. Indeks DMF-T di perkenalkan oleh Klein dkk (1938 cit.
Slack, 1981) waktu mempelajari distribusi karies pada anak-anak di
Hagerstone, Maryland. Indeks ini didasarkan pada kenyataan bahwa
kalau jaringan keras gigi keras gigi mengalami kerusakan maka gigi
tersebut tidak dapat pulih sendiri dan akan meninggalkan bekas
kerusakan yang menetap. Gigi yang rusa tersebut akan tetap tinggal
rusak (D - Decay), dan kalau dirawat dengan dicabut maka akan disebut
gigi hilang (M - Missing due to caries) atau ditambal (F - Filling due to
caries). Maka dari itu indeks karies DMF adalah indeks yang irreversible,
yang berarti indeks tersebut mengukur total life time caries experience.

Pengertian masing-masing komponen dari DMF-T adalah :

a. D = Decay adalah kerusakan gigi permanen karena karies yang masih


dapat ditambal.
b. M = Missing adalah gigi permanen yang hilang karena karies atau gigi
karies yang mempunyai indikasi untuk dicabut.
c. F = Filling yaitu gigi permanen yang telah ditambal karena karies.

Sedangkan indeks karies dmf  indeks karies dmf  dipakai pertama


kali oleh Grubbel (1944 cit. Slack 1981) yang garis besarnya sama
dengan indeks DMF. Untuk dmf criteria masing-masing komponen sama
dengan DMF diatas, hanya saja dipergunakan untuk gigi sulung. Dalam
perjalanannya indeks dmf sering diganti dengan indeks def, karena untuk
kimponen “m” sulit untuk mendeteksi apakah gigi sulung telah hilang
karena karies atau tanggal secara normal atau sebab lain, sehingga

4
komponen “m” diganti dengan komponen “e” (Extraction), berarti hanya
gigi karies yang terindikasi untuk dicabut karena karies dicatat sebagai
“e”.

Selain itu terdapat perbedaan pertimbangan klinis mengenai gigi


rusak karena masih dapat ditambal atau harus dicabut untuk beberapa
alasan. Misalnya gigi molar yang ya gigi molar yang karies telah sampai
pulpa yang sebenarnya masih dapat ditambal namun karena keadaan
peralatan, maka gigi tersebut lalu di indikasikan untuk dicabut. Maka dari
itu lalu dibuat kesepakatan yaitu untuk mengindikasikan gigi tersebut
dengan menganut teori yang seharusnya, bukan berdasarkan indikasi
peralatan yang tersedia. Namun untuk kepentingan perencanaan suatu
daerah, mungkin diperlukan kesepakatan tersendiri, dengan melihat
situasi dan kondisi masing-masing daerah, apakah menganut teori yang
seharusnya atau kenyataan dan kondisi masing-masing daerah, apakah
menganut teori yang seharusnya atau kenyataan dilapangan.

C. Tujuan Preventive Dentistry


Ilmu kedokteren gigi pencegahan bertujuan dengan mencegah
kelainankelainan atau mencegah keparahannya melindungi kesehatan
mulut dan dengan demikian kesehatan manusia dan kalau perlu
meningkatkan kesehatannya. Dengan masuknya pengertian ilmu
kesehatan, aksen lebih kuat lagi ditekankan pada menjaga manusia tetap
sehat. Secara singkat tujuannya adalah supaya manusia sampai akhir
hayatnya tetap mempunyai semua elemen gigi-geligi yang utuh dan
alami.

Dasar-Dasar Ilmu Perlindungan Khusus

Gigi merupakan salah satu organ tubuh manusia yang berfungsi


sebagai alat pencernaan, pembantu dalam pengucapan kata,
pembentukan wajah yang salah satu penunjang dalam kecantikan.
Manusia dapat kehilangan giginya akibat dari kerusakan dari pada gigi itu
sendiri atau kerusakan pada jaringan penyangganya sehingga gigi
terlepas dari jaringan yang menyangganya. Sedangkan kerusakan pada
gigi dapat berupa keropos/karies atau (karena trauma, misalnya benturan

5
keras, jatuh). Pada zaman dahulu orang beranggapan bahwa keropos
itu disebabkan oleh adanya ulat yang memakan gigi.Dengan
perkembangan zaman kita mengetahui penyebab dari kerusakan,
jaringan penyangga sehingga diperlukan usahausaha/tindakan khusus
untuk mencegahnya.

Untuk menunjang hal ini tentunya kita harus menguasai ilmu-ilmu


yang lain seperti Anatomi dan DHE. Dengan mengetahui macam-macam
kerusakan gigi melaksanakan cara-cara pencegahannya dalam
kehidupan sehari-hari. Secara umum, meningkatnnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut akan menurunkan angka
penyakit gigi dan mulut.

D. Ruang Lingkup Preventif Dentistry


Ilmu pencegahan penyakit gigi dan mulut dibagi atas :
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier

Berikut ini penjelasannya:

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan penyakit dan dengan
demikian terjadi apabila kliennya sehat. ini dapat diarahkan pada
masyarakat, kelompok dan individu. pencegahan primer diarahkan
kepada :
a. Kelompok kecil atau besar
Pencegahan primer untuk kelompok kecil atau besar kebanyakan
merupakan penyuluhan, meskipun dapat juga diambil pengaturan
lain yaitu contohnya flouridasi air minum dan aplikasi fluoride
secara individual.
Penyuluhan ada 2 :
 Umum
 Individu

6
Penyuluhan umum mempunyai judul-judul umum contohnya : hal
makanan, kesehatan.

Penyuluhan terarah mempunyai judul khusus, contohnya :

 Perlunya menghilangkan karang gigi


 pembatasan makan makanan kecil
b. Individu
Pencegahan primer untuk individu dapat banyak macamnya,
contohnya:
 keinginan pembatasan makan makanan kecil
 pemeriksaan periodic
 pemberian instruksi tentang kesehatan mulut
 penghilangan karang gigi dan memoles.

2. Pencegahan Sekunder
Ini dapat terjadi bila kesehatan terganggu dan meliputi diagnosis
dan perawatan dini.
Contohnya:
Diagnostik Ro” wing, gigi dilanjutkan perawatan karies permulaan
( lesi bercak putih) dengan jalan aplikasi fluoride lokal dan atau
instruksi hal membersihkan mulut.
3. Pencegahan Tersier
Kadang-kadang masih dibicarakan tentang pencegahan tersier
yang diartikan pembatasan kerusakan kesehatan dan rehabilitasinya.
Contoh pembatasan kerusakan kesehatan adalah :
 pemakaian semen dasar pada restorasi elemen yang
terserang karies
 extraksi gigi patah

Contoh rehabilitasi adalah :

 pembuatan prothesa penuh


 pemasangan suatu jembatan

7
Dalam kedokteran gigi jelas ada hubungan yang sangat erat antara
pencegahan sekunder tertutama tersier dan meliputi dengan kedokteran
gigi kuratif atau restorative. Peran prevensi didalam kedokteran gigi
kuratif dan restorative adalah memasukkan cara berfikir,perilaku dan
filosofi dasar.

Suatu perilaku preventif membuat bahwa seseorang pada setiap


perawatan menyadari bahwa ia harus membantu demi kesehatan pasien
seluruhnya dan bahwa perawatan harus membantu sehingga elemen gigi
dan gigi geligi secara keseluruhan menajdi lebih lama, sehat atau
fungsional. Jadi prevensi bagian dari setiap perawatan.

Pembagian lain tindakan pencegahan

a. Pencegahan primer diuaraikan sebagai


“ pengaturan dan cara yang menghpus factor penyebab”
Contoh pembatasan gula
b. Pencegahan sekunder sebagai
“pengaturan dan cara yang memperbesar ketahanan jaringan keras”
Contoh profiklaksis Fluorida
c. Pencegahan tersier sebagai
“mencegah kelainan menjadi kronis”
Contoh : kedokteran gigi restorative

Pendapat ketiga terbukti dari defenisis pencegahan primer sebagai “


pengaturan yang dilakukan sendiri oleh pasien/klien” Dari defenisi
pencegahan kedua “ pengaturan yang ditangani oleh pemberi
pertolongan professional atau pemerintah”

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Memberi pelayanan kesehatan adalah tanggung jawab kita
sebagai tenaga kesehatan yang dituntut untuk memberikan ilmu terapan
keseharian masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat, walau
terkadang masalah yang timbul diluar kemampuan kita, paling tidak
usaha yang kita berikan sedikit berpengaruh untuk kesehatan masyarakat
yang tidak memandang status sosial, menjadi promotor adalah bagian
dari tugas sosial, menjadi promotor adalah bagian dari tugas kita yang
mulia, harapan indonesia terbebas dari karies adalah tanggung jawab kita
sebagai perawat gigi Indonesia.
B. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya
dapat memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada
perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang
sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Niken Widyanti Sriyono, 2011, Kumpulan Nasakah Ilmiah 6, Seri II Ilmu

Kesehatan Oral, Badan Penerbit FKIK, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

https://search.yahoo.com/search?ei=utf-

8&fr=tightropetb&p=pengukuran+debris+dan+kalkulus&type=72645_042717

10

Anda mungkin juga menyukai