Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Sosio Budaya
Masyarakat Yogyakarta Kaitanya Dengan Kesehatan Gigi " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosio Budaya Dasar. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Sosio Budaya Masyarakat
Yogyakarta Kaitanya Dengan Kesehatan Gigi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu selaku dosen


pengampuh mata kuliah Pendidikan Pancasila. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Sleman, 31 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………1

A. Latar belakang …………………………………………………………………………………………………….1

B. Rumusan masalah ……………………………………………………………………………………………….1

C. Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………………..3

A.Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Di Masa Pandemi ……………………………………………3

B.Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Tengah Pandemi ……………………………………….5

C.Kesadaran Masyarakat Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Masih Rendah …………………..7

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………9

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………….9

B. Saran …………………………………………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………….10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam
kehidupan setiap individu termasuk pada anak, karena gigi yang tidak
dipelihara dengan baik akan menimbulkan penyakit pada gigi yang
diantaranya adalah plak gigi dan calculus. Plak gigi umumnya berupa
lapisan bening dan lengket yang terjadi akibat bergabungnya bakteri yang
merugikan dengan sisa-sisa makanan dan ludah. Plak bersarang disela-sela
gigi dan dibatas perlekatan antara gigi dengan gusi. timbunan plak gigi
yang mengeras akan membentuk calculus atau karang gigi (Putri dkk,
2011). Anak merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit.
Anak yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulutnya dapat
terganggu kualitas hidupnya, padahal anak merupakan aset bangsa untuk
pembangunan di masa yang akan datang (Kantohe, Wowor, & Gunawan,
2016).
Berdasarkan data Riskesdas (2018), proporsi perilaku menyikat
gigi setiap hari penduduk umur tiga tahun ke atas adalah 94,7% namun
prorporsi yang menyikat gigi dengan benar hanya 2,8%, hal ini menjadi
masalah karena salah satu cara pencegahan yang efektif terhadap
terjadinya penyakit gigi dan mulut adalah melalui tindakan menyikat gigi.
Terbentuknya perilaku menyikat gigi individu yang benar didasari oleh
pengetahuan individu yang diperoleh antara lain melalui pendidikan.
Demikian halnya untuk mengubah perilaku yang tidak benar menjadi
perilaku yang benar juga intervensinya lewat pendidikan (Kemenkes RI,
2018).
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, saya merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Bagaimana cara mencegah kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi
COVID-19 ?
1
2. Bagaimana Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di tengah Pandemi
COVID-19 ?
3. Mengapa Kesadaran Masyarakat pada Kesehatan Gigi dan Mulut
Masih Rendah ?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sosio Budaya
Dasar. serta menyusun dan menjelaskan makalah ini sesuai dengan
rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu :
1. Menjelaskan cara mencegah kesehatan gigi dan mulut di masa
pandemi COVID-19
2. Menjelaskan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di tengah Pandemi
COVID-19
3. Mengetahui mengapa Kesadaran Masyarakat pada Kesehatan Gigi dan
Mulut Masih Rendah

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Masa Pandemi


COVID 19
Gigi dan mulut yang sehat turut andil dalam menjaga kesehatan
tubuh. Bukan tanpa alasan, karena rongga mulut merupakan salah satu
gerbang terbesar masuknya berbagai kuman, bakteri, hingga virus ke
dalam tubuh.
Mulut yang sehat secara tidak langsung juga akan meningkatkan
kekebalan/ sistem imunitas tubuh sehingga tidak mudah sakit. Bila sudah
terkontaminasi, bukan hanya kesehatan gigi dan mulut yang terganggu,
virus dan bakteri juga dapat mengancam kesehatan organ penting tubuh
lainnya. Tidak terkecuali virus corona yang kini jadi ancaman bagi
masyarakat di berbagai negara.
Di masa pandemi seperti sekarang, menjaga tubuh tetap sehat dan
terhindar dari virus adalah prioritas utama. Selain wajib menggunakan
masker saat bepergian dan mencuci tangan secara teratur, kita juga harus
disiplin menjaga kesehatan gigi dan mulut. Mulut merupakan salah satu
media transmisi dan berkembangnya virus juga bakteri, termasuk virus
corona (SARS-Cov-2), sehingga sangat berisiko menularkan atau
ditularkan dari mulut orang lain.
Selama masa pandemi ini, ada baiknya menunda berkunjung ke
dokter gigi atau fasilitas kesehatan kecuali dalam keadaan terdesak atau
darurat. Menurut himbauan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PB PDGI), kriteria yang boleh berkunjung ke dokter gigi
adalah jika mengalami nyeri yang hebat tidak tertahankan, mengalami
trauma pada gigi dan rahang, perdarahan parah dan pembengkakan pada
gusi akibat infeksi.
3
Berobat ke dokter gigi sangat berisiko tertular dan menularkan
Covid-19, karena saat dokter gigi melakukan tindakan, ada potensi
penularan virus corona melalui udara (aerosol). Aerosol dan droplet
(percikan cairan) ini mengandung partikel virus. Saat tindakan gigi
dilakukan, ada kemungkinan terkena cipratan aerosol dan droplet sehingga
dokter gigi dapat tertular dari pasien dan bisa menularkan kembali ke
pasien yang lain. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut
adalah langkah pencegahan sebelum terjadi sakit.
Ada beberapa cara menjaga kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi
Covid-19, yaitu :
1. Menghindari penumpukan plak
Plak merupakan lapisan lengket yang berasal dari sisa makanan
yang menempel pada permukaan gigi dan gusi, serta mengandung
bakteri. Plak gigi yang tidak dibersihkan, lama kelamaan dapat
mengeras dan menjadi karang gigi. Penumpukan plak membuat virus
dan bakteri lebih mudah menempel dan berkembang masuk ke dalam
tubuh. Penumpukan plak dapat dicegah dengan membersihkan gigi dan
rongga mulut secara teratur.
2. Menyikat gigi secara rutin dengan teknik yang benar
Menyikat gigi dengan benar dapat menjaga kesehatan gigi dan
mulut. Sikat gigi direkomendasikan dilakukan dua kali sehari, yaitu
pagi setelah makan dan malam sebelum tidur. Sikat gigi dilakukan
minimal dua menit. Cara yang benar adalah dengan gerakan memutar
dari area gusi yang berwarna merah ke arah gigi yang berwarna putih.
Selain itu, pilih juga pasta gigi yang mengandung fluoride karena baik
untuk kesehatan gigi. Bila perlu, dapat digunakan obat kumur/
mouthwash setelah menyikat gigi dengan tujuan untuk membersihkan
area dalam yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

4
3. Menggunakan benang gigi (flossing)
Benang gigi digunakan untuk membersihkan sisa makanan yang
tertinggal di sela-sela gigi. Menyikat gigi sering kali tidak mampu
menjangkau sela-sela gigi yang rapat. Sisa- sisa makanan di sela gigi
ini berpotensi untuk menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu,
penting menggunakan benang gigi untuk membersihkan gigi dan mulut
setelah menyikat gigi.
4. Mengurangi makanan dan minuman tinggi gula dan asam
Makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi seperti
permen, makanan dan minuman manis, dapat memproduksi zat asam
dalam rongga mulut sehingga pembentukan plak tidak bisa dihindari.
Sedangkan makanan dan minuman dengan kandungan asam yang
tinggi seperti makanan asam, minuman berkarbonasi dan soda dapat
membuat lapisan enamel gigi menjadi rusak. Oleh karena itu, kurangi
asupan gula dan asam, serta ganti dengan asupan buah dan sayur.
5. Konsultasi ke dokter gigi
Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala (setiap enam bulan
sekali) ke dokter gigi sangat dianjurkan sebagai pencegahan masalah
gigi dan mulut. Namun di masa pandemi seperti sekarang, keluar
rumah bisa sangat berisiko, termasuk ke fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas, Klinik atau Rumah Sakit. Konsultasi langsung disarankan
untuk ditunda, namun masyarakat tetap dapat berkonsultasi dengan
dokter gigi melalui telemedicine atau secara online.
B. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Tengah Pandemi COVID-19
Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai sektor
mengalami gangguan, salah satunya sektor pelayanan kesehatan gigi dan
mulut. Tak dipungkiri bila layanan kesehatan gigi dan mulut berpotensi
tinggi menularkan virus SARS-CoV-2 atau lebih dikenal dengan corona.

5
Untuk menghindari hal tersebut, maka Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PDGI) menghimbau bila sifatnya tidak darurat dan masih bisa
melakukan perawatan di rumah, maka sebaiknya tidak perlu mengunjungi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Kategori yang dianggap darurat
diantaranya:

1. Muncul perdarahan pada area mulut yang tak kunjung berhenti


2. Nyeri pada gigi, gusi, atau tulang belakang
3. Nyeri dan pembengkakan (seperti gusi, wajah dan leher)
4. Gigi palsu yang tidak berfungsi dengan benar
5. Rasa nyeri akibat kawat gigi
6. Perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker
7. Perawatan pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri
8. Trauma yang mempengaruhi kondisi bernapas
9. Perlu adanya tindakan pengambil sampel di area mulut.

Bila keadaan tidak darurat, maka sebaiknya rencana mengunjungi


layanan kesehatan gigi dan mulut ditunda. Dan cukup lakukan perawatan
secara pribadi di rumah menggunakan cara sederhana seperti kumur
dengan air garam atau mengonsumsi obat pereda nyeri.

Selain himbauan, PDGI juga membuat sejumlah aturan terkait


pelayanan kesehatan gigi dan mulut selama pandemi COVID-19. Adapun
protokol aman tersebut diantaranya:

1) Melakukan skrining mendetail terhadap semua pasien yang datang


ke klinik
2) Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau alkohol
dengan kandungan minimal 70% pada saat sebelum menyentuh
pasien, melakukan prosedur pembersihan, terpapar cairan tubuh
dan menyentuh lingkungan sekitar pasien
3) Melakukan etika batuk dan bersin yang tepat
6
4) Dokter gigi, staff gigi dan perawat gigi wajib menggunakan APD
yang sesuai
5) Pasien dianjurkan untuk berkumur menggunakan hydrogen
peroksida 0,5%-1% selama 60 detik atau povidone iodine 1%
selama 15-60 detik sebelum dilakukan perawatan dan saat-saat
yang diperlukan
6) Disarankan menggunakan rubber dam untuk mengurangi risiko
penularan penyakit
7) Pembersihan alat kedokteran gigi secara rutin dengan natrium
hipklorit 5% dengan perbandingan 1:100 selama 1 menit. Seluruh
benda dan alat kedokteran gigi dapat dibersihkan menggunakan
etanol 70%
C. Kesadaran Masyarakat Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Masih Rendah

Masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa


kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk dijaga. Buktinya,
persentase masyarakat yang berobat penyakit ini cukup rendah. Hal itu
dikatakan oleh Ketua Umum Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia
(PTGMI), Epi Nopiah. “Kalau dilihat dari jumlah persentasenya, di
Sleman yang sakit gigi sekitar 70-80 persen dan yang berobat ke dokter
gigi cuma sekitar 10 persen. Artinya masyarakat belum memahami
kesehatan gigi dan mulut itu penting sekali,” katanya.

Dia menyebutkan sebetulnya dalam memberi pemahaman kepada


masyarakat ialah tugas mereka dari PTGMI di seluruh Indonesia dengan
cara promotif, preventif, dan mengedukasi masyarakat tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar. “Kebanyakan karies gigi.
Artinya, kalau kariesnya tinggi kemudian persentase berobat ke dokter gigi
juga rendah, berarti masyarakat kurang memahami atau belum mengetahui
bagaimana menjaga kesehatan gigi yang baik,” jelasnya.

7
Sejauh ini masyarakat mengetahui dalam sehari dianjurkan untuk
menyikat gigi dua kali. Namun, masyarakat tidak mengetahui waktu yang
tepat untuk menyikat gigi dengan baik dan benar dalam upaya menjaga
kesehatan gigi. “Sebenarnya yang betul itu sikat gigi setelah sarapan pagi,
jadi ketika bangun tidur tak perlu sikat gigi. Nanti sesudah sarapan baru
sikat gigi. Dan sebelum tidur, kadang kita saat mandi sikat gigi, lalu
makan terus tidur, itu salah karena sisa makanan akan menyebabkan karies
atau lubang pada gigi,” terangnya.

8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada hubungan antara penyakit gigi dan mulut dengan gejala awal penyakit
yang berbahaya pada manusia. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk mewujudkan hidup sehat, termasuk
kesehatan gigi dan mulut bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
B. Saran
Alangkah baiknya menanamkan sejak kecil pada anak, tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut beserta cara perawatan dan pemeliharaannya
agar nantinya bisa terhindar dari berbagai penyakit tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://iik.ac.id/web.php?
judul=pelayanan_kesehatan_gigi_dan_mulut_di_tengah_pandemi_covid19
_&r=tentangiik&sp=readart&sqn=2047
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2390/3/3. Chapter I.pdf
https://gaya.tempo.co/read/1247585/kesadaran-masyarakat-pada-
kesehatan-gigi-dan-mulut-masih-rendah/full&view=ok
https://www.puskppj.dinkes-kotakupang.web.id/artikel/info-
kesehatan/pentingnya-menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut-di-masa-
pandemi-covid-19.html
10

Anda mungkin juga menyukai