Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN BOK

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


DI SD / MI

TAHUN 2021

UPTD PUSKESMAS KAIMANA

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD / MI

TAHUN 2021

MENGETAHUI,

KEPALA UPTD PUSKESMAS KAIMANA

dr. VINSENSIA THIE, MM


NIP. 19740514 200605 2 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut Di SD/MI ini dengan baik.

Laporan ini disusun untuk melaporkan kegiatan BOK 2021. Selain itu, laporan ini
juga berguna untuk data Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di tingkat Puskesmas dan
akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kaimana.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu


terselesaikannya laporan ini. Penulis juga menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Kaimana, 15 September 2021

Pembuat Laporan

drg. JULITA ADELFINA


NIP. 19800719 201004 2 001
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rongga mulut merupakan salah satu media transmisi dan berkembangnya virus
juga bakteri, termasuk virus corona (SARS-Cov-2). Selain itu, rongga mulut
merupakan gerbang utama masuknya makanan kedalam tubuh. Apabila terjadi
gangguan dalam rongga mulut, maka akan berakibat pada berkurangnya nafsu makan
yang dapat berujung pada kurangnya asupan nutrisi ke dalam tubuh.
Sementara telah diketahui bersama bahwa dalam masa pandemic Covid-19
sangat dibutuhkan asupan nutrisi yang mencukupi agar sistem imunitas tubuh tetap
kuat, sehingga tubuh dapat melindungi diri dari masuknya kuman dan mencegah
terpaparnya virus SARS-Cov-2 yang merupakan penyebab Covid-19. Oleh karena itu
di perlukan upaya untuk menjaga agar rongga mulut tetap sehat.
Layanan kesehatan gigi dan mulut berpotensi tinggi terhadap transmisi Covid-
19, baik dari dokter/perawat gigi ke pasien ataupun sebaliknya . oleh karena itu,
Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia ( PB PDGI ) menghimbau untuk
tidak melakukan kunjungan ke dokter gigi di luar situasi darurat.
Kategori yang di anggap darurat adalah apabila terdapat perdarahan yang tak
kunjung berhenti, nyeri pada gigi, gusi atau tulang rahang, pembengkakan (gusi,
wajah dan leher), perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker,
perawatan pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri, trauma yang
mempengaruhi kondisi bernapas, atau perlu adanya tindakan pengambilan sampel di
area mulut. Bila keadaan tidak darurat, maka sebaiknya cukup melakukan perawatan
secara pribadi di rumah.
PB PDGI juga telah mengeluarkan surat edaran tentang Pedoman Pelayanan
Kedokteran Gigi Selama Pandemi Covid-19 yang pada poin 3 berbunyi: “Menunda
tindakan tanpa keluhan simtomatik, bersifat elektif, perawatan estetis, tindakan
dengan menggunakan bur/scaler/suction”. Dengan demikian, jenis pelayanan gigi
dan mulutpun terbatas.
Oleh karena itu, pencegahan penyakit rongga mulut dalam masa pandemi
Covid-19 ini harus benar-benar diperhatikan untuk meminimalkan layanan
perawatan gigi dan mulut dan transmisi Covid-19. Upaya promotif dan preventif
lebih diutamakan daripada kuratif dan rehabilitatif.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan satu kesatuan dari kesehatan tubuh yang
harus dipelihara kesehatannya sedini mungkin. Apabila kebersihan gigi dan mulut
terabaikan akan terbentuk plak pada gigi geligi dan merusak seluruh permukaan gigi.
Menurut World Health Organization (WHO) dalam The World Oral Health Report
tahun 2012 menyebutkan bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita 90%
penduduk Indonesia. Hasil tersebut kemudian diperjelas oleh data RISKESDAS
tahun 2018 bahwa penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh
masyarakat Indonesia adalah karies gigi (45,3%). Selain itu masalah kesehatan gigi
dan mulut yang sering diderita adalah
(1) gigi yang hilang karena dicabut atau tanggal sendiri (19%),
(2) gigi yang ditumpat/ditambal karena berlubang (4,1%),
(3) gigi goyah (10,4%),
(4) gingival abses (14%), dan
(5) Stomatitis Aphtosa Recurrent (RAS) (8%) (Siswanto, 2018).
Berdasarkan laporan penelitian dari Monica tahun 2016 menyebutkan
prevalensi penyakit gigi dan mulut telah mengalami peningkatan dalam kurun waktu
5 tahun. Hal itu dibuktikan dengan laporan RISKESDAS tahun 2013 pada umur 5-14
tahun 25,2% dan RISKESDAS 2018 pada umur 5-14 tahun menjadi 41,4 %.
Penyakit gigi dan mulut yang terjadi pada siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dapat
menyebabkan rasa sakit gigi, gangguan pengunyahan, gangguan perkembangan
anak, dan mengganggu proses belajar di sekolah. Tantangan di masa pandemi
COVID-19 adalah tetap meningkatkan hasil kesehatan gigi dan mulut pada siswa
STD untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGS) dan Rencana
Strategis (RENSTRA) tahun 2022 dalam membangun kesehatan terutama anak usia
sekolah dasar. Selain itu usia sekolah dasar adalah masa yang tepat untuk meletakkan
landasan kokoh manusia yang berkualitas, karena kesehatan merupakan faktor
penting untuk menentukan kualitas sumber daya manusia (Monica, 2016).
Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat ditentukan dengan menilai plak dan
kalkulus.Nilai tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat diukur dengan Oral Hygiene
Index Simplified. (OHI-S) dari Greene dan Vermillion. Oral Hygiene Index
Simplified (OHI-S) adalah angka yang menunjukkan tingkat kebersihan seseorang
yang diperoleh dengan cara menjumlahkan Debris Index (DI) dan Calculus Index
(CI). Kebersihan mulut yang baik akan membuat gigi dan jaringan sekitarnya sehat.
Pemeliharaan dan perawatan yang baik akan menjaga gigi dan jaringan penyangga
dari penyakit (Monica,2016)
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut, yaitu
(1) cara menyikat gigi,
(2) waktu menyikat gigi,
(3) pemilihan sikat dan pasta gigi,
(4) jenis makanan.
Kesehatan gigi dan mulut pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan
lingkungan. Status sosial ekonomi yaitu kedudukan sosial ekonomi secara umum dari
seseorang dalam masyarakat dilihat dari pendapatan keluarga, pekerjaan, dan tingkat
pendidikan. Terdapat hubungan yang positif antara status sosio ekonomi dan
kesehatan fisik dan jiwa yang berarti bahwa individu yang berasal dari keluarga
miskin cenderung untuk mempunyai kesehatan yang lebih buruk dibandingkan
mereka yang mempunyai sosioekonomi yang lebih baik. Peningkatan keadaan sosial
ekonomi dan pola hidup masyarakat modern sebagai dampak dari hasil
pembangunan sangat berpengaruh pada peningkatan penyakit gigi dan mulut
(Anggow, 2017).

Karies Gigi
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah,
berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga
kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.
Kesehatan mulut berarti terbebas kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut,
penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi, dan penyakit lainnya, sehingga terjadi
gangguan yang membatasi dalam menggigit,mengunyah, tersenyum, berbicara, dan
kesejahteraan psikososial (WHO, 2012).
Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang menjadi masalah
utama yang sering terjadi pada anak-anak. Karies adalah suatu penyakit jaringan
keras gigi dimana enamel, dentin, sementum, dan pulpa mengalami demineralisasi
jaringan keras gigi. Hal ini diikuti oleh kerusakan bahan organiknya sehingga terjadi
invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapeks
yang dapat menyebabkan nyeri. Ada tiga faktorutama yang memegang terjadinya
karies yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme Streptococcus
mutans, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu. Karies gigi terjadi apabila
ketiga faktor utama tersebut ada dan saling mendukung (Ibrahim, 2018).
Patofisiologi karies gigi menurut Miller, Black dan William adalah awalnya
asam (H+) terbentuk karena adanya gula (sukrosa) dan bakteri Streptococcus mutans
dalam plak (kokus).Gula (sukrosa) akan mengalami fermentasi oleh bakteri dalam
plak hingga akan terbentuk asam (H+ ) dan dextran. Dextran akan melekatkan asam
( H+) yang terbentuk pada permukaan email gigi. Apabila hanya satu kali makan gula
(sukrosa), maka asam (H+ ) yang terbentuk hanya sedikit. Tapi bila konsumsi gula
(sukrosa) dilakukan berkali-kali atau sering maka akan terbentuk asam hingga pH
mulut menjadi ±5. Apabila asam yang masuk ke bawah permukaan email sudah
banyak, maka reaksi akan terjadi berulang kali. Jumlah Ca yang lepas bertambah
banyak dan lama kelamaan Ca akan keluar dari email yang disebut proses
dekalsifikasi (Sherlyta, 2017).
Faktor yang mempengaruhi karies pada masyarakat, menurut konsep Blum
tahun 1974 yang dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan (Hereditas). Perilaku merupakan faktor terbesar
kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok
dan masyarakat. Perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi status
karies gigi. Oleh karena pentingnya perilaku dalam mempengaruhi status kesehatan
gigi, maka perilaku dapat mempengaruhi baik buruknya kebersihan gigi dan mulut
termasuk mempengaruhi skor karies dan penyakit periodontal. Tingginya prevalensi
karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi
oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor
pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia (Hidaya,
2018).
Data terbaru yang dirilis oleh Oral Health Media Centre pada April 2012,
memperlihatkan sebanyak 60–90% anak usia sekolah dan hampir semua orang
dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan gigi. Anak usia 6 tahun telah
mengalami karies pada gigi tetapnya sebanyak 20%, meningkat 60% pada usia 8
tahun, 85% pada 10 tahun dan 90% pada usia 12 tahun.
Status kesehatan gigi dan mulut usia sekolah dasar merupakan indikator utama
pengukuran pengalaman karies gigi yang dinyatakan dengan indeks Decay, Missing,
Filling Tooth (DMF-T). Menurut WHO dalam Wahyuni tahun 2015 klasifikasi angka
keparahan karies gigi dikategorikan sangat rendah (0,0-1,1), rendah (1,2-2,6), sedang
(2,7-4,1), tinggi (4,5-6,6), sangat tinggi (> 6,6).Target nasional indeks Decay,
Missing, Filling, Tooth (DMF-T) rata-rata ≤ 2. Untuk menurunkan prevalensi karies
maka harus dicegah dengan diet makanan yang mengandung sukrosa, kontrol plak,
dan penggunaan fluor. Hal ini bertujuan untuk memperpanjang penggunaan gigi di
dalam mulut terutama bagi siswa-siswi sekolah dasar. Selain itu pencegahan karies
sedini mungkin memiliki keuntungan yaitu mengurangi biaya perawatan akibat
karies gigi terutama di masa pandemi.

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)


Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan program yang dicanangkan
oleh Pemerintah Indonesia dan harus dilaksanakan serta dianggarkan oleh
Pemerintah Daerah pada setiap daerah dan sudah berjalan sejak tahun 1951. UKGS
adalah salah satu program pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas dan
dibawahi oleh program Usaha Kesehatan Sekolah(UKS). UKGS memberikan
pelayanan dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah binaan agar mendapatkan
generasi yang sehat. Selain itu UKGS adalah salah satu upaya kesehatan yang
sangat relevan dalam pelaksanaan pencegahan penyakit gigi dan mulut (Kemenkes
RI, 2012).
Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS). Hal itu meliputi pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Menurut
buku panduan UKGS tahun 2012 ruang lingkup UKGS meliputi (1)
penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut, (2) penyelenggaraan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan (3) pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah kerjasama antara masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang
tua murid, dan masyarakat) (Kemenkes RI, 2012)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari kegiatan ini:
1. Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan peserta didik dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut,
3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik yang
memerlukan.

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 PETA WILAYAH KERJA

Wilayah UPTD Puskesmas Kaimana meliputi 2 (dua) Kelurahan yaitu;


1. Kelurahan Kaimana Kota
2. Kelurahan Krooy
Serta 9 (sembilan) Kampung yang meliputi:
1. Kampung Namatota
2. Kampung Maimai
3. Kampung Nanggaromi/ Fromajaya
4. Kampung Murano
5. Kampung Sisir II
6. Kampung Marsi
7. Kampung Tanggaromi
8. Kampung Trikora
9. Kampung Coa
Gambar. 2. 1
Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kaimana
2.2 KONDISI SARANA PELAYANAN PUSKESMAS

Sarana pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Kaimana tahun 2021 adalah sebagai
berikut :

No. Nama Faskes Jumlah

1. Puskesmas Induk 1 (non rawat inap)

2. Puskesmas Pembantu 9

3. Polindes 4

2.3 KONDISI TENAGA KESEHATAN

Berikut ini adalah data tenaga kesehatan yang bekerja di UPTD Puskesmas
Kaimana pada tahuan 2021 :

NO JENIS TENAGA JUMLAH


(Orang)
1. Dokter Umum 4
2. Dokter Gigi 2
3. S I Keparawatan Ners 2
4. Apoteker 1
5. S 1 Kesehatan masyarakat 1
6. S 1 Keperawatan 3
7. S 1 Farmasi 1
8. S 1 Ekonomi 1
9. D 4 Bidan 1
10. D 3 Bidan 26
11. D 3 Keperawatan 31
12. D 3 Gigi 1
13. D 3 Nutrisionist 3
14. D 3 Kesehatan Lingkungan 1
15. D 3 Administrasi Umum 1
16. D 3 Analis Kesehatan 5
17. D 3 Farmasi 1
18. SMF 1
19. SMA 13
Jumlah 97
Sumber data : Kepegawaian UPTD Puskesmas Kaimana

|
BAB III

HASIL KEGIATAN PELAYANAN

3.1 HASIL KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Sekolah Dasar yang


dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 11 September 2021 dalam jumlah terbatas
dikarenakan pandemi COVID-19. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan
menerapkan protokol kesehatan di era pandemi COVID-19. Daftar jumlah peserta
pada pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

No. Nama Sekolah Tempat Pelaksanaan Jumlah Siswa kls 1

1. SD Inpres Tanggaromi Kampung Tanggaromi 7 orang


2. SD YPK Sisir Kampung Marsi 6 orang
3. SD Inpres Sisir 2 Kampung Sisir 2 17 orang
4. SD Inpres Nangaromi Kampung Murano 10 orang
5. SD Inpres Fromajaya Kampung Fromajaya 6 orang
6. SD Inpres Mai-Mai Kampung Mai-Mai 10 orang
7. SD YPK Namatota Kampung Namatota 8 orang
Total 64 orang
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan tertib serta disiplin
protokol kesehatan COVID-19. Sebagian peserta berperan aktif dalam kegiatan
penyuluhan ini dengan memperagakan cara menyikat gigi yang benar sesuai yang di
ajarkan.

4.2 Saran

Saran bagi bagi siswa-siswi sekolah dasar yang menjadi sasaran kegiatan ini
adalah sebagai berikut :

- Setelah mengikuti kegiatan ini, para siswa-siswi dapat mempraktekan cara


menyikat gigi yang benar di rumah.
- Siswa-siswi dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masing –masing.
- Terjadi penurunan angka kesakitan gigi dan mulut .
DOKUMENTASI KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI


SEKOLAH DASAR (SD) PUSLING PUTARAN III
TAHUN 2021

SD Tanggaromi, Kampung Tanggaromi

SD YPK Sisir 1, Kampung Marsi


SD Inpres Sisir 2, Kampung Sisir 2

SD Inpres Nangaromi, Kampung Murano

SD Inpres Fromajaya, Kampung Fromajaya


SD Inpres Mai-Mai, Kampung Mai-Mai
SD YPK Namatota, Kampung Namatota
DAFTAR HADIR

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD INPRES TANGGAROMI

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 JIMMY NIKOLAUS ATAWOLLO √   7 TANGGAROMI  
2 YUSUF ISOGA √   6 TANGGAROMI  
3 JUBLINA NAMSAU   √ 6 TANGGAROMI  
4 JULYANS NAMSAU √   6 TANGGAROMI  
5 VIOLITA NAMSAU   √ 5 TANGGAROMI  
6 AGNES WERFETE   √ 6 TANGGAROMI  
7 KRIS UMURU √   7 TANGGAROMI  

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD YPK SISIR 1

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 JENIFER KAMAKAULA   √ 7 MARSI  
2 MARIA BUSIRA   √ 6 MARSI  
3 RAFAEL LAORENS NANGGEWA √   6 MARSI  
4 RIAN FERNANDES NANGGEWA √   6 MARSI  
5 SOLEMAN PAULUS ANGGUA √   6 MARSI  
6 ZEAN OLIVIA WIHAK   √ 6 MARSI  
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD INPRES SISIR 2

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 Aprida Siburari   √ 7 SISIR 2  
2 Kila Raya   √ 6 SISIR 3  
3 Cheni Ayi   √ 8 SISIR 4  
4 Ratna Surawi   √ 7 SISIR 5  
5 Rehan Ayi √   7 SISIR 6  
6 Winta Surawi   √ 9 SISIR 7  
7 Jean Ayi √   7 SISIR 8  
8 Alexander Raya √   8 SISIR 9  
9 Aris Salamuk √   8 SISIR 10  
10 Cere Surawi   √ 7 SISIR 11  
11 Alfina Surawi   √ 5 SISIR 12  
12 Anggra Surawi   √ 5 SISIR 13  
13 Eca Salamuk   √ 7 SISIR 14  
14 Putri Womsiwor   √ 8 SISIR 15  
15 Shinta Ayi   √ 7 SISIR 16  
16 Vela Surawi   √ 8 SISIR 17  
17 Ica Surawi   √ 6 SISIR 18  

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD INPRES NANGGAROMI

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 Welem Nasua √   6 Murano  
2 Ita Osafa   √ 6 Murano  
3 Kalef Osafa √   7 Murano  
4 Fransina Nasua   √ 7 Murano  
5 Arga Sorik √   6 Murano  
6 Hosti Furua   √ 7 Murano  
7 Andi Naggewa √   7 Murano  
8 Mateus Asafa √   6 Murano  
9 Bobi Tapnesa √   6 Murano  
10 Juli Tapnesa √   7 Murano  
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD INPRES FROMAJAYA

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 Levesia Nasua   √ 6 Fromajaya  
2 Patresia Naguasai   √ 6 Fromajaya  
3 Marvin Naguasai √   6 Fromajaya  
4 Metis Naguasai √   6 Fromajaya  
5 Cindika Nasua   √ 5 Fromajaya  
6 Armando Nasua √   5 Fromajaya  

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD INPRES MAI-MAI

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 Ani melan Ons   √ 5 MAI-MAI  
2 Corneles Inggrei √   7 MAI-MAI  
3 Hani Ons   √ 8 MAI-MAI  
4 Topan Farinatae √   8 MAI-MAI  
5 Emaus Naguasai √   8 MAI-MAI  
6 Aca Ojanggai   √ 7 MAI-MAI  
7 Yomma Siopa   √ 7 MAI-MAI  
8 Ruth Ferinatae   √ 7 MAI-MAI  
9 Ina Ramandawai   √ 6 MAI-MAI  
10 Obertina Sarai   √ 6 MAI-MAI  

PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SD YPK NAMATOTA

JK
NO NAMA UMUR ALAMAT KET
L P
1 Renata Kamakaula   √ 6 Namatota  
2 Cuni Faurens   √ 7 Namatota  
3 Sahra   √ 7 Namatota  
4 Wa Ati Rumakat   √ 7 Namatota  
5 Safmen Silombong √   6 Namatota  
6 Schril Faurens √   6 Namatota  
7 Kagam mandafa √   5 Namatota  
8 Kais Kamakaula √   6 Namatota  

Anda mungkin juga menyukai