Anda di halaman 1dari 8

Gambaran Prevalensi Karies Gigi Murid Kelas III SD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang


Dewi Rosmalia

ABSTRAK

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena
25,9 % penduduk Indonesia menderita karies gigi, anak umur 6-9 tahun,
merupakan periode gigi bercampur yang merupakan kelompok rentan terhadap
terjadinya karies. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran prevalensi karies
gigi pada murid kelas III SD di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan
Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Ruang lingkup penelitian ini membahas
tentang prevalensi, periode gigi bercampur dan karies. Desain penelitian
deskriptif dengan populasi seluruh murid kelas III SD di wilayah kerja Puskesmas
Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam sebanyak 347 orang,
pengambilan sampel dengan sampel jenuh. Data dikumpulkan dengan
menggunakan format pemeriksaan karies. Hasil penelitian didapat prevalensi
karies gigi decidui adalah 69,1 % (240 orang) dan prevalensi karies gigi permanen
sebanyak 25,6 % (89 orang). Kesimpulan penelitian tingginya prevalensi karies
gigi, disarankan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan menggosok
gigi 2 kali sehari, mengurangi makan makanan yang manis dan mudah melekat,
memperbanyak makan sayur dan buah serta memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut dan melakukan penambalan untuk gigi berlubang.

Kata Kunci : Prevalensi, Karies Gigi.


Daftar Pustaka : 19 (1994-2017)

Latar Belakang dan berkesinambungan dilaksanakan


melalui pelayanan kesehatan gigi
Sehat merupakan keadaan perseorangan, pelayanan kesehatan gigi
keseimbangan yang sempurna, baik masyarakat serta upaya kesehatan gigi
fisik, mental dan sosial, tidak hanya sekolah.2
bebas dari penyakit dan Karies merupakan penyakit
kelemahannya.1 Pasal 93 UU RI No.36 jaringan keras gigi yang ditandai
Tahun 2009 tentang kesehatan gigi dan dengan terjadinya demeneralisasi pada
mulut menyebutkan bahwa pelayanan jaringan keras gigi, diikuti dengan
kesehatan gigi dan mulut dilakukan kerusakan bahan organik yang
untuk memelihara dan meningkatkan menyebabkan rasa ngilu dan nyeri, bila
derajat kesehatan masyarakat dalam dibiarkan tanpa perawatan dalam kurun
bentuk peningkatan kesehatan gigi, waktu tertentu kemungkinan akan
pencegahan penyakit gigi, pengobatan bertambah parah.3
penyakit gigi dan pemulihan kesehatan Riset Kesehatan Dasar
gigi oleh pemerintah, pemerintah (Riskesdas) Nasional Tahun 2013,
daerah, dan atau masyarakat yang sebanyak 25,9% penduduk Indonesia
dilakukan secara terpadu, terintegrasi mempunyai masalah gigi dan mulut.
Dari jumlah penduduk Indonesia yang Laporan tahunan pelaksanaan
mengalami masalah gigi dan mulut program upaya kesehatan gigi dan
tersebut hanya 31,1% menerima mulut Puskesmas Pakan Kamis tahun
perawatan dan pengobatan dari tenaga 2017, jumlah anak sekolah yang
medis gigi. Sumatera Barat mempunyai diperiksa sebanyak 425 orang murid,
masalah gigi dan mulut sebesar 22,2 %, 239 orang diantaranya mempunyai
hanya 35,3% yang menerima masalah gigi berlubang.8
perawatan dari tenaga medis gigi. Berdasarkan pendataan yang
Indeks DMF-T meningkat seiring dilakukan pada tahun 2017 di wilayah
bertambah umur.4 kerja Puskesmas Pakan Kamis
Penyakit karies gigi merupakan diperoleh data jumlah siswa
masalah utama dalam rongga mulut sebanyak 347 siswa, kunjungan tenaga
anak sampai saat ini. Penyakit karies kesehatan gigi ke SD dilakukan
banyak menyerang anak-anak terutama sebanyak 4 kali dalam setahun yaitu
umur 6-9 tahun. Pada umur 6 tahun kegiatannya berupa penjaringan
gigi molar permanen sudah mulai kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
tumbuh sehingga rentan terkena karies gigi berkala, pembinaan sikat gigi
dan umur 9 tahun merupakan periode massal dan pendampingan sikat gigi
gigi bercampur dimana jumlah gigi massal.
permanen dan gigi susu dalam rongga Studi pendahuluan yang
mulut hampir sama.5 dilakukan terhadap 10 orang siswa
Penelitian terdahulu tentang yang diperiksa 7anak mengalami
prevalensi karies pada molar satu karies. Berdasarkan latar belakang
permanen pada umur anak 6-9 tahun di yang telah diuraikan di atas, maka
Sekolah Dasar Kecamatan Tomohon rumusan masalah dari penelitian ini
Selatan tahun 2015 menjelaskan adalah “Bagaimana gambaran
tentang prevalensi karies pada anak SD prevalensi karies murid kelas III SD di
mencapai 68,1 % dari jumlah 49 anak. wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis
Berdasarkan usia, angka kejadian di Kecamatan Tilatang Kamang
karies tertinggi didapat pada usia 8 Kabupaten Agam”?
tahun mencapai 19 anak (79,2 %).5 Prevalensi karies adalah angka
Berdasarkan data di atas dapat yang mencerminkan penderita karies
dilihat bahwa kesehatan gigi dan mulut gigi dalam periode tertentu disuatu
masih merupakan masalah terutama subjek penelitian.9 Manusia modern
bagi anak usia sekolah. Penyakit gigi yang hidup dalam masyarakat industri
dan mulut terutama karies dan penyakit maju, karies merupakan hal yang sudah
periodontal di Indonesia masih banyak biasa, tetapi frekuensi karies berbeda di
diderita oleh anak-anak maupun orang tiap negera, prevalensi karies paling
dewasa. Sebagian besar masalah rendah ada di negara Asia dan Afrika,
kesehatan gigi dan mulut sebenarnya prevalensi karies paling tinggi terdapat
dapat dicegah, banyak cara yang dapat pada negara-negara Amerika, Eropa
mengurangi dan mencegah penyakit dan Australia. Hasil survey selama 15
gigi dan mulut dengan berbagi tahun pada anak-anak di negara maju
pendekatan yang meliputi pencegahan menunjukkan adanya penurunan
yang dimulai dari masyarakat, prevalensi karies.10
perawatan oleh diri sendiri dan Faktor yang menyebabkan
perawatan oleh tenaga professional.7 turunnya prevalensi karies adalah
meningkatnya angka pemakaian fluor
dalam air minum dan pasta gigi dan demineralisasi email. Sukrosa adalah
pengolesan fluor pada gigi, berubahnya salah satu jenis karbohidrat yang
pola konsumsi gula karena karies terkandung dalam makanan lainnya
adalah penyakit yang bergantung pada yang merupakan substrat untuk
gula, maka suatu penurunan frekuensi pertumbuhan bakteri yang pada (3)
dan jumlah konsumsi gula diharapkann Kerentanan permukaan gigi dan saliva.
akan mempengaruhi prevalensi karies, Daerah yang yang mudah diserang
membaiknya kesehatan oral dan karies adalah pit dan fissure.
menurunnya virulensi kuman Permukaan gigi yang kasar juga dapat
10
penyebab. menyebabkan plak mudah melekat dan
Periode gigi bercampur terjadi membantu perkembangan karies, (4)
pada anak usia 6 sampai 14 tahun, gigi Waktu, tingkat frekuensi gigi terkena
geraham permanent pertama rawan lingkungan kariogenik (asam) dapat
terjadinya kerusakan apabila pola mempengaruhi perkembangan karies.
perawatan gigi belum maksimal, Setelah seseorang mengkonsumsi
seringkali gigi ini tidak bisa makanan kariogenik, maka bakteri
dipertahankan.11 dalam mulut dapat memetabolisme
Karies gigi merupakan infeksi gula menjadi asam dan menurunkan
yang disebabkan oleh demineralisasi pH. Secara umum lamanya waktu yang
email dan dentin yang berhubungan dibutuhkan untuk berkembang menjadi
dengan konsumsi makanan kariogenik. karies cukup bervariasi, diperkirakan 6-
Terjadinya karies gigi disebabkan oleh 48 bulan. 13 Semakin dekat manusia
bakteri penyebab karies yang terdapat hidup dengan alam maka semakin
pada golongan Streptococcus yang sedikit dijumpai karies pada gigi,
secara kolektif disebut Streptococcus semakin canggih pabrik makanan maka
mutans.13 Tanda awal dari lesi karies semakin tinggi juga persentase karies
adalah bercak putih pada permukaan pada masyarakat yang mengkonsumsi
gigi, ini menunjukkan area makanan hasil pabrik.14
demineralisasi enamel, dan dapat Upaya pencegahan karies dapat
berubah menjadi cokelat tapi akhirnya dilakukan dengan cara (1) menjaga
akan berubah menjadi sebuah kebersihan gigi dan mulut dengan cara
pembentukan lubang, bercak cokelat gosok gigi setelah sarapan pagi dan
yang kusam merupakan tanda karies malam sebelum tidur, (2) Pola makan,
aktif. Setelah pembusukan melewati karbohidrat bisa menyebabkan
email, dentin, yang memiliki bagian- pembusukan gigi, tetapi yang paling
bagian ke saraf gigi, dapat jahat adalah gula, jika gula bergabung
menyebabkan sakit gigi serta linu pada dengan plak, maka dalam waktu sekitar
gigi yang berlubang apabila gigi 20 menit, bakteri Streptococcus mutans
tersebut terkena rangsangan dingin, dalam plak akan menghasilkan asam,
panas, makanan asin dan manis.13 berkumur-kumur setelah memakan
Empat faktor utama penyebab dari makanan manis akan menghilangkan
karies adalah (1) Plak, merupakan gula, tetapi cara yang lebih efektif
lengketan yang berisi bakteri pada adalah dengan menggosok gigi.7 (3)
permukaan gigi berupa streptococcus Fluor menyebabkan email tahan
mutans, (2) Peran makanan terhadap asam yang menyebabkan
karbohidrat, karbohidrat yang terbentuknya karies. Sangat efektif
menempel pada gigi untuk membentuk mengkonsumsi fluor pada masa
asam dan mampu mengakibatkan
pertumbuhan gigi yaitu sampai usia 11 dengan baik, yang tidak sesuai dengan
tahun.7 yang telah direncanakan dan yang telah
dijadwalkan sebelumnya seperti
Desain Penelitian program sikat gigi massal secara rutin
Penelitian ini menggunakan setiap minggunya, dimana dalam
metode deskriptif. Populasi penelitian program sikat gigi massal ini diajarkan
ini seluruh siswa kelas III di wilayah cara menyikat gigi yang baik dan benar
kerja Puskesmas Pakan Kamis dan waktu menyikat gigi yang baik.
Kecamatan Tilatang Kamang Setelah dilakukan tanya jawab dengan
Kabupaten Agam yang berjumlah 347 murid SD yang angka kariesnya tinggi
orang anak, teknik pengambilan sampel yaitu di SDN 15 dan SDN 18 Koto
dengan sampel jenuh. Tangah, ternyata mereka hanya
melakukan sikat gigi 1 kali sehari dan
Hasil penelitian dan pembahasan menggosok gigi tidak dilakukan seperti
Penelitian yang telah dilakukan yang telah diajarkan.
terhadap 347 siswa di wilayah kerja Hal ini sejalan dengan teori yang
Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan menyebutkan bahwa faktor utama
Tilatang Kamang,didapatkan anak yang penyebab terjadinya karies gigi adalah
mengalami kariesh sebanyak 263 orang plak atau mikroorganisme, ”host” atau
(75,7 %), prevalensi karies pada gigi saliva dan gigi, makanan karbohidrat
decidui sebanyak 240 orang (69,1 %), yang mudah diragikan oleh bakteri-
prevalensi karies pada gigi permanen bakteri dalam mulut dan waktu. Selain
adalah sebanyak 89 orang (25,6 %). itu, menyikat gigi salah satu kegiatan
kontrol plak yang dapat mempengaruhi
1. Gambaran jumlah murid kelas III SD perkembangan karies. Menyikat gigi
yang terkena karies di wilayah kerja setelah makan secara teratur
Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan merupakan faktor yang sangat penting
Tilatang Kamang Kabupaten Agam. untuk mempertahankan kebersihan
Berdasarkan penelitian yang telah gigi dan mulut sehingga terhindar dari
dilakukan terhadap 347 murid dari 16 karies.7
SD yang ada, maka didapatkan Kebiasaan menyikat gigi yang banyak
gambaran jumlah murid kelas III SD dilakukan hanya 1 kali saja yaitu pagi
yang mengalami karies gigi sebanyak hari. Informasi ini didapat peneliti dari
263 orang (75,7%) dari 347 orang tanya jawab yang dilakukan saat
murid yang diperiksa. Jumlah yang melakukan penelitian.
mengalami karies gigi tertinggi terjadi Teori menyebutkan waktu menyikat
di SDN 15 dan di SDN 18 yaitu sebesar gigi dapat menghambat terjadinya
94,7 % dan jumlah terendah terjadi di karies, waktu menyikat yang baik yaitu
SDN 09 yaitu sebanyak 37,5%. Jumlah pagi hari sesudah sarapan pagi dan
murid yang tidak mengalami karies malam sebelum tidur, ini dikarenakan
tertinggi terjadi di SDN 09 yaitu pada waktu tidur air ludah berkurang
sebanyak 62,5 %. sehingga asam yang dihasilkan oleh
Asumsi peneliti tingginya angka karies plak akan menjadi lebih pekat dan
pada murid kelas III SD di wilayah kemampuannya untuk merusak gigi
kerja Puskesmas Pakan Kamis lebih besar, oleh karena itu untuk
Kecamatan Tilatang Kamang mengurangi kepekatan dari asam maka
Kabupaten Agam ini dipengaruhi plak harus dihilangkan dengan cara
karena program UKGS tidak berjalan menyikat gigi. Lamanya menyikat gigi
kurang lebih 2 menit, dengan gerakan mengenai kesehatan gigi pada anak,
5-10 gerakan untuk tiap bagian.17 sebahagian orang tua yang mampu
Hasil penelitian tentang hubungan menjaga kesehatan gigi anaknya
perilaku menggosok gigi dan pola jajan dengan baik maka gigi anaknya akan
anak dengan kejadian karies gigi pada dalam keadaan baik dan bagi orang tua
murid SD Negeri 157 Palembang tahun yang tidak mampu merawat kesehatan
2014 menunjukkan angka karies gigi gigi anaknya maka gigi anaknya akan
yang tinggi pada siswa-siswa yang dalam keadaan tidak baik juga.11
mempunyai kebiasaan tidak menyikat Hasil penelitian tentang hubungan
gigi.16 peran orang tua denagn kejadian karies
gigi pada siswa kelas III-IV SDN IV
2. Gambaran prevalensi karies gigi Donorajo Kecamatan Sompor tahun
decidui pada murid kelas III SD di 2017 menunjukkan bahwa perilaku
wilayah kerja Puskesmas Pakan orang tua dalam menjaga kesehatan
Kamis Kecamatan Tilatang Kamang gigi dan mulut pada anaknya dengan
Kabupaten Agam. kategori kurang sebanyak 45,% dan
Berdasarkan penelitian prevalensi angka karies pada anak sebanyak 81,4
karies gigi decidui yaitu sebanyak 240 % .Sehingga perilaku kebiasaan
orang (69,1%) dari 347 orang murid kesehatan gigi orang tua sangat penting
yang diperiksa. Prevalensi karies gigi dalam menentukan perilaku kesehatan
decidui tertinggi terjadi di SDN 18 gigi pada anaknya.18
Koto Tangah sebanyak 17 orang
(89,4%) dari 19 orang murid dan yang 3. Gambaran prevalensi karies gigi
terendah terjadi di SDN 09 Koto permanen pada murid kelas III SD
Tangah sebanyak 3 orang (37,5%) dari di wilayah kerja Puskesmas Pakan
8 orang murid yang diperiksa. Kamis Kecamatan Tilatang Kamang
Asumsi peneliti tingginya prevalensi Kabupaten Agam
karies decidui pada murid kelas III SD Hasil pemeriksaan gigi permanen
ini dipengaruhi oleh kurangnya didapatkan prevalensi karies sebesar 89
perhatian orang tua akan pentingnya orang (25,6%) yang tertinggi terjadi di
menjaga kesehatan gigi dan mulut SDN 15 Koto Tangah yaitu sebanyak
anaknya. Kurangnya perhatian orang 11 orang murid (57,8 %) yang
tua ini sangat mempengaruhi kesehatan mengalami karies dari jumlah murid 19
gigi dan mulut anak, karena pada usia orang dan SD dengan pencapaian 100
ini anak masih membutuhkan perhatian % tidak karies yaitu pada SDN 09 Koto
dan bantuan dari orang tua dalam Tangah, SDN 13 Koto Tangah dan
menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. SDN 26 Koto Tangah.
Ini sejalan dengan teori yang Asumsi peneliti tingginya angka karies
menyebutkan keluarga merupakan pada murid kelas III SD ini juga karena
lingkungan pertama dan utama bagi kebiasaan murid yang suka
pembentukan kepribadian anak. Orang mengkonsumsi makanan yang manis
tua yang berperan dalam mendidik dan mudah melekat, dan tidak langsung
anak. Ibu merupakan orang yang membersihkan gigi dan mulutnya dari
pertama kali menjumpai seorang anak sisa makanan yang melekat pada
dalam kehidupannya, cara mendidik giginya.
anak dan kebiasaanya dapat dijadikan
contoh bagi anaknya. Demikian juga Teori menyebutkan bahwa makanan
dalam menanamkan pengetahuan manis mempengaruhi terbentuknya
karies gigi. Hal ini menunjukkan karies, kapan waktu yang tepat untuk
bahwa makanan dan minuman yang menyikat gigi serta kurang tepat dalam
mengandung gula akan menurunkan mengatasi tindakan apa yang harus
pH dengan cepat sampai pada level dilakukan jika terdapat lubang gigi, dan
yang menyebabkan demineralisasi kadang kala walaupun telah
email.14Karies gigi adalah hasil mengetahui cara mencegah terjadinya
interaksi dari bakteri di permukaan karies akan tetapi pengetahuan yang
gigi, plak dan diet (khususnya sudah dimiliki oleh sebagian siswa
karbohidrat yang dapat difermentasikan tentang karies gigi, gejala dan tanda
oleh bakteri plak menjadi asam) karies gigi serta cara pemeliharaan
sehingga terjadi dimeneralisasi jaringan kesehatan gigi dan mulut belum
keras gigi dan memerlukan cukup memiliki kesadaran secara penuh
waktu untuk kejadiannya. dalam menjaga kesehatan gigi dan
Dimeneralisasi ini terjadi pada pH mulut serta kurang peduli untuk
5,5.7Tanda awal dari karies adalah menerapkannya dalam kehidupan
timbulnya bercak putih pada sehari-hari ataupun cara penerapannya
permukaan gigi, ini menunjukkan area masih kurang tepat.
demeneralisasi enamel, dan dapat Teori menyebutkan untuk mencegah
berubah menjadi cokelat yang akhirnya terjadinya karies gigi dapat dilakukan
akan berubah menjadi pembentukan beberapa langkah yaitu; 1) kontrol
lubang.7 terhadap plak dengan cara menggosok
Hasil penelitian tentang gambaran gigi secara teratur yaitu pagi sesudah
beberapa faktor kejadian karies pada sarapan dan malam sebelum tidur,
siswa Tunagrahita Di SLB C Kota untuk mendapatkan hasil yang
Semarang menyebutkan bahwa sempurna hal yang harus diperhatikan
konsumsi makanan kardiogenik yang adalah pemilihan sikat gigi yang baik,
tinggi sangat berpengaruh dalam teknik menyikat gigi yang baik dan
meningkatkan kejadian karies. Gula benar, frekuensi dan lamanya
yang dikonsumsi akan dimetabolisme penyikatan; 2) pengaturan diet yaitu
sedemikian rupa sehingga terbentuk dengan mengurangi mengkonsumsi
polisakarida yang memungkinkan makanan yang manis dan melekat; 3)
bakteri melekat pada permukaan gigi, penggunaan fluor yaitu dapat diberikan
selain itu juga akan menyediakan ke air minum atau dioleskan langsung
cadangan energi bagi metabolisme ke gigi; 4) kunjungi pelayanan
karies selanjutnya bagi kesehatan gigi dan mulut terdekat
perkembangbiakan kariogenik.19 secara rutin 6 bulan sekali untuk
Menurut peneliti tingginya angka mengetahui kesehatan gigi dan mulut.14
karies ini kemungkinan disebabkan Sejalan dengan hasil penelitian tentang
karena sebagian murid belum hubungan perilaku pencegahan karies
semuanya mengetahui tentang karies gigi dan kejadian karies gigi pada anak
gigi, gejala dan tanda karies gigi serta di Dusun Sumberpanggang Desa
cara pemeliharaan kesehatan gigi dan Lopang Kecamatan Kembangbahu
mulut dilihat dari jawaban pertanyaan Kabupaten Lamongan menyebutkan
yang diberikan sebagian tidak bahwa sebagian besar responden yang
mengetahui waktu yang dianjurkan memiliki perilaku yang kurang baik
untuk melakukan pemeriksaan gigi dalam pencegahan karies mengalami
secara rutin ketenaga kesehatan gigi karies gigi.20
dan mulut, tanda-tanda awal terjadinya
Kesimpulan terdekat secara rutin 6 bulan sekali
Penelitian pada Juni 2018 tentang untuk mengetahui kesehatan gigi dan
“Gambaran Prevalensi Karies Gigi mulutnya ke pelayanan kesehatan gigi
Murid Kelas III SD Di Wilayah Kerja dan mulut, melakukan perawatan gigi
Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan berlubang seperti penambalan sebelum
Tilatang Kamang Kabupaten Agam” lubang gigi tidak dapat dirawat lagi dan
dapat disimpulkan murid mengalami disarankan pada peneliti selanjutkan
karies adalah 253 murid (72,9%), untuk dapat menjadikan penelitian ini
prevalensi karies gigi decidui 240 sebagai pembanding dengan penelitian
murid (69,1%). dan prevalensi karies selanjutkanya.
gigi permanent 89 murid (25,6 %).

Saran DAFTAR PUSTAKA


Disarankan kepada semua siswa kelas
III SD di wilayah kerja Puskesmas 1. Asmadi. Konsep Dasar
Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Keperawatan. Jakarta. EGC. 2005
Kamang Kabupaten Agam untuk 2. Departemen Kesehatan RI.
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya Undang-Undang Republik
dengan cara ; 1) kontrol terhadap plak Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
dengan cara menggosok gigi secara Tentang Keperawatan. Jakarta:
teratur yaitu pagi sesudah sarapan dan Depkes RI; 2009
malam sebelum tidur, untuk 3. Silaban S, dkk. Prevalensi karies
mendapatkan hasil yang sempurna hal gigi geraham pertama permanent
yang harus diperhatikan adalah pada anak umur 8-9 tahun di SD
pemilihan sikat gigi yang baik, teknik Kelurahan Kawangkoan Bawah
menyikat gigi yang baik dan benar, Minahasa Selatan. Tersedia dari e-
frekuensi dan lamanya penyikatan cara gigi. 2013-journal. Unstrat. ac.id.
menggosok gigi 2 kali sehari yaitu pagi 2013
sesudah sarapan pagi dan malam 4. Departemen Kesehatan. Riset
sebelum tidur dengan teknik menyikat Kesehatan Dasar [sumber online]
gigi yang tepat yaitu untuk permukaan 20 Januari 2014 [diakses Januari
gigi depan dengan gerakan atas bawah, 2018]; 110-124: [306 screens]
untuk permukaan gigi yang menghadap Tersedia dari: URL:
ke pipi dengan gerakan maju mundur www.depkes.go.id
dan sedikit memutar, untuk permukaan 5. Liwe M, dkk. Prevalensi karies gigi
yang dipergunakan mengunyah dengan molar satu permnanen pada anak
gerakan maju mundur, untuk umur 6-9 tahun di Sekolah Dasar
permukaan yang menghadap ke lidah Kecamatan Tomohon Selatan.
dengan gerakan mencongkel ke atas Tersedia dari Jurnal e-GIGI (eG),
dan untuk permukaan yang menghadap Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember
ke langit-langit dengan gerakan 2015.
mencongkel ke bawah; 2) pengaturan 6. Putri R. Bagaimana hubungan
diet yaitu dengan mengurangi pengetahuan siswa tentang karies
mengkonsumsi makanan yang manis gigi dengan indeks DMF-T pada
dan melekat; 3) penggunaan fluor yaitu siswa kelas VII SMPN 01
dapat diberikan ke air minum atau Banuhampu Kabupaten Agam.
dioleskan langsung ke gigi; 4) kunjungi Skripsi. 2016
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Hirayana MP, dkk. Ilmu (e-Journal) Volume 4, Nomor 4,
Pencegahan Penyakit Jaringan Oktober 2016
Keras dan Jaringan Pendukung 20. Nurafifah D. Hubungan Perilaku
Gigi. Jakarta: EGC; 2012 Pencegahan Karies Gigi Dan
8. Laporan Tahunan pelaksanaan Kejadian Karies Gigi Pada Anak
Program Upaya Kesehatan Gigi dan Di Dusun Sumberpanggang Desa
Mulut Puskesmas Pakan Kamis Lopang Kecamatan Kembangbahu
Tahun 2017. 2018 Kabupaten Lamongan. Tersedia
9. Purwanto H, Pengantar Statistik dari jurnal. Volume 01, Nomor
Keperawatan. Jakarta. EGC. 1994 XIV, April 2013
10. Edwina. A, dkk. Dasar–Dasar
Karies Penyakit dan
Penanggulangannya. Jakarta. EGC.
2012
11. Maulana C. Kiat merawat gigi
anak. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta
12. Wangidjaja H. Anatomi Gigi. Edisi
2. Jakarta. EGC.2013
13. Hongini Y, dkk. Kesehatan Gigi.
Jakarta. Pustaka Reka Cipta. 2012
14. Tarigan R. Karies Gigi edisi 2.
Jakarta: EGC. 2013
15. Notoatmodjo S. Metodologi
Penelitian Kesehatan edisi revisi.
Jakarta. Rineka Cipta. 2005
16. Permatasari I. Hubungan Perilaku
Menggosok Gigi Dengan Pola Jajan
Anak Dengan Kejadian Karies Gigi
Pada Murid SD Negeri 157
Palembang (Skripsi). Tersedia dari
jurnal Keperawatan Sriwijaya,
Volume 1, Nomor 1, Juli 2014
17. Aryani R. Kesehatan Remaja
Problem Dan Solusinya. Jakarta.
Salemaba Medika. 2010
18. Rugianto A. Hubungan Peran
Orang Tua Dengan Kejadian
Karies Gigi Pada Siswa Kelas III-
IV SDN IV Donorajo Kecamatan
Sompor. (skirpsi) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong. 2017
19. Diajeng S. dkk. Gambaran
Beberapa Faktor Kejadian Karies
Gigi Pada Siswa Tunagrahita Di
SLB C Kota Semarang. Tersedia
dari jurnal Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai