in Pediatrics
1
PENDAHULUAN
2
UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang
Rumah Sakit
Pasal 40 :
Djoti - Atmodjo
Akreditasi
Rumah Sakit
v Mutu Baik
v Keselamatan Aman
4
RUMAH SAKIT AMAN
UPAYA KESELAMATAN
◉ Keselamatan pasien
◉ Keselamatan staf
◉ Keselamatan terpapar Infeksi
◉ Keselamatan gedung/fasilitas
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG
RUMAH SAKIT
Djoti - Atmodjo
Pasal 32
Hak Pasien
Djoti - Atmodjo
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Djoti - Atmodjo
Adanya kewajiban
hukum RS
Dokumen
Bukti
legal/hukum
13
STANDAR AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Membangun sistem
Akreditasi
Rumah Sakit
Patuh Pada Peraturan
Perundang-undangan
Menyelenggarakan RS dengan
standar internasional
16
Peraturan AKREDITASI
Perundang-undangan KARS
Regulasi
Survei
Akreditasi
Implementasi
Bukti Implementasi
◉ Dokumen bukti
◉ Observasi
◉ Wawancara
◉ Simulasi
ASUHAN PEDIATRI
19
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 35 TAHUN 2014
TENTANG
PERUBAHANAN ATAS UNDANG UNDANG
NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan.
Djoti - Atmodjo
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2014
TENTANG
UPAYA KESEHATAN ANAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Anak adalah seseorang yang sampai berusia 18 Tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
2. Bayi Baru Lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari.
3. Bayi adalah anak mulai umur 0 sampai 11 bulan.
4. Anak Balita adalah anak umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
5. Anak Prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.
6. Anak Usia Sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai sebelum berusia 18 tahun.
21
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
22
KESELAMATAN PASIEN
suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
◉ asesmen risiko,
◉ identifikasi dan
◉ pengelolaan risiko pasien,
◉ pelaporan dan analisis insiden,
◉ kemampuan belajar dari insiden dan
◉ tindak lanjutnya, serta
◉ implementasi solusi untuk meminimalkan:
Ø timbulnya risiko dan
Ø mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
23
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
24
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
37
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Standar SKP II Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
38
Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan
Terjadi pada saat:
q Perintah diberikan secara
lisan
q Perintah diberikan melalui
telpon
q Saat pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis.
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH-ALERT)
Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert).
40
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-
PASIEN OPERASI
Standar SKP IV Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
memastikan tepat- lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
Elemen Penilaian Sasaran IV
1.Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2.Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan
fungsional.
3.Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
4.Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
41
WHO Guidelines for Safe Surgery 2009
42
TIME OUT
SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN
Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
44
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 48
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
Standar SKP VI Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.
49
Kategori:
Risiko tinggi = ≥ 45
Risiko sedang = 25 – 44
Risiko rendah = 0 - 24
50
UPAYA KESELAMATAN
PADA ASUHAN PEDIATRI
51
RUMAH SAKIT AMAN
UNTUK PELAYANAN ANAK
UPAYA KESELAMATAN
◉ Keselamatan pasien
◉ Keselamatan staf
◉ Keselamatan terpapar Infeksi
◉ Keselamatan gedung/fasilitas
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
55
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pasal 9
(1) Unit Pemilik Risiko sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf c terdiri atas:
a. kepala satuan kerja sebagai pemilik Risiko;
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko m
D a la
a l a m tri
ko D e d ia
Upaya R i si
Mengurangi e n PRisiko
t e r a s i
i s P
Reg suhan
A
Register Risiko
60
Manajer
RS
Kepala Komite
Unit Mutu
RISIKO
Komite Komite
PPI PKRS
Komite
K3RS
IDENTIFIKASI RISIKO PADA
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI Pengurangan risiko pasien jatuh
Organisational accident model from Vincent
63
64
65
Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya
disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien.
Keselamatan Pasien adalah disiplin pelayanan kesehatan yang muncul
dengan kompleksitas yang berkembang dalam sistem pelayanan
kesehatan dan mengakibatkan peningkatan bahaya/harm pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi risiko, kesalahan dan bahaya/harm yang terjadi pada
pasien selama pemberian pelayanan kesehatan. Landasan disiplin
adalah perbaikan terus-menerus berdasarkan pembelajaran dari
kesalahan dan kejadian buruk.
Patient Safety is a health care discipline that emerged with the evolving
complexity in health care systems and the resulting rise of patient
harm in health care facilities. It aims to prevent and reduce risks,
errors and harm that occur to patients during provision of health care.
A cornerstone of the discipline is continuous improvement based on
learning from errors and adverse events.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
Pasal 14
(1) Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
a. Kondisi Potensial Cedera (KPC);
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC);
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC); dan
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
Pernyataan Kebijakan 2011
“Prinsip Keselamatan Pasien Anak:
Mengurangi Bahaya Akibat Perawatan Medis.”
69
Tahun 2001, setelah menyadari perlunya memandu dan
memahami masalah keselamatan pasien anak secara koheren,
American Academy of Pediatrics (AAP) menerbitkan
pernyataan “Principles of Patient Safety in Pediatrics,”
70
“Prinsip Keselamatan Pasien Anak: Mengurangi Bahaya Akibat
Perawatan Medis,” menjelaskan pemahaman terkini tentang
masalah dan praktik untuk meminimalkan kesalahan medis pediatrik
dan meningkatkan kualitas perawatan.
71
Karakteristik
fisik (dosis
obat menurut
berat badan)
Pasien anak
menjadi
perhatian
khusus
Masalah
Status hukum
perkembangan
di bawah
dan
umur
pertumbuhan
Woods D, Thomas E, Holl J, Altman S, Brennan T. Adverse events and preventable adverse events in children. Pediatrics. 72
2005;115(1):155–160
IDENTIFIKASI RISIKO
PADA ASUHAN PEDIATRI
73
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2014
TENTANG
UPAYA KESEHATAN ANAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Anak adalah seseorang yang sampai berusia 18 Tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.
2. Bayi Baru Lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari.
3. Bayi adalah anak mulai umur 0 sampai 11 bulan.
4. Anak Balita adalah anak umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
5. Anak Prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.
6. Anak Usia Sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai sebelum
berusia 18 tahun. 74
Epidemiologi
Walsh KE, Bundy DG, Landrigan CP. Preventing health care–associated harm in children. JAMA. 2014;311(17):1731–2.
Mueller BU, Daniel RN, Stucky Fisher ER, Council on Quality Improvement and Patient Safety, Committee on Hospital Care. 75
Principles of pediatric patient safety: reducing harm due to medical care. Pediatrics. 2019;143(2):e20183649.
Epidemiologi
Walsh KE, Bundy DG, Landrigan CP. Preventing health care–associated harm in children. JAMA. 2014;311(17):1731–2.
Mueller BU, Daniel RN, Stucky Fisher ER, Council on Quality Improvement and Patient Safety, Committee on Hospital Care. 76
Principles of pediatric patient safety: reducing harm due to medical care. Pediatrics. 2019;143(2):e20183649.
perawatan medis (37%)
Ambulatory Pediatri
imunisasi (15%)
pengujian diagnostik
(13%)
77
55% kesalahan
peresepan
2% transcribing
2% kesalahan
dispensing
78
RISIKO IDENTIFIKASI
PASIEN PEDIATRI
79
Manajer
RS
Kepala Komite
Unit Mutu
MANAJEMEN
RISIKO
RISIKO
TERINTEGRASI
Komite Komite
PPI PKRS
Komite
K3RS
RISIKO IDENTIFIKASI
• Anak Balita
• Anak Prasekolah
82
Simulasi
Mirza A, Winer J, Garber M, Makker K, Maraqa N. Primer in patient safety concepts: simulation case-based training for pediatric 83
residents and fellows.MedEdPORTAL. 2018;14:10711.
Simulasi
Donaldson L, Ricciadi W, Sheridan S, Tartaglia R. Textbook of Patient Safety And Clinical Risk Management. Springer Open. 2021: 84
299 - 307
Ilmu Keselamatan Pasien
Brigita UM, Daniel RN, Erin RS. Principles of pediatric patient safety: reducing harm due to medical care. Pediatrics. 85
2019;143(2):e20183649
• staf bersedia dan
Budaya mampu melaporkan
pelaporan kesalahan tanpa takut
akan hukuman
• mampu beradaptasi
Budaya secara efektif terhadap
fleksibel protokol dan standar
yang berubah
• memiliki kompetensi
dan kemauan untuk
Budaya membuat kesimpulan
Belajar yang tepat dan akan
menerapkan
perubahan
86
Chassin MR, Loeb JM. The ongoing quality improvement journey: next stop, high reliability. Health Aff (Millwood). 2011;30(4):559–568
Strategi
Brigita UM, Daniel RN, Erin RS. Principles of pediatric patient safety: reducing harm due to medical care. Pediatrics. 87
2019;143(2):e20183649
Kesimpulan
88
dr. Djoti Atmodjo, Sp.A, MARS, FISQua
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN PEDIATRI
(Modifikasi)
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien anak
Sasaran II Peningkatan komunikasi efektif yang tepat dan
benar antar staf klinis pada asuhan pasien anak
Sasaran III Pemberian pengobatan yang tepat dan akurat
pada pasien anak
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pelaksanaan tindakan aseptik yang tepat untuk
mengurangi risiko infeksi terkait tindakan medis
Sasaran VI Pencegahan risiko pasien anak jatuh