5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Dalam Rangka Upaya Pencegahan
1. LATAR BELAKANG
K esehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik
sehat secara fisik maupun mental. Kesehatan akan dapat dicapai oleh setiap orang apabila
mereka sadar terhadap pentingnya kesehatan, termasuk juga dalam memperhatikan kesehatan
gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut sesungguhnya merupakan bagian integral dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tentunya tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh
secara umum.
Masalah kesehatan gigi yang menonjol di Indonesia saat ini adalah masalah kehilangan
gigi akibat karies sehingga dapat menyulitkan Indonesia dalam mencapai target 20% penduduk
berusia 80 tahun dengan gigi berfungsi baik seperti yang ditargetkan negara-negara maju tahun
2010 (Anton Rahardjo, 2006). Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada
setiap strata sosial masyarakat Indonesia baik pada kamu laki-laki maupun kaum perempuan
serta anak-anak dan dewasa. Karies inilah yang menjadi penyebab utama kehilangan gigi pada
usia muda. World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa angka
kejadian karies pada anak – anak adalah sebesar 60-90% (Kompas, 2009). Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevelansi karies di Indonesia mencapai 90.05% dan
ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Jumlah penderita
karies di Indonesia yang cenderung meningkat, didominasi oleh anak kelompok usia kurang
dari 12 tahun sebesar 76,2% atau 8 dari 10 anak Indonesia mengalami masalah gigi berlubang.
Sedangkan di Bali sendiri prevalensi angka karies yaitu sebesar 56,8 % (LIPI, 2009). Indeks
kerusakan gigi perorang di Bali yaitu 3,4 %, sedangkan yang paling tinggi adalah di Kabupaten
Tabanan sebesar 5,3%. Sedangkan proporsi penduduk yang berumur kurang dari 10 tahun yang
melakukan rutinitas menggosok gigi setiap hari, persentasi tertinggi ada di Denpasar sebesar
96%, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Tabanan sebesar 80,7%. Hal ini bermula
dari masalah perilaku anak-anak yang sulit diubah dalam menjaga kesehatan gigi mereka
misalnya sering mengkonsumsi makanan-makanan yang bersifat kariogenik seperti cokelat,
permen, dan biskuit, serta kebiasaan malas menyikat gigi. Kondisi ini akan berpengaruh pada
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan mereka. Oleh karena itu
diperlukan upaya yang berkelanjutan dan disiplin untuk dapat menanamkan prilaku yaitu
menyikat gigi secara rutin di pagi hari setelah makan dan malam sebelum tidur (Rose Mari,
2006).
Telah lama sejak tahun 1951 pemerintah Indonesia mengupayakan usaha peningkatan
pengetahuan kesehatan gigi anak usia Sekolah Dasar (SD) melalui Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS). Usia SD (6-12 tahun) ini dipilih karena merupakan periode usia yang paling
penting bagi perkembangan manusia. Pada usia ini anak mulai mengalami perubahan yang
cepat dalam menerima informasi, mengingat, membuat alasan dan memutuskan tindakan..
Puskesmas merupakan salah satu tulang punggung pelaksanaan program kesehatan gigi dan
mulut yang terjadi di masyarakat, khususnya anak usia sekolah, melalui program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS yang telah diselenggarakan sejak tahun 1951 ini
merupakan suatu komponen dari kerjasama lintas program dengan UKS yang bertujuan untuk
menciptakan kondisi dimana peserta didik mempunyai pengetahuan, kesadaran, dan
kemampuan memelihara diri sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit/kelainan gigi dan
mulut serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan/perawatan apabila
diperlukan dan mendapatkan pengobatan/perawatan yang memadai sehingga tercapai derajat
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Oleh karena itu pencegahan dan pengobatan dini
penyakit gigi dan mulut mutlak diperlukan di puskesmas, sebagai unit pelayanan yang
memberikan pelayanan dasar langsung kepada masyarakat.
Status kebersihan mulut yang buruk berhubungan erat dengan status sosial dan
pendidikan yang masih rendah, maka upaya penanggulangan yang paling utama adalah dengan
memberikan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat tentang upaya pemeliharaan diri
( self care). Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak perlu
diperhatikan. Disamping faktor makanan, menggosok gigi juga merupakan salah satu hal yang
perlu diperhatikan dalam rangka tindakan pencegahan karies gigi. Walaupun kegiatan
menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik
dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (John Besford, 1996: 14).
Menurut data Puskesmas Tabanan 1 , sepuluh penyakit terbanyak tahun 2010 untuk
penyakit rongga mulut menduduki urutan ke-5 setelah penyakit ISPA, Remathoid Arthritis,
Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan, dan Gastritis. Dari hasil wawancara dengan petugas
pemegang program UKS di Puskesmas Tabanan I, peningkatan angka penyakit rongga mulut
juga didominasi oleh kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar. Penyebab karies gigi anak
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
sekolah dasar didasari oleh kebersihan gigi yang buruk yang diakibatkan oleh adanya
kecenderungan peningkatan konsumsi makanan kecil yang banyak mengandung gula serta
kurangnya pengetahuan dan kesadaran anak tentang cara dan waktu menggosok gigi yang
tepat. Hal ini juga diakui oleh pemegang program UKS di Puskesmas Tabanan I dikarenakan
masih kurangnya penyuluhan yang efektif ke sekolah-sekolah dasar mengenai kesehatan gigi
dan mulut.
Atas dasar alasan di atas, maka kami bermaksud untuk mengadakan penyuluhan tentang
pentingnya kesehatan gigi dan mulut dalam upaya pencegahan penyakit karies gigi serta
demonstrasi dan praktik langsung tentang bagaimana cara menggosok gigi yang tepat bagi
anak-anak di SD Negeri I Sudimara Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Melalui
kegiatan ini diharapkan nantinya terdapat peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut dan juga akan terjadi perubahan perilaku mengenai kebiasaan menyikat gigi pada anak
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Tabanan I, dari 10 penyakit terbanyak
di wilayah puskesmas ini, masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan
terbanyak ke-5 yaitu sebanyak 1224 dari 15.830 orang (7,73%) setelah penyakit ISPA,
Remathoid Arthritis, Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan, dan Gastritis. Menurut pemegang
program UKS, dari penyakit-penyakit gigi dan mulut yang ada, karies gigi merupakan penyakit
yang paling sering dialami oleh anak –anak sekolah dasar.
Hal ini juga didukung dari data dari Puskesmas Tabanan I yang menunjukkan bahwa
karies (yaitu Iritasi Pulpa, Hiperemia Pulpa, Pulpitis, Pulpa Polip, dan Gangren Pulpa) pada
gigi sulung, yaitu gigi yang dimiliki oleh anak-anak umur kurang dari 12 tahun, selama tahun
2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun tersebut, data karies pada gigi sulung pada
bulan Januari-Maret berjumlah 27 orang (20%), pada bulan April-Juni berjumlah 31 orang
(22,96%), pada bulan Juli-September berjumlah 35 orang (25,94%), dan pada bulan Oktober-
Desember berjumlah 42 orang (31,1%). Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut salah satunya yaitu dengan program kesehatan gigi yang dilakukan oleh UKS, yang
dalam hal ini berintegrasi dengan UKGS, dimana karena terbatasnya dana yang tersedia maka
hanya dilakukan sebanyak 1 kali dalam setahun, sehingga hasilnya tidak optimal; terlihat dari
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
angka karies gigi pada anak yang masih terus meningkat. Disamping itu tim penyuluhan juga
telah melakukan rapid survey pada anak-anak di SD Negeri 1 Sudimara dengan melakukan
wawancara pada anak-anak tersebut ternyata karies gigi yang terjadi pada 7 dari 10 anak-anak
disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang gigi yang sehat dan perilaku mereka yang
belum tepat dalam menjaga kesehatan gigi mereka.
Dapat kita lihat dari data-data diatas, bahwa ditemukan adanya peningkatan jumlah
anak-anak yang menderita karies gigi. Jika masalah karies gigi ini tidak segera ditangani akan
dapat mengakibatkan dampak yang buruk dan lebih berbahaya, oleh karena itu maka karies gigi
merupakan masalah kesehatan yang diprioritaskan untuk ditanggulangi melalui penyuluhan
kesehatan.
Yang menjadi penduduk sasaran kegiatan PKM kami adalah anak-anak Sekolah Dasar
Negeri 1 Sudimara kelas 1 yang berjumlah 10 orang dan kelas 2 yang berjumlah 7 orang
(jumlah 17 orang) di Desa Sudimara, kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Berdasarkan
pemegang program UKS, karena keterbatasan dana yang dimiliki puskesmas sehingga program
penyuluhan kesehatan gigi hanya dapat dilaksanakan sebanyak 1x setahun yaitu pada bulan
Agustus saat penerimaan siswa baru. Program yang dilaksanakan di SDN 1 Sudimara dimana
hanya mendapat penyuluhan 1x setahun ini tidak menunjukkan hasil yang optimal dan
signifikan, hal ini dapat dilihat dari data UKS yang menunjukkan bahwa dari 23 SD yang ada
di wilayah Puskesmas Tabanan 1, sebanyak 3 SD yang memiliki angka karies paling tinggi
yaitu SDN 1 Sudimara sebesar 7,36%, SDN 2 Bongan Sebesar 6,49%, dan SDN 1 Gubug
sebesar 5,79%; disini dapat dilihat bahwa SDN 1 Sudimara memiliki angka karies pada anak
yang paling tinggi. Data yang menunjang lainnya adalah dari data karies gigi sulung yaitu
umur kurang dari 12 tahun, karies pada umur 5- 7 tahun adalah yang paling tinggi yaitu sebesar
35,18 %, sedangkan 8-10 tahun sebesar 33,91%, dan umur 11-12 tahun sebesar 30,91%. Hal ini
mungkin disebabkan oleh pada usia 5-7 tahun tersebut disamping pengetahuan mereka yang
masih kurang tentang gigi yang sehat, variasi makanan yang dikonsumsi cukup banyak
termasuk makanan-makanan yang bersifat kariogenik dan kebiasaan mereka yang tidak
menggosok gigi sebelum tidur. Maka dari itu kelas 1 dan 2 (umur 5-7 tahun) yang dipilih
karena selain pada usia ini pembentukan gigi susu sudah lengkap, angka karies di wilayah kerja
Puskesmas Tabanan 1 tertinggi pada usia anak kelas 1 dan 2 SD, juga karena pembentukan
kebiasaan dimulai dari usia dini, sehingga dengan menjadikan siswa kelas 1 dan 2 SD sasaran
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
diharapkan akan mampu memberikan efek positif terhadap pembentukan kebiasaan untuk usia-
usia mereka mereka selanjutnya.
sehat.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang penyebab, gejala, akibat, serta
pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut.
3. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang makanan pemicu terjadinya penyakit
gigi dan mulut.
4. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang manfaat menggosok gigi secara
teratur, sikat dan pasta gigi yang baik, cara menggosok gigi yang benar, dan
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
point .
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
2. Alat peraga yang terdiri dari poster, phantoom gigi, sikat gigi peraga.
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om
3. Sikat, pasta gigi, dan gelas kumur yang dibagikan kepada para siswa untuk demonstrasi
dan praktik langsung cara menggosok gigi yang baik dan benar.
4. Hadiah bagi yang bisa menjawab kuis.
2. Waktu penilaian
- Penilaian dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan
3. Cara pelaksanaan
- Dengan mengamati pelaksanaan.
4. Penilai
- Mahasiswa KKM FK Unud.
2. Waktu penilaian
- Waktu penilaian dilakukan selama dan sesudah penyuluhan.
3. Cara penilaian
- Menggunakan pertanyaan lisan dan pengamatan langsung.
4. Penilai
- Mahasiswa KKM FK Unud.
5/14/2018 Proposa l Pkm Gigi Sdn 1 Sudima ra -Fk Unud - slide pdf.c om