PENDAHULUAN
Gigi merupakan satu kesatuan dari seluruh organ tubuh sehingga kerusakan
yang terjadi pada gigi dapat berpengaruh terhadap kesehatan anggota tubuh lain serta
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang
penting dalam kehidupan setiap orang, termasuk anak-anak, karena gigi dan gusi yang
rusak dan tidak dirawat akan menimbulkan rasa sakit dan gangguan pengunyahan serta
dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya (Kantohe et al., 2016). Penyakit gigi dan
mulut yang umum ditemukan di masyarakat luas yaitu karies gigi. Karies tidak hanya
terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak (Tambunan, 2021).
The Global Burden of Disease Study 2017 persentase dari keseluruhan penduduk dunia
mengalami karies sebesar 37%. Tercatat sebanyak 2,3 miliar orang di dunia
mengalami karies pada gigi permanen yang tidak dilakukan perawatan. Karies
menyerang berbagai tingkatan usia di masyarakat, tercatat karies pada gigi desidui
menyerang 530 juta jiwa anak di dunia (World Health Organization, 2021). Amerika
Serikat memiliki prevalensi karies pada anak usia 3-5 tahun sebesar 90% (Mamengko
et al., 2016).
gigi berlubang pada anak usia dini masih sangat tinggi yaitu sekitar 93% artinya hanya
7% anak Indonesia yang bebas dari karies gigi. Prevalensi karies gigi pada anak
Indonesia usia 5-6 tahun ditemukan sebesar 67,3% dengan tingkat pengalaman karies
1
2
yang diukur dengan indeks def-t memiliki rata-rata nilai 8,43. Menurut data dari Riset
Kesehatan Dasar Provinsi Jambi tahun 2018, prevalensi masalah kesehatan gigi dan
mulut yang paling banyak dialami masyarakat adalah gigi rusak/berlubang/sakit, dan
kasus tersebut paling banyak terjadi di daerah Kabupaten Kerinci sebanyak 58,58%.
jumlah karies gigi pada anak di 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci yang
telah dilakukan penjaringan pada kegiatan UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah)
adalah sebanyak 1839 orang. Jumlah karies gigi banyak ditemukan di Kecamatan
Karies gigi merupakan istilah penyakit jaringan gigi yang diawali terjadinya
kerusakan pada permukaan gigi, yaitu dari enamel ke dentin dan meluas hingga ke
pulpa. Faktor utama penyebab karies gigi adalah host, mikroorganisme, substrat dan
waktu (Tambunan, 2021). Menurut Teori multifaktorial Kayes, faktor lain penyebab
terjadinya karies gigi salah satunya berhubungan dengan perilaku anak yang suka
makanan kariogenik (Mamengko et al., 2016). Selain itu, faktor risiko yang dapat
menyebabkan keparahan karies gigi antara lain pengalaman karies gigi, ekonomi, usia,
Dampak yang ditimbulkan jika karies terlambat terdeteksi maka gigi tersebut
tidak dapat ditambal dan harus dilakukan pencabutan. Jika telah dilakukan pencabutan
gigi, maka gigi yang berada dibagian kanan dan kiri akan bergeser kearah gigi yang
telah dicabut sehingga gigi akan menjadi renggang, sisa-sisa makanan akan membusuk
sehingga menimbulkan bau mulut yang tidak enak dan suasana di rongga mulut akan
menjadi asam. Banyaknya bakteri yang menempel pada gigi dapat menyebabkan
3
kerusakan gigi (Syah et al , 2019). Selain itu, dampak lain yang dapat timbul jika karies
gigi tidak dirawat yaitu dapat menimbulkan rasa nyeri, abses, kesulitan bicara dan
menelan yang pada akhirnya akan menurunkan kesehatan fisik dan mengganggu
estetika sehingga menimbulkan rasa kurang percaya diri pada penderitanya serta
gangguan sosial seperti tidak hadir saat sekolah, kesulitan mengerjakan pekerjaan
rumah, dan sulit untuk fokus memperhatikan pelajaran di kelas (Apro et al., 2020).
perawatan gigi sejak dini. Perawatan gigi anak dilakukan untuk mencegah terjadinya
kelainan atau gangguan gigi dan membuat gigi sehat, teratur, rapi, serta indah yang
memerlukan peran aktif orang tua. Kesehatan gigi anak atau gigi desidui sangat
merupakan gigi pertama yang tumbuh saat usia bayi sekitar 6–8 bulan yang selanjutnya
tumbuh secara lengkap mencapai 20 buah dan berhenti pada tahun ketiga usia bayi
Pada saat usia dini sangat penting untuk dikenalkan mengenai pendidikan
kesehatan gigi, seperti bagaimana cara menyikat gigi yang benar, waktu menyikat gigi
yang tepat, makanan yang sehat. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak,
diperlukan kondisi kesehatan yang baik termasuk kesehatan gigi dan mulut yang
optimal agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik (Fitriana & Kasuma,
2019). Peran ibu sebagai fasilitator kesehatan anak diperlukan untuk mencegah
masalah pada gigi desidui agar gigi tersebut dapat berfungsi dengan baik selama di
predisposisi yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang atau masyarakat yang
pengetahuan yang dimiliki oleh individu dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal (Darsini et al., 2019). Faktor internal yang dapat mempengaruhi
pengetahuan adalah usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal yang dapat
kategori rendah dengan presentase sebesar 25,4% (Wardani et al., 2021). Pengetahuan
yang dimiliki ibu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin baik tingkat
pendidikan ibu maka semakin baik pula kemampuannya dalam memahami dan
merespon informasi yang diberikan khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut
perilaku ibu yang positif terhadap kesehatan gigi dan mulut anak dapat memberi
pengaruh terhadap status kesehatan gigi dan mulut yang baik. Tanpa adanya
pengetahuan dasar yang dimiliki orang tua terutama ibu mengenai kesehatan gigi dan
mulut tentunya akan sulit dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit gigi
dan mulut.
5
dengan kejadian karies gigi. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,00 3 (p <
0,05), sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi (Afrinis et al., 2020). Ibu yang
karies. Menurut penelitian Rompis dkk (2016) didapatkan hasil 0,270 dimana nilai p
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis 0 menyatakan tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan tingkat keparahan karies gigi (Rompis et al., 2016). Jadi
mengenai hubungan pengetahuan ibu mengenai gigi desidui dengan kejadian karies
pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dari Puskesmas, padahal anak
masalah yaitu bagaimana hubungan pengetahuan ibu mengenai gigi desidui dengan
kejadian karies gigi anak prasekolah di TK IT Nurul Qur’an dan TK Muslim Semurup,
Kabupaten Kerinci.
6
kejadian karies gigi anak prasekolah di TK IT Nurul Qur’an dan TK Muslim Semurup,
Kabupaten Kerinci.
Kerinci.
Memberikan edukasi kepada pihak sekolah supaya bisa turut andil dalam
untuk dapat memberi perhatian lebih pada program Unit Kesehatan Gigi Sekolah
kepada anak prasekolah dan orang tua mengenai upaya preventif mempertahankan gigi