Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Deynilisa Saluna (2015) : Gigi manusia terdiri atas dua bentuk yaitu gigi

sulung dan gigi permanen. Gigi sulung ukurannya kecil berjumlah 20 buah terdiri atas 8 buahi

insisif (i) , 4 buah kaninus (c) dan 8 buah molar (m) untuk rahang atas dan rahang bawah

sedangkan gigi permanen ukurannya lebih besar berjumlah 32 buah terdiri dari 8 buah inisif (I) ,

4 buah caninus (c) , 8 buah premolar (p) dan 12 buah molar (M) untuk rahang atas dan rahang

bawah . Gigi sulung adalah gigi yang tumbuh pada usia anak-anak yang kemudian akan tanggal

Sedangkan gigi permanen ialah gigi yang menggantikan gigi sulung dan tambahan yang tidak

menggantikan gigi lainnya.

Menurut Sadler (1992) : Pertumbuhan gigi diawali dengan perkembangan dari maksila

(rahang atas) dan mandibula (Rahang bawah). Pertumbuhan rahang bawah disiapkan untuk

tumbuhnya Gigi-gigi. Sejak usia 6 minggu dalam kandungan sudah mulai terbentuk bagian gigi,

yaitu dentin (lapisan dibawah email) sebanyak 10 buah tiap rahang nya (atas dan bawah.

Pada usia sekitar 2 tahun lebih, diharapkan kedua puluuh gigi susu sudah erupsi

(tumbuh) sempurna. Gigi-gigi susu tersebut akan digunakan hingga usia 5-6 tahun dan mulai

digantikan dengan gigi permanen. Beberapa gigi tetap menggantikan gigi-gigi sulung, tetapi

tidak seluruhnya.
Menurut WHO, (2002) ,dikutip dari jurnal (Nur widayati 2014) : Kesehatan gigi dan

mulut merupakan hal yang penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas hidup. Kesehatan

gigi dan mulut berarti terbebas dari infeksi dan luka mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, karies

gigi dan penyakit lainya.sehingga terjadi gangguan yang membatasi dalam

menggigit,menngunyah,tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial. Salah satu

kesehatan mulut adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi menjadi hal yang penting, khususnya bagi

perkembangan anak.

Menurut penelitian montunuwu (dalam Afiati dkk, 2014 menjelaskan bahwa pengetahuan

yang tepat mempengaruhi kesehatan dalam meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan gigi

dan mulut. Namun , pengetahuan seseoarang dalam prilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut

seringkali terdapat ketidakselarasan.

Menurut deynisilisa Saluna (2015) : Karies gigi adalah penyakit kronis yang prosesnya

berlangssung cukup lama, berupa hilangnya ion-ion mineral secara kronis dan terus menurus dari

permukaan email pada mahkota atau permukaan akar gigi yang disebabkan oleh bakteri dan

produk-produk yang dihasilkannya. Kerusakan ini pada awalnya hanya terlihat secara mikropis ,

tetapi lama-kelamaan akan terlihat pada email berupa lesi bercak putih atau melunaknya semen

pada akar gigi.

Penelitian Miler (Berlin, 1881) : memberi dasar untuk konsep karies gigi. Beliau

memperlihatkan adanya suatu zat didalam ludah yang dapat mengubah karbohidrat dan sisa-sisa

makanan yang tertinggal di antara gigi menjadi asam laktat. Ia percaya bahwa ini adalah suatu

proses dari bakteri, karena reaksi tersebut dapat dihentikan jika ludah dicampur dengan aseptik.
Menurut Hongini yundali&warmanaditia (2018) : Gigi karies, juga dikenal sebagai

kerusakan gigi atau rongga, adalah infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang menyebabkan

demineralisasi jaringan keras (enamel,dentin dan sementum) dan perusakan materi organik gigi

dengan produksi asam oleh hidrolisis dari akumulasi sisa-sisa makanan pada permukaan gigi.

Penyajian gigi sangat bervariasi. Namun, faktor resiko dan tahap-tahap perkembangannya

serupa. Awalnya mungkin muncul sebagai daerah berkapur kecil (karies permukaan halus), yang

akhirnya berkembang menjadi kavitasi besar. Kadang-kadang karies dapat terlihat langsung.

Metode lain dari deteksi seperti radiografi digunakan untuk daerah gigi kurang terlihat dan untuk

menilai sejauh mana kehancurannya.

Menurut (Sinaga,2013) dikutip dari jurnal (Widyati Nur 2014) salah satu kesehatan mulut

adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi menjadi hal yang penting, khususnya bagi perkembangan

anak. Karies adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa

makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran pada gigi.

Dampaknya, gigi menjadi kropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi membuat anak

kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang menyebabkan pertumbuhan kurang

maksimal. Menurut data survei Worl health Organization tercatat bahwa di seluruh dunia 60-

90% anak mengalami karies gigi. Di indonesia, hasil Survei riset kesehatan Dasar tahun 2007,

antara lain prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi mulut adalah 23,4% prevalensi

nasional karies aktif adalah 43,4% dan penduduk dengan masalah gigi-mulut dan menerima

perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi adalah 29,6% (persatuan Dokter Gigi
Indonesia,2010). Penderita karies gigi di indonesia memiliki prevalensi sebesar 50-70% dengan

penderita terbesar adalah golongan balita (Departemen Kesehatan RI,2010). Keadaan kesehatan

gigi anak tergantung pada orang tua atau orang yang mengasuhnya. (Suwelo,1992).

Berdasarkan survey awal dan hasil wawancara singkat kepada ibu-ibu yang berada di

dusun 2 Desa Sei Alim Hassak Kec. Sei Dadap Kab. Asahan. Dapat dijelaskan bahwa banyaknya

ibu-ibu yang belum mengerti apa yang dapat menjadi pemicu terjadinya karies gigi pada anak

dan ibu juga tidak tahu tindakan atau langkah apa yang harus dilakukan untu mencegah

tejadinya penyakit kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada anak.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengetahuan Ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dengan

penyebab Karies gigi di TK Sei Alim Hassak’ karena menurut peneliti bahwa peneliti ingin

mengetahui seberapa jauh pengetahuan Ibu tentang kesehatan Gigi dan mulut dengan penyebab

karies gigi pada anak. Peneliti juga beralasan mengambil judul tersebut karena kesehatan gigi-

mulut, dan karies gigi sudah jarang untuk diperhatikan pada anak khususnya diwilayah Desa Sei

Alim Hassak dan salah satu nya TK Sei Alim Hassak khusunya lokasi yang akan diteliti oleh

peneliti. Melalui hasil wawancara dengan 10 ibu didapatkan sebagian besar ibu berpengetahuan

rendah dalam kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan Ibu tentang kesehatan gigi-mulut dengan penyebab karies

gigi pada anak di TK sei alim hassak

1.3. Tujuan peneliti


1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu tentang kesehatan gigi-mulut dengan penyebab

Karies gigi pada anak usia pra-sekolah di TK pesantren sei alim hassak.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya pengetahuan Ibu tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Untuk mengetahui penyebab karies gigi pada anak usia Pra sekolah dusun 2 Sei Alim Hassak.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan memperdalam pengetahuan peneliti tentang kesehatan Gigi dan

Mulut dengan penyebab karies bagaimana cara menggali pengetahuan Ibu tentang kesehatan gigi

dan mulut dengan penyebab karies serta mendapatkan pengetahuan Ibu tentang bahaya karie gigi

pada anak.

1.4.2 Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah motivasi penting nya menggali pengetahuan remaja tentang

kesehatan gigi-mulut dengan penyebab karies pada anak dan dapat mendapatkan pengetahuan
Ibu tentang kesehatan gigi-mulut dengan penyebab karies gigi sehingga dapat diterapkan dalam

keluarga , dan didalam kehidupan di masyarakat.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan untuk di baca untuk informasi bagi Mahasiswa/i tentang kesehatan

gigi-mulut dengan penyebab karies gigi pada anak usia pra sekolah sehingga dapat menjadi dasar

untuk penelitian lebih lanjut .

1.4.4 Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya didalam keluarga untuk selalu memperhatikan setiap anggota

keluarga tentang penting nya mengetahui dampak dan bahaya karies gigi, bagaimana cara

mengenali dampak dari karies gigi dan sebagai bekal dikehidupan sehari-hari dalam mengawasi

dan memperhatikan setiap anggota keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai