Anda di halaman 1dari 19

MEMBUAT PERENCANAAN PROGRAM KAMPANYE PUBLIC

RELATION
“ Perencanaan Kampanye Pentingnya Merawat Gigi dan Mulut Pada
Anak Sejak Dini”
Dosen : Akhmad Syafrudin Syahri, S.Sos.M.SI

MATA KULIAH MANAJEMEN KRISIS PUBLIC RELATIONS

DISUSUN
ANISSA NUR AYDHA FITRI (41210021)
ANDREW JONAS ( 41210013)
LUTHFIANA FITRI RAMADHANI (41210063)
MAHESA PRIMA OKTAVIANO (41210048)
PRISCA APRILYANTI RITU (41200041)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT


FALKUTAS ILMU KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “MEMBUAT PERENCANAAN PROGRAM KAMPANYE PUBLIC RELATION”.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiinn.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Tujuan Perencanaan

1.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

BAB II : PERENCANAAN

2.1 Landasan Teori

2.2 Data dan Analisis Masalah

2.3 Analisis Situasi

2.4 Identifikasi Target Kalayak Sasaran

2.5 Analisa SWOT

2.6 Strategi dan Taktik

2.7 Evaluasi

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu faktor yang tidak hanya berpengaruh terhadap rongga
mulut serta fungsi pengunyahan, namun dapat mempengaruhi kualitas hidup secara langsung.
Kesehatan gigi yang dipelihara dengan baik sejak dini dapat berpengaruh terhadap perilaku dan
perkembangan di kemudian hari (Kamran et al, 2014). Setengah dari 75 juta balita Indonesia diketahui
mengalami kerusakan gigi dan jumlahnya diperkirakan akan bertambah terus. Berdasarkan survei
kesehatan rumah tangga (SKRT) Nasional pada tahun 1990 hanya 70% tetapi pada tahun 2000 sudah
mencapai 90% (Maulani, 2005).
Menurut Rosseno (2008), perawatan gigi sejak dini dengan membersihkan gusi bayi sebaiknya segera
dilakukan ketika sudah timbul tanda-tanda pertumbuhan gigi. Perawatan gigi sejak dini pada anak
membutuhkan bantuan orang tua karena anak belum mampu melakukan sendiri, sampai mereka siap
untuk diajarkan dan mampu merawat gigi sendiri. Apabila perawatan gigi tidak dilakukan sejak usia dini
maka dapat menimbulkan masalah gigi pada anak dan dikhawatirkan mempengaruhi tumbuh kembang
anak (Heryaman, 2008).
Anak dengan usia sekolah khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit
gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok tersebut anak - anak cenderung memiliki perilaku atau
kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik. Dalam
melambangkan perilaku hidup bersih dan sehat ini biasanya anak didik akan melihat / meniru perilaku
orang lain di sekitar tempat mereka tinggal.
Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui promosi kesehatan. Dilihat dari segi usia rentannya anak
yang terkena penyakit, maka penyuluhan terutama ditujukan pada golongan rawan terhadap gangguan
kesehatan gigi dan mulut yaitu anak usia sekolah dasar. Salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi
angka kesakitan yang ada adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi kesehatan.
Penyuluhan adalah contoh usaha mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut, karena kegiatan ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan
derajat kesehatan
Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pemberian informasi yang timbul atas
dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut
yang baik dan meningkatkan taraf hidup. Dalam promosi kesehatan gigi dan mulut individu memperoleh
pengalaman atau informasi melalui berbagai media promosi kesehatan gigi dan mulut. Media
merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam melakukan promosi kesehatan (Papilaya, 2016).
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar umur 6-12 tahun sangat penting karena
pada usia tersebut merupakan pertumbuhan gigi geliginya.
Oleh karena itu, anak – anak usia dini dituntut untuk hidup secara sehat. Perilaku hidup bersih
merupakan wujud realitas kehidupan manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip proses belajar
berperilaku hidup sehat ini akan terjadi karena adanya proses belajar yang setiap hari mereka dapatkan,
baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya kampanye pentingnya
merawat gigi dan mulut sejak dini ini wawasan pengetahuan akan bertambah, sehingga diharapkan
orang tua mampu untuk menelaah dan menafsirkan sesuatu yang setiap saat ada dihadapannya serta
diharapkan mampu untuk mensosialisasikan dalam kehidupan sehari- hari, terutama bagi anak-anak
kawasan Jakarta-Depok. Penulis mengambil sasaran obyek penelitian bagi anak-anak usia dini karena
keadaan atau kondisi Kesehatan gigi anak yang masih jauh dari harapan yaitu tidak membiasakan anak
untuk merawat gigi dan mulut sejak dini.
2. Tujuan Perancangan
Sesuai dengan masalah yang sudah dibahas diatas maka tujuan perencanaannya ialah;
1. Mengajak anak – anak serta orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
benar.
2. Peserta dapat memahami tentang prilaku hidup bersih dan sehat.
3. Menciptakan perancangan kampanye desain komunikasi visual untuk anak-anak serta orang tua
yang mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya, menjaga kesehatan gigi dan mulut.
4. Mensosialisasikan cara meningkatkan kesadaran anak-anak dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulutnya dengan cara yang interaktif dan menarik melalui platform media sosial sehingga dapat
dengan mudah di akses.
5. Mampu mempraktekkan kembali cara merawat kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar
dari media sosial.

3. Nama Kegiatan
pentingnya Merawat Gigi dan Mulut Pada Anak Sejak Dini

4. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis yaitu, untuk menciptakan sebuah kampanye anak-anak
yang mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini.
Desain yang menarik dan interaktif pun diharapkan dapat membuat anak-anak lebih menyukai cara
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
BAB II
PERENCANAAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Kesehatan Gigi dan Mulut


Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut .memiliki struktur yang
bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari

gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.


a) Bagian-bagian gigi
Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri
atas:
 Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
 Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
 Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
 Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
 Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada
tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan
perantaraan semen gigi.
 Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap
melekat pada gusi. Terdiri atas:
1. Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
2. Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi
b) Jenis gigi
Berdasarkan masa pertumbuhan:
 Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia 6 bulan. Jumlah terbanyak 20
buah.
 Gigi tetap/permanen yaitu pengganti gigi susu yang berangsur-angsur
tanggal. Paling banyakberjumlah 32 buah.
Berdasarkan bentuk:

 Gigi seri berfungsi menggigit ata memotong makanan


 Gigi taring berfungsi merobek makanan
 Geraham depan dan geraham belakang berfungsi mengunyah atau
melumatkan makanan. 8 Namun demikian, gigi merupakan jaringan
tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi
tidak memperoleh perawatan semestinya.
c) Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus (Indri, 2009).
2.1.2 . Kesehatan Gigi Pada Anak
Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat
berpengaruh pada perkembangan anak. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan
membuatnya menjadi malas beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar.

2.1.3. Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi.

Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian,
mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak, agar anak dapat memelihara
kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar
dalam mencegah terjadinya penyakit gigi pada anak.
Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut
dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan.
Orang tua 12 dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan
perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.

2.1.4. Sikat gigi


Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan.
Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak
jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai
desain pegangan. Dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut karena sikat keras
dapat merusak lapisan enamel dan melukai gigi.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi. Dengan menyikat
gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang-
lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Sikat gigi yang bagus adalah bulu sikat dan lebar
kepala sikat. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat
gigi yang ideal adalah 35- 40 mm. Orang dewasa juga dianjurkan memakai sikat gigi anak,
karena ukurannya yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling dalam.

2.2 Data dan Analisa Masalah

Analisa Perilaku Anak Menyikat Gigi Data Temuan Lapangan

Adapun hasil dari penelitian melalui analisis angket yang telah dilakukan sebagai studi
kasus di beberapa Sekolah Dasar di Jakarta - Depok. Dan penelitian melalui analisis angket
yang telah dilakukan sebagai studi kasus terhadap orang tua yang memiliki anak 6-12 tahun.
Dilihat dari hasil analisis dan prosentase pengumpulan data serta analisis data melalui
Questioner dapat diketahui sejauh mana pengetahuan dan pengertian dari siswa 6-12 dan
orang tua yang memiliki anak 6-12 tahun tentang kesehatan gigi dan mulut antara lain:
 Kondisi kesehatan gigi dan mulut mengalami keluhan sakit yang masih tinggi.
 Kebiasaan siswa untuk membeli jajanan yang manis di sekolah dengan uang jajan yang
di berikan orang tua dan makanan yang dapat merusak gigi.
 Banyak anak merasa kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan
 Kurangnya kepedulian terhadap gigi sendiri.
 Cara orang tua dalam menyuruh anak menyikat gigi masih dengan cara
memaksa, sehingga dapat memberi kesan terhadap anak bahwa acara menyikat
gigi tidak menyenangkan.
 Kurangnya pengetahuan orang tua maupun anak tentang menyikat gigi.

Dengan demikian diketahui bahwa masih kurangnya pengetahuan dan pengertian serta
kesadaran tentang pentingnya 16 kesehatan gigi dan mulut, dimana setiap orangtua perlu
mengetahui dan memahami sehingga dapat menerapkan bagi anak-anaknya. Pembiasaan dan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan berhasil dengan baik apabila selalu terjaga
komunikasi diantara anak, orang tua di rumah maupun disekolah, dan dokter gigi.
Berdasarkan latar belakang masalah dan data yang sudah dijabarkan di atas, penulis akan
menguraikan masalah apa saja yang perlu di bahas :

1. Bagaimana cara mengajak anak – anak serta orang tua dalam merawat kesehatan gigi
dan mulut sejak dini ?
2. Bagaimana cara mengedukasi anak usia dini tentang cara merawat gigi dan mulut
yang baik dan benar ?
3. Bagaimana merancang program kampanye Pentingnya Merawat Gigi dan Mulut Pada
Anak Sejak Dini agar dapat mengenai target audience ?

2.3 Analisis Situasi

Kebiasaan buruk orangtua melewatkan sikat gigi malam akan ditiru oleh anaknya. Karena anak belajar
dengan cara meniru lingkungan terdekatnya, yaitu kebiasaan orangtuanya sendiri. Sehingga tugas utama
orangtua adalah menjadi contoh yang baik bagi anaknya, dengan rutin menyikat gigi malam bersama anak
tepat sebelum tidur malam.

Yang menjadi poin penting adalah dengan rutin mengajak menyikat gigi bersama, anak akan terus
mengulang perilaku baik itu. Anak terus mengulang sesuatu perilaku, kalau dia merasa mendapat sebuah
respon dari orang sekitarnya. Respon bagi anak merupakan bentuk lain dari perhatian. Sehingga orangtua
wajib membimbing dan mengajak anak menyikat gigi bersama juga, orangtua diharapkan memberi respon
yang positif pada anak. Respon yang baik dari orangtua tentunya, akan menjadi sebuah motivasi tersendiri
bagi si anak. Supaya si anak terus rutin menyikat gigi malam, hingga kebiasaan baik ini terbawa hingga
mereka dewasa.

2.4 Identifikasi Target Khalayak Sasaran

Primer: Demografis

o Primary target adalah anak usia 6-12 tahun.


o Gender : laki – laki dan perempuan
o Pendidikan : Sekolah Dasar
o Ekonomi : menengah

Psikograrfis

o Anak-anak pada usia 6-12 tahun anak mulai berfikir kritis dan rasa keingintahuan mereka
amatlah tinggi ketika dengan tahap belajar.
o Anak yang sering memakan makanan yang manis terutama makanan perusak gigi seperti
coklat, permen, soda, dan jenis makanan lain yang beresiko merusak gigi. Apabila tidak
di bersihkan dengan cara yang baik dan benar dapat menimbulkan penyarangan kuman
sehingga dapat merusak gigi.
o Belum mengetahui pentingnya menyikat gigi minimal 2 kali sehari dengan cara yang baik
dan benar.

Geografis

Secara geografis wilayah Jakarta - Depok.

Sekunder: Demografis

o Secondary target adalah orang tua yang memiliki anakanak usia 6-12 tahun
o Gender : laki – laki dan perempuan. - Karier atau ibu rumah tangga. Psikografis
o Orang tua yang belum mengetahui perawatan gigi bagi anaknya dengan cara yang baik
dan benar. Geografis Secara geografis wilayah Jakarta - Depok.
2.5 Analisa SWOT

Analisis SWOT ini banyak digunakan biasanya oleh para pelaku bisnis untuk membandingkan faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan(Strength-
Weakness), serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman(Opportunity-Threats). Namun
analisis SWOT ini bisa juga digunakan untuk sebuah perancangan kampanye, supaya berjalan efektif dan
efisien.

Strength

• Di pelayanan kesehatan gigi informasi mengenai kesehatan gigi, sudah memakai gambar-gambar yang
menarik perhatian orangtua dan anak

Weakness

• Tidak semua orangtua sering membuka sosial media

Opportunity

• Masyarakat umumnya menyikat gigi 2x dalam sehari, namun waktu sikat giginya yang kurang tepat.
Khususnya mereka sering melewatkan sikat gigi malam

Threats

• Orangtua masih suka melewatkan sikat gigi malam, yang berimbas pada anaknya yang juga yang
melewatkan sikat gigi malam

• Kegiatan menyikat gigi malam dirasa anak tidak menyenangkan

Strength Weakness
Opportunity (Strength- Opportunity) Weakness- Opportunity
Mengingatkan orangtua tentang Selain konten digital, media lain
petingnya sikat gigi malam jga dibutuhkan agar target yang
melalui konten sosial media. disasar dapat dicapai.
Threats Strength- Threats Weakness- Threats
Kurang intens jika hanya Media lain yang digunakan
mengadalkan konten digital. sebagai pendukung juga selain
Karena kadang banyak gangguan memuat pentingnya sikat gigi
yang terjadi saat seseorang sebelum tidur, juga mengajak
berselancar di sunia maya. orangtua agar dapat membuat
Misalnya mengabaikan iklan kegiatasikat gigi malam menjadi
yang muncul. menyenangan.
2.6 Strategi dan Taktik

2.6.1 Strategi Komunikasi

Dalam menyampaikan gagasan, dibutuhkan suatu bentuk komunikasi yang mampu


menyampaikan suatu informasi atau pesan yang dapat dengan mudah dimengerti oleh target yang
akan dituju. Salah satu komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa verbal ataupun dengan
menggunakan bahasa visual, dan menimbulkan suatu kesan ketertarikan atau interest yang baik
dibenak target agar dapat memacu rasa kaingin tahuan mereka terhadap komunikasi.

Dalam perancangan kampanye ini bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya
perawatan gigi sejak dini bagi anak, sangatlah penting agar informasi yang akan di sampaikan dapat
tepat sasaran dan terrealisasikan oleh audiens tentang bagai mana cara merawat kesehatan gigi dan
mulut yang baik dan benar.
Adapun materi pesan yang di sampaikan dalam kampanye ini adalah memunculkan
kedissiplinan menyikat gigi 2 kali sehari, memberitahu cara menyikat gigi dengan benar, serta
memberitahukan kerusakan apa saja yang akan terjadi jika tidak rutin menyikat gigi.

2.6.2 Strategi Kreatif

Strategi dari perancangan ini bersifat interaktif dengan menampilkan visualisasi cara-cara
menyikat gigi dengan benar dan gambar-gambar makanan dan miniman perusak gigi. Perancangan
ini juga didukung oleh peranan orang tua dan guru. Hal ini agar anak mengaplikasikannya akan
paham apa yang baik dan buruk tentang kesehatan gigi. Agar pesan dari kampanye ini dapat di
terima oleh audienc maka Pendekatan visual pada perancangan kampanye ini mengunakan campuran
objek antara fotografi dengan ilustrasi. Dengan gaya visual kartun sederhana dengan tujuan anak
lebih mengerti karena bentuknya yang sederhana. Strategi kreatif yaitu agar pesan yang di sampaikan
lebih kuat, mudah di kenal dan lebih mudah diingat oleh target audiens, maka dalam kampanye ini
menggunkan logo/icon.

2.6.3 Strategi Media

a. Pemilihan Media

Media dipilih untuk menyampaikan pesan kepada target secara informatif dan
persuasif agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah.maka pemilihan media
kampanye ini haruslah efektif, efisien dan tepat sasaran. Berikut media yang akan di gunakan.

b. Media Utama

1. Alat peraga cara mengosok gigi yang baik dan benar berbentuk CD Interaktif

2. Poster

2.6.4 Media Pendukung

1. Tahap Informasi

o Flyer
Media ini dipilih karena penyebaranya yang sangat meluas, meskipun kecil, tetapi flyer
akan dibagikan kepada target kampanye dan langsung di baca.

2. Tahap Persuasif

o Poster
Poster adalah bagian dari media cetak yang merupakan bagian dari tahapan
komunikasi satu arah. Media ini akan membantu dalam menyampaikan pesan kepada
target.
o Spanduk
Media ini berukuran besar sehingga mudah dilihat dari jarak jauh sehingga efektif
dalam penyampaian pesan secara persuasif kepada target audiens.
o X benner
Media yang dapat memberikan informasi cukup panjang yang sifatnya persuasif.

3. Tahap Pengingat

Gimmick merupakan media alternatif yang kreatif dignakan untuk mempertegas


kampanye ini. Tujuan pemberian gimmick ini adalah pada dasarnya setiap orang menyenangi
pemberian atau hadiah. Dalam perancangan kampanye ini gimmick yang di gunakan yaitu:

 Pin
Media ini di pilih karena asesosris yang sering digunakan oleh anak-anak .
 Mug
Merupakan media yang sering dipakai setiap hari ketika sarapan jadi sangat
cocok jika di jadikan alat pengingat.
 Handuk
Merupakan media yang sering dilihat ketika mandi
 Gelas pasta gigi dan sikat gigi
Merupakan media yang selalu digunakan untuk menyikat gigi.
 Kaos
Sebagai media pengingat dan bila di pakai dapat membuat kebanggan
tersendiri.
 Stiker
Selain di sukai oleh anak-anak stiker juga dinilai positif dan efektif untuk
mengingatkan dan menyampaikan pesan kampanye. Stiker dapat di tempel di
rumah sebagai pengingat.
 Balon udara
Karena bentuknya yang unik akan membuat daya tarik target audiens.
 Jam dinding
Sebagai media pengingat ketika melihat waktu.
 Mobile ad
Mobile ad adalah penempatan media di kendaraan berjalan, dapat dilihat oleh
target audience sewaku waktu saat mobil ini berhenti.

2.7 Evaluasi

Pada tahap ini harus dilakukan evaluasi terhadap kegiatan kampanye ini orangtua perlu sabar dan konsisten
dalam menanamkan kebiasaan menyikat gigi serta merawat dan menjaga kesehatan mulut dan gigi pada
anak- anak mereka melalui konten media sosial atau digital, untuk melihat tingkat keberhasilannya. Untuk
itu diperlukan adanya survey pada kegiatan kampanye yangsudah dilakukan. Dengan demikian, cara edukasi
yang paling efektif mengenai program kampanye pentingnya merawat gigi dan mulut pada anak sejak dini
adalah dengan mencipatkan lingkungan dankegiatan yang menyenangkan untuk anak, seperti melakukan
sambil bermain, tak perlu selalu di kamar mandi, mengajak anak melihat ayah atau ibunya menyikat gigi,
serta media digital apa saja yang digunakan. Selagi membangun kebiasaan ini, sampaikan pengertian kepada
anak mengenai manfaat menyikat gigi da mengajarkan anak menyikat gigi yang baik dan benar. Peran serta
orang tua di rumah maupun di sekolah (guru) sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan
pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan
gigi dan mulutnya.

Selain itu tahap ini anak juga mempunyai fase yang senang meniru perilaku pada orang dewasa. Ini sesuai
dengan hasil yang dapatkan bahwa anak-anak setelah diberikan pendampingan menggosok gigi dengan cara
membaca leaflet tentang gosok gigi, anak mengerti dan paham cara gosok gigi yang benar dan baik.

Bagi anak, cara menyikat gigi perlu diberikan contoh suatu model yang baik serta dengan teknik yang
sederhana mungkin seperti melalui media digital. Penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada
anak-anak harus dibuat semenarik mungkin, antara lain melalui penyuluhan yang atraktif tanpa mengurangi
isi pendidikan, demonstrasi secara langsung. Pemilihan metode demonstrasi pada penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut mendukung meningkatnya pemahaman anak, dengan mempraktekkan secara langsung cara
menyikat gigi yang benar.

Praktik menggosok gigi yang benar akan dapat menghilangkan plak. Penelitian Purnama dkk (2019),
membuktikan bahwa menggosok gigi dengan teknik yang benar akan meningkatkan keterampilan
menggosok gigi dan kebersihan gigi dan mulutnya. Menggosok gigi merupakan cara mekanis untuk
membersihkan plak. Menggosok gigi bertujuan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan
gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang
optimal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesehatan mulut dan gigi anak adalah suatu hal yang patut diperhatikan kondisinya, hal ini dikarenakan
apabila hal tersebut terabaikan akan berdampak buruk pada proses pertumbuhkembangan anak yang tidak
maksimal. Akan tetapi fenomena yang terjadi di masyarakat pada saat ini adalah masih kurangnya perhatian
orang tua dan pemerintah akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini. Maka untuk
mensosialisasikan pengetahuan tentang pentingnya merawat kesehatan mulut dan gigi pada anak sejak dini,
penulis merancang sebuah kampanye dengan media board game sebagai media yang berisikan pengetahuan
tentang kesehatan mulut dan gigi yang diperlukan oleh anak. Dengan menggunakan media papan permainan
diharapkan anak akan lebih tertarik dan lebih mudah menyerap informasi yang akan disampaikan kampanye.
Perancangan papan permainan dibuat mensimulasikan fakta yang terjadi antara hubungan manusia dengan
kuman di mulutnya.

3.2 Saran

Boardgame tentang pengenalan cara merawat kesehatan gigi dan mulut sejak dini merupakan salah satu cara
baru yang dapat digunakan oleh khalayak umum. Saran dari penulis untuk membantu menjaga kesehatan
gigi dan mulut anak sejak dini melalui media boardgame adalah orang tua lebih memperhatikan kesehatan
gigi dan mulut anak, dan diharapkan dengan media baru ini akan membantu para orang tua dalam
menangani kesulitan mengingatkan anak untuk menjaga dan merawat gigi sejak usia dini.

Anda mungkin juga menyukai