Anda di halaman 1dari 8

DHE

Definisi:
Dental health education (DHE) adalah pemberian informasi berupa pemahaman
yang komprehensif tentang kesehatan gigi dan mulut serta faktor penentu,
berbagai metode, dan membutuhkan rencana tindakan yang tepat oleh semua
pihak.
Penyakit periodontal merupakan masalah utama diantara semua kelainan yang
terjadi dalam rongga mulut. Jika tidak dirawat, penyakit periodontal menghasilkan
kerusakan tulang dan jaringan lunak pendukung gigi dan menyebabkan gigi
tanggal.
Penyebab utama penyakit periodontal adalah dental plaque atau plak gigi. Plak
adalah lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga
ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain kumpulan sisa makanan, dan
biasanya ditemani sejumlah bakteri dan sejumlah protein dari air ludah.
Bila dibiarkan saja, plak yang menumpuk akan mengalami kalsifikasi, lalu
mengeras. Ujung-ujungnya, terbentuklah karang gigi atau kalkulus yang keras dan
melekat erat pada leher gigi. Itulah sebabnya gigi pada bagian itu berwarna
kehitaman, kecokelatan, atau kehijauan. Gangguan yang ditimbulkan oleh karang
gigi biasanya lebih parah. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi
tulang alveolar penyangga gigi. Sehingga akan mengakibatkan gigi menjadi
goyang.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 57,6%
masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut, dan hanya 10,2% yang
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Terdapat 93% anak Indonesia
mengalami karies gigi.3,4 Pemberian edukasi dapat menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan gigi dan mulut. sendiri.
PITOY, Anastasia D.; WOWOR, Vonny NS; LEMAN, Michael A. Efektivitas
Dental Health Education Menggunakan Media Audio Visual dalam Meningkatkan
Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar. e-GiGi, 2021, 9.2: 243-249.

Tujuan:
menambah pengetahuan masyarakat/siswa dalam meningkatkan kebersihan gigi
dan mulutnya. Melalui pendidikan kesehatan gigi ini pula akan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan mulut,
serta merubah sikap dan perilaku masyarakat dalam memelihara kebersihan
mulutnya.
GANI, Asdar, et al. Upaya Peningkatan Kesehatan Periodontal Siswa SMA
Negeri 6 Kabupaten Sinjai Melalui Kegiatan DHE (Dental Health Education) dan
SRP (Scaling And Root Planing). Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin,
2020, 45-52.

Cara menjaga kesehatan gigi:


Upaya untuk mencapai kesehatan gigi yang optimal dapat dilakukan perawatan
secara mekanis dan kimiawi, perawatan secara mekanis dapat dilakukan dengan
cara menyikat gigi yang bertujuan untuk mencegah penbentukan plak,
menbersihkan sisa makanan dan melapisi permukaan gigidenganfluor. Menyikat
gigi sebelum tidur merupakan saat yang paling penting untuk membersihkan
permukaan gigi dari sisa makanan. Pada saat malam hari air ludah berkurang
sehingg aasam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat dan
kemampuannya untuk merusak gigi akan menjadi lebih besar, oleh karena itu
untuk mengurangi kepekatan dari asam maka plak harus dihilangkan. Gigi juga
harus disikat pada waktu pagi hari setelah sarapan karena plak tetap terus
terbentuk walaupun setelah menyikat gigi.
Menyikat gigi menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara
mekanis. Saat ini banyak tersedia sika gigi dengan berbagai
ukuran,bentuk,tekstur,dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu
sikat. Salah satu penyebab banyaknya bentu ksikat gigi yang tersedia adalah
variasi waktu menyikat gigi,gerakan menyikat gigi, tekanan, bentuk, dan jumlah
gigi pada setiap orang (Dewi,2013).Terdapat 6 metode menyikat gigi yaitu,
Vertikal, Horizontal, Roll, Bass, Fones, dan Fisiologik. Metode Fons dianjurkan
untuk anak-anak kecil karena mudah dilakukan. Bulu-bulu sikat ditempatkan
tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi,
sikat digerakan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang
atas dan rahang bawah disikat sekaligus.
Definisi dhe:
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang
timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
menghasilkan kesehatan gigi dan baik dan meningkatkan taraf hidup.
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang
timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
menghasilkan kesehatan gigi dan baik dan meningkatkan taraf hidup.
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut atau Dental Health Education (DHE)
merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi
dan mulut melalui media pendidikan yang ada.
Media pendidikan merupakan alat bantu dalam proses pendidikan dengan
melibatkan banyak indera dimana akan lebih mudah diterima dan diingat oleh
individu. Tujuan: meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga
bisa ikut berpartisipasi serta aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan

Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan dari
rongga mulut. Hal ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya deposit organik berupa
materi alba, plak gigi, dan sisa makanan. Plak gigi merupakandeposit lunak yang
membentuk lapisan biofilm, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak
dalam suatu matriks intraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi dan gusi
yang dapat menyebabkan penyakit pada gigi maupun gusi.

Plak juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi yaitu gusi. Ini
disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di
atas jaringan gusi. Bakteri plak menghasilkan racun yang merangsang gusi
sehingga terjadi radang gusi dan menyebabkan gusi mudah berdarah.
Metode penyuluhan yang umum digunakan ada dua yaitu metode didaktik (one
way method) dan metode sokratik (two way method) (Ali dkk, 2016). Metode
sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada
anak sekolah adalah demonstrasi. Materi yang disajikan pada metode demonstrasi
adalah dengan memperlihatkan cara melakukan suatu prosedur atau tindakan
dengan tujuan mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan suatu
tindakan atau memakai suatu produksi baru ( (Ilyas dkk, 2012). Demonstrasi
tergolong alat bantu atau alat peraga yang memiliki intensitas tinggi (menduduki
tingkat ke-8) dalam mempersiapkan bahan pendidikan atau pengajaran yang dapat
mempermudah penyerapan pengetahuan (Ali dkk, 2016).
Proses dari belajar yang diberikan melalui program penyuluhan dan pelatihan
dapat dimengerti dan dipraktekkan dalam keseharian siswa. Penyuluhan memiliki
dampak yang efektif dalam menunjang peningkatan kebersihan gigi dan mulut
pada anak sekolah dasar. Salah satu penyuluhan yang paling efektif yaitu dengan
menggunakan alat peraga berupa phantom. Penggunaan alat peraga dalam
penyuluhan akan memperlancar jalannya penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan
yang disampaikan lebih jelas, lebih dimengerti dan dapat meningkatkan
pengetahuan siswa.
Dalam metode ini perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh pendidik disamping itu siswa pun lebih mudah memahami dan
menghafalkan proses belajar mengajar. penyuluhan peragaan ini dapat
mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingakan dengan hanya membaca atau
mendengarkan, karena siswa mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil
pengamatan. peragaan membantu anak mengingat bagian-bagian gigi yang biasa
disikat sewaktu dirumah sehingga anak lebih mengerti ketika ditunjukkan
bagianbagian gigi yang harus disikat di alat peraga.
ERIYATI, Eriyati. EFEKTIFITAS DENTAL HEALTH EDUCATION
DISERTAI DEMONTRASI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN
GIGI DAN MULUT PADA MURID SEKOLAH DASAR. Menara Medika, 2021,
3.2.

Metode KIE dan Demonstrasi


KIE adalah penyampaian secara langsung melalui saluran komunikasi kepada
penerima pesan untuk mendapatkan efek. KIE merupakan suatu proses yang
sangat penting dalam pelayanan di bidang kebidanan. Komunikasi kesehatan
adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat,
dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan
komunikasi pribadi maupun komunikasi massa. Informasi adalah keterangan,
gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang
disampaikan). Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif.
Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan
menggunakan alat peraga KIE adalah penyampaian secara langsung melalui
saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek yang
bertujuan untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang
positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara
wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku
yang sehat dan bertanggung jawab. Metode penyuluhan KIE baik digunakan pada
materi yang bersifat teoritis. Dengan menggunakan metode penyuluhan KIE,
narasumber dapat menekankan hal-hal penting yang harus diingat oleh siswi. Pada
metode penyuluhan KIE narasumber lebih aktif daripada siswi, ini menjadi satu
kelemahan metode ini, karena siswi pasif sehingga siswi cenderung bosan dan
ngantuk.
Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang suatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan
menggunakan alat peraga dengan tujuan memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Melalui
proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, informasi yang diberikan
dapat lebih mudah dicerna dan dipahami oleh siswi, sebab dalam kondisi siswi
aktif dan memiliki keingintahuan yang tinggi, pembelajaran terasa lebih
menyenangkan. Dampak positif dari hal tersebut tentu saja materi pelajaran yang
diberikan lebih cepat dipahami. Demonstrasi merupakan metode yang sangat
efektif sebab membantu siswi untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta yang benar.
ROHMAWATI, Wiwin; KHOLFANA, Khofia. Perbedaan Penyuluhan KIE Dan
Demonstrasi Tentang SADARI pada Remaja Putri Kelas X Di SMA
Muhammadiyah 1 Klaten. INVOLUSI Jurnal Ilmu Kebidanan, 2018, 8.15.

World Health Organization, Health education - is the process by which people are
given information to enable them to exercise a greater degree of control over their
own health. The process of formulating and delivering health education messages
includes a series of steps:
• The first step is to gain an understanding of the basic cause of the disease
process under consideration. Taking dental caries as an example, the basic
mechanism is the conversion of sugars in the diet into acid by the bacteria in
plaque biofilm on the surfaces of the teeth.
• Next, it is necessary to identify the essential causative factors. Some of these
will be beyond individual personal control, such as environmental factors and
genetics. However, other factors may be under the control of the individual and
amenable to change. In the case of caries, factors partly under personal control can
include the effective use of fluoride toothpaste and reducing the frequency of
consumption of sugar-containing foods, drinks and confectionary. However,
where sugar-containing foods are much cheaper than fresh fruits and vegetables, it
is very hard for consumers to make healthy choices.
• The third stage is to agree scientifically based and socially acceptable messages
for the public aimed at encouraging beneficial behavioural changes. For the
prevention of dental caries and indeed a range of other diseases, one could suggest
that people should never consume sugars as part of their diet. However,
compliance with this message is unrealistic because sugars are present in many
foods and drinks, either naturally or added artificially. A more sensible message
would be:
‘consume as little sugar as possible, especially avoiding sugars sweetened foods
and drinks between meals and at bedtime’.
This message can reduce the risk from tooth decay and a range of other diseases
and is more likely to be accepted; however, this message may need to be modified
where individuals’ eating patterns do not conform to traditional mealtimes, and
there may be no regular fixed bedtime for children.
• The final and possibly the most difficult stage is that of communication. This
process aims to ensure that key information is conveyed comprehensibly to the
right target audience, in the right context, at the right time. In line with the World
Health Organization’s Ottawa Charter, strategic aims for health promotion include
traditional methods of health education, such as giving information and advice,
thereby developing personal knowledge and skills. This process can enable people
and especially the younger generation to take more effective control over their
own health. Health promotion also includes other elements: building public
policies that support health, creating supportive environments, strengthening
community action and reorientating health services. These are beyond the scope
of this book, but health promotion, such as promoting public policies to support
health and making healthier choices easier, is vital if health education initiatives
are to be successful.
The context for health education—settings for health communication: community
settings include the media, life-course programmes, kindergartens, day care
centres, schools, the work place, old-age care institutions/nursing homes and
hospitals. Clinical settings include dental practice and community dental clinics.
Levine R, Lowwe CS. The Scientific Basis of Oral Health Education : 8th edition.
United Kingdom: Springer; 2019.
Organisasi Kesehatan Dunia, Pendidikan kesehatan - adalah proses di mana orang
diberi informasi untuk memungkinkan mereka melakukan tingkat kontrol yang
lebih besar atas kesehatan mereka sendiri.
Proses perumusan dan penyampaian pesan pendidikan kesehatan meliputi
serangkaian langkah:
• Langkah pertama adalah memperoleh pemahaman tentang penyebab dasar dari
proses penyakit yang sedang dipertimbangkan. Mengambil contoh karies gigi,
mekanisme dasarnya adalah konversi gula dalam makanan menjadi asam oleh
bakteri dalam biofilm plak pada permukaan gigi.
• Selanjutnya, perlu untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang esensial.
Beberapa di antaranya akan berada di luar kendali pribadi individu, seperti faktor
lingkungan dan genetika. Namun, faktor-faktor lain mungkin berada di bawah
kendali individu dan dapat diubah. Dalam kasus karies, faktor-faktor yang
sebagian berada di bawah kendali pribadi dapat mencakup penggunaan pasta gigi
berfluoride secara efektif dan mengurangi frekuensi konsumsi makanan,
minuman, dan penganan yang mengandung gula. Namun, di mana makanan yang
mengandung gula jauh lebih murah daripada buah-buahan dan sayuran segar,
sangat sulit bagi konsumen untuk membuat pilihan yang sehat.
• Tahap ketiga adalah menyepakati pesan-pesan yang berbasis ilmiah dan dapat
diterima secara sosial bagi publik yang bertujuan untuk mendorong perubahan
perilaku yang bermanfaat. Untuk pencegahan karies gigi dan berbagai penyakit
lainnya, orang dapat menyarankan bahwa orang tidak boleh mengkonsumsi gula
sebagai bagian dari diet mereka. Namun, kepatuhan terhadap pesan ini tidak
realistis karena gula hadir dalam banyak makanan dan minuman, baik secara
alami atau ditambahkan secara artifisial. Pesan yang lebih masuk akal adalah:
'mengkonsumsi gula sesedikit mungkin, terutama menghindari makanan dan
minuman manis antara waktu makan dan sebelum tidur'.
Pesan ini dapat mengurangi risiko kerusakan gigi dan berbagai penyakit lainnya
dan lebih mungkin untuk diterima; namun, pesan ini mungkin perlu diubah jika
pola makan individu tidak sesuai dengan waktu makan tradisional, dan mungkin
tidak ada waktu tidur tetap yang teratur untuk anak-anak.
• Tahap terakhir dan mungkin yang paling sulit adalah tahap komunikasi. Proses
ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi kunci disampaikan secara
komprehensif kepada audiens sasaran yang tepat, dalam konteks yang tepat, pada
waktu yang tepat. Sejalan dengan Piagam Ottawa Organisasi Kesehatan Dunia,
tujuan strategis untuk promosi kesehatan termasuk metode tradisional pendidikan
kesehatan, seperti memberikan informasi dan nasihat, sehingga mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan pribadi. Proses ini dapat memungkinkan orang dan
terutama generasi muda untuk mengambil kendali yang lebih efektif atas
kesehatan mereka sendiri. Promosi kesehatan juga mencakup unsur-unsur lain:
membangun kebijakan publik yang mendukung kesehatan, menciptakan
lingkungan yang mendukung, memperkuat tindakan masyarakat dan reorientasi
layanan kesehatan. Ini berada di luar cakupan buku ini, tetapi promosi kesehatan,
seperti mempromosikan kebijakan publik untuk mendukung kesehatan dan
membuat pilihan yang lebih sehat menjadi lebih mudah, sangat penting jika
inisiatif pendidikan kesehatan ingin berhasil.
Konteks untuk pendidikan kesehatan—pengaturan untuk komunikasi kesehatan:
pengaturan komunitas meliputi media, program kursus hidup, taman kanak-kanak,
pusat penitipan anak, sekolah, tempat kerja, panti jompo/panti jompo dan rumah
sakit. Pengaturan klinis termasuk praktek gigi dan klinik gigi komunitas.
Tujuan: edukasi (menjelaskan plak, peny perio dan bahayanya, cara jaga oh,
penting kontrol 6 bulan sekali), instruksi (cara kontrol plak dgn menyikat gigi
yang benar, denfloss, obat kumur), motivasi (mengontrol plak, meninggalkan
kebiasaan buruk saat makan, bahaya rokok), umum (kesadaran, sikap, perilaku,
keterampilan perawatan oh)
Metode: individual (bimbingan & penyuluhan, wawancara), kelompok (cerawah
dan diskusi), massa (ceramah umum, diskusi, simulasi, media cetak)
Semua pihak: medis

Danger l 914
Fiend l 695
Celebr l 1269
Xmas r
Winter comet vr
Venom c

Anda mungkin juga menyukai