Anda di halaman 1dari 19

DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE)

Definisi Dental Health Education (DHE)


Dental Health Education (DHE) atau yang biasa juga dikenal sebagai Pendidikan
Kesehatan Gigi (PKG) merupakan suatu usaha terencana dan terarah dalam bentuk pendidikan
non formal yang berkelanjutan. Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang
timbul oleh karena adanya kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas
perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik.

Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi


Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha yang secara emosional akan
menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati dan akhirnya secara
fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi. Maksud
dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada hakekatnya adalah
memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi,
sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak sehingga mereka dapat
membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan kerjasama yang baik dari
anak bila memerlukan perawatan pada giginya.
Menurut Noor (1972), tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah :
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut.
2. Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan gangguan
lainnya pada gigi dan mulut.

Komponen Pendidikan Kesehatan Gigi


Komponen pendidikan adalah :
1. Anak didik, anak didik biasa pula disebut sebagai peserta didik. Peserta didik adalah
individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar dengan berbagai latar belakang.
2. Tujuan pendidikan sebagai target, atau kualifikasi yang ingin dicapai, yaitu perubahan
tingkah laku ke arah perilaku sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Kurikulum, termasuk didalamnya metode, alat, materi atau bahan yang akan
disampaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan atau program kesehatan yang
ditunjang.
4. Pelaksana pendidikan, yaitu semua petugas kesehatan yang dapat mempengaruhi
individu atau masyarakat untuk meningkatkan kesehatan mereka (innovator kesehatan).
5. Lingkungan didik, lingkungan didik berpengaruh besar terhadap pendidikan,
keterlibatan pendidik dan anak didik dibatasi ruang dan waktu.

Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan seumur hidup sesuai dengan proses
perkembangan psikis dan biologis manusia. Demikian pula halnya dengan pendidikan kesehatan.
Oleh karena itu lingkungan pendidikan kesehatan dapat kita bedakan atas :
1. Keluarga.
Lingkungan pendidikan ini biasanya disebut sebagai pendidikan informal dan merupakan
pendidikan dasar yang diperoleh oleh setiap individu sebelum mendapatkan pendidikan
lain. Penanaman pendidikan kesehatan sedini mungkin oleh orang tua terhadap anaknya
akan berpengaruh besar dalam perubahan sikap pelihara diri anaknya.
2. Sekolah.
Pendidikan yang diperoleh di sekolah disebut sebagai pendidikan formal. Sebagai bukti
bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan formal akan memperoleh
ijazah atau surat tanda tamat belajar. Pendidikan kesehatan di sekolah harus diterapkan
melalui Mata Pelajaran Olahraga dan Kesehatan. Penanaman pendidikan kesehatan akan
berpengaruh terhadap pembentukan sikap pelihara diri yang diharapkan akan terus
tertanam sampai akhir hayat.
3. Masyarakat.
2

Pendidikan ini biasanya dilakukan untuk menambah atau melengkapi pendidikan di


sekolah.

Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan Gigi


Dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan
(five levels of prevention) dari Leavel and Clark sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion).
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan gigi diperlukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan gigi, misalnya dengan memilih makanan yang menyehatkan gigi, mengatur
pola makanan yang mengandung gula.
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection).
Yang termasuk dalam program upaya pelayanan perlindungan khusus ini, misalnya
pembersihan karang gigi, menyikat gigi segera setelah makan, topical aplikasi, fluoridasi
air minum dan sebagainya. Pendidikan kesehatan gigi pada tingkat ini diperlukan agar
masyarakat menjadi sadar untuk memelihara kesehatan gigi, terutama untuk daerah yang
belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.
3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment).
Diagnosis dan pengobatan sedini mungkin perlu dilakukan, misalnya pemeriksaan gigi
dengan sinar-X secara berkala, penambalan gigi yang terkena karies, penambalan fissure
yang terlalu dalam dan sebagainya. Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
karena masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan
gigi, sehingga seringkali mereka membiarkan giginya yang berlubang tidak segera
ditambal dan mengakibatkan penyakit yang lebih parah.
4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation).
Pembatasan cacat merupakan tindakan pengobatan penyakit yang parah, misalnya pulp
capping, pengobatan urat saraf, pencabutan gigi dan sebagainya. Pada tingkat ini
pendidikan kesehatan diperlukan karena mereka sering tidak mengobati penyakitnya
secara tuntas. Misalnya, pada perawatan urat saraf yang memerlukan beberapa kali
kunjungan atau mereka ingin segera mencabut giginya walaupun sebenarnya masih dapat
dilakukan penambalan.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation).
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan atau pengembalian fungsi dan bentuk sesuai
dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan. Pendidikan kesehatan pada tingkat ini
3

masih diperlukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengembalikan


fungsi pengunyahan setelah dilakukan pencabutan dengan pembuatan geligi tiruan. Selain
itu, juga diberikan penerangan tentang kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi
akibat tidak dilakukan pembuatan geligi tiruan.
Metode Dental Health Education (DHE) paling umum
Metode yang paling sederhana, aman, dan efektif adalah menyikat gigi. Faktor yang
mempengaruhi efektifitas penyikatan plak :
a. Sikat Gigi Manual
Sikat gigi manual yang konvensional tersusun dari bulu nilon yang
dikelompokkan ke dalam rangkaian tumpukan-tumpukan bulu dan disusun kedalam 2
sampai 4 baris-baris secara parallel, diameter yang terdapat pada tiap bulu menentukan
kekerasan, oleh karena itu jarak 0,007-0,009 inchi dianggap lembut.
Terdapat banyak sikat gigi yang dibuat dalam berbagai ukuran yang berbeda,
tersedia dalam ukuran yang besar, medium dan kecil. Sikat gigi dengan ukuran-ukuran
yang berbeda tersebut dibuat agar dapat disesuaikan dengan anatomi rongga mulut pada
setiap orang. Sikat gigi juga mempunyai beberapa jenis bulu sikat diantaranya : bulu yang
keras, medium, bulu yang halus atau ekstra halus.
b. Serabut Sikat Elastic
Untuk memelihara keefektifan pembersihan plak, sikat gigi harus diganti secara
periodik. Pemakaian bentuk sikat yang berbeda secara luas diantara individu dan dengan
penggunaan sikat yang baik, menunjukkan batas pemakaian, sedikitnya dalam beberapa
bulan. Jika semua bulu berjumbai sesudah 1 minggu, penyikatan mungkin sangat kuat,
jika bulu masih lurus sesudah 6 bulan, penyikatan dilakukan dengan sangat lembut atau
sikat gigi tidak dipakai setiap hari.
c. Sikat Gigi Elektrik
Terdapat bentuk baru dari sikat gigi yang dapat bergerak secara otomatis, sikat
tersebut dinamakan sikat gigi elektrik. Sikat gigi elektrik adalah sikat gigi yang
menggunakan tenaga listrik untuk menggerakkan kepala sikat. Biasanya pada pola
berputar, meskipun sikat gigi elektrik kadang-kadang disebut rotary tooth brushes.
Bagian kepala sikat gigi elektrik ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan
ukuran dari kepala sikat gigi manual dan biasanya bagian kepala sikat gigi elektrik,
diantaranya :
4

1. Reciprocating, gerakan maju dan mundur.


2. Arcuate, gerakan naik dan turun.
3. Elliptical, kombinasi dari gerakan reciprocating dan gerakan arcuate.
Metode Penyikatan Gigi
Terdapat beberapa tujuan dari menyikat gigi, diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.

Untuk membersihkan permukaan gigi


Untuk menghilangkan plak
Untuk menstimulasi jaringan gingiva
Penggunaan pasta gigi dengan agen terapi yang spesifik untuk menghindari karies,
penyakit periodontal atau masalah sensitifitas.

Selama 50 tahun terakhir banyak metode menyikat gigi yang sudah diperkenalkan, dan
kebanyakan metode tersebut diperkenalkan sesuai dengan nama penemunya, seperti Bass,
Stillman, Charters, atau dinamakan sesuai dengan gerakan pada metode tersebut, seperti roll atau
scrub. Tidak ada satupun metode yang menunjukkan bahwa metode tersebut lebih baik dalam
pembersihan plak.
Terdapat banyak teknik menyikat gigi, beberapa diantaranya sangat rumit, tetapi ini yang
paling mudah dan paling praktis. Seseorang biasanya menyikat gigi sesuai dengan cara dan
teknik yang dianggap mudah untuk dilakukan selama plak gigi dan deposit lainnya dapat
dihilangkan, tanpa memperhatikan kekuatan penyikatan ataupun kerusakan pada jaringan keras
dan jaringan lunak.
Tidak ada satu cara menyikat gigi yang benar dan tepat yang diapakai oleh setiap pasien.
Cara paling baik adalah salah satu cara dari sejumlah metode yang paling sesuai untuk pasien
tertentu. Untuk mengetahui cara penyikatan gigi yang baik, beberapa hal dibawah ini perlu
diperhatikan sebagai pedoman yaitu Teknik penyikatan dan Gerakan sikat gigi.
Beberapa teknik menyikat gigi telah diperkenalkan. Greene (1966) membaginya kedalam 7
kelompok berdasarkan pada gerakan sikat, antara lain : Vertikal, Horizontal, Roll, Vibrator
(Charters, Stillman, Bass), Sirkular (Jones), Phisiologi (Smith), Frekuensi menyikat gigi.
1.

Teknik menyikat vertical

Teknik menyikat gigi dengan gerakan vertikal ini, dimulai pada rahang atas dimana
gerakan penyikatannya dari atas ke bawah dan pada rahang bawah dimana gerakan
penyikatannya dari bawah ke atas.

2. Teknik menyikat horizontal


Teknik menyikat gigi dengan arah horizontal ini biasanya dianjurkan pada anak - anak
dan gerakannya dalam arah horizontal pada permukaan oklusal gigi.

3. Teknik Vibratory (metode Stillman 1932)


Semula digambarkan oieh Stillman merapakan metode yang didesain untuk pijat dan baik
untuk perangsangan gingiva seperti untuk pembersihan daerah servikal pada gigi. Kepala
sikat ditempatkan pada pada sudut 450 terhadap apex, dengan ujung bulu sikat gigi
ditempatkan sebagian pada servikal gigi dan sebagian pada servikal gigi dan sebagian
pada gingival. Dilakukan sedikit penekanan pada gingival dan ditambahkan sedikit
gerakan memutar pada sikat, tanpa memindahkan posisi sikat dari atas permukaan gigi.

4. Metode Bass
Dengan sikat gigi lembut, tempatkan kepala sikat gigi sejajar oklusal plane dengan
"puncak" distal sikat gigi di molar terakhir. Tempatkan bulu sikat gigi di margin gingiva
membentuk sudut 45 terhadap sumbu memanjang bulusikat, dan dorong bulu sikat ke
dalam sulkus gingival dan kedalam embrasure interproksimal. Gerakan sikat gigi ke
depan ke belakang tanpa merubah puncak bulu sikat lakukan gerakan yang sama
sebanyak 20 kali. Gerakan ini akan membersihkan gigi bagian fasial 1/3 apikal mahkota,
demikian pula dengan batassulkus gingival dan permukaan proksimal sejauh jangkauan
bulu sikat. Angkat sikat gigi, gerakkan ke anterior dan ulangi proses tersebut di daerah
kaninus dan molar. Tempatkan sikat gigi sedemikian hingga tetap berada di bagian distal
kaninus. Gerakan ini akan membersihkan distal kaninus dan premolar, kemudian
angkat sisi gigi dan gerakkan sehingga puncaknya berada di bagian mesila kaninus.
Gerakan ini akan membersihkan mesial kaninus dan insisivus. Teruskan ke lengkung di
sebelahnya, bagian demi bagian dengan meliputi 3 gigisatu kali gerakan, sehingga
seluruh gigi rahang atas selesai disikat.

5. Metode Charter

Metode ini semula diperkembangkan untuk meningkatkan keefektifan pembersihan dan


stimulasi gingival di daerah interproksimal. Metode ini menggunakan posisi kepala sikat
yang berlawanan bila dibandingkan dengan metode Stillman.
6. Metode Modifikasi Stillman
Dengan menggunakan bulu sikat gigi medium atau keras, ujung bulu sikat ditempatkan
pada posisi servikal gigi dan sebgaian lagi pada batas gingival, mengarah langsung ke
apical dengan sudut oblique pada sumbu panjang gigi. Tekanan diberikan secara lateral
berlawanan margin gingival sehingga mengahasilkan pembersihan yang diinginkan. Sikat
gigi digerakkan depan belakang pendek dan secara simultan digerakkan kearah koronal
sepanjang attached gingival, margin gingival, dan permukaan gigi.

7. Frekuensi Menyikat Gigi


Tidak terdapat konsensus yang jelas mengenai frekuensi optimum dalam menyikat gigi.
Seberapa sering dan seberapa banyak plak harus dibersihkan untuk mencegah terjadinya
penyakit gigi belum diketahui. Mayoritas individu, termasuk pasien periodontal, kadang
belum dapat membersihkan plak gigi secara tuntas dengan menyikat gigi setiap hari.
Namun demikian, pembersihan plak secara utuh tampak tidak begitu penting. Secara
teoritis, derajat oral hygiene yang sesuai merupakan perluasan dampak pembersihan plak
yang dapat mencegah gingivitis atau penyakit periodontal dan tooth decay pada pasien.
Pencegahan inflamasi gingiva sangat penting karena keadaan inflamasi dari jaringan
lunak juga berkaitan dengan akumulasi plak.

KARIES GIGI
8

Anatomi Gigi
Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:
a) Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang dikelilingi
(dilindungi) oleh jaringan periodontal.
b) Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat.
c) Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.

Bentuk-Bentuk Gigi Permanen


Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang. Di tiap rahang terdapat:
1. Empat gigi depan (gigi insisivus). Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang lebar
untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas lebih besar daripada
gigi yang bawah.
2. Dua gigi kaninus (yang serupa di rahang atas dan rahang bawah). Gigi ini kuat dan
menonjol di sudut mulut. Hanya mempunyai satu akar.
3. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil. Mahkotanya bulat hampir seperti bentuk kaleng
tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di sebelah lidah. Kebanyakan
gigi pre-molar mempunyai satu akar, bebrapa mempunyai dua akar.
4. Enam gigi molar. Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam mulut
digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai mahkota persegi,
seperti blok-blok bangunan. Gigi molar di rahang atas mempunyai tiga akar dan gigi
molar di rahang bawah mempunyai dua akar.

Permukaan-Permukaan Gigi
Nama-nama yang dipakai untuk menunjukkan permukaan gigi adalah :
a. Permukaan oklusal (permukaan pengunyahan gigi molar dan gigi pre-molar)
b. Permukaan mesial (permukaan paling dekat garis tengah tubuh)
c. Permukaan lingual (permukaan paling dekat lidah di rahang bawah, di rahang atas
disebut permukaan palatal)
d. Permukaan distal (permukaan paling jauh dari garis tengah)
e. Permukaan bukal (permukaan paling dekat bibir dan pipi)
f. Tepi insisal (gigi-gigi insisivus dan gigi-gigi kaninus mempunyai tepi potong sebagai
pengganti permukaan oklusal).

Definisi Karies Gigi


Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang
progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organisyang berasal dari makanan yang
mengandung gula. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras
gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Proses ini ditandai timbulnya white spot pada
permukaan gigi. White spot merupakan bercak putih pada permukaan gigi.
Karies memiliki kedalaman yang berbeda. Derajat keparahannya dikelompokan menjadi :
10

1. Karies pada email. Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada ransangan
yang berasal dari makanan atau minuman yang dingin akan terasa linu.
2. Karies pada dentin. Ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan.
Apabila sisa makanan disingkirkan maka rasa sakit akan berkurang.
3. Karies pada pulpa. Gigi terasa sakit terus menerus sifatnya tiba tiba atau muncul dengan
sendirinya. Rasa sakit akan hilang sejenak apabila diberi obat pengurang rasa sakit.

Etiologi
Etiologi dibedakan atas faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm
(lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang
tidak langsung mempengaruhi biofilm.
Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab
terbentuknya karies. Ada empat faktor yang memegang peranan yaitu:
1. Faktor host atau tuan rumah.
Faktor host meliputi faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel,
faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap
karies karena sisa sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan
fisur yang dalam. Permukaan enamel yang kasar menyebabkan plak mudah melekat dan
membantu perkembangan karies gigi.
2. Faktor agen atau mikroorganisme.
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan
gigi yang tidak dibersihkan. Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies. Sesaat setelah selesai menyikat gigi, akan tampak suatu lapisan tipis.
Lapisan ini dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. Makanan manis yang kita
konsumsi akan membuat semacam plak di sela sela gigi berubah menjadi asam sehingga
merusak gigi.
3. Faktor substrat atau diet.
Diet adalah penyebab utama karies gigi, khususnya gula. Faktor substrat atau diet dapat
mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Makanan yang mudah lengket dan
menempel di gigi seperti permen dan coklat memudahkan terjadinya karies.
11

4. Faktor waktu.
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang
dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko karies adalah :
a. Pengalaman karies. Penelitian epidemiologis telah membuktikan adanya hubungan antara
pengalaman karies dengan perkembangan karies dimasa mendatang. Sensitifitas
parameter ini hampir mencapai 60%. Tingginya skor pengalaman karies dapat
memprediksi terjadinya karies pada gigi permanennya.
b. Penggunaan fluor. Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun lokal
merupakan hal yang penting diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies oleh
karena dapat meningkatkan remineralisasi. Namun demikian, jumlah kandungan fluor
dalam air minum dan makanan harus harus diperhitungkan pada waktu memperkirakan
kebutuhan tambahan fluor karena pemberian fluor yang berlebihan dapat menyebabkan
fluorosis.
c. Oral hygiene. Insidens karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak
secara mekanis dari permukaan gigi. Peningkatan oral higiene dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pembersih interdental yang dikombinasikan dengan pemeriksaan gigi
secara teratur. Pemeriksaan gigi rutin dapat membantu mendeteksi masalah gigi yang
berpotensi menjadi karies.
d. Jumlah bakteri. Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas
berbagai jenis bakteri. Kolonisasi bakteri di dalam mulut disebabkan transmisi antar
manusia, yang paling banyak dari ibu.
e. Saliva. Selain mempunyai efek buffer, saliva juga berguna untuk membersihkan sisa sisa
makanan di dalam mulut. Pada individu yang berkurang fungsi salivanya, aktivitas karies
akan meningkat secara signifikan.
f. Pola makan. Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal dari
pada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali
seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka

12

beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam
sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.
g. Umur. Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevelensi karies
sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan terhadap
karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi
sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya.
Anak anak mempunyai risiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi
sedangkan orangtua lebih berisiko terhadap terjadinya karies akar.
h. Jenis kelamin. Selama masa kanak kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMFT
yang lebih tinggi dari pria.
i. Sosial ekonomi. Orang orang dari status sosial ekonomi rendah memiliki kesehatan yang
lebih buruk dari orang dari status sosial ekonomi tinggi. Secara khusus, anak-anak dari
kelompok ekonomi yang lebih rendah cenderung berada pada risiko karies yang parah.
Penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi mempengaruhi asupan makanan, maka
kemungkinan bahwa perbedaan dalam diet dan asupan gula khususnya, dapat menjadi
penentu dari variasi karies yang terlihat antara kelas-kelas sosial.
Mekanisme Terjadinya Karies
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi.
Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktutertentu berubah
menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis. Hal ini menyebabkan
demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi
(pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.
Bagan proses terjadinya karies gigi.

13

Pencegahan Karies Gigi


Menjaga kebersihan mulut adalah merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya
penyakit-penyakit dalam mulut, seperti: karies gigi dan radang gusi. Kedua penyakit tersebut
merupakan penyakit yang paling sering ditemukan dalam mulut, penyebab utama penyakit
tersebut adalah plaque. Beberapa cara pencegahan karies gigi antara lain :
a. Plaque control
Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan mencegah
akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam mencegah
terjadinya karies dan radang gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control, antara lain:
Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan

gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi.


Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari nilon.
Floss ini digunakan untuk menghilangkan plaque dan memoles daerah
interproximal (celah di antara dua gigi), serta membersihkan sisa makanan

yang tertinggal di bawah titik kontak.


Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah dan
jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan yang mengandung
karbohidrat seperti: dodol, gula, permen, demikian pula makanan yang
lengket hendaknya dihindari. Adapun yang disarankan dalam plaque
control adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis
makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang
terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan penyangga

gigi.
Kontrol secara periodic
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kelainan dan
penyakit gigi dan mulut secara dini.
Fluoridasi

14

Fluor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh manusia sebagai
bahan yang dapat membuat lapisan email tahan terhadap asam. Menurut
YKGI (1999), penggunaan fluor ada dua macam yaitu secara sistemik dan
lokal. Secara sistemik dapat dilakukan melalui air minum mengandung
kadar fluor yang cukup. Sehingga fluor dapat diserap oleh tubuh. Secara
lokal dapat dilakukan dengan diteteskan/dioleskan pada gigi, kumurkumur dengan larutan fluor dan diletakkan pada gigi dengan
menggunakan sendok cetak.
b. Berkumur
Kumur-kumur adalah hal yang penting untuk menjaga kebersihan mulut karena
bisa membersihkan bakteri tidak sehat. Kumur-kumur memang bukan kegiatan
yang dilakukan tiap hari dan menyenangkan untuk dilihat banyak orang. Tapi
bagaimanapun, biasanya melakukan ini di kamar mandi dan tidak akan dilihat
orang.
Cara berkumur :
Siapkan wadah atau gelas yang bersih. Siapkan gelas yang akan
selamanya menjadi gelas kumur Anda. Meskipun gelas atau wadahnya
tidak harus spesial dan khusus, berkumur menggunakan gelas terpisah
biasanya lebih aman daripada langsung dari botol karena bisa menghindari

perpindahan bakteri dari mulut botol ke mulut Anda.


Isi gelas kumur Anda dengan cairan kumur pilihan Anda. Tuang
sedikit, karena akan lebih baik menuangkan terlalu sedikit daripada terlalu

banyak (dan harus membuang lebihnya).


Masukkan sedikit cairan kumur ke dalam mulut Anda dan gerakkan
ke sekitar mulut Anda. Tujuan Anda untuk gerakan pertama ini adalah
mengenai bagian depan dan samping mulut Anda, dua area yang tidak
dijangkau ketika berkumur.
Kembung dan kempeskan pipi anda, dan gerakkan lidah Anda ke depan
dan belakang untuk menggerakkan cairan kumurnya di sekitar mulut Anda
dan Beberapa orang suka menghangatkan cairan kumur sebelum
menggunakannya. Meskipun ini bukan pilihan yang tepat jika Anda
menggunakan obat kumur kemasan, air campur garam akan terasa lebih
baik di mulut Anda jika airnya hangat.
15

Angkat pelala Anda, tapi jangan menelan cairan kumurnya, buka


mulut Anda, dan buat suara ahhh. Tutup pintu kerongkongan Anda
agar tidak ada cairan kumur yang tertelan secara tidak sengaja.
Jika Anda tidak terbiasa melakukannya, Anda mungkin akan perlu waktu
membiasakan diri. Tapi jika Anda bisa melakukannya dengan benar,
getaran dari suara yang Anda buat akan membuat cairan kumurnya
bergerak seperti cairan yang mendidih.
Berkumur akan melapisi bagian belakang mulut Anda dengan cairan
kumur yang Anda gunakan, sehingga membersihkan bakteri dan

meredakan sakit tenggorokan.


Muntahkan cairan kumurnya ke wastafel. Sertakan kumur-kumur
dengan kegiatan membersihkan gigi lain yaitu sikat gigi dan menggunakan

benang gigi.
c. Menyikat gigi
Menyikat gigi adalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit
gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi sebaiknya
dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu
mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya.
Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam menyikat gigi yang baik, antara
lain:

Sikat gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-ciri, seperti:
bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai jaringan lunak
dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat menjangkau seluruh
permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran mulut. Dalam memilih
sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu

sikat yang terbuat dari nilon karena sifatnya yang elastis.


Pasta gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor, karena
fluor akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih tahan
terhadap serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluor apabila
digunakan secarateratur akan dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta gigi
mengandung bahan abrasif ringan seperti kalsium karbonat dan dikalsium
16

fosfat, tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan bahwa


penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisiensi pembersihan plaque.
Pasta gigi yang mengandung fluorida ternyata sudah terbukti dapat
meningkatkan absorpsi ion fluor pada permukaan gigi yang akan
menghambat kolonisasi bakteri dari permukaan gigi. Beberapa pasta gigi
tentu juga mengandung bahan-bahan kimia seperti formaldehid atau
strongsium clorida, yang dapat membantu mengurangi sensitivitas dari

akar gigi yang terbuka akibat resesi gingiva.


Alat bantu menyikat gigi
Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang digunakan
untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi, dan sikat selasela gigi. Penggunaan benang gigi akan membantu menghilangkan plaque
dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela gigi dan di bawah gusi.

Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi.7


d. Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang sehingga menimbulkan
suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan pada gigi jika tidak dibersihkan, maka
mulut semakin asam dan kumanpun akan tumbuh subur membuat lubang pada
gigi. Sifat asam ini bisa dicegah dengan menyikat gigi.
e. Teknik menyikat gigi
Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat gigi adalah :
Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju
mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali

gerakan setiap permukaan gigi.


Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik

turun.
Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik

turun agak memutar.


Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan

maju mundur.
Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan

gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.


Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa
fluor masih ada pada gigi.
17

Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan
posisi kepala sikat gigi berada di atas.

18

DAFTAR PUSTAKA
Carranza, A. Fermin, Takei, H. Henry, and Newman, G Michael, 2002, Clinical Periodontology,
Saunders Company, USA.
Hauwink et al., 1993. Ilmu kedokteran gigi pencegahan, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Itjinningsih, 1995, Anatomi Gigi, Buku Kedokteran, Jakarta.
Lindhe, Jan, 1993, Textbook of Clinal Periodontology, Munksgaard, Copenhagen.
Mount, J. Graham and Hume, W.R., 2005, Preservation and Restoration of Tooth Structure,
Knowledge Book and Software, Australia.
Pilot,T. 1993, Penyakit Periodontal, dalam Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Howink, B., dkk.,
Penerjemah : Sutatmi Suryo, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Terigan, R., 1995, Kesehatan Gigi dan mulut, EGC, Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai