Anda di halaman 1dari 3

Diagnosa SAR

SAR didiagnosa dengan anamnesa dan melihat gambaran ulser melalui pemeriksaan klinis.
Anamnesa dari pasien akan didapati keluhan berupa rasa sakit pada mulutnya, kejadian ulser
yang berulang, frekuensi, durasi, dan faktor predisposisi terjadinya ulser. Pemeriksaan
klinis dilakukan dengan melihat jumlah ulser, bentuk, ukuran, daerah tempat terjadi, dan jaringan
di sekitar. Tes spesifik untuk mendiagnosa SAR tidak ada karena SAR dapat didagnosis dengan
melihat gambaran klinis. Biopsi biasanya tidak diperlukan. Biopsi dilakukan untuk
menyingkirkan diagnosa banding dari SAR. Pemeriksaan laboratorium diindikasikan jika
pasien menderita SAR dengan tingkat rekurensi tinggi atau semakin memburuk. Pemeriksaan
laboratorium tersebut dapat mencakup pemeriksaan darah dan pemeriksaan antibodi antinuklear.

Diagnosa banding SAR

1. Ulkus traumatikus
Adalah satu dari lesi mukosa yang paling umum pada penyakit mulut.1 Ulkus
merupakan lesi dimana terjadinya kerusakan pada epitelium hingga melebihi membran
basalis yang terjadi akibat trauma. Ulkus traumatikus terjadi pada setiap kelompok usia
dan distribusi yang sama antara pria dan wanita. Predileksinya adalah pada lidah, bibir,
lipatan mukosa bukal (buccal fold), gingiva, palatum, mukosa labial dan dasar mulut dan
tepi perifer lidah dengan ukuran lesi bervariasi. Sebagian besar ulkus disebabkan oleh
trauma mekanik, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh trauma termal, kimia, dan
elektris. Faktor mekanis yang dapat memicu timbulnya ulseratif antara lain seperti
menggigit bibir, pipi atau lidah, gigi yang tajam, gigi yang patah, trauma oleh karena
benda asing seperti penggunaan piranti ortodontik, prostodontik ataupun sikat gigi. Ulkus
traumatikus sering terjadi disertai rasa nyeri, soliter, permukaannya merah halus atau
putih kekuningan dengan lingkaran merah di tepinya.
Gejala dari lesi ini adanya rasa sakit serta ketidaknyamanan dalam 24 hingga 48
jam (1 – 2 hari) sesudah terjadinya trauma. Rasa sakit yang ditimbulkan pada ulkus
diakibatkan terbukanya ujung serabut saraf. Ulkus ini akan sembuh dengan sendirinya
dalam waktu 10 – 14 hari jika faktor penyebabnya dihilangkan. Apabila dalam 2 minggu
setelah pengaruh traumatik dihilangkan ulkus tetap tidak sembuh, maka penyebab lain
dapat dicurigai dan dapat dilakukan biopsi.
Penatalaksanaan pada ulkus traumatikus adalah dengan menghilangkan faktor
etiologi. Pengobatan simptomatik yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri,
mempersingkat perjalanan lesi, dan memperpanjang interval bagi kemunculan lesi. Obat
yang dapat digunakan antara lain: anestetikum (benzocaine 4% dalam borax glycerine),
obat kumur antibiotika (chlorhexidine gluconate 0,2%, larutan tetrasiklin 2%), anti
inflamasi dan anti edema (sodium hyaluronat), obat muko-adhesive dan anti inflamasi
(bentuk kumur atau gel), kortikosteroid topikal (triamcinolone in Orabase).
2. Pseudoaftosa
Pseudoaftosa merupakan ulser mukosa rekuren mirip aftosa di dalam rongga
mulutang berhubungan dengan kekurangan nutrisi. Penelitian menunjukan bahwa 20%
pasien dengan stomatitis aftosa rekuren megalami kekurangan zat besi, asam folat, atau
vitamin B12. Pseudoaftosa sering terlihat bersamaan dengan penyakit peradangan usus
buntu, penyakit Crohn, tidak bisa menoleransi gluten (penyakit seliak), dan anemia
pernisiosa.
Pseudoaftosa mirip dengan stomatitis aftosa rekuren minor dan mayor, tetpi
umumnya lebih persisten. Ulser berbentuk bulat, depresi, dan sakit, serta kadang –
kadang berjumlah banyak. Bagian tepinya menonjol, keras, dan tidak teratur. Kadang –
kadang lesi disertai dengan fissura dan nodula pada mukosa. Perubahan pda papila lidah
menunjukan kondisi kekurangan nutrisi yang melatarbelakanginya. Penyembukan
berjalan lambat, dan pasien melaporkan bahwa mereka jarang bebas dari ulserasi. Jika
aftosa ini persisten dan kronis, mungkin perlu dilakukan evalusai kekurangan nutrisi,
termasuk pemeriksaan hematologi. Jika hasil laboratorium abnormal, perlu dilakukan
rujukan medis.

Diagnosis (INI BAGIAN DILLA)

Diagnosa kerja (INI JUGA BAGIAN DILLA)

Prognosis

Prognosis digolongkan sebagai berikut:

1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk / jelek
4. Dubia : tidak tentu / ragu – ragu
 Dubia ad sanam : tidak tentu / ragu – ragu, cenderung sembuh / baik
 Dubia ad malam : tidak tentu / ragu – ragu, cenderung memburuk / jelek

Pada skenario ini prognosisnya adalah baik, karena pasien hanya mengalami SAR pada saat akan
menstruasi, setelah masa menstruasi berakhir SAR akan sembuh dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai