SAR MINOR
LONA CHAROLIN
NIM. 40617023
II. Anamnesis
- Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan sariawan pada dasar mulut
sebelah kanan
- Riwayat Penyakit : Pasien datang dengan keluhan terdapat sariawan pada dasar
mulut sejak ± 4hari yang lalu. Pasien mengeluhkan
adanya rasa perih ketika makan. Pasien juga pernah
mengalami hal serupa namun sembuh dengan
sendirinya. Sariawan tersebut tiba-tiba muncul, dan
pasien saat ini sedang banyak pikiran.
- Riwayat perawatan gigi : Pasien pernah menambalkan giginya ± 3 bulan yang
lalu di RSGM IIK
- Jaringan lunak mukosa mulut: Pasien pernah membersihkan karang giginya ± 4
bulan yang lalu
- Kebiasaan buruk : Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk yang
mengganggu atau merugikan kesehatan pasien.
- Riwayat sosial : Pasien adalah mahasiswa kedokteran gigi dengan
Muka : TAA
Pipi kanan : TAA
Pipi kiri : TAA
Bibir atas : TAA
Bibir bawah : TAA
Sudut mulut : TAA
Kelenjar Limfe :
- Submandibularis kanan, kiri : TAA
- Submentalis : TAA
- Leher : TAA
Kelenjar Saliva :
- Parotis kanan : TAA
- Parotis kiri : TAA
- Sublingualis : TAA
Lain-lain : TAA
S : Pasien datang untuk melanjutkan perawatan kontrol ke-1 pada hari ke-7.
Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit dasar mulut sebelah kanan.
Pasien menggunakan obat sesuai instruksi operator. Obat oles tersisa ±1/2
botol dan becom c sisa 3 kaplet.
O :EO : Normal
IO : Normal
Setress
Kelenjar Pituari
mengeluarkan ACTH
Mengeluarkan Kortisol
Adrenal meningkat
vasokontriksi
Mikroorganisme masuk
Ulser
IX. Pembahasan
Stomatitis Aphtosa Rekuren Minor
Stomatitis apthosa rekuren (SAR) juga dikenal dengan nama aphthae /
canker sores / reccurent aphthous ulcerations (RAU). SAR merupakan suatu
peradangan jaringan lunak mulut yang ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa
disertai gejala penyakit lain (Abu Bakar, 2014). SAR diklasifikasikan menjadi 3
kategori yaitu SAR Mayor, SAR Minor, dan SAR Herpetiformis. SAR merupakan
lesu mukosa mulut yang sering terjadi dengan prevalensi 10-30% pada populasi
umum (Langlais, 2013). Penyebab SAR secara pasti belum ditemukan, namun
penyebab utama nya secara umum terjadi oleh karena adanya respon imun cell-
mediated. Beberapa faktor predisposisi yang pernah dilaporkan antara lain trauma,
genetik, gangguan endokrin, setress emosional, defisiensi hematologi, menstruasi,
dan AIDS (Laskaris, 2013).
SAR Minor mempunyai kecendrungan unruk terjadi pada mukosa bergerak
yang terletak pada jaringan kelenjar minor. Seringkali terjadi pada mukosa bibir dan
pipi, tapi ulkus jarang dijumpai pada mukosa berkeratin banyak seperti gusi dan
palatum keras. SAR Minor tampak sebagai ulkus dengan bentuk yang oval, dangak,
kuning-keabuan, tepi eritematus, dan diameter kira-kira 2-5mm (Langlais, 2013).
Ulser/ulkus merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan hilangnya
jaringan epitel (lapisan epitelium), akibat dari ekskavasi permukaan jaringan yang
lebih dalam dari jaringan epitel. Gambaran klinis ulkus berupa ulser pada mukosa
rongga mulut dalam keadaan akut menunjukkan tanda dan gejala klinis inflamasi.
Proses penyembuhan luka (ulkus) merupakan suatu proses kompleks yang meliputi
proses inflamasi ,granulasi,regenerasi sel jaringan. (Laskaris, 2013)
Fase inflamasi terjadi pada hari 0 – 5. Luka karena trauma mengakibatkan
kerusakan pada struktur jaringan. Hal ini kemudian akan memicu system biologis.
(PMN) adalah sel pertama yang menuju ketempat terjadinya luka. Jumlahnya
meningkat cepat dan mencapai puncaknya pada 24 – 48 jam. Fungsi utamanya adalah
memfagositosis bakteri yang masuk. Elemen imun seluler yang berikutnya adalah
makrofag. Muncul pertama 48 – 96 jam setelah terjadi. Sesudah makrofag akan
muncul limfosit T dengan jumlah bermakna. Makrofag seperti halnya netrofil,
memfagositosis dan mencerna organisme-organisme patologis dan sisa-sisa jaringan.
(M. Glick. 2003.)
Fase proliferasi Fase ini terjadi pada harike 3 – 14. Fase proliferasi ditandai
dengan pembentukan jaringan granulasi pada luka. Jaringan granulasi merupakan
kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblast dan sel inflamasi. Sementarai tu
pada permukaan luka juga terjadi repitelisasi, terjadi beberapa jam setelah luka sel
basal pada daerah dekat luka mengalami pembelahan yang cepat dan bermigrasi
dengan pergerakan menyilang satu dengan yang lain sampai defek yang terjadi
tertutup semua. (M. Glick. 2003.)
Fase maturasi dan remodeling, pada fase ini terjadi pematangan jaringan
untuk membentuk jaringan scar. Pembentukan kolagen pada fase ini mulai menurun
dan stabil. (M. Glick. 2003.)
Terapi SAR Minor
Penatalaksanaan SAR Minor sepenuhnya belum terbilang cukup berhasil, namun
pasien SAR Minor ini dapat terbukti memberi respons terhadap suspensi antibiotik,
koagulasi, kauterisasi, dan obat-obat anti peradangan (Langlais, 2013). Semua ulser
harus ditinjau, jika lesi terus menetap lebih dari 10-14 hari setelah factor penyebab
0,07%, Menthol 0,06%, Excipient s.g.f 100% . Becom-C adalah vitamin B1, B2, B6,
B12 nikotinamid, Ca-pantotenant, vitamin C yang berfungsi untuk mencegah atau
X. Kesimpulan
SAR Minor merupakan suatu peradangan jaringan lunak mulut yang
ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai gejala penyakit lain. Karakteristik
SAR biasanya berupa ulser rekuren dengan bentuk bulat atau oval dan pinggir
yang dikelilingi eritematous dengan dasar lesi berwarna kuning-kebuan. Tipe
minor sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan jaringan parut (Abu
Bakar, 2014).
Daftar Pustaka
Abu Bakar, dkk., 2014. “ Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) Minor Multiple Pre-
Menstruasi”. ODONTO Dental Journal. Vol. 1 (2).
Langlais and Miller. 2013. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang
Lazim. Jakarta: EGC.