Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS IPM 2

SAR MINOR

LONA CHAROLIN

NIM. 40617023

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2018/2019
I. Identitas Pasien :
- Nama Pasien : Nn. Dian Permata Pratama
- Tempat, tanggal lahir : BandaAceh, 27 Mei 1994
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Alamat : Bandar lor gang 3b
- No. Rekam Medik : 010379

II. Anamnesis
- Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan sariawan pada dasar mulut
sebelah kanan

- Riwayat Penyakit : Pasien datang dengan keluhan terdapat sariawan pada dasar
mulut sejak ± 4hari yang lalu. Pasien mengeluhkan
adanya rasa perih ketika makan. Pasien juga pernah
mengalami hal serupa namun sembuh dengan
sendirinya. Sariawan tersebut tiba-tiba muncul, dan
pasien saat ini sedang banyak pikiran.
- Riwayat perawatan gigi : Pasien pernah menambalkan giginya ± 3 bulan yang
lalu di RSGM IIK
- Jaringan lunak mukosa mulut: Pasien pernah membersihkan karang giginya ± 4
bulan yang lalu
- Kebiasaan buruk : Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk yang
mengganggu atau merugikan kesehatan pasien.
- Riwayat sosial : Pasien adalah mahasiswa kedokteran gigi dengan

kebiasaan menyikat gigi 2 kali sehari.

- Riwayat penyakit sistemik : TAA


- Riwayat penyakit keluarga : TAA
III. Pemeriksaan Objektif
a. PemeriksaanEkstra oral :

 Muka : TAA
 Pipi kanan : TAA
 Pipi kiri : TAA
 Bibir atas : TAA
 Bibir bawah : TAA
 Sudut mulut : TAA
 Kelenjar Limfe :
- Submandibularis kanan, kiri : TAA
- Submentalis : TAA
- Leher : TAA
 Kelenjar Saliva :
- Parotis kanan : TAA
- Parotis kiri : TAA
- Sublingualis : TAA
 Lain-lain : TAA

b. Pemeriksaan Intra oral :


 Mukosa labial atas : Pada mukosa labial bawah kanan terdapat ulser,
berwarna putih kekuningan, tepi eritematus, diameter ±3mm, terasa sakit,
jaringan sekitsr normal.
 Mukosa labial bawah : Pada mukosa labial bawah kanan terdapat ulser,
berwarna putih kekuningan, tepi eritematus, diameter ±3mm, terasa sakit,
jaringan sekitsr normal.
 Komisura kanan : TAA
 Komisura kiri : TAA
 Mukosa bukal kanan : TAA
 Mukosa bukal kiri : TAA
 Labial fold atas :TAA
 Labial fold bawah : TAA
 Bukal fold atas, bawah : TAA
 Gingiva RA :TAA
 Gingiva RB : Terdapat nodula berwarna lebih putih pucat dari
jaringan sekitarnya, jaringan sekitar normal, tidak dapat dikerok, tidak sakit .
 Palatum : TAA
 Arkuspalatoglossus anterior : TAA
 Arkuspalatoglossus posterior : TAA
 Lidah : Terdapat bentukan scalloped pada lateral lidah
kanan dan kiri, jaringan sekitar normal dan tidak sakit.
 Dasar Mulut : Terdapat ulser dengan diameter 3mm, tepi
eritematus, berbentuk oval, terasa sakit, tidak ada peninggian, batas jelas,
jaringan sekitar normal.
IV. Diagnosis Sementara : SAR Minor
V. Pemeriksaan Penunjang : -
VI. Diagnosis : SAR Minor
VII. Rencana Perawatan :
a. TERAPI :
1. Pasien diinstruksikan untuk berkumur terlebih dahulu dan keringkan
menggunakan cotton pellet
2. Ulasi menggunakan providone iodine 10% pada daerah ulser
menggunakan cotton pellet.
3. Ulasi periokin pada daerah ulser menggunakan cotton pellet.
4. Instruksi pasien untuk tidak makan dan minum selama ±30 menit
Resep
R/ periokin gel 30 ml tube No. I
∫ 3 dd lit or
R/ Becom C Caplt No X
∫ 1 dd 1 p c
b. KIE :
1. Instruksi pasien untuk menggunkan Becom C 1x sehari dan periokin
gel 3x sehari dengan menggunakan cotton bud, lalu setelah diulasi
periokin gel jangan makan dan minum dulu selama 30 menit
2. Banyak konsumsi buah dan sayur
3. Banyak minum air putih
4. Kurangi stress
5. Menjaga OH

Gambar 1. Foto SAR Minor


c. KONTROL 1

S : Pasien datang untuk melanjutkan perawatan kontrol ke-1 pada hari ke-7.
Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit dasar mulut sebelah kanan.
Pasien menggunakan obat sesuai instruksi operator. Obat oles tersisa ±1/2
botol dan becom c sisa 3 kaplet.

O :EO : Normal

IO : Normal

A : SAR Minor sudah sembuh

P : - Banyak konsumsi buah dan sayur

- Banyak minum air putih


- Kurangi setress
- Menjaga OH

Gambar 2. Foto kontrol SAR Minor ke-1


VIII. Kerangka Konsep

Setress

Merangsang hipotalamus untuk


mensekresi CRF

Kelenjar Pituari
mengeluarkan ACTH

Merangsang kortex adrenal

Mengeluarkan Kortisol

Merangsang medula adrenal

Adrenal meningkat

vasokontriksi

Intake makanan terganggu


dan membentuk mikrolesi

Mikroorganisme masuk

Ulser
IX. Pembahasan
Stomatitis Aphtosa Rekuren Minor
Stomatitis apthosa rekuren (SAR) juga dikenal dengan nama aphthae /
canker sores / reccurent aphthous ulcerations (RAU). SAR merupakan suatu
peradangan jaringan lunak mulut yang ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa
disertai gejala penyakit lain (Abu Bakar, 2014). SAR diklasifikasikan menjadi 3
kategori yaitu SAR Mayor, SAR Minor, dan SAR Herpetiformis. SAR merupakan
lesu mukosa mulut yang sering terjadi dengan prevalensi 10-30% pada populasi
umum (Langlais, 2013). Penyebab SAR secara pasti belum ditemukan, namun
penyebab utama nya secara umum terjadi oleh karena adanya respon imun cell-
mediated. Beberapa faktor predisposisi yang pernah dilaporkan antara lain trauma,
genetik, gangguan endokrin, setress emosional, defisiensi hematologi, menstruasi,
dan AIDS (Laskaris, 2013).
SAR Minor mempunyai kecendrungan unruk terjadi pada mukosa bergerak
yang terletak pada jaringan kelenjar minor. Seringkali terjadi pada mukosa bibir dan
pipi, tapi ulkus jarang dijumpai pada mukosa berkeratin banyak seperti gusi dan
palatum keras. SAR Minor tampak sebagai ulkus dengan bentuk yang oval, dangak,
kuning-keabuan, tepi eritematus, dan diameter kira-kira 2-5mm (Langlais, 2013).
Ulser/ulkus merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan hilangnya
jaringan epitel (lapisan epitelium), akibat dari ekskavasi permukaan jaringan yang
lebih dalam dari jaringan epitel. Gambaran klinis ulkus berupa ulser pada mukosa
rongga mulut dalam keadaan akut menunjukkan tanda dan gejala klinis inflamasi.
Proses penyembuhan luka (ulkus) merupakan suatu proses kompleks yang meliputi
proses inflamasi ,granulasi,regenerasi sel jaringan. (Laskaris, 2013)
Fase inflamasi terjadi pada hari 0 – 5. Luka karena trauma mengakibatkan
kerusakan pada struktur jaringan. Hal ini kemudian akan memicu system biologis.
(PMN) adalah sel pertama yang menuju ketempat terjadinya luka. Jumlahnya
meningkat cepat dan mencapai puncaknya pada 24 – 48 jam. Fungsi utamanya adalah
memfagositosis bakteri yang masuk. Elemen imun seluler yang berikutnya adalah
makrofag. Muncul pertama 48 – 96 jam setelah terjadi. Sesudah makrofag akan
muncul limfosit T dengan jumlah bermakna. Makrofag seperti halnya netrofil,
memfagositosis dan mencerna organisme-organisme patologis dan sisa-sisa jaringan.
(M. Glick. 2003.)
Fase proliferasi Fase ini terjadi pada harike 3 – 14. Fase proliferasi ditandai
dengan pembentukan jaringan granulasi pada luka. Jaringan granulasi merupakan
kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblast dan sel inflamasi. Sementarai tu
pada permukaan luka juga terjadi repitelisasi, terjadi beberapa jam setelah luka sel
basal pada daerah dekat luka mengalami pembelahan yang cepat dan bermigrasi
dengan pergerakan menyilang satu dengan yang lain sampai defek yang terjadi
tertutup semua. (M. Glick. 2003.)
Fase maturasi dan remodeling, pada fase ini terjadi pematangan jaringan
untuk membentuk jaringan scar. Pembentukan kolagen pada fase ini mulai menurun
dan stabil. (M. Glick. 2003.)
Terapi SAR Minor
Penatalaksanaan SAR Minor sepenuhnya belum terbilang cukup berhasil, namun

pasien SAR Minor ini dapat terbukti memberi respons terhadap suspensi antibiotik,

koagulasi, kauterisasi, dan obat-obat anti peradangan (Langlais, 2013). Semua ulser

harus ditinjau, jika lesi terus menetap lebih dari 10-14 hari setelah factor penyebab

dihilangkan sebaiknya dilakukan biopsy untuk memastikan adanya keganasan rongga

mulut atau squamous cell carcinoma (Field dan Longman, 2003).

Komposisi periokin gel adalah Chlorhexidindiguclonat 0,2%, Methyl salicilate

0,07%, Menthol 0,06%, Excipient s.g.f 100% . Becom-C adalah vitamin B1, B2, B6,
B12 nikotinamid, Ca-pantotenant, vitamin C yang berfungsi untuk mencegah atau

penyembuhan luka, dan menambah kekurangan vitami B kompleks dan vitamin C.

X. Kesimpulan
SAR Minor merupakan suatu peradangan jaringan lunak mulut yang
ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai gejala penyakit lain. Karakteristik
SAR biasanya berupa ulser rekuren dengan bentuk bulat atau oval dan pinggir
yang dikelilingi eritematous dengan dasar lesi berwarna kuning-kebuan. Tipe
minor sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan jaringan parut (Abu
Bakar, 2014).
Daftar Pustaka

Abu Bakar, dkk., 2014. “ Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) Minor Multiple Pre-
Menstruasi”. ODONTO Dental Journal. Vol. 1 (2).

Greenberg, M.S; M. Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and


Treatment10th ed. Hamilton. BC Decker Inc.

Langlais and Miller. 2013. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang
Lazim. Jakarta: EGC.

Laskaris, G.2013. Atlas SakuPenyakitMulut. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai