Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RENCANA PERAWATAN

KASUS SIMPEL

Oleh:

Moneta

04074822124037

Dosen Pembimbing :

drg. Mellani Cindera Negara, Sp. Perio

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022

Diskusi Laporan Kasus


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DEPARTEMEN PERIODONSIA

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nur Aina Okta Ferrisa


Tempat/ Tanggal Lahir/ Umur : Palembang / 28 Oktober 2022 / 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : WNI
Ras : Mongoloid
Alamat : Jl. Syakyakirtim Gang Hasmin, No. 95
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum kawin
Berat / Tinggi Badan : 48 kg/ 152 cm
Golongan Darah : A

Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2022


No. RM : 073532
Mahasiswa : Moneta
NPM : 04074822124037

II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF


KELUHAN UTAMA :
Pasien perempuan (19 th) datang ke RSKGM mengeluhkan terdapat karang gigi pada
geraham belakang kanan dan gigi edpan rahanga tas dan rahang bawah sejak + 2 tahun lalu.
Pasien mengaku gusi kadang berdarah saat menyikat gigi. Pasien merasa tidak nyaman.

III. PEMERIKSAAN OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Klinis
1. Riwayat perawatan gigi yang lalu
a. Tanggal terakhir : 14 Agustus 2021
b. Jenis perawatan terakhir : penambalan gigi
c. Dirawat oleh ahli/ bukan : Dokter gigi

Diskusi Laporan Kasus


d. Tempat perawatan : klinik gigi
e. Frekuensi perawatan rutin : tidak ada

2. Alasan hilangnya gigi


a. Berlubang/ karies; gigi : tidak ada
b. Terlepas sendiri (karena goyang); : tidak ada
c. Trauma : tidak ada
d. Gangguan/ anomali/ tidak erupsi : tidak ada
e. Gigi dicabut dengan alasan lainnya; : tidak ada
f. Alasan tidak diganti : tidak ada

3. Pengetahuan tentang penyakit periodontal yang diderita


a. Permulaan terasa ada kelainan : Permukaan gigi terasa kasar dan sering berdarah
saat menyikat gigi sejak ±2 tahun yang lalu.
b. Daerah yang terganggu : Gigi geraham belakang kanan dan gigi
depan atas dan bawah
c. Derajat keparahan kelainan dihubungkan dengan :
 Jenis makanan tertentu : tidak ada
 Siklus menstruasi : Normal (setiap bulan)
 Frekuensi & teknik menyikat gigi: 2 kali sehari, (pagi dan sore saat mandi), dengan
gerakan horizontal
d. Keluhan pada :
 Gusi (sensitif, membengkak) : Gusi kanan belakang rahang atas dan gigi depan
bawah membengkak dan mudah berdarah
Perdarahan pada gusi (spontan/ : Saat menyikat gigi
 ANUG/ kelainan mukosa : tidak ada
 Kebiasaan buruk (oral) : mengunyah sebelah sisi
 Impaksi makanan : tidak ada

4. Riwayat perawatan periodontal yang lalu


a. Tanggal terakhir : belum pernah dirawat
b. Jenis perawatan terakhir : tidak ada
c. Dirawat oleh ahli/ bukan : tidak ada
d. Tempat perawatan : tidak ada

Diskusi Laporan Kasus


e. Frekuensi perawatan rutin : tidak ada

5. Pemeliharaan oral hygiene


a. Frekuensi penyikatan gigi perhari : 2 kali sehari (pagi dan sore saat mandi)
b. Jenis sikat yang dipakai : Bulu sikat medium, sikat bertangkai lurus
 Metode : Horizontal
 Pasta gigi : Pasta gigi mengandung fluor
 Alat bantu lain : tidak ada

6. Riwayat medis umum


a. Tanggal terakhir : tidak ada
b. Jenis perawatan : tidak ada
c. Dirawat oleh ahli/ bukan : tidak ada

7. Pemeriksaan khusus
a. Jenis pemeriksaan : tidak dilakukan
b. Tempat pemeriksaan : tidak dilakukan
c. Tanggal pemeriksaan : tidak dilakukan

8. Evaluasi kelainan/ kondisi sistemik tentang kesehatan gigi


- Kondisi sistemik pasien : Baik (Pasien manyangkal adanya penyakit
/kelainan sistemik)
- Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut : Sedang

9. Pemeriksaan Ekstraoral Dan Intraoral


a. Keadaan ekstraoral :
 Profil/ wajah : Cembung, simetris.
 Mata : Normal, pupil isokor, sklera tidak ikterik
 Leher : Kelenjar getah bening submandibula kiri dan
kanan tidak teraba, tidak sakit
 Bibir : sehat
 TMJ : Tidak ada kelainan
b. Keadaan intraoral
 Mukosa : Tidak ada kelainan

Diskusi Laporan Kasus


 Gingiva
- Bentuk : Edematus pada sektan a,b,c,d,e,f
- Warna : Kemerahan pada sektan a,b,c,d,e,f
- Konsistensi : Lunak pada sektan a,b,c,d,e,f
- Pitting test : (+) pada sektan a,b,c,d,e,f
- Stippling : (-) pada sektan a, b, c, d, e, f
- Permukaan : Licin pada sektan a,b,c,d,e,f
- Resesi : Tidak ada
- Interdental papil : Membulat pada sektan a,b,c,d,e,f
- Stillman cleft : Tidak ada
- Mc Call’s festoon : Tidak ada
 Frenulum : frenulum labialis superior: tinggi,
Frenulum labialis inferior: sedang
 Eksudat sulkus : Tidak ada
 Perkusi : Negative (-)
 Mobiliti : Tidak ada
 Gigi karies : Gigi 16, 26, 36
10. Oklusi
a. Kontak prematur : Tidak ada
b. Faset permukaan
 Atrisi : Tidak ada
 Abrasi : Tidak ada
 Erosi : Tidak ada
c. Geligi tidak beraturan : Gigi 13, 12, 11, 21, 22, 23, 35, 32, 31, 41, 42, 43

11. Gambaran Radiografik: Tidak dilakukan


i. Bentuk resorbsi tulang alveolar
1. Vertikal : Tidak dilakukan
2. Horizontal : Tidak dilakukan
3. Kawah : Tidak dilakukan
ii. Luas resorbsi : Tidak dilakukan
iii. Banyaknya resorbsi: Tidak dilakukan
1. Hebat : Tidak dilakukan
2. Sedang : Tidak dilakukan
3. Sedikit : Tidak dilakukan
iv. Keterlibatan daerah furkasi: Tidak dilakukan
v. Perbandingan abnormal mahkota dengan akar : Tidak dilakukan
Diskusi Laporan Kasus
1. 1:1 : Tidak dilakukan
2. 1:2 : Tidak dilakukan
3. 2:1 : Tidak dilakukan
4. 3:1 : Tidak dilakukan
5. 4:1 : Tidak dilakukan
6. Lain-lain : Tidak dilakukan
vi. Karies : Tidak dilakukan
vii. Kelainan periapikal : Tidak ada
viii. Lain-lain : Tidak ada
ix. Prognosis : Tidak dilakukan

12. Evaluasi oral hygiene


a. Nilai plak : 54,5% (buruk)
b. Kalkulus : Supragingiva sektan a, b, d, e, f
kalkulus subgingiva a, b, c, e

13. Model studi :

14. Evaluasi pra perawatan


a. Diagnosa : Periodontitis Kronis lokalisata
b. Etiologi
 Faktor inisiasi : bakteri
 Faktor predisposisi: kalkulus, karies, dan malposisi gigi
c. Sikap pasien : kooperatif
d. Prognosis
 Individual
o Sangat baik (excellent) :
o Baik (good) : sektan a,b,c,d,e,f
o Sedang (fair) :
o Jelek (poor) :
o Tanda tanya (questionable) :
o Tidak ada harapan (hopeless) :
 Menyeluruh : baik

15. Rujukan (keluar bidang kedokteran gigi) : tidak ada

Diskusi Laporan Kasus


NILAI PLAK
Nama Pasien : Nur Aina Okta Ferrisa
Umur : 19 tahun
Mahasiswa : Moneta

Kunjungan :1

Tanggal periksa: 11 agustus 2022

Pemeriksaan HYG Persentase (%) : 45,5%


- - -

OHI-S:
DI CI

1 1 0 2 2 1 DI+CI = 0,67 +1,67


1 0 1 2 1 2 = 2.34 (sedang)

Palembang, 11 Agustus 2022


Mengetahui,

Diskusi Laporan Kasus


drg. Mellani Cindera Negara,Sp.Perio

PEMERIKSAAN GIGI GELIGI

Palembang, 11 agustus 2022


Mengetahui,

drg. Mellani Cindera Negara,Sp.Perio

LAMPIRAN 1
Nama Pasien : Nur Aina Okta Ferrisa

Diskusi Laporan Kasus


Gambar intra oral

Regio a Regio b

Regio c Regio d

Regio e Regio f

Diskusi Laporan Kasus


LAMPIRAN 2
Nama Pasien : Nur Aina Okta Ferrisa

Gambar model studi

Diskusi Laporan Kasus


RENCANA TAHAPAN PERAWATAN PERIODONTAL
1. Fase Pendahuluan/ Preliminary Phase
Ekstraksi gigi 36
2. Fase I / Etiotropic Phase / Initial Phase / Nonsurgical Phase (fase untuk menghilangkan
etiologi)
 DHE (edukasi kebersihan gigi dan mulut)
 Scaling dan root planning rahang atas dan rahang bawah
 Penambalan resin komposit gigi 16 dan 26
 Restorasi ulang resin komposit gigi 46
3. Fase II / Surgical Phase / Fase Bedah
Kuretase bagian fasial gigi 17, 16, 23, 31, 42, 41, 47
4. Fase III / Restorative Phase/ Fase Restoratif :
 Gigi tiruan untuk menggantikan gigi 36
 Perawatan orthodontik
5. Fase IV / Maintenance Phase / Fase Pemeliharaan
 Home care
 Kontrol 1 minggu
- Kontrol plak
- DHE
- Oral profilaksis
- Pemeriksaan gingiva
 Kontrol 1 bulan
- Kontrol plak
- DHE
- Oral profilaksis
- Pemeriksaan gingiva
- cek kedalaman poket

Palembang, 11 agustus 2022


Mengetahui,

drg. Mellani Cindera Negara, Sp.Perio

Diskusi Laporan Kasus


KASUS SIMPEL DENGAN PERAWATAN SCALLING

Scaling
A. Definisi
Scaling adalah proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan supragingiva
(bagian atas gusi) dan subgingiva (bagian bawah gusi) yang dapat menyebabkan
inflamasi untuk memulihkan kesehatan gusi secara menyeluruh.

B. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi:
1. Preventive periodontic
Hal ini berkaitan dengan kontrol bakteri yang merupakan etiologi utama dari
penyakit periodontal. Sehingga dengan melakukan scaling dan root planning ini
mampu menghilangkan etiologi dari penyakit periodontal, serta mencegah
penjalaran penyakit kearah lebih parah jika telah terjadi keradangan.
2. Terjadi keradangan berupa gingivitis dan periodontitis
Keradangan yang telah mengenai gingiva dan jaringan periodontal ini difokuskan
pada yang memiliki poket yang dalam, yaitu lebih dari 2-3mm poket
normal.Inflamasi ini disebabkan oleh bakteri dan plak. Dengan adanya prosedur
scaling dan root planning dapat mengurangi terjadinya edema.
3. Mempertahankan kesehatan jaringan periodontal
Dengan mengeleminasi faktor etiologi utama dari penyakit periodontal, diharapkan
kesehatan jaringan periodontal tetap terjaga.
Kontraindikasi
1. Pasien yang memiliki penyakit menular melalui udara seperti Tuberkulosis
2. Pasien yang mengalami abses
3. Kalkulus yang meluas ke daerah apical
4. Pasien dengan hipertensi tidak terkontrol
5. Pasien hemofilia

C. Prosedur Scaling
Ada beberapa hal yang merupakan prinsip dari instrumentasi yang penting untuk
diketahui yakni :
1. Accessibility (Posisi operator dan pasien)

Diskusi Laporan Kasus


Posisi pasien memengaruhi kenyamanan dan efisiensi operator dalam bekerja
terutama ketika operator melakukan instrumentasi.Hal ini juga untuk mencegah
nyeri punggung pada operator.Posisi kerja yang paling baik adalah operator dalam
keadaan duduk, namun bila dalam posisi tertentu hal tersebut dirasa sulit, maka
operator dapat melakukannya dalam posisi berdiri.
- Ketika instrumentasi, kursi dental ditidurkan sehingga pasien dapat telentang
dan kepala dan leher terdukung. Kursi diatur sehingga pasien sejajar lantai dan
punggung kursi sedikit dinaikkan. Posisi kepala pasien berada di puncak
sandaran kursi. Operator duduk di atas kursi kerjanya dengan telapak kaki rata
di atas lantai dan paha sejajar dengan lantai. Dengan paha dalam keadaan
terdukung dan berat badan didistribusikan secara merata, hambatan terhadap
sirkulasi darah ke kaki dan telapak kaki dapat dihindari. Siku operator berada
setinggi pinggang dan setentang mulut pasien sehingga akses gigi geligi pasien
lebih baik. Apabila operator ingin bekerja berdiri, punggunnya harus lurus,
tidak membengkok. Kursi dental diatur sehingga mulut pasien setinggi siku
operator.

Gambar1. Posisi operator.Pukul 8-12 adalah posisi bagi operator normal,


sedangkan pukul 12-4 adalah posisi bagi operator kidal.

Tabel 1. Posisi operator non-kidal saat instrumentasi periodontal

Diskusi Laporan Kasus


Rahang Sisi Posisi
Maksila Sisi fasial anterior 08.00 - 09.00
2. atau
11.00 - 12.00

Sisi palatal anterior 08.00 - 09.00


atau
Sisi bukal kanan 11.00 - 12.00
09.00
Sisi palatal kanan
09.00 - 11.00
Sisi bukal kiri
09.00 - 11.00
Sisi palatal kiri
09.00
Mandibul Sisi fasial anterior 08.00 - 09.00
a Sisi lingual anterior 11.00 - 12.00
Sisi bukal kanan 08.00 - 09.00
Sisi lingual kanan 09.00 - 11.00
Sisi bukal kiri 09.00 - 11.00
Sisi lingual kiri 08.00 - 09.00

Stabilisasi Instrumen
Stabilisasi instrumen dan tangan merupakan syarat utama untuk mengontrol
instrumen.Stabilisasi bertujuan untuk menghindari terjadinya cedera pada pasien
maupun operator. Dua faktor yang mendukung stabilitas adalah cara memegang
instrumen (instrument grasp) dan tumpuan jari (finger rest).
A. Instrument Grasp
Pegangan yang paling efektif dan stabil untuk semua instrumen periodontal
adalah modified pen grasp. Pegangan ini memungkinkan adanya kontrol yang
tepat terhadap alat dan lebih leluasa melakukan gerakan yang luas.

Pegangan telapak tangan-ibu jari digunakan untuk menstabilisasi instrumen


selama menajamkan dan memanipulasi syringe air dan udara.

Diskusi Laporan Kasus


B. Finger Rest
Finger rest berfungsi untuk menstabilisasi tangan dan instrumen dengan
menyediakan titik tumpu yang kokoh. Tumpuan yang baik akan mencegah
cedera dan laserasi pada gingiva dan jaringan sekitarnya. Jari manis banyak
dipilih oleh para klinis sebagai tumpuan. Kontrol maksimal didapat ketika jari
tengah diletakkan di antara tangkai instrumen dan jari manis.
Prosedur scaling dapat dilakukan dengan dua cara yaitu scaling USS dan scaling manual.
Dimana scaling USS dilakukan dengan menggunakan scaler ultrasonic dengan menggunakan
tenaga listrik. Sedangkan scaling manual dilakukan dengan prinsip
1. Instrumen dipegang dengan posisi modified pen grasp
2. Instrumen dimasukan kedalam sulkus gingiva dengan posisi sejajar sumbu gigi
dengan dimiringkan 45-90% dengan cutting menghadap gigi
3. Instrumen digerakan dengan arah vertikal atau oblique kearah koronal (vertical
pull stroke)
4. Kalkulus diangkat dari subgingiva ke CEJ

Prosedur tindakan scaling:


1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan tindakan skeling
manual
Alat:
- Diagnostic set
- Tray stainless
- Sickle scaller
- Curved sickled scaller
- Chisel scaller
- Hoe scaller
- Kuret graceys
- Probe
- Ultrasonic Scaller (apabila menggunakan scalling metode ultrasonic)
Bahan:
1. Handscoon 7. Cotton pellet
2. Slaber 8. Kassa
3. Suction 9. Alkohol
4. Gelas kumur 10. Cotton roll
5. Masker 11. Povidone Iodine 10%

Diskusi Laporan Kasus


6. Cotton roll
2. Pengaturan posisi kerja
3. Aplikasi antiseptik pada area kerja dengan menggunakan cotton pellet dan pinset
4. Lakukan eksplorasi dengan menggunakan sonde half moon untuk mengetahui
letak perbatasan kalkulus
5. Prosedur scaling supragingiva: membersihkan karang gigi diatas gusi (mahkota
gigi). Dapat menggunakan sickle scaller, curved sickled scaller, chisel scaller, hoe
scaller

Gambar 2. Prosedur scaling supragingiva

6. Prosedur scaling subgingiva: membersihkan kalkulus yang berada dibawah gusi


(akar gigi). Dapat menggunakan kuret universal atau kuret graceys.
- Gracey no. 1-4 gigi anterior
- Gracey no. 5-6 gigi premolar
- Gracey no. 7-10 gigi posterior
- Gracey no. 11-12 gigi posterior bagian mesial
- Gracey no. 13-14 gigi posterior bagian distal

Diskusi Laporan Kasus


Gambar 3. Prosedur scaling subgingiva

Note: jika menggunakan metode ultrasonik maka alat yang digunakan yaitu skeler
ultrasonik untuk melakukan pembersihan kalkulus supragingiva dan subgingiva
 Lakukan polishing pada gigi geligi yang telah diskeling dengan menggunakan
rubber cup atau brush, disertai dengan pasta poles.
 Irigasi dengan menggunakan larutan antiseptik pada seluruh area yang telah
dilakukan scalling.

Palembang, Agustus 2022


Mengetahui,

drg. Mellani Cindera Negara, Sp.Perio

Diskusi Laporan Kasus

Anda mungkin juga menyukai