Oleh:
MONETA
04074822124037
(A) (B)
Gambar 2. (A) Crown pada gigi perawatan saluran akar (B) Crown diletakan pada gigi yang dipreparasi.
INLAY
Tabel 1. Indikasi dan Kontraindikasi Inlay
Indikasi Kontraindikasi
Karies pada gigi posterior yang dapat meluas ke Pasien dengan indeks karies gigi
daerah proksimal Pasien tidak bisa datang pada kunjungan kedua
Pasien dengan OH baik dan indeks kareis rendah Umur gigi untuk tetap vital rendah (gigi dengan
Lebar kavitas tidak lebih dari 1/3 jarak antarcusp kerlibatan periodontal pada orang tua )
Resistensi cusp yang masih ada cukup kuat Terdapat perluasan karies di fasial, lingual dan 2
Gigi tidak digunakan untuk gigi penyangga fixed permukaan, diindikasikan crown
bridge atau removable prostheses. Apabila untuk Pasien ekonomi rendah, karena biayanya mahal
gigi penyangga lebih diindikasikan untuk onlay Pasien yang ada restorasi logam yang berbeda
Menjaga dan mengembalikan kontak karena dapat sebabkan perubahan galvanik ketika
interproksimal gigi untuk membentuk kontak berkontak sama lain.
dnegan gigi yang berdekatan serta untuk koreksi
dataran oklusal
Ketika gigi lain sudah ada yang direstorasi dengan
restorasi metal
ONLAY
Tabel 3. Indikasi dan Kontraindikasi Onlay
Indikasi Kontraindikasi
Karies besar meluas hingga proksimal gigi Kebiasaan parafungsional
posterior yang melibatkan cusp Kelainan periodontal
Kemungkinan bisa terjadi fraktur melibatkan Kamar pulpa yang lebar serta tanduk pulpa tinggi
cusp (pada pasien muda)
Gigi yang telah dirawat endodontik (dimana Dinding fasial, lingual dan multipel rusak
akses kavitas telah menurunkan kekuatan dan (indikasi crown)
prognosis gigi) Indeks karies tinggi (indikasi crown)
Gigi yang sulit untuk membentuk retensi Alergi logam
Sebagai penyangga gigi tiruan
Untuk menjaga dan merestorasi kontak
interproksimal, kontur dan oklusal
Oral hygiene baik dan indeks karies rendah
Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Onlay
Kelebihan Kekurangan
Memperkuat struktur gigi yang tersisa dengan Teknik sangat sensitif
adhesive bonding Restorasi membutuhkan keterampilan operator
Lebih tahan aus dibandingkan dengan restorasi Memerlukan jumlah kunjungan lebih banyak
direk Memerlukan restorasi sementara
Kemungkinan polymerization shrinkage lebih Restorasi sulit diperbaiki
kecil sehingga mengurangi kemungkinan Keramik mengabrasi gigi dan restorasi yang
microleakage dan sensitivitas setelah restorasi. berlawanan
(kecuali jika semen larut) Lebih mahal
Biokompatibel dengan respon jaringan lebih baik
Polishing secara ekstra oral mudah
Kontak dan Kontur lebih baik karena dibuat di
laboratorium
Metal Restorasi yang luas Resiko karies tinggi Kekuatan tinggi Kurang estetis
(perlu kekuatan, Pasien usia muda
kontrol kontur dan (kamar pulpa lebar)
kontak yang baik). Pertimbangan
Gigi posterior estetik
pasca perawatan Restorasi kecil
endodontik
Gigi dengan resiko
fraktur
Diastema closure
dan occlusal plane
correction.
Removable
prosthodontic
abutment
B. Prosedur Kerja Kasus Inlay/Onlay
Prosedur pelaksanaan untuk kasus inlay dan onlay sebenarnya sama, perbedaannya
terdapat pada tahapan preparasi dimana inlay tidak memiliki keterlibatan cusp sehingga
preparasi tidak termasuk pengurangan cusp dan pada preparasi kelas 2 proksimal pasien
harus menggunakan benang retraksi untuk mempermudah prosedur.
1. Preparasi
Preparasi oklusal
Preparasi dimulai menggunakan bur karbid fissure yang flat dengan sumbu
aksis gigisedalam 2 mm di sepanjang central groove.
Preparasi oklusal ini diperluas ke arah fasial dan lingual tepat di luar karies ke
struktur gigi yang sehat dengan menjaga kedalamannya tetap 2 mm. Namun, groove
tidak boleh diperpanjang lebih jauh dari dua pertiga jarak dari central groove ke
puncak cusp (Gambar 4)
Dinding fasial dan lingual harus divergen 6º-10º, seperti pada preparasi oklusal
Preparasi meluas ke gingiva untuk membuang karies pada lantai gingival dengan
jarak 0,5 mm dari gigi sebelahnya. Prosedur ini dapat dilakukan menggunakan
micropreparation bur untuk preparasi dinding gingiva (membentuk bevel)
Gambar 11. Preparasi onlay dengan retensi berupa groove pada sudut garis fasioaksial
dansudut garis linguoaksial.
2) Bevel oklusal
Bevel oklusal 30- 40 derajat dimulai pada sepertiga dinding oklusal.
Menggunakan flame shaped diamond. Tujuan bevel oklusal adalah untuk
membuang ketidakteraturan dalam preparasi atau enamel rod yang tidak didukung
pada cavosurface margin (Gambar 13). Bevel memberikan cavosurface margin
yang halus. Jika cusp curam, berikan sedikut bevel atau tanpa bevel, namun jika
cusp dangkal, berikan bevel yang lebih jelas. Penyelesaian akhir dari dinding dan
margin dilakukan dengan membuang semua email yang tidak didukung oleh
dentin.
Gambar 12. Bevel oklusal membantu pembuangan enamel rod yang tidak didukung
cavosurface margin.
3) Bevel gingiva
Gingival bevel sekitar 45º pada preparasi onlay akan sangat menguntungkan.
Bevel harus dibuat halus dan ditempatkan dengan bantuan double ended gingival
marginal trimmer. Gingival bevel harus mencakup setengah ketebalan dari
dinding gingiva. Gingival bevel yang ditempatkan secara tepat dapat mengurangi
kemungkinan email yang lemah atau tidak didukung pada dinding gingiva. Bevel
memberikan sudut tumpul yang lebih kuat pada struktur gigi yang membantu
dalam finishing dari pengecoran dan memberikan kerapatan yang lebih efisien
dari tepi restorasi (Gambar 13a).
Kesalahan bevel pada margin gingiva dapat menghasilkan pembentukan
tepi yang lemah karena adanya undermined rods. Gingival bevel yang lebih dari
45º menghasilkan perluasan yang berlebih dari tepi gingiva dan proksimal yang
dapat menyebabkan kesulitan dalam pencetakan, pembuatan pola lilin, dan
finishing restorasi (Gambar 13b).
Gambar 13. (a)Bevel pada tepi gingival dari box proksimal. (b) Kesalahan pada bevel
dapatmenyebabkan kegagalan restorasi.
Preparasi akhir
Buang karies yang masih tersisa, material restorasi yang lama, pit dan fissure
yang dalam yang termasuk dalam preparasi
Pada preparasi yang besar dengan karies lunak, pembuangan dentin yang
berkaries dilakukan dengan ekskavator atau bur bulat kecepatan rendah
Aplikasikan basis pada dasar preparasi. Jika karies dalam dan sangat dekat ke
pulpa, berikan kalsium hidroksida dengan ketebalan 1 mm sebelum diberikan
base yang sesuai.
Gambar 15.. Pelindung pulpa diberikan pada preparasi yang dalam. Kalsium
hidroksida digunakan sebagai liner dan glass ionomer cement sebagai basis
Prosedur:
2. PVS bite registration paste, material berada pada cartridge kemudian mencampur
basedan pasta accelerator secara otomatis pada disposable automixing tip (Gambar
16)
3. Pasta kemudian dialirkan langusng pada gigi yang telah dipreparasi dan lawannya,
selanjutnya pasien menutup mulut keseluruhan. (Gambar 17a dan b). Operator
mengobservasi gigi yang tidak tertutup bite registration paste untuk memverifikasi
gigidalam intercuspation maksimum
Gambar 17. a) menggunakan cartridge dispenser dan disposable automixing tip, base
danpasta akseleratur otomatis tercampur dan diaplikasikan pada gigi yang telah
dipreparasi, b)pasien diminta menutup mulut hingga posisi intercuspation maksimum
4. Saat material mengeras (set), operator mengambil catatan gigit). Terlihat penetrasi
gigiyang tidak dipreparasi (Gambar 18).
Gambar 18. Mengangkat catatan gigit dengan hati-hati saat sudah mengeras, dan
terlihat gigiyang tidak dipreparasi penetrasi ke pasta
b. Teknik Indirect
a. Pemberian adesif pada sendok cetak
b. Pencetakan menggunakan alginat dengan jari kemudian sendok cetak yang
telahberisi alginat dicetak lagi. Kemudian dicor dengan plaster/stone
c. Digambarkan margin dengan pensil pada gigi yang telah dipreparasi pada model
kerja. Kemudian model kerja diaplikasikan release agent. Lalu material sementara
diisi pada cetakan sebelum preparasi pada daerah gigi yang dipreparasi.
Pembuatanrestorasi sementara menggunakan resin sementara sewarna gigi .
Gambar 22. Prosedur pembuatan restorasi sementara
7. Prosedur Laboratorium
8. Try-In
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat uji coba pemasangan (try-in) onlay antara
lain:
Oklusi
Tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma oklusi
(Gambar 29). Untuk mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan
yang lebih tebal menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.
Gambar 25. a) Oklusi yang tepat saat intercusp maksimum, b) Oklusi yang tidak
tepatmengakibatkan restorasi tidak stabil
Adaptasi
Diperiksa keadaan sela gusi. Terutama keakuratan/kerapatan pinggiran servikal
antara tepi onlay dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran
mahkota tidak boleh menekan gusi (overhang), karena kelebihan mahkota dapat
menjadi tempat tertimbunnya plak yang akan mengakibatkan peradangan gusi.
Setelah try-in, dapat dilakukan pemeriksaan radiografi langsung untuk menilai apakah
restorasi sudah pas dan tidak ada bagian yang overhang atau berlebih.
9. Sementasi
Prosedur Sementasi:
Isolasi gigi dari saliva dengan cotton rolls (dan saliva ejector) (Gambar 30).
Operator menempatkan small lexible rubber polishing disk pada onlay, angkat
saliva ejector, dan meminta pasien menutup dan menggigit (Gambar 29a dan b)
Pasien juga diminta untuk menggerakkan mandibula sedikit dari sisi ke sisi,
sambalmemberikan tekanan
Menyemprotkan udara pada sulkus gingiva dan terlihat semen sisa yang harus
dihilangkan
Ketika sementasi telah dilakukan dengan benar, garis semen seharusnya tidak
terlihat dimargin.
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing Konservasi