ONLAY
Oleh :
Siti Firdha Bimariska
04074881921024
Gambar 2. Onlay
• Crown
Partial crown merupakan crown yang menutupi tiga perempat atau tujuh per
delapan mahkota gigi. Crown merupakan restorasi yang menutupi seluruh mahkota
gigi,
(A) (B)
Gambar 3. (A) Crown pada gigi perawatan saluran akar. (B) Crown diletakan pada gigi yang dipreparasi.
2. Porselen
• Restorasi porselen merupakan bahan yang rapuh dan mudah pecah sebelum dilakukan
sementasi pada kavitas.
• Setelah melekat pada gigi bersifat sangat kuat sehingga dapat mengikis permukaan gigi
antagonis.
• Digunakan pada restorasi inlay, onlay, crown dan veneer
• Diperlukan pengurangan minimal 0,8 mm di bagian tepi dan 1,5-2 mm di bagian
oklusal/insisal.
• Tepi mahkota porselen diletakkan di bawah margin gingiva sebagai pertimbangan
estetis.
Indikasi :
Pada kasus gigi anterior yang mengalami perubahan warna yang berat.
Pada restorasi post dan core.
Kontra indikasi:
Gigi dengan mahkota klinis yang kecil.
Pada oklusi edge to edge.
Gigi dengan bentuk preparasi yang tidak ideal untuk mendukung bahan porselen.
Gigi yang ketika beroklusi dengan gigi lawan berada di bagian servikal permukaan
palatal.
3. Komposit Indirect
• Pemakaian restorasi komposit di buat di laboratorium meningkat.
• Restorasi komposit indirek (dengan atau tanpa fibre reinforced) digunakan pada: inlay 1
unit, onlay dan mahkota.
• Kelebihan: tidak mengikis gigi lawan dan mudah diperbaiki (dibandingkan porselen).
• Kekurangan: mudah pecah dam berubah warna.
4. Metal keramik
• Restorasi mahkota metal ceramic memberikan kombinasi kekuatan dan estetik.
• Perlu preparasi setebal 1,5 mm untuk penempatan bahan tersebut.
• Preparasi membutuhkan ketebalan yang cukup sehingga meningkatkan insidensi
kematian pulpa gigi vital.
• Permukaan oklusal dari porselen lebih estetik sehingga membutuhkan pengurangan
jaringan gigi lebih banyak dan meningkatkan resiko excessive occlusal wear terhadap
gigi lawan.
Bahan Inlay ∕
Metal Ceramic Metal Bahan Sewarna Gigi
Onlay
Indikasi • Pada kasus • Restorasi yang • Pertimbangan
kegagalan berulang luas (perlu estetik
mahkota jaket kekuatan, kontrol • Defek yang luas
porselen. kontur dan kontak atau restorasi
• Pada mahkota gigi yang baik). sebelumnya.
posterior yang • Gigi pasca • Faktor ekonomi
memerlukan perawatan
estetika di mana endodontik
mahkota veneer • Gigi dengan
emas penuh atau resiko fraktur
sebagian • Distema closure
merupakan dan occlusal
kontraindikasi. plane correction.
• Pada gigi anterior • Removable
di mana tidak prosthodontic
terdapat ruangan abutment
yang cukup untuk
restorasi all
ceramic
Kontra • Pada pasien usia • Resiko karies • Daya oklusal yang
muda sehingga tinggi besar
Indikasi
resiko kerusakan • Pasien usa muda • Tidak mampu
pulpa tinggi. • Pertimbangan mengontrol daerah
• Pada kasus estetik yang kering
dikhawatirkan akan • Restorasi kecil • Preparasi
terjadi keausan subgingival yang
permukaan oklusal salah
berlebih.
Preparasi reverse bevel atau counter bevel pada cusp sentrik. Reverse bevel
dipreparasi menggunakan diamond bur berbentuk flame pada permukaan
eksternal dari cusp sentrik untuk memberikan pita metal (ferrule) untuk
melindungi gigi. Bur dipegang pada sudut 30o terhadap permukaan eksternal
gigi. Ketinggian bevel sekitar 1 mm dan kedalaman aksial sekitar 1 mm.
Counter bevel harus cukup lebar sehingga cavosurface marginal meluas
minimal 1 mm di luar kontak oklusal dengan gigi antagonis. Occlusoaxial line
angle dibulatkan. Pengecualian pemberian bevel yaitu cusp fasial dari
premolar maksila dan molar pertama maksila karena estetik merupakan
perhatian utama pada daerah ini.
Gambar 7. Counter bevel pada bagian cusp lingual. Occlusoaxial line angle
dibulatkan.
Gambar 8. Preparasi onlay dengan retensi berupa groove pada facioaxial line angle dan
linguoaxial line angle.
Occlusal bevel
Disarankan occlusal bevel harus 40o dimulai pada sepertiga dinding oklusal. Tujuan bevel
oklusal adalah untuk membuang ketidakteraturan dalam preparasi atau enamel rod yang
tidak didukung pada cavosurface margin. Bevel memberikan cavosurface margin yang
halus. Jika cusp curam, berikan sedikut bevel atau tanpa bevel, namun jika cusp dangkal,
berikan bevel yang lebih jelas. Penyelesaian akhir dari dinding dan margin dilakukan
dengan membuang semua email yang tidak didukung oleh dentin.
Gambar 11. Pelindung pulpa diberikan pada preparasi yang dalam. Kalsium hidroksida
digunakan sebagai liner dan glass ionomer cement sebagai base.
(A) (B)
Gambar 12. (A) Rubber base material impression. (B) Hasil cetakan yang diharapkan.
Kemudian hasil cetakan dicor dengan menggunakan gips stone untuk menghasilkan model
kerja. Cara pembuatan die yaitu:
Kepala dowel pin mempunyai retensi harus berada dalam cetakan negatif tanpa
menyentuh bidang oklusal (difiksasi dengan wax pada penjepit rambut). Lakukan
pengecoran I sampai batas garis horizontal (±3mm diatas servikal).
Buat retensi dengan bur bulat kedalaman ±2mm di sisi bukal dan lingual untuk
keperluan stabilisasi. Kemudian buat bulatan wax dengan diameter ±3mm dilekatkan
diujung pin. Olesi permukaan gigi yang dipreparasi dengan vaseline
Dengan menggunakan selembar wax cetakan diboxing hingga setinggi ujung pin yang
telah diberi bulatan wax. Aduk gips putih kemudian tuangkan kedalam cetakan yang
telah diboxing setelah keras kemudian dilepas dari cetakan
Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gergaji, bur atau diamond abrasive disk.
Hasil pemotongan dirapikan. Batas daerah servikal dipertegas dengan membuat groove
memakai carbide bur.
Gambar 16. Pencetakan pada model kerja setelah gigi dipreparasi dan pembuatan mahkota
sementara dari resin akrilik.
8. Prosedur Laboratorium
9. Try-In
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat uji coba pemasangan (try-in) onlay antara
lain:
a. Oklusi
Tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma oklusi. Untuk
mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan yang lebih tebal menunjukkan
terjadinya traumatik oklusi.
Gambar 18. (A) Oklusi yang tepat. (B) Oklusi yang tidak tepat yang mengakibatkan restorasi
tidak stabil.
b. Adaptasi
Diperiksa keadaan sela gusi. Terutama keakuratan/kerapatan pinggiran servikal
antara tepi onlay dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran
mahkota tidak boleh menekan gusi (overhang), karena kelebihan mahkota dapat menjadi
tempat tertimbunnya plak yang akan mengakibatkan peradangan gusi.
c. Daerah Titik Kontak
Untuk pemeriksaan daerah titik kontak, dengan menggunakan dental floss. Daerah titik
kontak harus dapat dilalui oleh dental floss.
10. Sementasi
Prosedur sementasi onlay:
Bersihkan onlay secara menyeluruh sebelum disementasi.
Isolasi gigi yang telah dipreparasi, bersihkan daerah preparasi dengan menggunakan
brush dan pumice.
Berikan udara ke sulkus gingiva dari gigi yang dipreparasi agar kering.
Aplikasikan selapis tipis semen pada permukaan onlay yang akan berkontak dengan
permukaan gigi dan pada permukaan preparasi gigi. Semen yang digunakan adalah GIC
tipe I.
Posisikan onlay dengan tekanan tangan menggunakan instrument yang sesuai.
Minta pasien untu menggigit cotton pellet yang ditempatkan di atas permukaan oklusal.
Bersihkan sisa-sisa semen yang mengeras menggunakan sonde.
Periksa kembali oklusi untuk keharmonisan oklusi sentris.
Periksa sulkus gingival dengan menggunakan sonde dari sisa semen untuk menghindari
iritasi pada jarigan pendukung.
11. INSTRUKSI PADA PASIEN
a. Pasien diinstruksikan untuk tidak menggunakan restorasi untuk menggigit sesuatu yang
keras dengan sengaja.
b. Pasien diminta untuk datang kembali, kontrol 1 minggu setelah sementasi onlay dengan
melakukan :
1. Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan subyektif dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan keluhan pasien setelah dilakukan sementasi onlay, seperti ada
atau tidaknya nyeri (lokasi, durasi dan keparahan).
2. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pemeriksaan palpasi, perkusi, dan
mobilitas pada gigi yang telah dirawat, serta dillihat apakan onlay masih dalam
keadaan oklusi, adaptasi dan kedudukan yang baik. Selain itu, juga diperiksa
apakah terdapat inflamasi atau peradangan pada jaringan periodontal di sekitar gigi
tersebut.
3. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiografi untuk mengetahui keadaan kontak proksimal antara
restorasi onlay/inlay dan gigi tetangga (overhanging atau tidak), serta dilihat
keadaan jaringan periodontal dari gigi tersebut.