Pembimbing:
drg. Dini Asrianti , Sp.KG
Klinis dan Radiografis gigi 11 Fraktur diagnosis PAK e.c. Hiperemi Pulpa
BAB I
PENGENALAN MASALAH UMUM
1.1
Temuan Masalah
Pasien pria, 22 tahun, datang dengan keluhan gigi depan atas kanan patah akibat
terbentur kolam renang. Setelah terbentur pasien tidak pernah merasakan nyeri atau sakit
spontan sejak trauma yang terjadi 2 minggu sebelumnya. Pasien mengeluh giginya depannya
itu terasa ngilu saat minum dingin saja. Pasien ingin gigi depannya segera dirawat karena
malu akan penampilannya. Selain gigi depannya, pasien juga mengeluhkan gigi geraham atas
kanannya yang berlubang besar. Gigi tersebut sudah berlubang sejak 4 tahun yang lalu dan
pernah ditambal, namun lepas sejak 2 tahun lalu. Gigi tersebut dulu pernah nyeri sesekali tapi
sekarang sedang tidak sakit, hanya sakit setelah makan makanan manis atau bila tersangkut
makanan. Tes vitalitas termis dilakukan pada gigi 11 dan 16, diperoleh hasil pasien
merasakan ngilu, yang mengindikasikan bahwa gigi masih vital. Tes perkusi positif yang
mengindikasikan kelainan periapikal pada gigi 11 dan 16. Sedangkan pada tes palpasi negatif,
kegoyangan gigi negatif. Pada radiograf terdapat gambaran radiolusen, berupa pelebaran
ruang periodontal pada apikal akar gigi 11 dan 16.
Perawatan gigi yang pernah dilakukan pada OS adalah pembersihan karang gigi dan
penambalan gigi. Pada pemeriksaan klinis indeks plak 0,43 ; PBI 0 dan indeks kalkulus 1,2.
OH pasien sedang. Pada pemeriksaan intraoral tidak ditemukan karies pada gigi lainnya,
hanya saja gigi anterior rahang bawah pasien berjejal.
Pada pemeriksaan faktor resiko karies, hidrasi saliva tanpa stimulasi <30 detik,
viskositas saliva tanpa stimulasi jernih dan cair. Fluor didapat hanya dari pasta gigi 2x sehari.
Pasien makan atau minum yang manis lebih dari 1x/hari, tetapi jarang makan atau minum
yang asam (kurang dari 2x/hari). Pasien tidak mengonsumsi obat peningkat aliran saliva,
tidak memiliki penyakit penyebab mulut kering, dan tidak menggunakan protesa atau alat
ortodonti. Pasien memiliki karies aktif. Pasien kooperatif dan mau mengubah sikap yaitu
meningkatkan kesehatan gigi dan mulutnya.
- Kondisi umum
compos mentis
- Kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran OS
mengenai kesehatan
gigi dan mulut
- Tidak ada riwayat
alergi
Faktor Kebersihan
Mulut
- Skor OHIS 1,63
(sedang)
- OS menyikat gigi 2x
sehari (pagi dan sore
saat mandi) dengan
teknik menyikat gigi
secara horisontal
Faktor
Lokal
Gigi 11 Fraktur
mahkota mencapai
dentin akibat trauma
karena terbentur
lantai
Diperberat
oleh
Tumpatan lama di
gigi posterior lepas
dan terdapat karies
sekunder
Mencari perawatan
dibersihkan. Selanjutnya, untuk gigi 11 dilakukan pulp capping untuk mengevaluasi lesi
trauma dan rencana restorasi tumpat resin komposit. Untuk gigi 16 dilakukan perawatan
saluran akar vital dengan restorasi pasca endodontic berupa dowel crown.
1.5 Prioritas Perawatan Umum
Urutan prioritas perawatan
a. Perawatan non invasif
1.
Sikat gigi 2x/hari pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur
dengan metode Bass yang dimodifikasi, yaitu dengan membentuk sudut
45 antara sikat gigi dengan gusi dan gigi, kemudian sikat gigi diarahkan
ke bawah pada gigi geligi rahang atas dan sikat diarahkan ke atas pada
gigi geligi rahang bawah untuk membersihkan gigi dari plak. Penyikatan
gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi, dengan sikat gigi berbulu
2.
b. Perawatan invasif
1. Pembersihan karang gigi (scaling)
2. Pro perawatan saluran akar vital dan restorasi RK gigi 11
3. Pro perawatan saluran akar vital dan dowel crown gigi 16
BAB II
PENGENALAN MASALAH KONSERVASI
18
17
16
TV
D6
DIAGNOSIS
Pulpitis Kronis
disertai PAK
R PERAWATAN
PSA vital +
Dowel Crown
El.
21
22
23
61
62
63
15
55
24
64
14
13
12
11
54
53
52
51
25
26
27
28
65
41
42
43
44
45
46
47
48
81
82
83
84
85
PAK e.c.
Hiperemi Pulpa
Pulp capping + RK
Kompleks
38
37
36
35
34
33
32
31
TV
DIAGNOSIS
R PERAWATAN
75
74
73
72
71
Masalah
1.
Gigi 11 Fraktur
2.
Gigi 16 Karies D6
Diagnosis
Pilihan Perawatan
Baik
Baik
Prognosis
1) Gigi 11
Diagnosis
Fraktur Periodontitis Apikalis Kronis e.c. Hiperemi pulpa
Keluhan subjektif : Pasien pria, 22 tahun, gigi depan atas kanan patah akibat terbentur
dinding kolam renang. Setelah terbentur pasien tidak pernah merasakan nyeri atau sakit
spontan sejak trauma yang terjadi 2 minggu sebelumnya. Pasien mengeluh giginya depannya
itu terasa ngilu saat minum dingin saja. Pasien ingin gigi depannya segera dirawat karena
malu akan penampilannya.
Pemeriksaan objektif :
kegoyangan (-)
Pemeriksaan radiograf :
Rencana Perawatan
Gigi 11: PAK e.c. Hiperemi Pulpa Pulp capping + Restorasi RK
Alasan penentuan diagnosis:
Tes vitalitas dengan menggunakan chlor etil (tes termal dingin) diperoleh respon
positif, menunjukan bahwa gigi tersebut masih vital. Pasien peka terhadap perkusi
mengindikasikan adanya kelainan di periapikal. Pada tampilan klinis terlihat
fraktur mencapai dentin hingga 1/3 mahkota namun kamar pulpa belum terekspos.
Pada foto radiograf terlihat kelainan periapikal berupa pelebaran ruang periodontal
di apikal akar namun laminadura masih baik. Kelainan ini diduga terjadi akibat
hiperemi pulpa yang terjadi akibat trauma. Diagnosis banding kasus ini adalah
Pulpitis Kronis disertai PAK, namun karena trauma baru terjadi 2 minggu dan
usia pasien masih muda sehingga metabolismenya masih baik, maka diharapkan
bahwa ada kemungkinan terjadinya healing pada jaringan di periapikal bila
rangsangan2 yang menyebabkan peradangan dihilangkan.
Pulp Capping
Alasan :
Tes vitalitas menunjukan bahwa walaupun terjadinya fraktur sekitar 2 minggu
sebelumnya gigi pasien masih vital. Fraktur mencapai 1/3 mahkota namun kamar
pulpa belum terekspos. Pada tes termis dengan chlor etil nyeri tajam namun
pendek. Namun pada gambaran radiograf terlihat adanya pelebaran ruang
periodontal yang diduga berasal dari hiperemi pulpa akibat trauma. Diharapkan
dengan dilakukannya pulp capping memberi kesempatan healing pada jaringan
pulpa sehingga pasien akan berkurang keluhan subjektifnya dan tidak perlu
melakukan perawatan yang lebih invasive seperti PSA Vital.
Perlu dilakukan pulp capping untuk menghilangkan kontak antara gigi ( ruang
pulpa ) dari rangsangan-rangsangan yang dapat menyebabkan pulpa lebih hiperemi
serta bakteri yang bersifat toksik terhadap jaringan pulpa dan periodontal. Pulp
capping dievaluasi lebih kurang 4-6 minggu.
Restorasi Resin Komposit
Alasan :
Gigi mengalami kehilangan jaringan mahkota akibat fraktur yang terjadi mencapai
1/3 mahkota di bagian mesial. Sisa jaringan gigi yang tersisa masih cukup untuk
memberikan retensi dan menyalurkan tekanan kunyah yang baik dengan restorasi
resin komposit. Faktor estetis juga menjadi pertimbangan utama digunakannya
resin komposit.
Prognosis :Baik
Alasan:Pasien tidak memiliki kelainan sistemik, metabolisme masih baik, sisa jaringan
gigi masih cukup untuk dilakukan restorasi.
2) Gigi 16
Diagnosis
Karies D6 Pulpitis Kronis disertai PAK
Keluhan subjektif : Pasien pria, 22 tahun, datang dengan keluhan gigi belakang atas
kanan berlubang besar sejak 4 tahun lalu.Gigi tersebut pernah ditambal namun lepas 2 tahun
yang lalu. Gigi tersebut kadang-kadang nyeri jika tersangkut makanan atau setelah makan
makanan manis.
Pemeriksaan objektif :
kegoyangan (-)
Pemeriksaan radiograf :
Rencana Perawatan
Gigi 16: pulpitis kronis disertai PAK PSA vital + Dowel Crown
Alasan penentuan diagnosis:
Tes vitalitas dengan menggunakan chlor etil (tes termal dingin) diperoleh respon
positif, menunjukan bahwa gigi tersebut masih vital. Pasien peka terhadap perkusi
mengindikasikan adanya kelainan di periapikal. Sedangkan pada foto radiograf
terlihat karies mencapai pulpa; kelainan periapikal berupa pelebaran ruang
periodontal di akar mesial maupun distal dan menipisnya lamina dura di 1/3 apikal.
PSA vital.
Alasan :
Tes vitalitas menunjukan bahwa gigi masih vital, tetapi karies sudah mencapai
kamar pulpa sehingga kamar pulpa terekspos dan pasien merasakan nyeri spontan
saat disondasi. Sisa mahkota gigi masih cukup untuk kemudian dilakukan restorasi
pasca endodontik.
Perlu dilakukan PSA untuk membersihkan ruang pulpa dan saluran akar dari
bakteri yang bersifat toksik terhadap jaringan periodontal.
Dowel Crown (rujuk ke prosthodonsia)
Alasan :
Gigi mengalami kehilangan banyak jaringan mahkota akibat dari karies terutama di
dinding mesial dan lingual yang sudah hilang serta preparasi saluran akar dan open
akses sehingga gigi menjadi lemah. Dibutuhkan post untuk menyalurkan beban
kunyah yang lebih merata. Ketebalan dinding bukal- lingual kurang dari 2 mm.
Prognosis :Baik
Alasan:Pasien tidak memiliki kelainan sistemik, kondisi saluran akar baik dan lurus,
serta pasien kooperatif dan bersedia melakukan kunjungan berulang, dan sisa jaringan
mahkota gigi cukup untuk restorasi.
BAB III
TERAPI KONSERVASI
2 mm untuk
dengan matriks mylar kemudian sinari dari labila dan palatal masing-masing
selama 20 detik.
Dengan bur kelebihan resin komposit dibuang dan tumpatan langsung
dibentuk sesuai dengan anatomi gigi.
3. Pemolesan
Pemolesan dilakukan dengan menggunakan rubber putih/enhance dengan tekanan
ringan, putaran rendah, secara intermiten dan dalam keadaan basah. Pemolesan
dilakukan agar tumpatan halus dan mengkilap, sehingga mencegah terjadinya
retensi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies sekunder.
hambatan
- Bentuk kavitas harus memberi retensi yang baik bagi tumpatan sementaranya
Irigasi
Irigasi dilakukan dengan menggunakan spuit berukuran kecil (27G) dengan
cairan NaOCl 2,5%
4. Penjajagan saluran akar
5. Preparasi orifis
Preparasi orifis dilakukan dengan tujuan untuk membesarkan saluran akar sehingga
alat lebih mudah masukke saluran akar. Preparasi orifis dilakukan dengan
menggunakan ProTaper SX sampai 2/3 panjang kerja.
6. Penentuan panjang kerja
Jarum yang digunakan minimal no. 20 agar terlihat jelas di foto radiograf.
Tentukan titik yang akan dijadian acuan selama preparasi atau pengisian saluran
akar, yang stabil dan tidak berubah pada bidang insisal yang paling mudah terlihat
dan menyentuh stopper selama perawatan. Untuk gigi 12, titik acuan yang
digunakan adalah insisal.
Ukur panjang gigi pada radiograf praoperatif, lalu kurangi 2-3 mm untuk toleransi
kesalahan pemotretan
Letakkan stopper pada jarum endodontik dengan panjang yang telah dihitung
tersebut.
Masukkan jarum tersebut ke dalam saluran akar dengan gerakan watch winding
sampai stopper menyentuh titik acuan.
di bawah orifis
Isi kavitas dengan kapas butir sampai penuh
Buat foto x ray pengisian
Kamar pulpa kemudian dibersihkan dengan cotton pelet yang dibasahi alkohol
kemudian diberi basis GIC dan tutup dengan tumpatan sementara. Pasien
diminta untuk datang kontrol 1 minggu setelah pengisian saluran akar.
1. Prognosis Umum
Baik. Alasan :
1. Keadaan umum pasien baik (tidak ada penyakit sistemik)
2. Pasien memiliki sikap yang kooperatif, serta motivasi yang tinggi untuk memperbaiki
dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan mulutnya.
2. Prognosis Lokal
1. Gigi 11 dan 16 prognosis baik
Gigi 11 masih vital dan sisa jaringan masih cukup banyak
DAFTAR PUSTAKA
1. Mount GJ, Hume WR (ed). Presevation and Restoration of Tooth Structure. 2ndEd.
Queensland. Knowledge Books and Software. 2005.
2. Cohen S, Hargreaves KM. Pathway of the pulp. 9th Ed. Missouri: Mosby. 2006.
3. Rosenstiel,
Land,
Fujimoto.
Contemporary
Fixed
Prosthodontics.
4th
Ed.
Missouri:Mosby. 2006.
4. Nursasongko, Bambang. Departemen Konservasi FKG UI. Diktat Penunutn
Praktikum Endodontik Preklinik Edisi 4. Jakarta : Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2003.
5. Nursasongko, Bambang. Departemen Konservasi FKG UI. Diktat Penunutn
Praktikum Restorasi Preklinik Edisi 4. Jakarta : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia. 2003.
6. Roberson TM, Heymann HO. Sturdevants Art and Science of Operative Dentistry. 5th
Ed. Missouri: Mosby. 2006.
7. Tarigan, Rasinta. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2006.