Anda di halaman 1dari 46

LOGO

“Gusiku Kenapa Jadi


Bengkak dan Sakit?
SKENARIO 2 BLOK 9
Kelompok 3

drg. Selviana Rizki

1
KELOMPOK 3

 NADYA ISLAMI  BELTSAZAR


 DITA AGUSTINA  M. TAUFIK AKBAR
 M. AUFAR RAFIF A.  EKO ACHMAD S.
 ANNISA RAMADHANTY  SRI HARDIANTI
 PUTRI CHARI N.  KAMELIA R. SHOLEHAH
 KURNIA FATWATI  RIZKINA MAULIDA

2
SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 21 tahun, datang seorang diri ke dokter gigi
karena mengeluhkan gusinya bengkak dan terasa sakit.Terkadang gusinya
tersebut mengeluarkan darah secara spontan. Keluhan sudah mulai dirasakan 4
hari terakhir dan disertai demam. Dokter gigi kemudian melakukan
pemeriksaan pada gusi pasien tersebut, didapatkan hasil adanya
pembengkakan dan kemerahan di sekitar interdental dan tepi gusi. Tampak
adanya ulkus di sekitar pembengkakan berbentuk kawah yang dilapisi
pseudomembran berwarna kelabu. Kebersihan rongga mulut pasien memang
tidak baik dan akhir-akhir ini memang sedang stress untuk menyelesaikan
tugas akhir skripsi.Dokter gigi kemudian memeberikan resep obat untuk
meredakan keluhan pasien tersebut.

3
KLARIFIKASI ISTILAH ASING

4
Pseudomembran
Ulkus
Merupakan lapisan yang
Luka yang terdapat pada menyerupai membran
permukaan mukosa dan
submukosa oral
Interdental

Bagian yang terletak


diantar 2 gigi
yang bertetangga

5
PROBLEM TREE

6
7
Sasaran Belajar

1. Pengertian gingivitis
2. Epidemiologi gingivitis
3. Etiologi gingivitis
4. Gambaran klinis gingiva sehat
5. Gambaran klinis gingivitis
6. Klasifikasi Gingivitis
7. Penatalaksanaan Gingivitis

8
DEFINISI GINGIVITIS

Gingivitis adalah infeksi bakteri campuran yang


mengakibtakan peradangan dan kerusakan reversibel
pada jaringan gingiva tanpa hilangmya perlekatan
jaringan ikat

Langlais, Robert P. Atlas berwarna lesi mulut yang sering ditemukan.Jakarta:EGC:2013


9
ETIOLOGI

FAKTOR ETIOLOGI LOKAL


• Faktor pencetus : Plak
• Faktor Presdiposisi : Kalkulus, debris, merokok, trauma kimiawi
• Faktor lokal fungsional : maloklusi, traumatik oklusi

FAKTOR ETIOLOGI SISTEMIK

• Faktor endokrin : pubertas, kehamilan, menopause


• Defisiensi nutrisi : defisiensi vitamin dan defisiensi mineral

Prestiyanti N. Efektifitas Berkumur Dengan Larutan Teh Rosella Mempercepat Penyembuhan Gingivtis Pascaskelling.
FKG Unmah. Denpasar:2014
10
EPIDEMIOLOGI
1. USIA
Prevalensi penyakit periodontal meningkat sejalan pertambahan usia tapi bkn berarti
penuaan (aging) menyebabkan peningkatan prevalensi, perluasan dan penyakit periodontal.
Keparahan penyakit periodontal direfleksikan dengan kehilangan perlekatan. Pada
kelompok Usia 18-24 thn rata2 kehilangan perlekatan = 1,2 mm dan meningkat sampai 3,6
mm pada kel. Usia 75 s/d 80 thn.

Brever MM, Cos Grove RS. The Relationship Between Gingivitis and Plaque Level. J Periodontal. 2003. 60(122)
11
EPIDEMIOLOGI
2. JENIS KELAMIN
Secara umum prevalensi & keparahan peny.periodontal lebih tinggi pd laki-laki
dibandingkan pada perempuan .Kehilangan perlekatan pada laki2 lebih tinggi 10% drpd
perempuan . Sisi dgn saku > 4,0 mm lbh tinggi pd laki2 (11,5%) drpd perempuan (9,8%)

Brever MM, Cos Grove RS. The Relationship Between Gingivitis and Plaque Level. J Periodontal. 2003. 60(122)
12
EPIDEMIOLOGI
3. RAS
Prevalensi penyakit periodontal lebih tinggi pada org kulit hitam daripada kulit putih. Pada
kelompok usia 18-24 thn, prevalensinya 15% pada kulit putih, 17% pada kulit hitam dan
meningkat terus mencapai 76% pada kulit putih dan 90% pada kulit hitam.

Brever MM, Cos Grove RS. The Relationship Between Gingivitis and Plaque Level. J Periodontal. 2003. 60(122)
13
EPIDEMIOLOGI
4. TARAF PENDIDIKAN
Prevalensi penyakit periodontal pada kelompok yang menjalani pendidikan kurang dari 12
tahun (tidak sampai selesai SLTA) adalah 61%. Prevalensi tersebut menurun dengan
semakin lamanya masa pendidikan individu, sehingga tinggal 41% pada kelompok dengan
masa pendidikan lebih dari 12 tahun (pendidikan tinggi).

Brever MM, Cos Grove RS. The Relationship Between Gingivitis and Plaque Level. J Periodontal. 2003. 60(122)
14
EPIDEMIOLOGI
5. PEREKONOMIAN
Di Amerika Serikat prevalensi penyakit periodontal pada kelompok dengan penghasilan
lebih besar dari US $ 40.000 adalah 19% lebih rendah dibandingan dengan prevalensi pada
kelom- pok yang hanya berpenghasilan kurang dari US $ 20.000.

Brever MM, Cos Grove RS. The Relationship Between Gingivitis and Plaque Level. J Periodontal. 2003. 60(122)
15
EPIDEMIOLOGI
6. LINGKUNGAN
Secara umum prevalensi dan keparahan penyakit periodontal adalah sedikit lebih tinggi
pada orang-orang yang bertempat tinggal di daerah pinggiran (rural) dibandingan dengan
orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan (urban).

Brever MM, Cos Grove RS. The Relationship Between Gingivitis and Plaque Level. J Periodontal. 2003. 60(122)
16
KLASIFIKASI GINGIVITIS

GINGIVITIS DISEBABKAN
OLEH PLAK

17
KLASIFIKASI GINGIVITIS
GINGIVITIS DISEBABKAN
OLEH NON PLAK

18
KLASIFIKASI GINGIVITIS
Gingivitis Berdasarkan Gingivitis Berdasarkan
Perjalanan dan Lamanya Lokasi Penyebabarannya

• Gingivitis Akut • Localized Gingivitis

• Gingivitis Subakut • Generalized Gingivitis

• Gingivitis Rekuren • Maginal Gingivitis

• Gingivitis Kronis • Papillari Gingivitis

• Diffuse Gingivitis

(Carranza FA et al.2006. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. Missouri: Saunders Elsevier)
19
LOGO

KARAKTERISTIK GINGIVA

20
GINGIVA NORMAL
&
TIDAK NORMAL

21
KARAKTERISTIK GINGIVA
KARAKTERISTIK
GINGIVA NORMAL GINGIVITIS
GINGIVA
Ukuran dan betuk papila Embrasur terisi,tipis Tumpul, gemuk, cekung

Tepi Profil seperti pisau Profil meggulung/menebal

Warna Merah muda dengan pigmentasi Merah, sianotik merah kebiruan


melanin yang tersamar
Konsistensi Lentur, liat, tidak retraksi kalau Lunak dan spongi, dapat retraksi oleh
terkena permukaan udara
Tekstur permukaan Berbintik bintik (kulit jeruk), tumpul Halus dan mengkilap : tekstur seperti
kerikil
pendarahan Tidak ada pada probing
Kerusakan mukogingival Tidak ada saku gingiva pada garis
mukogingiva, kurang ada pada
gingiva berkeratin, frenulum
berinsersi pada marginal gingiva
Rickne CS, Gabriela W. Woefl Anatomi gigi edisi 8. 2015
22
KARAKTERISTIK GINGIVA

GINGIVA
KARAKTERISTIK GINGIVA GINGIVITIS
NORMAL

lekuk ada dan normal seperti parabola mendatar, berlebihan, terbalik,


bercelah
supurasi (eksudat purulen) tidak ada eksudat tampak apabila dinding
saku gingiva ditekan ; eksudat
mengalir keluar dari saku gingiva
setelah probing

Rickne CS, Gabriela W. Woefl Anatomi gigi edisi 8. 2015


23
Gingivitis pada gingival
marginal, akibat akumulasi Menghasilkan lesi-lesi Berkembang menjadi
plak karena oral hygiene dini penyakit
yang buruk

PATOFISIOLOGI GINGIVITIS

Louis F Rose, dkk. Periodontics Medicine, Surgery, and Implants. Missouri : Elsevier Mosby. 2004
24
PATOFISIOLOGI GINGIVITS

• Tahap awal respon inflammatory eksudatif akut


dimulai dalam 4 atau 5 hari setelah akumulasi plak
• Cairan gingival dan transmigrasi neutrofil meningkat
• Deposisi fibrin dan kerusakan kolagen terjadi

• Sekitar 1 pekan, transisi ke lesi-lesi dini ditandai


dengan perubahan infiltrat-infiltrat limfosit yang
menonjol
• Monosit dan sel-sel plasma ditemukan

Louis F Rose, dkk. Periodontics Medicine, Surgery, and Implants. Missouri : Elsevier Mosby. 2004
25
PATOFISIOLOGI GINGIVITS

• Semakin lama, lesi-lesi ini menjadi kronis dan ditandai adanya sel-sel plasma dan
limfosit B
• Ketika inflamasi local kronis berkembang, poket terjadi dimana gingival terpisah
dari gigi
• Poket-poket ini menjadi dalam dan bisa mengalami perdarahan selama menyikat
gigi bahkan saat mengunyah biasa

• Inflamasi ini berlangsung terus menerus, maka ligament-ligamen periodontal


akan terurai dan kerusakan tulang alveolar local pun terjadi
• Gigi mulai longgar dan pada akhirnya tanggal

Louis F Rose, dkk. Periodontics Medicine, Surgery, and Implants. Missouri : Elsevier Mosby. 2004
26
TAHAP PERKEMBANGAN

1. Tahap 1 / Initial lesion


Durasi 2-4 hari

Peningkatan aliran darah & vasodilatasi

Infiltrasi PMN pada epitel sulkuler & junctional

Sel imun utama: PMN

Jaringan kolagen kehilangan perivasculer

Tidak ada tanda klinis, tetapi aliran cairan gingiva


meningkat
Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology.
27 Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
TAHAP PERKEMBANGAN
2. Tahap 2 / Early lesion
Durasi 4-7 hari

Terjadi proliferasi kapiler

Infiltrasi leukosit pada jaringan ikat di bawah


epitel junctional

Sel imun utama: limfosit

Sitotoksik kolagen oleh fibroblas, sehingga


jumlah kolagen menurun

Tanda klinis: eritema, perdarahn saat probing


Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology.
28 Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
TAHAP PERKEMBANGAN
3. Tahap 3 / Establish lesion

Durasi 14-21 hari

Kehilangan kolagen berlanjut

Sel imun utama: Sel plasma, sel limfosit B

Tanda klinis: gingiva merah-kebiruan, konsistensi lunak

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology.


29 Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
TAHAP PERKEMBANGAN

4. Tahap 4 / Advanced lesion

Perluasan lesi hingga ke tulang alveolar

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology.


30 Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
Acute Necrotizing Ulserative
Gingivitis (ANUG)

31
ANUG

Kondisi ulserative pada gingiva, dengan ciri:


- perdarahan gingiva
- Sakit
- apeks papila interdental menghilang
- Demam
- Pseudomembran sering terlihat di tepi gingiva,
bersamaan dengan nekrosis.

Harty FJ, Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC ; 2013


32
Etiologi ANUG

A. Faktor Predisposisi
 Faktor predisposisi lokal : Dental plak, maloklusi,
tepi restorasi yang overhang
 Faktor predisposisi sistemik : Stres, malnutrisi,
bernafas melalui mulut, kesehatan umum yang
terabaikan, gingivitis yang telah ada, dan penyakit
yang melemahkan sistem imun tubuh.

Peter F. Fedi, Arthur R. Vernino, John L. Gray. Silabus Periodonti. Edisi 4. EGC. Jakarta: 2012
33
Etiologi ANUG
B. Faktor Kausatif
Faktor penyebab utama adalah mikroorganisme.
Mikroorganisme yang dianggap sebagai penyebab Gingivitis
Ulseratif Nekrosis adalah :
 Bacillus fusiformis
 Borrelia Vincenti
 Streptococcus alpha-hemolyticus
 Bacteroides melaninogenicus
 Spirochete, vibrio yang tidak teridentifikasi dan
streptococcus
Peter F. Fedi, Arthur R. Vernino, John L. Gray. Silabus Periodonti. Edisi 4. EGC. Jakarta: 2012
34
MANIFESTASI KLINIS ANUG

Depresi seperti kawah pada papilla interdental


ORAL
SIGNS Lesi bisa menyebar hingga marginal gingiva dan jarang sampai ke
attached gingiva & oral mukosa

Permukaan kawah ditutupi pseudomembran berwarna keabuan,


bagian gingiva di bawahnya nampak berwarna merah melingkari
kawah tadi

Pada beberapa kasus, ada juga bagian kawah yang tidak tertutupi
pseudomembran, margin gingiva yang tidak tertutup itu berwarna
merah, mengkilap, dan ada perdarahan

Ciri-ciri tambahan: perdarahan spontan / perdarahan karena adanya


tekanan yang sangat ringan, bau tidak nyaman, dan peningkatan
aliran saliva

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology.


35 Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
MANIFESTASI KLINIS ANUG

Oral Lesi sangat sensitif terhadap sentuhan, pasien


symptoms sering mengeluh adanya rasa yang tidak
nyaman dan sakit ketika makan makanan
pedas dan panas juga ketika mengunyah

Extra oral Lymphadenophaty lokal, penigkatan


and temperatur tubuh yang ringan hingga demam
systemic tinggi, peningkatan denyut nadi, kehilangan
signs and nafsu makan
symptoms
Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology.
36 Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
Tahap Perkembangan ANUG

Penjelasan
Tahap I Hanya ujung papilla interdental yang terkena, menunjukkan adanya
perdarahan saat probing
Tahap II Nekrosis papilla interdental & gingiva marginal serta adanya
ulserasi pada mukosa mulut
Tahap III Sudah mengenai attached gingiva margin dan dapat terjadi koalisi
beberapa daerah yang berdekatan
Tahap IV Terjadi kondisi nekrotisasi di bawah jaringan gingiva (Stomatitis
Gangrenosa)
Tahap V Nekrosis jaringan lunak hingga terbukanya tulang
Tahap VI Nekrosis tulang alveolar dan/atau destruksi jaringan fasial

IDJ. Kontribusi Higiene Mulut Terhadap Timbulnya ANUG. 12 (2). 2005


37
Diagnosis Banding ANUG
Lesi-lesi yang sering dianggap sebagai Gingivitis Ulseratif Nekrosis adalah :
a) Gingivitis akut
b) Gingivostomatitis herpetik primer
c) Stomatitis aposa rekuren
d) Gingivitis deskuamatif
e) Mononukleosis infektius
f) Agranulositosis

hanya Gingivitis Ulseratif Nekrosis yang


memperlihatkan ulserasi dan gambaran seperti kawah
pada papila interdental

Peter F. Fedi, Arthur R. Vernino, John L. Gray. Silabus Periodonti. Edisi 4. EGC. Jakarta: 2012
38
Penatalaksanaan ANUG
• Memberikan pasien instruksi kebersihan mulut menggunakan obat
kumur antibakteri resep: chlorhexidine 0,12% dua kali sehari
• Mengendalikan rasa sakit dengan analgesik: ibuprofen 400-600 mg 3 kali
sehari
• Meresepkan antibiotik jika pasien immunocompromised (misalnya,
AIDS, leukemia, neutropenia siklik) atau dalam hal keterlibatan sistemik
seperti demam, malaise dan limfadenopati
• Untuk tanda-tanda keterlibatan sistemik, antibiotik yang direkomendasikan
adalah:
o Amoxicillin, 250 mg 3 x sehari selama 7 hari dan / atau
o Metronidazol, 250 mg 3 x sehari selama 7 hari

Atout reem. 2013. Managing Patients with Necrotizing Ulcerative Gingivitis. Kanada
39
Fase Perawatan ANUG

• pengurangan inflamasi akut


Lokal

• Perawatan pendukung : pengurangan simptom-simptom


general seperti demam dan lesu
• Perawatan etiotropik : perbaikan terhadap kondisi sistemik
Sistemik yang menyebabkan iritasi atau perubahan pada gingiva.

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012


40
Kunjungan Pertama
1. Lakukan pemeriksaan subjektif dan objektif

2. Pengobatan
• Daerah yang akut diisolasi lalu anastesi lokal
• Setelah 2 atau 3 menit area diseka dengan cotton pellet untuk menghilangkan
pseudomembrane dan debris pada permukaannya
• Lalu bersihkan dengan air hangat
• Kalkulus pada daerah superficial dihilangkan dengan ultrasonic scaller karena tidak
menimbulkan rasa sakit
• Penderita NUG yang sedang dan berat dan adanya limfadenopati lokal atau gejala
sistemik lainnya dapat diresepkan 500mg penisilin secara oral setiap 6 jam sekali,
• untuk pasien sensitive penisilin dapat dengan antibiotic lain sepertieritromisin (500 mg
setiap 6 jam), diresepkan Metronidazol (500 mg dua kali sehari selama 7 hari), juga
efektif. Antibiotik dilanjutkan Sampai komplikasi sistemik atau limfadenopati
lokal telah mereda
Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012
41
Berkumur setiap 2 jam sekali
dengan segelas air hangat dan 3%
Jangan merokok dan mengonsumsi
hydrogen peroxide, bisa juga
alcohol
dengan 0,12%chlorhexidine 2 kali
sehari

INSTRUKSI
KEPADA PASIEN

Lakukan penyikatan gigi untuk


Istirahat yang cukup. Hindari
membersihkan debris pada
pengerahan tenaga yang berlebihan
permukaan gigi

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012


42
KUNJUNGAN KEDUA
1 sampai 2 hari kemudian, kondisi pasien biasanya membaik
• Rasa sakit berkurang bahkan hilang
Marginal gingival masih kemerah-merahan tetapi tidak ada lagi
pseudomembran superficialnya
• Scaling dapat dilakukan jika sensitivitas memungkinkan (karena rasa sakit
pada gingival sudah berkurang bahkan menghilang)
Penyusutan dari gingival yang sebelumnya bengkak itu dapat mengekspos
kalkulus yang telah tertutup sebelumnya sehingga dapat dibersihkan dengan
mudah. Petunjuk untuk pasien sama dengan yang diberikan sebelumnya.

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012


43
KUNJUNGAN KETIGA
Pada kunjungan berikutnya, 1 sampai 2 hari setelah kunjungan kedua, pasien
pada dasarnya bebas dari gejala

Mungkin masih ada beberapa eritem dan gingiva mungkin sedikit terasa sakit
apabila ada stimulus

Scaling dan root planing diulang

Pasien diinstruksikan untuk melakukan prosedur kontrol plak yang sangat


penting untuk kesuksesan perawatan dan pemeliharaan kesehatan periodontal

Berkumur dengan hydrogen peroxide dihentikan, namun berkumur larutan


klorheksidin dapat dipertahankan untuk dua atau tiga minggu

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012


44
Kunjungan keempat

 Permukaan gigi yang terlibat dilakukan scaling lagi jika


perlu dan dihaluskan. Kontrol plak yang dilakukan oleh
pasien dicek dan dikoreksi jika diperlukan

Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders Co. ; 2012


45
Daftar Pustaka
• Takei, Carranza. Carranza’s Clinical Periodontology. Massachusetts: Wb Saunders
Co. ; 2012
• Atout reem. Managing Patients with Necrotizing Ulcerative Gingivitis.
Kanada;2013
• Langlais, Robert P. Atlas berwarna lesi mulut yang sering
ditemukan.Jakarta:EGC;2013
• Prestiyanti N. Efektifitas Berkumur Dengan Larutan Teh Rosella Mempercepat
Penyembuhan Gingivtis Pascaskelling. FKG Unmah. Denpasar:2014
• Rickne CS, Gabriela W. Woefl Anatomi gigi edisi 8.2015
• Louis F Rose, dkk. Periodontics Medicine, Surgery, and Implants. Missouri :
Elsevier Mosby. 2004
• Harty FJ, Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC ; 2013
• Peter F. Fedi, Arthur R. Vernino, John L. Gray. Silabus Periodonti. Edisi 4. EGC.
Jakarta: 2012
• IDJ. Kontribusi Higiene Mulut Terhadap Timbulnya ANUG. 12 (2). 2005
46

Anda mungkin juga menyukai