Anda di halaman 1dari 3

MANGATA DI UJUNG SENJA

Purnama manja menyapa samudera pasang nan tenang


Ketika lantunan syair pengingat diri berkumandang
Rona jingga saga Katulistiwa tak lagi mampu menyaingi indahnya yang berkelas
Senja itu, mangata berkilau dengan gagahnya

Bibir pantai bercumbu dengan ombak berderu


Nyanyian senja membekukan waktu
Hari itu senja tak main-main, lembayungnya memacu rindu
Ada yang hilang dari sudut mataku

Satu dua langkahku getir


Pijakan kaki menyisir pasir hingga berdesir
Sudut bibir tertarik sekedar untuk menyengir
Pantaiku ternyata bukan yang dulu

Debur ombak….
Ia kenalkan pasir pada peraduannya
Ia sematkan keindahan bersama jiwa-jiwa pecinta pantai
Gemercik air….
Ia kenalkan kerikil pada asalnya
Ia persembahkan denting suara penyejuk jiwa

Sayangnya kini tak lagi sama


Ombak hanya sibuk berdebur tak teratur
Bibir pantai terkikis hingga jatuhkan tangis
Desir pasir beradu tak harmonis

Penghuni laut berlari dengan lincahnya


Tak takut, tak ragu, tak malu. Berlari dan berlari
Bebasnya tak berbatas, seperti puisi cinta para pujangga
Mereka lupa, bahwa tempat pulang tak terjaga
Cepat pulang!!! Sebelum mangata hilang!!!
Tak apa, purnama akan tetap terjaga hingga malam pekat terlewat katanya

Pantai itu menjadi saksi bisu


Saat segala manuskrip sederhana para pecinta harta berjalan ditengah mangata
Aku akan tetap bermain-main saja
Aku sudah dekat, semua akan kulakukan dengan cepat dan cekat
Lalu ku terkam semua satu persatu tanpa menyisakan barang satu

Benar adanya…
Ketika jiwa-jiwa berarus pecah datang kian membuncah
Gelombang memanggil dengan arusnya yang gelisah
Nganga mulut laut meneguk sekian kubik genangan airnya

Hanya satu kata….


K E J A M…
Mata yang hanya sibuk memejam
Hingga tak melihat kekuasaan semesta alam
Telinga yang hanya sibuk menuli
Hingga tak lagi mampu mendengar rintihan hari

Mangata diujung senja, tak lagi nampak kilaunya


Hanya seberkas cahaya tak berwarna yang menyinarinya
Mangata diiujung senja, tak lagi Nampak indahnya
Sebab tempat beradunya kini telah porak poranda

Pantaiku bukan yang dulu


Bukan lagi tempat untuk mengadu tangis untuk Tuhan Maha Romantis
Tangisku membuncah pecah
Lagu ombak menakutiku dari waktu ke waktu
Tak lagi ada yang dapat kurindu
Tak lagi ada yang harus ku pinta temu setiap waktu
Tak lagi ada yang mampu kujamu
Semuanya retas kandas tak lagi berbekas

Anda mungkin juga menyukai