Anda di halaman 1dari 24

CASE REPORT

Ilustrasi Kasus
Pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2006, seorang pasien bernama Ny. C
usia 57 tahun datang ke bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Rumah sakit Hasan
Sadikin. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga

Anamnesis
Keluhan utama : Konsul dari poli THT dengan keluhan pusing terus-menerus
disertai gusi yang bengkak dan mudah berdarah.
Sejak enam bulan yang lalu, pasien mengeluhkan gusinya terasa
membengkak, gusi berwarna lebih merah dari biasanya. Keluhan tersebut juga
disertai gusi yang mudah berdarah saat menyikat gigi. Kadang-kadang disertai
dengan rasa nyeri yang muncul tiba-tiba pada gusi dan berkurang dengan
sendirinya. .
Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan sejak dua bulan yang
lalu gigi sebelah kanan rahang bawah berlubang, keluhan disertai dengan rasa
berdenyut yang timbul terus-menerus dan menyebar. Nyeri dirasakan semakin
berat ketika makan dan minum yang dingin, rasa ngilu berkurang dengan makan
obat penghilang nyeri. Gigi tersebut telah berlubang sejak satu tahun yang lalu,
tetapi telah ditambal sebanyak dua kali hingga saat ini.

Dari anamnesa didapatkan adanya gejala-gejala dari gingivitis marginalis yaitu


gusi yang terasa membengkak, gusi berwarna kemerahan, dan gusi yang mudah
berdarah saat menyikat gigi. Selain itu juga didapatkan adanya riwayat gigi
sebelah kanan rahang bawah berlubang, yang disertai rasa berdenyut terus
menerus dan menyebar dan semakin berat ketika makan dan minum yang dingin,
riwayat tersebut menunjukkan gejala-gejala pulpitis totalis kronis atau
periodontitis apikalis kronis
Pemeriksaan
a. General Survey
Dari anamnesa didapatkan riwayat penyakit berat sebelumnya disangkal oleh
pasien, ada surat rujukan serta penuturan pasien ditemukan riwayat
dislipidemia, riwayat penyakit seperti ini sebulamnya disangkal.
Riwayat cepat lelah, tidak kuat naik tangga disangkal oleh pasien, riwayat
dada berdebar-debar, nyeri pada tengkuk, sakit kepala yang sering disangkal,
riwayat berkunang-kunang jika langsung berdiri dari keadaan duduk
disangkal. Riwayat jika berdarah sukar untuk berhenti disangkal. Riwayat
alergi obat-obatan sebelumnya disangkal. Riwayat nyeri pada ulu hati disertai
dengan rasa muak disangkal. Riwayat sering lapar, mudah haus, dan sering
buang air kecil disangkal. Riwayat mata dan kulit berubah menjadi kuning,
nyeri perut kanan bagian atas, perubahan warana air kencing menjadi seperti
air teh disangkal. Riwayat batuk-batuk lama, keringat malam dan pegobatan
TB disangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan umu : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Respirasi : 24 x / menit
Suhu : afebris

b. Ekstra oral
KGB : tidak teraba membesar
Pembengkakan : negatif

Benjolan : negatif
Fistel : negatif
Ulkus : negatif
c. Intra oral

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Oral higiene : sedang


Bibir : dbn
Mukosa bukal : dbn
Gingiva : papilla interdental daerah rahang atas`dan bawah
tumpul, stipling negatif, gusi mengkilap, hiperemis positif,
edema positif.
Lidah : dbn
Dasar mulut : dbn
Palatum : dbn
Tonsil : dbn

d. Status lokalis
Gigi : 4.6
Karies : Caries profunda
Sondasi : positif
Dingin : positif
Perkusi : positif
Tekanan : positif
Palpasi : negatif
Mobility : negatif
Poket : tidak diperiksa
Jaringan di sekitar status lokalis :
Gigi 4.6 : Edema positif, hiperemis positif
Rahang atas dan bawah anterior : papila interdental tumpul, stipling negatif,
permukaan lebih mengkilat dibanding
daerah sekitarnya.
Dari pemeriksaan intra oral ditemukan banyaknya kalkulus di hampir seluruh
gigi rahang atas dan bawah, hal ini menujukkan bahwa oral higien pasien ini
adalah buruk. Kalkulus yang menumpuk dapat menyebabkan suatu gingivitis
dengan proses marginal.
Dari pemeriksaan intra oral ditemukan adanya gingiva dengan papilla
interdental daerah rahang atas`dan bawah tumpul, stipling negatif, gusi
mengkilap, hiperemis positif, dan edema positif pada rahang atas dan bawah.
Gejala-gejala tersebut mengarah kepada gejala gingivitis marginalis.
Karies : Caries profunda
Sondasi : positif
Dingin : positif
Perkusi : positif
Tekanan : positif
Adanya caries menunjukkan terjadinya proses apikalis. Dari proses apikalis
akan menyyebabkan terjadinya pulpitis atau periodontitis tergantung dari daya
tahan tubuh pasien dan vitalitas dari gigi. Tes sondasi dan perkusi positif
menunjukkan bahwa gigi tersebut masih vital, sedangkan perkusi dan tekanan
positif menunjukkan adanya radang pada jaringan pendukung (periodotium)
dikenal juga dengan gejala periodontitis.

Diagnosis banding
1. Gingivitis marginalis kronis generalisata dan pulpitis totalis kronis 4.6
2. Gingivitis marginalis kronis generalisata dan periodontitis apikalis kronis
4.6
Diagnosis kerja
Gingivitis marginalis kronis generalisata dan pulpitis totalis kronis 4.6
Diagnosis yang diambil adalah gingivitis kronis marginalis karena
ditemukannya gejala-gejala yang mengarah kepada penyakit tersebut serta adanya
kalkulus yang generalisata. Diagnosis pulpitis totalis kronis diambil karena pada
gigi 4.6 telah terjadi proses apikal yang sudah lama terjadi dengan trias gejala
pada pulpitis yaitu nyeri berdenyut yang terus menerus dan menyebar disertai
dengan adanya gejala periodontitis tetapi gigi tersebut masih vital.

Rencana perawatan
1. Pro rontgen gigi 4.6
2. Pro perawatan endodontik gigi 4.6
3. Pro scalling rahang atas dan bawah
4. Pro R/

Terapi
1. Konsul ke bagian Endodontik untuk perawatan gigi 4.6
2. Konsul ke bagian perodontik untuk scalling gigi rahang atas dan bawah
3. R/ Asam mefenamat tablet 500 mg 3x1 per oral

Saran Tindakan / Konseling


1. Konsul ke bagian Dental Publik Health untuk dental healt education
2. Konsul ke bagian rontgen untuk foto panoramik, mendeteksi gigi impaksi
M3
3. Konsul ke bagian endodontik untuk penambalan gigi 1.1, 2.1, 3.7
4. Konsul ke bagian prosthodontik untuk protesa gigi 3.6

Prognosis
Gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah
Ad bonam, bila scalling dilakukan secara benar dan tuntas, dan pasien
melakukan perawatan dengan benar.
Pulpitis apikalis kronis gigi 4.6
Ad bonam, bila perawatan endodontik dilakukan secara benar dan tuntas, dan
pasien melakukan perawatan dengan benar

Jawaban Konsul
Kepada yth TS bagian THT

Atas konsul TS pada pasien Ny. C, umur 57 tahun, dari hasil anamnesa
dan pemeriksaan telah ditemukan :
1. Gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah yang perlu dilakukan
scalling untuk menghindari komplikasi lebih jauh.
2. Pulpitis totlis kronis gigi 4.6 yang perlu dilakukan perawatan endodontik
untuk mengindari komplikasi lebih lanjut

Saran kami untuk pasien adalah :


1. Penambalan gigi 1.1, 2.1, 3.7 untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
2. Protesa gigi 3.6 untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
PEMBAHASAN

Jaringan periodontium adalah jaringan pendukung di sekitar gigi yang


meliputi:
1. ginggiva
2. ligamen periodontium
3. tulang alveolar
4. sementum
jaringan periodontium yang paling terkena adalah ginggiva dimana angka
kejadiannya cukup tinggi. Oleh karena itu sebagai petugas kesehatan kita
harus mempunyai tanggung jawab dan kesadaran untuk dapat mendeteksi dan
menangani hal tersebut.

ANATOMI GINGIVA
Ginggiva adalah jaringan lunak yang menenp[ati cavum iral sebagai
mukosa. Mukosa terbagi menjadi tiga yaitu:
1. masticatory mucosa
mukosa yang menempel dengan erat terhadap tulang, misalnya pada palantum
durum yang diliputi epitel parakeratin atau keratin . mukosa ini berfungsi
untuk melindungi mulut dari tenaga gesekan yang terjadi antara makanan
sewaktu mewnyunyah dan menelan.
2. lining mucosa
mukosa yang menenpel dengan longgar pada bibir, pipi, dasar mulut , bawah
lidah , palantum mole, uvula dan mukosa alveolar.
3. specialized mocosa
mukosa yang meliputi pergarakan dorsum lidah dan berperan dalam
pengecapan.

Tipe ginggiva
marginal ginggival (free or unattached)
terletak pada posisi paling atas giggival, tidak menempel pada gigi dan
kemudian membentuk dinding jaringan lunak pada sulkus marginalis.
Secara apikal menjadi free ginggival groove.
Atttached ginggival(firmly attached)
menempel secra utuh pada gigi dibawahnya dan tulang alveolar, tekstur
stipling (permukaan irreguler dan menyerupai kilut jerulk ). Ukurannya
bervariasi dari 1mm hingga 9 mm. Menjaga friksir dari proses menggosok gigi
dan mencegah pergerakan dari ginggival marginalis bila ada tekanan pada
mukosa alveolar.
Interdental gingival(located between adjacent teeth)
Terletak diruang anterproksimalis dengan kontak antara gigi berdekatan.

CIRI-CIRI GINGIVA YANG NORMAL


Warna : coral pink ( dihasilkan dari suplai vaskilarisasi, ketebalan
keratinisasi dari epitelium dan adanya sel-sel berpigmen)
Besar : besarnya gingiva berhubungan dengan jumlah total elemen
seluler dan interseluler serta suplai vaskulernya.perubahan besarnya
gingiva biasanya menunjukan adanya penyakit.
Kontur : kontur gingiva bervariasi tergantung pada bentuk gigi dan
aligmentnya pada arkus, lokasi dan besarnya daerah kontak proksimal
dan dimensi gingiva fasial dan lingual.
Bentuk: bentuk gingiva intradental tergantung pada kontur dari
permukaan proksimal gigi dan lokasi serta bentuk dari gingiva yang
mengelilingi gigi.
Konsistensi:ginggiva adalah keras, kecuali di bagian yang bisa
digerakan pada pinggir bebasnya. Kekerasannnya ditemtukan ooleh
kolagen dan tulang alveolar.
Tekstur permukaan: stippling dihasilkan dari penonjolan dan depresi
secara alterant pada permukaan ginggiva
Posisi : merujuk ke tingkat perlekatan ginggiva pada gigi, waktu erupsi
gigi, tepi gingiva dan kalkulus pada mahkota gigi semakin lama erupsi
gigi tepinya semakin kearah apikal.

DEFINISI GINGGIVITIS
Ginggivitis adalah proses peradangan pada ginggiva

EPIDEMIOLOGI
Kejadian gingivitis di DKI jakarta sebesar 59,4% pada tahun 2002.

ETIOLOGI
Penyakit periodontal mempunyai bernbagai etiologi yang dipengaruhi berbagai
faktor, antara laim faktor lokal dan sistemik.

Faktor lokal
Faktor lokal terbagi atas faktor iritasi dan faktor fungsional lokal:
Faktor iritasi lokal :
Faktor inisiatif
Bakterial dental plak
Faktor predisposisi
Materi alba
Retensi sisa-sisa makanan
Stain
Kalkulus
Karies
Merokok
Impaksi makanan
Perawatan gigi yang tidak adekuat
Oral higien yang kurang baik
Konsistensi makanan
Faktor fungsional lokal
Kehilangan gusi
Maloklusi
Tongue thrusting, bernafas melalui mulut
Kebiasaan buruk menggigit pensil, mengemertakkan gigi
Oklusi yang traumatik
Faktor sistemik
Hormonal
Pada keadaan pubertas,hamil dan menopause, tubuh akan mengalami
perubahan hormonal dan menyebabkan ketidakseimbangan fungsi endokrin
Kelainan dan defisiensi nutrisi
Defisiensi vitamin
Defisiensi protein
Malnutrisi
Obat-obatan
Penitoin
Kontraseps hormonal
Kortikosteroit
Keturunan
Faktor psikologis
Stress
Kelelahan
Cemas
Penyakit metabolik
Diabetes mellitus
Kelainan hematologis
Leukimia
Anemia
Hemofilia
PATOGENESIS GINGGIVITIS
Perubahan patologis pada ginggivitis berhubungan dengan keberadaan
mikroorganisme pada sulkus gusi. Organisme ini dapat mensintesis berbagai
macam produk seperti kolagenase, hialuronidase, protease, kondroitin sulfatase
dan endotoksin. Zat-zat ini dapat merusak epitel dan jaringan ikat seperti kolagen
glikokaliks.
Oleh karena itu terjadi pelebaran pada ruang antar sel epitel yang
menyebabkan bakteri masuk kedalam jaringan ikat,
Produk mikroorganisme akan mengaktivasi reaksi radang sehingga
terbentuk vasoaktif yang menimbulkan ginggivitis.

KLASIFIKASI PENYAKIT
Perkembangan stadium ginggivitis
Stadium I: lesi inisial
Manifestasi pertama inflemasi pada gusi adalah perubahan vaskuler yang
terdiri dari dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah akibat aktivasi
leukosit oleh mikroorganisme. Pada stasium ini tidak terdapat gambaran
ginggivitis sehingga disebut juga sebagai stadium subklinis.
Stadium II : lesi awal
Gejala eritema mulai terlihat akibat proliferasi kepiler dan p[eningkatan loop
kapiler . pada stadium ini dapat terjadi perdarahan pada pemeriksaan sulkus.
Epitel junctional terinfiltrasi denganneutrofil sehingga terjadi edema. PMN
akan memfagosit bakteri dan mencerna bakteri dengan lisosom.
Stadium III : establish lesion
Pada ginggivitis kronis pembuluh darah menjadi tersumbat dan penuh, aliran
darah vena terganggu dan aliran darah menjadi lambat. Hal ini menyebabkan
anoksemia gusi yang menyebabkan gusi tampak berwarna kebiruan.
Ekstravasasi sel darah merah ke komponen pigmen dapat membuat warna gusi
semakin gelap. Lesi ini merupakan tanda bahwa gusi mengalami radang
sedang atau berat.
Stadium IV : lesi lanjut
Perluasan lesi kedalam tulang alveolar menyebabkan kerusakan jaringan
periodontal. Ingflamasi dan destruksi pada periodontitis merupakan akibat dari
komponen seluler atau produk metabolit mikroba yang terdapat pasa sulkus
ginggival atau poket yang terbentuk. Substansi tersebut bekerja secara direk
dan indirek. Mekanisme direk adalah substansi mikroba tersebut langsung
menyebabkan jejas atau penghanvuran jaringan periodontal. Yang dapat
menyebabkan hal tersebut adalah metabolit toksik seperti hidrogen sulfida,
kolagenase. Sedangakan mekanisme indirek adalah substansi bakteri memacu
reaksi biokimia dan seluler yang akhirnya menyebabkan destruksi jaringan.
Hal ini dapat menyebabkan oleh endotoksin bakteri.

PERJALANAN GINGIVITIS BERDASARKAN WAKTU


Ginggivitis akut
Terjadi secara tiba-tiba, durasi pendek, sangat sakit
Fase yang lebih ringan deri fase ini disebut fase subakut

Ginggivitis kronis
Terjadi lambat, durasi lama, tidak sakit kecuali bila terjadi eksaserbasi
akut/subakut

Ginggivitis rekuren
Muncul kembali setelah sembuh spontan ataupun terapi

DISTRIBUSI GINGIVITIS
Ginggivitis marginalis lokalisata
Terjadi peradangan satu atau beberapa area gusi marginal

Ginggivitis difusa lokalis


Peradangan meluas dari marginal ke forniks tetapi area terbatas

Ginggivitis papilaris lokalis


Peradangan pada satu atau lebih ruang interdental pada area terbatas

Ginggivitis difusa generalisata


Peradangan pada seluruh gusio, peradangan juga terjadi pada gusi dekat dan
mukosa alveolar. Biasanya terjadi kelainan sistemik

Perubahan secara klinis Perubahan secara histopatologis


Kemerahan pada daerah marginal dan Vasodilatasi, pembengkakan,hiperemis
papilar dan proliferasi kapiler
Kecenderungan untuk berdarah akibat Mikroulserasi pada epitel di daerah
instrumen pada sulkus gingival sulkus gingiva dengan kapiler yang
melebar pada permukaan
Pembengkakan kontur yang membulat Stasis pada vena dan retensi cairan
dan tumpul jaringan
Konsistensi yang lembut Vasodilatasi dan destruksi serabut
kolagen gingival
Penghilang stiplling Edema pada lamina propia
Padat dan membesar Deposit berlebih serabut kolagen akibat
gingivitis kronis

GAMBARAN KLINIS GINGIVITIS


1. perdarahan gusi pada pemeriksaan sulkus
merupakan gejala awal inflamasi gusi yanh biasanya disertaipeningkatan produksi
cairan sulkus. Merupakan tanda objektif sehingga sangat penting pada diagnosa
dini gingivitis untuk pencegahan kerusakan lebih lanjut.

2. perdarahan gusi yang disebabkan faktor lokal


seperti pada sikat gigi, saat mengunyah atau saat mengigit makanan keras.
Perdarahan ini dapat terjadi karena adanya pelebaran pembuluh darah kapiler
sehingga menjadi lebih dekat ke permikaan dan menipis atau terjadi ulserasi epitel
sulkus
3. perubahan warna gusi
pada awalnya gusi hiperemis karena terjadi peningkatan vaskularisasi dan
penurunan derajat keratinisasi epitel. Pada tahap selanjutnya warna gusi dapat
menjadi lebih putih keabuan atau merah kebiruan. Warna putih keabuan dapat
terjadi akibat adanya nekrosis pada jaringan saat terjadi inflamasi akut yang berat
sedangkan warna merah kebiruan terjadi pada inflamasi kronis akibat penurunan
vaskularisasi, peningkatan keratinisasi epitel dan stasis vena.
4. perubahan warna gusi yang disebabkan oleh faktor sistemik
perubahan ini terjadi akibat adanya pigmentasi abnormal pada gusio dan mikosa
mulut. Penurunan pigmentasi melanin dapat terjadi pada penyakit addisons,
peutz-jeghers syndrome, albrights syndrome. Selain itu dapat terjadi pewarnaan
oleh pigmen empedu dan deposisi besi.
5. perubahan konsistensi gusi
6. perubahan tekstur permukaan gusi
terjadi kehilangan stippling sehingga permukaannya licin dan mengkilat akibat
proses eksudatif, atropi epitel, deskuamasi eptel, atau dapat juga menjadi noduler
akibat proses fibrotik, hiperkeratosisi
7. perunahan posisi gusi, terjadi akibat resesi gusi
8. perubahan kontur gusi, terjadi akibat pembesaran gusi

INDEKS GINGIVA (GI)


GI dikembangkan untuk menilai beratnya gingivitis. Jaringan disekeliling gigi
dibagi menjadi 4 unit skoring:papilla distifasial, margin fasial, papila mesiofasial,
dan margin gingiva lingual. Setiap unit ginggival dinilai berdasarkan tabel 1.
penilaian juga bisa mengunakan modifikasi GI yang dikembangkan oleh Lobene
dkk, yang mengeliminasi kriteria perdarahan dan menjadikan MGI tidak invasif
(tabel 2)
Skor pada setiap unit dijumlahkan dan dibagi 4 untuk mendapatkan skor
GI bagi gigi tersebut. Skor GI bagi seseorang diperoleh dengan menjumlahkan
semua skor pergigi dan dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Derajat
beratnya ginggivitis secara klinis seperti berikut:
Skor gingiva Derajat beratnya gingivitis
01-1.0 Ringan
1.1-2.0 Sedang
2.1-3.0 berat

Tabel Indeks Ginggiva


0 : ginggiva normal
1 : inflamasi ringan, sedikit perubahan pada warna, sedikit edema, tidak ada
peradangan pda gusi
2 : inflamasi sedang, hiperemis, edema dan mengkilat, perdarahan pada prob
3 : inflamasi berat, hiperemis dan edema berat, ulserasi, perdarahan spontan.

Tabel-2 Modified Ginggival Index (MGI)


0 : tidak ada inflamasi
1 : inflamasi ringan, sedikit perubahan pada warna,tekstur pada unit marginal atau
papila
2 : inflamasi ringan seperti pada 1 tetapi melibatkan keseluruhan unit marginal
dan papila
3 : inflamasi sedang, mengkilat, hiperemi, edema, hipertropi unit marginal dan
papila
4 : inflamasi berat, hiperemi, edema, hipertropiunit marginal dan papila yang
berat, perdarahan spontan.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ginggivitis :
membersihkan gigi dengan scalling
pemberian antibiotik apabila terjadi infeksi yang berat
pembarian obat kumur
pengobatan penyakit penyebab
konseling kebersihan gigi
pembersihan plak setiap hari dengan sikat gigi secara teratur dan benar dan
pengunaan dental floss.

PENCEGAHAN
Oral higien yang baik merupakan pencegahan yang baik terhadap
terjadinya gingivitis karena dapat mengcegah perlekatan plak yang merupakan
awal mula terjadinya penyakit ini. Menyikat gigi dengan cara yang benar dan
membersihkan gigi dengan menggunakan benang dianjurkan setelah makan dan
sebelum tidur. Dokter gigi juga menganjurkan penggunaan pasta gigi antiplak
atau antitartar .
Pembersihan karang gigi dengan scalling sangat penting untuk
menghilangkan plak. Banyak dokter gigi menganjurkan pasien untuk
membersihkan karang gigi dilakukan setiap enam bulan sekali.

PENYAKIT GINGIVA
Gingivitis (inflamasi pada gingiva) adalah bentuk umum dari penyakit
gingiva dan sering muncul pada setiap penyakit gusi karena adanya plak bakteri
yang menyebabkan inflamasi dan faktor iritasi, yang selanjutnya menyebabkan
akumulasi plak selain itu proses atropi, hiperplasia dan neoplasia juga sering
terjadi di gingiva
Peran inflamasi pada penyakit gingiva bervariasi dalam 3 cara:
1. inflamasi bisa merupakan ganggguan primer dan satu-satunya perubahan
patologi yang terjadi. Variasi ini adalah yang terbanyak
2. inflamasi merupakan gengguan sekunder, disebabkan oleh penyakit
sistemik. Contohnya drug induced ginggival hiperplasia
3. inflamasi menjadi faktor presipitasi yang berperan pada perubahan klinis
pada pasien-pasien dengan kondisi sistemik yang tidak menyebabkan
penyakit gingiva. Contohnya ginggivitis pada waktu hamil.
Tipe yang paling sering adalah proses inflamasi biasa yang disebabkan oleh
plak yang menempel pada permukaan gigi. Tipe ini dinamakan ginggivitis
marginalis kronis yang bisa bertahan untuk waktu tang tidak terbatas, atau
berkembang sehingga merusak struktur-struktus pendukung (periodontitis
marginalis). Selanjutnya juga bisa menyebabkan abses periodontal dan abses
ginggiva dengan segala komplikasi yangn lain.
Tipe-tipe lain dari penyakit ginggiva adalah seperti berikut:
1. acute necrotizing ulcerative ginggivitis juga termasuk perubahan
ginggibva pada pasien AIDS.
2. Acute herpetic ginggivistomatitis dan penyakit viral, bakteri atau jamur
lainnya.
3. allergic ginggivitis
4. penyakit kulit(licken planus, pemfigus, erythema multiforme)yang
melibatkan jaringan ginggiva
5. penyakit sistemik yang menstimilus plak bakteri menjadi ginggivitis
(malnutrisi,diabetes,penyakit hematologi dan imunologi)
6. pembesaran ginggiva yang disebabkan oleh agen-agen pathogenik
(penition,cyclosporin,nifedipin)
7. tumor tumor jinak dan ganas yang timbul di ginggiva sebagai tumor
primer ataupun metastases.

ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG)


Asal mulanya bernama Necrotizing Ulcerative Gingivitis tetapi beberapa
penelitian mengatakan tidak menemukan adanya proses kronik pada penyakait ini
oleh karena itu kata acute ditambahkan. Acute Necrotazing Ulcerative
Gingivitis dapat disebut juga Acute Ulcerative Membranous Stomatitis atau
Gingiva Stomatitis Plaut Vincent ataupun Trench Mount. Pada tahun 1890, Jean
Hyacinthe, berkebangsaan Perancis menemukan bahwa bakteri Bacillus
fusiformis dan Borrelia vincentii adalah penyebab terjadinya penyakit ini.
Penelitian selanjutnya juga mengatakan bahwa Treponema, Selenomonas, dan
Fusobacterium juga dapat menjadi penyebabnya.
Infeksi sering timbul pada orang yang mengalami stres psikologi.
Penggunaan kortikosteroid Selain stres faktor- faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan timbulnya ANUG, yaitu:
Imunosupresi
Merokok
Trauma lokal
Status nutrisi yang buruk
Oral higienis yang buruk
Tidur yang kurang
Penyakit sebelumnya (co : Gingivitis kronis)
Acute necrotizing ulcerative gingivitis dapat terjadi pada berbagai usia,
tetapi biasanya pada rmaja dan dewasa muda. Beberapa penelitian mengatakan
penyaki ini lebih serin terjadi pada orang kulit putih. Prevalensi pada populasi
noramal kurang dari 0,1%, sedangkan pada populasi stres ( co : militer)
prevalensi meningkat hingga 7 %.
Inflamasi pada papila interdental, edema serta pendarahan pada gusi
ditemukan pada penderita. Papila membulat, timbul nekrosis, serta ulkus dengan
pseudomembran, mula-mula pada puncak papila interdental kemudian meluas ke
marginal gusi . Ulkus dapat meluas ke seluruh mukosa mulut sampai ke lidah dan
bibir. Tulang alveolaris mengalami nekrosis hingga gigi dapat menjadi goyang.
Daerah nekrosis berwarna kuning agak putih dan jika diangkat mengalami
pendarahan. Gejala tambahan lainnya dapat ditemukan limfadenopati, demam dan
malaise. Halitosis (bau mulut) kadang ditemukan.
Gambaran histopatologi tidak spesifik. Papilla interdental serta gingival
yang terkena mengalami ulserasi pada permukaannya, dilapisi oleh membran
fibrinopurulen yang tebal. Pada lamina propia memperlihatkan adanya infiltrat
inflamasi yang akut dan daerah hiperemis yang luas.
Proses yang terjadi pada acute necrotizing ulcerative gingivitis juga dapat
berlanjut sehingga menyebabkan terjadinya necrotizing ulcerative periodontitis
atau dapat menyebar pada jaringan lunak menyebabkan timbulnya necrotizing
ulcerative mucositis atau necrotizing stomatitis. Jika proses nekrosis menyebar
hingga ke mukosa pada kulit wajah akan timbul noma (camncrum oris). Beberapa
penelitian mengatakan ANUG, necrotizing ulcerative periodotitis, dan necrotizing
stomatitis adalah satu penyakit yang dikenal dengan nama necrotizing
gingiostomatitis.
Terapi yang dapat dilakukan yaitu, dilakukan scalling pada daerah
gingival yang terkena, kuretase dan dapat digunakan instrumen ultrasonik
(kontraindikasi : pasien HIV positif), membersihkan mulut dengan kumur-kumur
memakai klorheksidine, air garam hangat, larutan hidrogen peroksida. Pemberian
antibiotik, seperti metronidazole, tetrasiklin, penisilin, eritromisin sangat penting
terutama jika timbul demam dan limfadenopati. Menghilangkan faktor-faktor
predisposisi serta selalu menjaga kebersihan oral higiene sangat penting dalam
pengobatan penyakit ini.

RESESI GINGIVAL

Resesi gingival adalah pergerakan patologis dari batas gingival menjauhi


gigi, sehingga permukaan dari akar gigi terlihat jelas. Terlihatnya permukaan dari
akar gigi kadang-kadang menyebabkan rasa sakit yang timbul jika terkena
stimulus dingin atau panas dari makanan dan minuman serta gusi menjadi sangat
sensitif pada saat sikat gigi. Resesi dari gusi juga mengurangi estetika gigi,
apalagi jika letaknya di anterior mulut.
Resesi gusi tersering disebabkan oleh :
Terlalu keras ketika menyikat gigi
Infeksi gingivitis akibat timbulnya plak
Selain penyebab resesi gusi yang lain adalah :
Akar dari gigi yang memang menonjol
Terjadi akibat pertumbuhan tulang yang memang tipias atau karena kurangnya
gigi pada salah satu sisi (biasanya bagian bibir atau pipi), maka jaringan
gingival yang tumbuh akan tipis atau rapuh sehingga tidak dapat menahan
tekanan normal dari gigi.
Perlekatan otot
Jika perlekatan otot dekat dengan batas dimana gusi bertemu dengan gigi atau
jika perlekatan otot terlalu luas akan memungkinkan terjadinya resesi pada
gusi
Perawatan orthodontik
Penonjolan akar terjadi akibat pandorongan dari kawat orthodontik
Trauma pada gusi
Pada penggunaan removable protesa dapat menyebabkan tekanan pada gusi
Bertambahnya usia
Insiden yang ditemukan hamper 100% pada usia 50 tahun mulai terjadi proses
resesi, mungkin marupakan suatu proses fisiologik yang berhubungan dengan
usia.
Terapi yang dapat dilakukan pada resesi gusi, berdasarkan dari jumlah dari
gigi yang mengalami resesi, tipe, penyebab, dan dana yang tersedia. Bedah
plastik priodontal dapat membuat jaringan yang cukup tebal untuk menghentikan
resesi yang dapat berkelanjutan.
Bedah plastik periodontal tersebut ada beberapa macam :
1. Free gingival graft
2. Lateral graft
3. Sub epithelial connective tissue graft

Resesi gusi pada akar yang Perawatan orthodontik


menonjol
Muscle attachment
Removable protesa

Brushing trauma

POCKET

Pocket adalah celah yamg terdapat diantara gigi dengan gusi.


Pocket dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Gingival pocket (false pocket, relative pocket), yaitu pocket yang terbentuk
dari pembesaran gingiva yang terjadi tanpa adanya destruksi dari jaringan
periodontal. Sulkus terbentuk menjadi lebih dalam karena adanya proses
peningkatan dari massa gingiva.
Periodontal pocket (true pocket, absolute pocket), yaitu pocket yang terbentuk
dari terjadinya destruksi jaringan periodontal. Adanya pertambahan
kedalaman sulkus, dan lebih banyak jaringan periodontal yang destruksi
menyebabkan gigi menjadi longgar.
Periodontal pocket dibagi menjadi dua:
1. Soprabony dasar pocket coronal terhadap tulang alveolar
2. Inytrabony dasar pocket apikal terhadap ketinggian tulang alveolar.
Gekjala klinis yang dapat ditemukan yaitu :
1. Perubahan warna gingiva menjdi merah kebiruan
2. Penebalan gingiva marginalis
3. Pendarahan gingiva
4. Nyeri yang terlokalisasi.
Pocket dapat disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya,
yang dapat menyebakan perubahan patologi pada jaringan yang menyebabkan
pertambahan kedalaman sulkus gingiva. Pada proses ini juga terjadi kehilangan
kolagen melalui dua mekanisme :
1. Enzim kolagenase dan lisozim dari PMN dan mkrofag
2. Fagositosis, fibroblast pada jaringan kolagen oleh proses sitoplasmik pada
permukaan ligamen sementum.
Isi pocket terdiri dari :
Debris mikroorganisme dan produknya
Cairan gingiva
Sisa makanan
Musin gingiva
Desquamasi sel-sel epitelial
leukosit
Pocket hanya dapat diukur dengan alat bernama probe.

Probe
DAFTAR PUSTAKA

1. Neville. Damn. Allen. Oral & Maxillofacial Pathology. 2 nd edition. WB


Saunders. 2002. USA
2. Carranza, Fermin. Newman, Michael. Clinical Periodontology. 8th edition. WB
Saunders Company. 1996. USA
3. http://www..Mediline Plus Medical Encyclopedia Gingivitis.htm
4. http://www. Gum Recession Thin, Fragille tissue.htm
5. http://www. Gingival Recession.htm

Anda mungkin juga menyukai