Ilustrasi Kasus
Pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2006, seorang pasien bernama Ny. C
usia 57 tahun datang ke bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Rumah sakit Hasan
Sadikin. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
Anamnesis
Keluhan utama : Konsul dari poli THT dengan keluhan pusing terus-menerus
disertai gusi yang bengkak dan mudah berdarah.
Sejak enam bulan yang lalu, pasien mengeluhkan gusinya terasa
membengkak, gusi berwarna lebih merah dari biasanya. Keluhan tersebut juga
disertai gusi yang mudah berdarah saat menyikat gigi. Kadang-kadang disertai
dengan rasa nyeri yang muncul tiba-tiba pada gusi dan berkurang dengan
sendirinya. .
Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan sejak dua bulan yang
lalu gigi sebelah kanan rahang bawah berlubang, keluhan disertai dengan rasa
berdenyut yang timbul terus-menerus dan menyebar. Nyeri dirasakan semakin
berat ketika makan dan minum yang dingin, rasa ngilu berkurang dengan makan
obat penghilang nyeri. Gigi tersebut telah berlubang sejak satu tahun yang lalu,
tetapi telah ditambal sebanyak dua kali hingga saat ini.
b. Ekstra oral
KGB : tidak teraba membesar
Pembengkakan : negatif
Benjolan : negatif
Fistel : negatif
Ulkus : negatif
c. Intra oral
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
d. Status lokalis
Gigi : 4.6
Karies : Caries profunda
Sondasi : positif
Dingin : positif
Perkusi : positif
Tekanan : positif
Palpasi : negatif
Mobility : negatif
Poket : tidak diperiksa
Jaringan di sekitar status lokalis :
Gigi 4.6 : Edema positif, hiperemis positif
Rahang atas dan bawah anterior : papila interdental tumpul, stipling negatif,
permukaan lebih mengkilat dibanding
daerah sekitarnya.
Dari pemeriksaan intra oral ditemukan banyaknya kalkulus di hampir seluruh
gigi rahang atas dan bawah, hal ini menujukkan bahwa oral higien pasien ini
adalah buruk. Kalkulus yang menumpuk dapat menyebabkan suatu gingivitis
dengan proses marginal.
Dari pemeriksaan intra oral ditemukan adanya gingiva dengan papilla
interdental daerah rahang atas`dan bawah tumpul, stipling negatif, gusi
mengkilap, hiperemis positif, dan edema positif pada rahang atas dan bawah.
Gejala-gejala tersebut mengarah kepada gejala gingivitis marginalis.
Karies : Caries profunda
Sondasi : positif
Dingin : positif
Perkusi : positif
Tekanan : positif
Adanya caries menunjukkan terjadinya proses apikalis. Dari proses apikalis
akan menyyebabkan terjadinya pulpitis atau periodontitis tergantung dari daya
tahan tubuh pasien dan vitalitas dari gigi. Tes sondasi dan perkusi positif
menunjukkan bahwa gigi tersebut masih vital, sedangkan perkusi dan tekanan
positif menunjukkan adanya radang pada jaringan pendukung (periodotium)
dikenal juga dengan gejala periodontitis.
Diagnosis banding
1. Gingivitis marginalis kronis generalisata dan pulpitis totalis kronis 4.6
2. Gingivitis marginalis kronis generalisata dan periodontitis apikalis kronis
4.6
Diagnosis kerja
Gingivitis marginalis kronis generalisata dan pulpitis totalis kronis 4.6
Diagnosis yang diambil adalah gingivitis kronis marginalis karena
ditemukannya gejala-gejala yang mengarah kepada penyakit tersebut serta adanya
kalkulus yang generalisata. Diagnosis pulpitis totalis kronis diambil karena pada
gigi 4.6 telah terjadi proses apikal yang sudah lama terjadi dengan trias gejala
pada pulpitis yaitu nyeri berdenyut yang terus menerus dan menyebar disertai
dengan adanya gejala periodontitis tetapi gigi tersebut masih vital.
Rencana perawatan
1. Pro rontgen gigi 4.6
2. Pro perawatan endodontik gigi 4.6
3. Pro scalling rahang atas dan bawah
4. Pro R/
Terapi
1. Konsul ke bagian Endodontik untuk perawatan gigi 4.6
2. Konsul ke bagian perodontik untuk scalling gigi rahang atas dan bawah
3. R/ Asam mefenamat tablet 500 mg 3x1 per oral
Prognosis
Gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah
Ad bonam, bila scalling dilakukan secara benar dan tuntas, dan pasien
melakukan perawatan dengan benar.
Pulpitis apikalis kronis gigi 4.6
Ad bonam, bila perawatan endodontik dilakukan secara benar dan tuntas, dan
pasien melakukan perawatan dengan benar
Jawaban Konsul
Kepada yth TS bagian THT
Atas konsul TS pada pasien Ny. C, umur 57 tahun, dari hasil anamnesa
dan pemeriksaan telah ditemukan :
1. Gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah yang perlu dilakukan
scalling untuk menghindari komplikasi lebih jauh.
2. Pulpitis totlis kronis gigi 4.6 yang perlu dilakukan perawatan endodontik
untuk mengindari komplikasi lebih lanjut
ANATOMI GINGIVA
Ginggiva adalah jaringan lunak yang menenp[ati cavum iral sebagai
mukosa. Mukosa terbagi menjadi tiga yaitu:
1. masticatory mucosa
mukosa yang menempel dengan erat terhadap tulang, misalnya pada palantum
durum yang diliputi epitel parakeratin atau keratin . mukosa ini berfungsi
untuk melindungi mulut dari tenaga gesekan yang terjadi antara makanan
sewaktu mewnyunyah dan menelan.
2. lining mucosa
mukosa yang menenpel dengan longgar pada bibir, pipi, dasar mulut , bawah
lidah , palantum mole, uvula dan mukosa alveolar.
3. specialized mocosa
mukosa yang meliputi pergarakan dorsum lidah dan berperan dalam
pengecapan.
Tipe ginggiva
marginal ginggival (free or unattached)
terletak pada posisi paling atas giggival, tidak menempel pada gigi dan
kemudian membentuk dinding jaringan lunak pada sulkus marginalis.
Secara apikal menjadi free ginggival groove.
Atttached ginggival(firmly attached)
menempel secra utuh pada gigi dibawahnya dan tulang alveolar, tekstur
stipling (permukaan irreguler dan menyerupai kilut jerulk ). Ukurannya
bervariasi dari 1mm hingga 9 mm. Menjaga friksir dari proses menggosok gigi
dan mencegah pergerakan dari ginggival marginalis bila ada tekanan pada
mukosa alveolar.
Interdental gingival(located between adjacent teeth)
Terletak diruang anterproksimalis dengan kontak antara gigi berdekatan.
DEFINISI GINGGIVITIS
Ginggivitis adalah proses peradangan pada ginggiva
EPIDEMIOLOGI
Kejadian gingivitis di DKI jakarta sebesar 59,4% pada tahun 2002.
ETIOLOGI
Penyakit periodontal mempunyai bernbagai etiologi yang dipengaruhi berbagai
faktor, antara laim faktor lokal dan sistemik.
Faktor lokal
Faktor lokal terbagi atas faktor iritasi dan faktor fungsional lokal:
Faktor iritasi lokal :
Faktor inisiatif
Bakterial dental plak
Faktor predisposisi
Materi alba
Retensi sisa-sisa makanan
Stain
Kalkulus
Karies
Merokok
Impaksi makanan
Perawatan gigi yang tidak adekuat
Oral higien yang kurang baik
Konsistensi makanan
Faktor fungsional lokal
Kehilangan gusi
Maloklusi
Tongue thrusting, bernafas melalui mulut
Kebiasaan buruk menggigit pensil, mengemertakkan gigi
Oklusi yang traumatik
Faktor sistemik
Hormonal
Pada keadaan pubertas,hamil dan menopause, tubuh akan mengalami
perubahan hormonal dan menyebabkan ketidakseimbangan fungsi endokrin
Kelainan dan defisiensi nutrisi
Defisiensi vitamin
Defisiensi protein
Malnutrisi
Obat-obatan
Penitoin
Kontraseps hormonal
Kortikosteroit
Keturunan
Faktor psikologis
Stress
Kelelahan
Cemas
Penyakit metabolik
Diabetes mellitus
Kelainan hematologis
Leukimia
Anemia
Hemofilia
PATOGENESIS GINGGIVITIS
Perubahan patologis pada ginggivitis berhubungan dengan keberadaan
mikroorganisme pada sulkus gusi. Organisme ini dapat mensintesis berbagai
macam produk seperti kolagenase, hialuronidase, protease, kondroitin sulfatase
dan endotoksin. Zat-zat ini dapat merusak epitel dan jaringan ikat seperti kolagen
glikokaliks.
Oleh karena itu terjadi pelebaran pada ruang antar sel epitel yang
menyebabkan bakteri masuk kedalam jaringan ikat,
Produk mikroorganisme akan mengaktivasi reaksi radang sehingga
terbentuk vasoaktif yang menimbulkan ginggivitis.
KLASIFIKASI PENYAKIT
Perkembangan stadium ginggivitis
Stadium I: lesi inisial
Manifestasi pertama inflemasi pada gusi adalah perubahan vaskuler yang
terdiri dari dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah akibat aktivasi
leukosit oleh mikroorganisme. Pada stasium ini tidak terdapat gambaran
ginggivitis sehingga disebut juga sebagai stadium subklinis.
Stadium II : lesi awal
Gejala eritema mulai terlihat akibat proliferasi kepiler dan p[eningkatan loop
kapiler . pada stadium ini dapat terjadi perdarahan pada pemeriksaan sulkus.
Epitel junctional terinfiltrasi denganneutrofil sehingga terjadi edema. PMN
akan memfagosit bakteri dan mencerna bakteri dengan lisosom.
Stadium III : establish lesion
Pada ginggivitis kronis pembuluh darah menjadi tersumbat dan penuh, aliran
darah vena terganggu dan aliran darah menjadi lambat. Hal ini menyebabkan
anoksemia gusi yang menyebabkan gusi tampak berwarna kebiruan.
Ekstravasasi sel darah merah ke komponen pigmen dapat membuat warna gusi
semakin gelap. Lesi ini merupakan tanda bahwa gusi mengalami radang
sedang atau berat.
Stadium IV : lesi lanjut
Perluasan lesi kedalam tulang alveolar menyebabkan kerusakan jaringan
periodontal. Ingflamasi dan destruksi pada periodontitis merupakan akibat dari
komponen seluler atau produk metabolit mikroba yang terdapat pasa sulkus
ginggival atau poket yang terbentuk. Substansi tersebut bekerja secara direk
dan indirek. Mekanisme direk adalah substansi mikroba tersebut langsung
menyebabkan jejas atau penghanvuran jaringan periodontal. Yang dapat
menyebabkan hal tersebut adalah metabolit toksik seperti hidrogen sulfida,
kolagenase. Sedangakan mekanisme indirek adalah substansi bakteri memacu
reaksi biokimia dan seluler yang akhirnya menyebabkan destruksi jaringan.
Hal ini dapat menyebabkan oleh endotoksin bakteri.
Ginggivitis kronis
Terjadi lambat, durasi lama, tidak sakit kecuali bila terjadi eksaserbasi
akut/subakut
Ginggivitis rekuren
Muncul kembali setelah sembuh spontan ataupun terapi
DISTRIBUSI GINGIVITIS
Ginggivitis marginalis lokalisata
Terjadi peradangan satu atau beberapa area gusi marginal
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ginggivitis :
membersihkan gigi dengan scalling
pemberian antibiotik apabila terjadi infeksi yang berat
pembarian obat kumur
pengobatan penyakit penyebab
konseling kebersihan gigi
pembersihan plak setiap hari dengan sikat gigi secara teratur dan benar dan
pengunaan dental floss.
PENCEGAHAN
Oral higien yang baik merupakan pencegahan yang baik terhadap
terjadinya gingivitis karena dapat mengcegah perlekatan plak yang merupakan
awal mula terjadinya penyakit ini. Menyikat gigi dengan cara yang benar dan
membersihkan gigi dengan menggunakan benang dianjurkan setelah makan dan
sebelum tidur. Dokter gigi juga menganjurkan penggunaan pasta gigi antiplak
atau antitartar .
Pembersihan karang gigi dengan scalling sangat penting untuk
menghilangkan plak. Banyak dokter gigi menganjurkan pasien untuk
membersihkan karang gigi dilakukan setiap enam bulan sekali.
PENYAKIT GINGIVA
Gingivitis (inflamasi pada gingiva) adalah bentuk umum dari penyakit
gingiva dan sering muncul pada setiap penyakit gusi karena adanya plak bakteri
yang menyebabkan inflamasi dan faktor iritasi, yang selanjutnya menyebabkan
akumulasi plak selain itu proses atropi, hiperplasia dan neoplasia juga sering
terjadi di gingiva
Peran inflamasi pada penyakit gingiva bervariasi dalam 3 cara:
1. inflamasi bisa merupakan ganggguan primer dan satu-satunya perubahan
patologi yang terjadi. Variasi ini adalah yang terbanyak
2. inflamasi merupakan gengguan sekunder, disebabkan oleh penyakit
sistemik. Contohnya drug induced ginggival hiperplasia
3. inflamasi menjadi faktor presipitasi yang berperan pada perubahan klinis
pada pasien-pasien dengan kondisi sistemik yang tidak menyebabkan
penyakit gingiva. Contohnya ginggivitis pada waktu hamil.
Tipe yang paling sering adalah proses inflamasi biasa yang disebabkan oleh
plak yang menempel pada permukaan gigi. Tipe ini dinamakan ginggivitis
marginalis kronis yang bisa bertahan untuk waktu tang tidak terbatas, atau
berkembang sehingga merusak struktur-struktus pendukung (periodontitis
marginalis). Selanjutnya juga bisa menyebabkan abses periodontal dan abses
ginggiva dengan segala komplikasi yangn lain.
Tipe-tipe lain dari penyakit ginggiva adalah seperti berikut:
1. acute necrotizing ulcerative ginggivitis juga termasuk perubahan
ginggibva pada pasien AIDS.
2. Acute herpetic ginggivistomatitis dan penyakit viral, bakteri atau jamur
lainnya.
3. allergic ginggivitis
4. penyakit kulit(licken planus, pemfigus, erythema multiforme)yang
melibatkan jaringan ginggiva
5. penyakit sistemik yang menstimilus plak bakteri menjadi ginggivitis
(malnutrisi,diabetes,penyakit hematologi dan imunologi)
6. pembesaran ginggiva yang disebabkan oleh agen-agen pathogenik
(penition,cyclosporin,nifedipin)
7. tumor tumor jinak dan ganas yang timbul di ginggiva sebagai tumor
primer ataupun metastases.
RESESI GINGIVAL
Brushing trauma
Probe
DAFTAR PUSTAKA