PERIODONTITIS MARGINALIS
Disusun Oleh :
Preceptor :
Nama : Tn. D
Usia : 60 tahun
III. Anamnesis
Anamnesis Khusus:
Pasien datang dengan keluhan gigi goyang di sebelah rahang kiri bawah sejak
satu bulan yang lalu, keluhan juga disertai ngilu dan nyeri pada gigi yang goyang.
Keluhan dirasakan hilang timbul. Keluhan diperberat ketika sedang makan dan
diperingan ketika tidak sedang ada aktivitas pada gigi yang dikeluhkan.
Awalnya pasien mengatakan gusinya bengkak dan nyeri sebelum merasakan
giginya goyang dan mengatakan ada beberapa gigi yang bolong.
1 minggu yang lalu pasien mengatakan pernah berobat ke dokter gigi dan
dilakukan pembersihan karang gigi pada gigi yang dikeluhkan dan diberi obat
antibiotik dan pereda nyeri.
Pasien memiliki kebiasaan menggosok gigi dengan sikat gigi berbulu halus, 2
kali sehari dengan arah melingkar yaitu pagi sebelum makan dan malam sebelum
tidur. Pasien tidak memiliki kebiasaan menggigit jari, menghisap jari, dan
menggertakan gigi.
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Pasien memiliki riwayat penyakit stroke 2 tahun yang lalu dan riwayat
penyakit darah tinggi. Pasien tidak memiliki penyakit kencing manis, maag,
penyakit kuning, penyakit jantung, asma dan batuk lama.
IV. Pemeriksaan
a. General Survey
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis
Tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : Afebris
b. Ekstra Oral
Wajah : Asimetris, tidak terdapat pembengkakan, tidak
hiperemis
Profil jaringan lunak : cembung
Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran
Temporomandibular joint : normal
Open/close jaw : normal
c. Intra Oral
Tonsil T1/T1
d. Gigi geligi
O O O O
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
O V V X O X V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
e. Status Lokalis
Gigi 35
Sondasi Positif
Dingin Positif
Perkusi Negatif
Tekanan Positif
V. Diagnosis banding
Periodontitis marginalis 35
Periodontal abses 35
Abses spasium
VI. Diagnosis
Periodontitis marginalis 35
VIII. Terapi
R/ Kalium diclofenac tab 50 mg No.X
S 2 dd 1
Rujuk ke radiologi untuk dilakukan foto panoramik
Rujuk ke dokter gigi
IX. Konseling
Edukasi penyakit yang dikeluhkan dan penanganannya
Sampaikan kelainan yang terjadi pada gigi selain gigi yang dikeluhkan
Sarankan untuk dilakukan penambalan pada gigi yang berlubang
Cara menyikat gigi yang benar dan teratur
Dental check up 6 bulan sekali (dengan atau tanpa keluhan)
Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas dan dingin
Mengunyah pada sisi yang tidak sakit
X. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad malam
Periodontitis Marginalis
Kelanjutan inflamasi dari gingivitis kronis yang tidak dirawat atau tidak tuntas
perawatannya.
Penjalaran inflamasi dari pulpa gigi melalui foramen apikalis keruang ligament
periodontal di bagian apikal.
B. Epidemiologi
Angka kejadian periodontitis marginalis berhubungan dengan umur, dan secara umum
efeknya pada jenis kelamin adalah sama, bukan umur dari individu yang menyebabkan
meningkatnya prevalensi, tetapi lamanya waktu jaringan periodontal berubah oleh akumulasi
plak. Kalau menurut jenis kelamin laki-laki lebih sering terjadi dari pada wanita, dan
gambaran klinik penyakit ini pada laki-laki lebih berat. Sedangkan pada ras kulit hitam,
klinisnya lebih berat dari pada ras kulit putih. Pada saat ini angka kejadian periodontitis
marginalis berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan.
C. Etiologi
Pembentukan periodontitis marginalis secara umum terjadi melalui interaksi dari berbagai
faktor. Secara umum etiologi penyakit ini dapat dikelompokan menjadi beberapa faktor.
Antara lain :
1. Faktor lokal
Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang
mengandung bakteri, produk bakteri dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada
permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan
gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat diatas garis gusi. Bakteri
dan produknya dapat menyebar kebawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan
terjadilah periodontitis.
2. Faktor sistemik
Kebanyakan periodontitis marginalis terjadi pada pasien yang memiliki penyakit
sistemik yang mempengaruhi keefektivan respon host. Diabetes merupakan contoh
penyakit yang dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. Selain itu kehamilan,
menopause dan kelainan endokrin dapat juga menyebabkan periodontitis marginalis.
3. Lingkungan dan prilaku
Merokok dapat meningkatkan tingkat keparahan penyakit ini. Pada perokok, terdapat
lebih banyak kehilangan attachment dan tulang. Obat-obatan juga dapat
mempengaruhi penyakit ini. Antidepresan, parasetamnol dan antihistamin
mengandung bahan-bahan yang menurunkan produksi air liur, karena air liur
memiliki efek pembersihan pada gigi dan membantu menghambat pertumbuhan
bakteri, jika produksi nya berkurang maka plak dan karang gigi dapat terbentuk lebih
mudah. Obat lain, terutama obat anti kejang, calcium channel blockers dan obat-
obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, kadang kadang menyebabkan
pertumbuhan berlebih pada jaringan gusi (gingiva hiperplasia) membuat plak lebih
sulit dihilangkan.
4. Genetik
Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu keluarga. Ini
kemungkinan menunjukan adanya faktor genetik yang mempengaruhi periodontitis
marginalis ini.
E. Patofisologi
Dental plaque
Karang gigi dan deposit lain dalam sulcus gingival mendesak ke arah apical
Ginggivitis
F. Gejala
2. Poket
Pengukuran kedalaman poket :
Dalam mulut yang sehat, kedalaman poket biasanya antara 1 - 3 mm.
Kantong yang lebih dalam dari 4 mm dapat mengindikasikan periodontitis.
Kantong yang lebih dalam dari 6 mm menandakan periodontitis yang lebih
parah
3. Resesi gingiva
Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis tetapi
tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran kedalaman
poket hanya merupakan cerminan sebagian dari kerusakan periodontal seluruhnya.
4. Mobilitas gigi
Beberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada gigi yang
sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yang lebih kecil mobil
daripada gigi berakar jamak.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi yang
bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi gigi yang
berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman sehingga
gerakan realtif dapat diperiksa. Cara lain untuk memeriksa mobilitas (walaupun tidak
megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan gigi-geliginya.
5. Nyeri
Nyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari
jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abcess dimana gigi sangan
sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas terhadap dingin atau panas dan dingin kadang
ditemukan bila ada resesi gingiva dan terbukanya pulpa.
H. Diagnosis
Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa didapatkan gejala berupa gusimudah
berdarah, gigi goyang. Dari pemeriksaan penunjang untuk memastikan bakteri
penyebab dapat dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan radiologis, gambaran
radiologik pada gigi yang mengalami kelainan periondontium biasa memperlihatkan
kehilangan tulang yang menyeluruh baik vertikal maupun horizontal sepanjang
permukaan pada ketinggian yang berberda-beda atau tampak gambaran destruksi
processus alveolaris berbentuk V m(cup like resorption).
I. Penatalaksanaan
1. Skaling dan root planing
Skaling subginggiva adalah metode paling konservatif dari reduksi poket dan
bila poket dangkal, merupakan satu-satunya perawaan yang perlu dilakukan.
Meskipun demikian, bila kedalaman poket 4 mm atau lebih, diperlukan perawatan
tambahan. Ayng pain gsering adalah root planing dengan atau tanpa kuretase
subginggiva.
Skeling adalah suatu tindakan pembersihan plak gigi,kalkulus dan deposit-
deposit lain dari permukaan gigi. Penghalusan akar dilakukan untuk mencegah
akumulasi kembali dari deposit-deposit tersebut. Tertinggalnya kalkulus
supragingival maupun kalkulus subgingival serta ketidak sempurnaan penghalusan
permukaan gigi dan akar gigi mengakibatkan mudah terjadi rekurensi pengendapan
kalkulus pada permukaan gigi.
2. Antibiotik
Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi dan
jaringan di bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat
penting.
Obat pilihan adalah tetrasiklin, tetapi akhir-akhir ini obat yang mengandung
metronidazol dibuktikan sangat efektif terhadap bakteri patogen periodontal.
Pengalaman klinik menunjukkan bahwa metronidazol dikombinasikan dengan
amoksisilin sangat efektif untuk perawatan periodontitis lanjut dan hasilnya
memuaskan.
3. Kumur-kumur antiseptik
Terutama yang sering digunakan pada saat sekarang adalah chlorhexidin atau
heksitidin yang telah terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada
jaringan periodontal dan dapat mematikan bakteri patogen periodontal serta dapat
meghambat terbentuknya plak.
4. Bedah periodontal
Pada kasus-kasus yang lebih parah, tentunya perawatan yang diberikan akan
jauh lebih kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket
tidak berkurang, maka perlu dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut
gingivectomy. Tindakan operasi ini dapat dilakukan di bawah bius lokal.
Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan perawatan
di atas, dapat dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur yang meliputi
pembukaan jaringan gusi, kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang
meradang di bawahnya.
5. Ektraksi gigi
Bila kegoyangan gigi parah atau didapatakan gangren pulpa, maka dilakukan
ektraksi gigi.
J. Pencegahan Periodontitis
Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari
sebelum tidur
Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa
makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi
Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri
dalam mulut, misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine.
Lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi Anda dalam
penggunaan obat kumur tersebut.
Berhenti merokok
Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk
kontrol rutin dan pembersihan.
K. Prognosis
Bila penanganan dilakukan segera, kehilangan gigi dapat dicegah, bila tidak
ditangani dengan baik dapat terbentuk pus dan bisa meluas menjadi pyorrhea
alveolaris atau dapat menimbulkan kegoyangan gigi yang parah sehingga harus
dilakukan ekstraksi gigi.