Firdaus Sultan
J520150046
A. Definisi Penyakit
B. Etiologi Penyakit
• Faktor fisik
Mekanis : trauma kecelakaan atau trauma oklusal
pemakaian patologik (atrisi, abrasi) dan fraktur
• Faktor kimiawi
Bahan kedokteran gigi dan perubahan suhu yang terjadi pada saat
preparasi gigi.
• Faktor bakterial
Bakteri kariogenik
C. Patofisiologi
Pulpitis atau radang pulpa selama ini dapat ditentukan dengan adanya
keluhan rasa sakit yang sifatnya subyektif, biasanya diawali oleh karies yang
terbentuk karena kerusakan email akibat fermentasi karbohidrat oleh bakteri
penghasil gula dan asam yang menyebabkan demineralisasi enamel serta dentin.
Apabila karies sudah terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses
demineralisasi akan terus berlanjut dan menyebabkan bakteri masuk ke dentin dan
semakin luas ke dalam gigi bahkan sampai ke pulpa. Bila karies sudah mencapai
pulpa maka bakteri gram negatif dan anaerob akan masuk ke ruang pulpa dan
menyebabkan peradangan jaringan pulpa.
D. Gejala
Pulpitis reversible (Grossman et al., 2013)
Asimtomatik (tanpa gejala) disebabkan karena karies yang baru
mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan
Ditandai dengan rasa sakit yang tajam yang hanya sebentar
Timbulnya tidak spontan
Penyebab rasa sakit karena ada stimulus air dingin atau aliran udara,
namun apabila stimulus dihilangkan maka rasa nyeri akan mereda.
E. Tanda-tanda klinis
Tanda klinis pulpitis reversible : (Widyastuti, 2017)
Pemeriksaan Obyektif:
• Sondasiàkavitas/ karies kedalaman dentin menuju pulpa.
• Transluminasi dasar kavitas à tampak merah muda.
• Tes thermal àrasa sakit tajam hanya sebentar segera hilang setelah stimuli
hilang.
• Perkusi (-), palpasi (-), sondasi (+) dan vitalitas (+)
Pemeriksaan Penunjang:
• Pemeriksaan radiografis jaringan periapikal à menunjukkan terdapat area
radiolusen kedalaman karies sudah melibatkan dentin.
II. LAPORAN KASUS
A. Identitas
1. Nama : Nurcholis Yudha Utomo
3. Umur : 19 tahun
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. Agama : Islam
8. Operator : Ahyar
a) Golongan darah :O
b) Alergi :-
c) Penyakit Sistemik : Gastristis
C. Pemeriksaan Subjektif
CC :
Pasien datang ingin dirawat karena gigi belakang bawah kiri ngilu saat
minum dingin dan makan. Pasien juga ingin dirawat gusinya yang
PI :
Pasien mengeluhkan giginya dan gusinya sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu.
dingin atau makan manis dan hilang rasa ngilunya ketika rangsang
hilang
Pasien belum memeriksakan keluhannya ke dokter gigi
PMH :
Pasien mengaku tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman,
PDH :
Pasien pernah datang ke dokter gigi kurang lebih 5 tahun yang lalu
untuk dilakukan pencabutan gigi susunya
FH :
Gigi
Ayah : Pasien mengaku ayahnya tidak memiliki keluhan gigi
Ibu : Pasien mengaku ibunya sering mengeluhkan giginya sakit
dan banyak berlubang
Umum
Ayah : Pasien mengaku ayahnya tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik dan sekarang dalam keadaan sehat
Ibu : Pasien mengaku, ibunya tidak memiliki penyakit
sistemik. Dan sekarang dalam keadaan sehat
SH :
Pasien mengaku menyikat gigi 2x sehari tetapi tidak terartur karena
D. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstraoral
Kesan Umum Kesehatan Penderita
Jasmani: Sehat.
Mental: Sehat (komunikatif dan kooperatif)
Vital Sign
Tekanan darah : 120/90 mmHg : Normal
Nadi : 96 X/ menit
Pernafapasan : 16 X/ menit
Suhu : Afebris
Berat badan : 55 Kg
Tinggi badan : 183 Cm
13,14, 17 :
terdapat
pembesaran
gingiva, warna kemerahan, unstippling, berdarah saat dipalpasi,papilla
interdental membulat, pada gigi C-C rahang atas dan rahang bawah.
D/ gingivitis
2, 4 : terdapat jejas gigitan sewarna mukosa, setinggi oklusal dari P2-M2,
ukuran 3 cm, , bilateral, dipalpasi tidak sakit.
D/ Cheek biting
Pemeriksaan OHI
Debris
Calculus
Kriteria OHI :
0,0-2,4 : Baik
2,5-6,0 : Sedang
6,1-12 : Buruk
Pemeriksaan Gigi Geligi
KODE
RINGKASAN RENCANA
DIAGNOSIS/ DIAGNOS
ELEMEN HASIL PERAWAT
DD IS (ICD-
PEMERIKSAAN AN
10)
36 Terdapat kavitas D/ : Pulpitis K04.01 Tp/: Kaping
pada bagian pulpa
reversibel
oklusal kedalaman indirek
dentin
Perkusi -
Palpasi -
Sondasi +
Vitalitas +
B. Pemeriksaan Penunjang : -
C. Diagnosis
D/ Pulpitis Reversible
D. Rencana Perawatan
TP/ -KIE
-Perawatan kaping pulpa pada gigi 36
-Kontrol
E. Tahapan Perawatan (Penjelasan secara detail)
Alat
• Diagnostik set (kaca mulut: untuk melihat daerah yang tidak bisa dilihat
dengan mata secara langsung dan untuk meretraksi mukosa bukal, sonde:
untuk mengukur kedalaman kavitas, pinset: untuk mengambil kassa dan
kapas, eskavator: untuk membersihkan jaringan karies)
• Bengkok : untuk meletakkan diagnostic set.
• Round bur metal : untuk membersihkan jaringan karies
• Agate spatula : untuk memanipulasi SIK
• Light cure : untuk penyinaran resin komposit
• Glass plate : untuk menempatkan paper pad saat manipulasi.
• Round bur diamond : untuk membuka kavitas
• Ball aplicator : untuk mengaplikasikan bahan kaping dan lining kedalam
kavitas.
• Handpiece lowspeed (untuk menempatkan bur low speed)
• Handpiece highspeed (untuk menempatkan bur high speed
Bahan
• Masker dan Handscoon : sebagai APD
• Paper pad : tempat untuk mengaduk SIK
• Film foto rontgen periapikal : untuk pengambilan gambar radiograf.
• Kalsium hydroxide : sebagai bahan kaping.
• SIK tipe III : sebagai lining yang di aplikasikan diatas bahan kaping.
• Cotton roll : untuk mengisolasi rongga mulut dari saliva.
• Cotton pellet : mengeringkan kavitas.
• Cavit : sebagai bahan tumpatan sementara.
• Resin Komposit packable : untuk tumpatan permanen
• Etsa : untuk membentuk mikropit pada email.
• Bonding : sebagai bahan adhesif
• Microbrush : untuk mengaplikasikan bahan adhesif bonding.
• Articulating paper : untuk mengecek apakah ada traumatik oklusi atau
tidak.
Tahapan Perawatan
1. Kunjungan
Kunjungan I :
- Melakukan pemeriksaan subyektif
- Melakukan pemeriksaan obyektif
- Menentukan Diagnosis
- Rencana perawatan
- Informed consent
- Tindakan endodontik kaping pulpa pada gigi 36
Kunjungan II :
Kontrol
- Kontrol dilakukan 1 minggu setelah tindakan untuk melihat keberhasilan
kaping pulpa
- Setelah berhasil, dilakukan pembongkaran tumpatan sementara (cavit)
dan digantikan dengan tumpatan permanen (resin komposit).
2. Cara kerja
Kunjungan I:
a) Perisapan pasien (pasien dipersilahkan duduk di dental unit).
b) Persiapan alat dan bahan.
c) Pemeriksaan subyektif / Anamnesis (CC, PI, PDH, PMH, FH SH).
d) Pemeriksaan obyektif (Intra oral dan Ekstra Oral).
e) Cek vitalitas gigi dengan EPT
f) Melakukan eksavasasi dengan menggunakan sonde atau ekskavator.
g) Preparasi untuk membuka tumpatan dan membersihkan karies dengan
menggunakan round bur metal.
h) Membuka kavitas dengan menggunakan round bur diamond.
i) Memanipulasi bahan kalsium hydroxide yang terdiri dari base dan katalis
dengan gerakkan memutar.
j) Aplikasi bahan kaping kalsium hydroxide selapis tipis pada dasar kavitas
dengan menggunakan ball applicator.
k) Memanipulasi bahan lining SIK tipe III dengan gerakkan melipat.
l) Aplikasi bahan lining SIK tipe III diatas bahan kaping dengan menggunakan
ball apliactor.
m)Menumpatkan bahan cavit sebagai tumpatan sementara
n) Cek oklusi apakah masih ada traumatik atau tidak.
o) Menghaluskan cavit.
Kunjungan II:
- Kontrol
- Persiapan pasien
- Pemeriksaan subyektif dan obyektif
- Pengecekan traumatik oklusi.
F. Dokumentasi
1. Kavitas setelah dibersihkan jaringan karies
- Perkusi (-)
- Palpasi (-)
- Sondasi (-)
- Vitalitas CE (+)
B. Pembahasan
Pulp capping merupakan perawatan yang bertujuan untuk mencegah
inflamasi pulpa akibat bakteri dan iritan-iritan yang mengiritasi pulpa secara
langsung maupun tidak langsung melalui tubulus dentinalis. Perawatan pulp
capping dikatakan berhasil apabila dalam pemeriksaan subyektif dan obyektif
sudah tidak ada keluhan. Pada kasus ini diketahui dari pemeriksaan subyektif,
pasien mengaku tidak merasakan keluhan apapun. Pada pemeriksaan obyektif,
terdapat kondisi tambalan sementara masih baik dan tidak lepas, perkusi (-),
palpasi (-), sondasi (-), vitalitasi (+). Tindakan yang dilakukan selanjutnya yaitu
restorasi klas III GV Black dengan RK.
Bahan yang digunakan untuk melakukan capping pulpa yaitu kalsium
hidroksida berbentuk pasta dan katalis dengan ketebalan 1-2 mm yang memiliki
waktu setting selama 2,5—5,5 menit. Penggunaan bahan ini dimaksudkan untuk
merangsang odontoblas membentuk dentin reparatif kemudian membantu
pembentukan dentin sekunder sehingga perawatan tersebut berhasil dan pasien
tidak mengeluhkan rasa linu pada gigi tersebut. Selanjutnya, diatas
Ca(OH)2diaplikasikan bahan lining yaitu SIK tipe III. Bahan ini dibutuhkan
karena sifat Ca(OH)2 yang mudah larut, sehingga SIK tipe III berfungsi sebagai
proteksi anti bakteri dimana Ca(OH)2 sendiri tidak mampu untuk mengatasinya.
Bjorndal, Lars . 2013. Indirect Pulp Therapy and Stepwise Excavation. Vol. 34
No.78. University of Copenhagen. Denmark.
Strassler, dr. 2012. Vital Pulp Therapy with Pulp Capping. Academy of General
Dentistry.
Tarigan, R., 2012. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi 3, Jakarta, EGC.
Hilton, T. J., 2009. Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A review of the
Literature. Oper Dent. 34(5): 615-625.
Fagundes, T.C., Barata, T. J. E., Prakki, A., Bresciani, E., Pereira., J.C. 2009.
Indirect Pulp Treatment In A Permanent Molar: Case Report Of 4-Year
Follow-Up. J Appl Oral Sci. 2009;17(1):70-4