METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah true experimental labroratory dengan rancangan posttest
1. Tempat Penelitian
Surakarta.
b. Tempat pembuatan ekstrak etanol buah delima (Punica granatum L.) dan tempat
penelitian pengaruh ekstrak etanol buah delima (Punica granatum L.) terhadap penyembuhan
luka bakar pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar akan dilakukan di
2. Waktu Penelitian
1. Variabel Pengaruh
Ekstrak biji delima (Punica granatum L.) konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% dan 80%.
34
35
2. Variabel Terpengaruh
Peningkatan jumlah fibroblast dalam proses penyembuhan luka tikus putih jantan
3. Variabel Terkendali :
9) Konsentrasi ekstrak biji delima 5%, 10%, 20%, 40% dan 80%.
10) Cara aplikasi ekstrak biji delima : ekstrak biji delima diaplikasikan pada
11) aplikasi ekstrak biji delima + gelatine sponge : hanya dilakukan pada hari
pertama
36
D. Definisi Operasional
Ekstrak Biji delima (Punica granatum L.) adalah suatu sediaan pekat hasil penguapan
serbuk biji delima yang terlebih dahulu dikeringkan dan dimaserasi dengan pelarut etanol
70%.
Peningkatan Jumlah fibroblast yang dihasilkan oleh pemberian ekstrak biji delima
(Punica granatum L.) pada gelatine sponge. Diukur pada hari ke 8 dengan pengamatan
Histologi yang telah diukur menggunakan aplikasi Image J yang telah dirata rata untuk
masing-masing kelompok
1. Pengelompokkan Subjek
Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol biji delima (Punica granatum L.) dengan
konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% dan 80 % ditambah gelatine sponge. Subjek penelitian ini
adalah ekstrak etanol biji delima (Punica granatum L.) dengan konsentrasi yang berbeda
yaitu 5%, 10%, 20%, 40%, 80%. Konsentrasi pengenceran dapat diperoleh dengan rumus
Y N =Y 1 R N−1
Keterangan :
Y N =dosis ke−n
Y 1=dosis pertama
N = deret dosis
37
1) Konsentrasi Y 1
Y N =Y 1 R N−1
Y 1=5 % x 21−1
Y 1=5 % x 20
Y 1=5 % x 1
Y 1=5 %
2) Konsentrasi Y 2
Y 2=5 % x 22−1
Y 2=5 % x 21
Y 2=5 % x 2
Y 2=10 %
3) Konsentrasi Y 3
Y 3=5 % x 23−1
Y 3=5 % x 22
Y 3=5 % x 4
Y 3=20 %
4) Konsentrasi Y 4
Y 4 =5 % x 24−1
Y 4 =5 % x 23
Y 4 =5 % x 8
Y 4 =40 %
5) Konsentrasi Y 5
38
Y 5=5 % x 25−1
Y 5=5 % x 24
Y 5=5 % x 16
Y 5=80 %
2. Pengelompokkan Objek
Objek penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar yang
berusia antara 2-3 bulan dengan kisaran berat antara 150-200 gram.
F. Besar Sampel
Pada penelitian ini jumlah replikasi diperoleh menggunakan Rumus Replikasi Federer
(t-1) (r-1) ≥ 15
Berdasarkan rumus tersebut, maka prediksi besar sampel pada penelitian ini adalah :
5 (r-1) ≥15
(r-1) ≥3
r ≥ 4 replikasi
39
Hasil yang didapat dari rumus Federer diatas adalah 4 replikasi sehingga pelu
dilakukan 4 pengulangan atau replikasi pada tiap kelompok. Oleh karena itu besar sample
ditentukan dari jumlah kelompok sampel dikalikan dengan jumlah repilkasi yaitu 4x6 = 24
ekor.
Alat dan bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat Penelitian
a. Alat Utama
5) Punch biopsy
b. Alat Penunjang
2. Bahan penelitian
a. Bahan Utama
3) Gelatine sponge
b. Bahan Penunjang
1) Aquades steril
2) Spirtus
H. Prosedur Penelitian
41
1. Ethical Clearence
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Determinasi Tanaman
Surakarta
a. Buah delima merah sebanyak 3 kg dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian dikupas
untuk memisahkan kulit, daging dan biji buahnya dan diambil daging buahnya
b. biji dikeringkan pada suhu 400 C selama kurang lebih 24 jam di dalam oven, kemudian biji
delima merah dibuat serbuk dengan cara dihancurkan atau digiling dengan blender, sehingga
c. Kemudian simplisia biji delima merah ditimbang dengan neraca timbangan sebelum
d. Proses maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia biji delima merah dalam
pelarut etanol 70% di dalam panci maserasi selama kurang lebih 30 menit dan disimpan
e. Setelah 5 hari, Hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring lalu diuapkan dengan
alat vacuum rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 50 derajat Celcius hingga pelarut
f. Ekstrak etanol biji delima merah yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah atau botol
steril dan dibagi sesuai dengan konsentrasi ekstrak buah delima sebanyak 5%, 10%, 20%,
V1.M1 = V2.M2
Keterangan :
1 gram = 1 ml
a. Esktrak pekat diambil sebanyak 2,5 gram kemudian ditambahkan aquades sebanyak 50 ml
dan diaduk hingga homogen untuk mendapatkan ekstrak etanol biji delima konsentrasi 5%
sebanyak 50 ml.
dan diaduk hingga homogen untuk mendapatkan ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi
dan diaduk hingga homogen untuk mendapatkan ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi
dan diaduk hingga homogen untuk mendapatkan ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi
dan diaduk hingga homogen untuk mendapatkan ekstrak etanol biji delima merah konsentrasi
Ekstrak etanol biji delima merah dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% dan 80%
Tikus yang digunakan yaitu 24 ekor tikus putih jantan galur wistar yang berumur 2-3
bulan dengan berat sekitar 150-200 gram. Tikus wistar diambil dan diberi nomor, kemudian
dibagi kedalam 6 kelompok perlakuan. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Adapun
alas kertas dan disimpan aman di dalam kandang selama 3 hari untuk adaptasi. Penempatan
tikus pada wadah plastik, diletakkan sesuai dengan kelompok perlakuan masing masing.
b. Kemudian tikus diberi perlakuan sesuai dengan kelompok perlakuan yang telah
sponge
3) Kelompok C : Ekstrak biji delima merah konsentrasi 10% (50 ml) + Gelatine
sponge
4) Kelompok D : Ekstrak biji delima merah konsentrasi 20% (50 ml) + Gelatine
sponge
5) Kelompok E : Ekstrak biji delima merah konsentrasi 40% (50 ml) + Gelatine
sponge
6) Kelompok F : Ekstrak biji delima merah konsentrasi 80% (50 ml) + Gelatine
sponge
c. Setelah beradaptasi selama 3 hari, sebelum dilakukan perlukaan semua tikus putih
wistar dianastesi secara inhalasi mengunakan eter agar tikus tidak merasakan sakit yang hebat
6. Perlakuan Penelitian
Semua tikus diberi perlakuan sesuai dengan kelompok perlakuan masing masing. Tiap
- tiap kelompok di lakukan pengecekan dan pemberian makan pada pagi hari pukul 08.00 dan
a. Hari Ke-0 : Melakukan anastesi pada tikus menggunakan inhalan eter selama 60
detik, kemudian membuat luka dengan menggunakan Punch biopsy dan diaplikasikan pada
45
bibir kanan atas tikus wistar. Melakukan perawatan pada luka sesuai dengan kelompok
perlakuan masing-masing.
a. Jaringan luka dan sekitarnya yang sudah difiksasi formalin 10% selama 24 jam
b. Kandungan air yang ada dalam jaringan dikeluarkan menggunakan automatic tissue
processor.
c. Melakukan tahapan dehidrasi dengan alkohol 70% hingga 100% secara bertahap untuk
e. Melakukan penanaman jaringan pada base mold, lalu diisi blok parafin cair dengan
suhu 57oC.
46
h. Hasil potongan yang tipis tersebut dimasukkan ke dalam air dan ditempatkan pada
slide.
i. Setelah itu melakukan inkubasi untuk menguapkan air menggunakan hot plate selama
15 menit.
j. Slide yang sudah diinkubasi diberi pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE), setelah
k. Menutup slide dengan desk glass dan memberi label pada masing-masing sampel
preparat.
100 kali untuk memperjelas bentukan fibroblast. Lalu lakukan pemotretan selanjutnya bagi
foto menjadi tiga lapang pandang. Kemudian foto dilakukan penhitungan dengan aplikasi
Image J. Pengamatan jumlah fibroblas dihitung pada gambaran yang bewarna ungu pucat
berbentuk lonjong. Hasil dari stiap kelompok lalu di rata-rata sehingga didapatkan rata rata
9. Pengumpulan Data
I. Analisis Data
Data hasil penelitian diolah secara statistik menggunakan software SPSS (Statistical Product
Service Solution) 22.0 untuk windows. Data yang diperoleh, dilakukan uji normalitas
menggunakan Shapiro-wilk test dan uji homogenitas menggunakan Levene’s test dengan nilai
kemaknaan (p)>0,05. Data telah berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji
parametrik One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% (p<0,05) untuk mengetahui
adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol buah delima pada gelatine sponge terhadap
peningkatan jumlah fibroblast pada proses penyembuhan luka bakar tikus wistar pada seluruh
kelompok perlakuan. Data selanjutnya dilakukan uji Post Hoc dengan analisis LSD (Least
perlakuan.
48
J. Alur Penelitian
Anastesi
Kontrol negatif dengan Kelompok konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40% dan
pemberian gelatine 80% yang akan ditambahkan pada gelatine
spons (4 ekor) sponge setiap perlakuan 4 ekor
Pengumpulan data
Analisis data
49
K. Jadwal Penelitian