Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian ini yaitu eksperimental

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Pembuatan perasan daun dan bunga Kenanga ini dilakukan di Laboratorium


Kampus Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis Surabaya

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kisaran 1 bulan Februari – Maret 2024

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu Tanaman Kenanga

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Daun dan Bunga dari
Tanaman Kenanga dengan berat masing – masing sampel sebanyak 100 gram

Jumlah replikasi pada sampel dapat dihitung berdasarkan rumus Federer, yaitu :

(t-1) (r-1) ≥ 15

Keterangan :
t = Jumlah kelompok perlakuan
r = Jumlah replikasi

Berdasarkan rumus diatas, nilai (t) pada penelitian ini adalah 5 perlakuan, maka
jumlah replikasi yang diperlukan pada tiap-tiap kelompok (r) adalah sebesar:
(t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1) (r-1) ≥ 15
4 (r-1) ≥ 15
4r – 3 ≥ 15
4r ≥ 15+3
4r ≥ 18
r ≥ 4,5
r =5

Jadi, banyaknya replikasi atau pengulangan pada setiap perlakuan adalah 5


kali. Jadi jumlah sampel untuk perasan daun dan bunga kenanga sebanyak 25
sampel

3.4 Variabel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitiana ini adalah perasan daun dan bunga kenanga
dengan masing – masing konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, dalam 5.0 mL

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan bakteri pada media Muler
Hinton Agar

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Tanaman Kenanga diambil di Kota Sumenep, Adapun kriteria daun dan bunga
kenanga yang digunakan sebagai berikut:

a. Daun kenanga segar berwarna hijau.


b. Bunga kenanga mekar dan segar berwarna hijau/kuning.
c. Daun dan bunga kenanga yang tidak busuk.

3.5 Metode Pemeriksaan

3.5.1 Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi
sumuran

3.5.2 Prinsip Metode difusi

Prinsip utama metode difusi sumuran adalah bahwa zat uji yang direndam pada
sumuran atau cakram dapat secara difusi bergerak ke sekitarnya di dalam agar.
Jika zat tersebut memiliki sifat antimikroba, maka akan terbentuk zona hambat di
sekitar sumuran atau cakram, menunjukkan efek inhibisi terhadap pertumbuhan
bakteri.

3.6 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah Cawan petri steril,
Autoclave, Oven, Blender, Inkubator, Jarum ose steril, Pinset steril, Lampu
spiritus, Timbangan + gelas arloji, Labu Erlenmeyer steril, Gelas ukur, Beaker
glass + batang pengaduk, Rak tabung reaksi + tabung reaksi, Kapas, Pipet volume
steril, Penggaris, Perasan Daun dan Bunga Kenanga, Aquades steril, Biakan murni
Salmonella Thypi, Media Muller Hilton Agar, NaCl 0,9%

3.7 Prosedur Pengenceran Perasan

Pengenceran perasan menggunakan aquabidest steril yang


dibuat dalam konsentrasi 60%, 70%, 80%, dan 90% sebanyak 5
ml pada setiap konsentrasi.
Tabel Cara Pembuatan Konsentrasi Perasan Daun Kenanga

3.8 Prosedur Kerja


a. Cara Pembuatan Media Muller Hinton Agar (MHA)
1) Ditimbang MHA 15,2 gram masukkan ke dalam erlenmeyer.
2) Ditambahkan 400 ml aquades steril pada erlenmeyer tersebut.
3) Dipanaskan sambil digoyang–goyang di atas hot plate sampai
larut sempurna, cek pH dengan menggunakan pH universal (pH
harus 7-8).
4) Disterilkan ke dalam autoclave pada suhu 1210C selama 15
menit.
5) Tuang 15 ml media MHA ke dalam petridish steril dengan
diameter 15 cm secara steril dan hati - hati.
b. Cara Pembuatan Suspensi Bakteri Salmonella typhi
1) Masukkan 5 ml Nacl steril ke dalam tabung reaksi steril
2) Diambil koloni bakteri Salmonella typhi dari biakan murni
dengan menggunakan ose bulat steril
3) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi Nacl steril
4) Homogenkan
5) Kekeruhan dibandingkan dengan standar kekeruhan Mc, Farland
c. Cara Pembuatan Standar Mc.Farland
1) Dipipet 0,5 ml 1,175 % Barium Chlorida dehydrate (BaCl2) +
9,5 ml 1% Asam Sulfat, homogenkan
2) Standar kekeruhan ini dimasukkan kedalam tabung reaksi
seperti yang dipakai untuk membuat suspensi bakteri, ditutup
rapat supaya tidak terjadi penguapan
3) Standar kekeruhan Mc.Farland adalah standar suspensi yang
menunjukan kekeruhan bakteri sama dengan 108 CFU/ml
4) Dapat disimpan diruang gelap suhu kamar selama 6 bulan, kalau
akan digunakan dikocok terlebih dahulu
d. Cara Pembuatan Sumuran Pada Media
1) Sumuran dibuat dengan menggunakan ujung pipet steril/alat
sekrup steril
2) Dimasukkan uji antibiotik yang akan diuji kedalam sumuran
yang sudah dibuat dengan masing – masing konsentrasi
scukupnya pada lubang sumuran
3) Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37℃ di incubator
3.9Pembacaan Hasil
Diameter zona hambat dihitung dalam satuan milimeter (mm) menggunakan
penggaris. Interpretasi hasil berdasarkan acuan tabel interpretasi zona hambat
menurut CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institude, 2018).
a) Diameter zona hambat ≥20 mm atau lebih artinya sensitif.
b) Diameter zona hambat 15-19 mm artinya intermediet.
c) Diameter zona hambat ≤14 mm artinya resisten.
Zona hambat yang terbentuk di sekitar disc diukur dalam satuan milimeter (mm).
Uji zona hambat ini menggunakan kontrol negatif(aquades) dan kontrol
positif( antibiotik Siprofloksasin)
3.10Analisa Data
Analisa data dari Penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian
dianalisis dengan Uji Anova yang diolah secara komputerisasi menggunakan
Program SPSS

3.11Alur Penelitian

Tanaman Kenanga

Batang Daun Bunga Buah

Perasan
Uji Aktivitas Anti Bakteri

Dilusi Difusi

Salmonella typhi

Daya Hambat

Anda mungkin juga menyukai