Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BIOMOL

“SALMONELLA TYPHI”

Disusun Oleh :
Salwa Mawaddah
(P27834021043)

Dosen Pembimbing :

Suhariyadi, S.Pd, M.Kes

Anita Dwi A, S.ST, M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SALMONELLA TYPHI

Salmonella typhi disebut juga Salmonella choleraeszls serovar typhi, Salmonella


serovar typhi, Salmonella enterica serovar typhi. S. typhi adalah strain bakteri yang
menyebabkan terjadinya demam tipoid. Demam tipoid merupakan penyakit infeksi serius serta
merupakan penyakit endemis yang serta menjadi masalah kesehatan global termasuk di
Indonesia dan Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. Angka kejadian
termasuk tertinggi di dunia yaitu antara 358-810/100.000 penduduk setiap tahun. Penyakit ini
mempunyai angka kematian yang cukup tinggi. Demam tipoid dapat terjadi pada semua umur,
terbanyak pada usia 3-19 tahun dengan puncak tertinggi pada usia l0- l5 tahun.

Selain itu S.typhi dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan


septikemia. Penyakit ini dianggap serius karena dapat disertai berbagai penyakit, kejadian
demam typoid telah diperburuk dengan terjadinya peningkatan resistensi bakteri terhadap
banyak antibiotik, meningkatnya jumlah individu yang terinfeksi HIV serta meningkatnya
mobilitas pekerja migran dari daerah dengan insiden yang tinggi. Bakteri ini masuk melalui
mulut bersama makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut dan hanyut
ke saluran pencernakan, apabila bakteri berhasil mencapai usus halus dan masuk ke dalam
tubuh mengakibatkan terjadinya demam tipoid.

S. typhi adalah strain bakteri anggota familia Enterobacteriaceae. Menurut Kauffman-


White Scheme bahwa S.typhi dapat dikelompokkan ke dalam serovar berdasarkan perbedaan
formula antigen, yaitu berdasarkan antigen O (somatik), antigen Vi (kapsul) dan antigen H
(flagel), Sedangkan spesifikasi formula antigen O dideterminasi dari komposisi dan struktur
polisakariada selain itu formula antigen O dapat mengalami perubahan karena terjadinya
lysogenik oleh phaga. Subdivisi serovar S.typhi dapat dilakukan berdasarkan biovar yaitu
berdasarkan kemampuan untuk memfermentasikan xylosa, sehingga dapat dijumpai S.typhi
xylosa positip dan S.typhi xylosa negatip, hal ini dapat digunakan sebagai marker
epidemiologi. Selain itu subdivisi dari serovar dapat didasarkan pada resistensi terhadap
antibiotik. OIeh karena itu berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan kajian keanekaragaman
genetik S.typhi yang merupakan variasi gen atau genom yang dimiliki oleh setiap individu
anggota spesies. Dengan diketahuinya variasi genetik y. typhi dapat diketahui pula
keanekaragaman genetik, S. typhi yang akhirnya dapat digunakan untuk klasifikasi dan
identifikasi S. Typhi (Darmawati, 2012).
• Karakteristik Salmonella typhi

Salmonellatyphi adalah bakteri gram negatif, memiliki flagel, bersifat anaerob


fakultatif, berkapsul dan tidak membentuk spora. Salmonellatyphi memiliki tiga antigen
utama:

1. Antigen O (antigen somatic)


Berada pada lapisan luar tubuh bakteri. Bagian ini memiliki struktur kimia
lipopolisakarida (endotoksin). Antigen ini tahan dengan suhu panas dan alkohol
tetapi tidak tahan dengan formaldehid.
2. Antigen H (antigen flagela)
Terletak pada flagela, fimbriae atau fili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur
kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan dengan panas
diatas 60o C, asam serta alkohol
3. Antigen Vi
Polimer polisakarida bersifat asam yang berada pada kapsul (envelope) dari bakteri
sebagai pelindung bagi bakteri salmonella terhadap fagositosis.

• Identifikasi Salmonella typhi


1. Penampakan Secara mikroskopis Pewarnaan Gram TP-39 dengan melakukan
prosedur pewarnaan didapatkan hasil bakteri Gram batang negatif.
2. Kultur Bakteri
Metode mengembangbiakan bakteri dalam suatu media. Pada umumnya Salmonella
tumbuh dalam media pepton ataupun kaldu ayam tanpa tambahan natrium klorida
atau suplemen yang lain. Media kultur yang sering digunakan adalah agar Mac
Conkey. Media lain seperti agar EMB (eosine methylene blue), Mac Conkey atau
medium deoksikholat dapat mendeteksi adanya lactose non-fermenter sepeti bakteri
Salmonella typhi dengan cepat. Namun bakteri yang tidak memfermentasikan
laktosa tidak hanya dihasilkan oleh Salmonella, tetapi juga Shigella, Proteus,
Serratia, Pseudomonas, dan beberapa bakteri gram negatif lainnya.
3. Uji Serologis
a. Tes Widal
Pemeriksaan serologi ini bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam
darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi atau paratyphi (reagen).
Pemeriksaan ini sebagai dikategorikan pemeriksaan penunjang dalam hal
menegakkan diagnosis.Pemeriksaan dengan uji widal dilakukan dengan
mendeteksi adanya antibodi aglutinin dalam serum pasien yang terinfeksi
bakteri Salmonella pada antigen yang berada pada flagela (H) dan badan bakteri
(O). Hasil positif dengan pemeriksaan ini lebih spesifik dengan ditunjukkannya
titer aglutinin sebesar sebesar ≥1/200. Karena mempergunakan reaksi
aglutinasi, maka akan tidak bermakna apabila dilakukan secara single test. Akan
lebih bermakna bila dilakukan pemeriksaan widal sebanyak dua kali yaitu pada
fase akut dan 7-10 hari setelah fase tersebut.Sebab, aglutinin O dan H secara 13
signifikan meningkat kurang lebih 8 hari setelah onset demam hari pertama.
b. Uji Tubex
Tes tubex adalah salah satu dari uji serologis yang menguji aglutinasi kompetitif
semikuantitatif untuk mendeteksi adanya antibodi IgM terhadap antigen
lipopolisakarida (LPS) O-9 S.typhi dan tanpamendeteksi IgG. Tes tubex 14
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada uji widal
(Keddy,K,et al.2011). Sensitivitasnya dapat ditingkatkan dengan
mempergunakan partikel berwarna, sedangkan spesifisitasnya ditingkatkan
dengan penggunaan antigen O-9. Antigen ini spesifik dan khas pada Salmonella
serogrup D yakni Salmonella typhi.

Interpretasi Hasil
c. Uji Thypidot
Uji Typhidot atau Metode dot enzyme immunoassay ialah sebuah pemeriksaan
serologi yang mendeteksi adanya antibody spesifik IgM maupun IgG terhadap
Salmonella typhi.Tes ini mempergunakan membrane nitroselulosa yang berisi
50kDa spesifik protein dan antigen control.Tahap awal infeksi bakteri
Salmonella ditunjukkan dengan ditemukannya antibody IgM, sedangkan infeksi
lebih lanjut ditandai dengan peningkatan IgG.
d. IgM Disptik
Tes dipstick Salmonella adalah tes untuk mendeteksi antibodi IgM spesifik
terhadap antigen lipopolisakarida (LPS) dari Salmonella typhi dan Salmonella
paratyphi. Tes ini didasarkan atas ikatan antara IgM spesifik Salmonella typhi
dengan LPS tanpa membutuhkan peralatan dan keterampilan khusus serta dapat
diterapkan di daerah perifer (WHO,2003). Dipstick terdiri dari dua pita yang
tersusun secara horizontal: pita tes antigen (bawah) mengandung antigen reaktif
yang spesifik dan pita internal control (atas) mengandung anti-human IgM
antibodi. Uji didasarkan atas ikatan antibodi IgM spesifik S. typhi terhadap
antigen S. typhi. Ikatan antibodi IgM secara spesifik dideteksi dengan konjugat
IgM antihuman.

e. Uji ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)


Salmonella typhi/paratyphi lgG dan lgM Pemeriksaan ini merupakan uji
imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan spesifik
dibandingkan uji Widal untuk mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid.Sebagai
tes cepat (Rapid Test) hasilnya juga dapat segera di ketahui. Diagnosis Demam
Typhoid/ Paratyphoid dinyatakan 1 bila lgM positif menandakan infeksi akut;
2 jika lgG positif menandakan pernah kontak 18 pernah terinfeksi atau reinfeksi
di daerah endemik (HENDRAYANA, 2017).

S. typhi mempunyai ukuran genom sekitar 4780 kb, berbentuk sirkular dengan
kandungan G (guanin) dan C (sitosin) 50-54%. Studi molekuler mengenai gen-gen di dalam
genom S. typhi belum diketahui sampai sekarang, oleh karena itu untuk mengetahui gen-gen
S. typhi dihubungkan berdasarkan informasi genom dari bakteri yang sudah ada sebelumnya.
melakukan pemetaan genom S. typhi berdasarkan pustaka gen dari S. typhimurium, hasil yang
diperolehterdeteksi 75 gen dan 7 operonrrndan lokasi gen-gentersebut sudah dapat dipetakan
di dalam genom S. Typhi. Perbedaan S. typhi dengan S. typhimurium antara
lainperbedaanlokasi dari tujuh operonrrn(rrnA,rrnB, rrnC, rrnD, rrnE,rrnGdan rrnH), terdapat
inversi segmen sebesar 500 kb diantaraposisi 156-1747kb, terdapat transfer lateral dari gen-
gen non homolog pada pasangan gen identik yang ada pada S. typhidanS. typhimurium. Akibat
yang ditimbulkan adalah delesi (kehilangan gen) atauinsersi(penambahangen/loop). Looppada
daerah spesifik inidinamakanpathogenicity island, yangberperandi dalam patogenisitas.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkanbahwa susunan gen di dalam genom S.
typhimurium berbeda dengan S. typhi, walaupun gen S. typhi dipetakan dari gen S.
typhimurium.

Akibat yang ditimbulkan adalah delesi (kehilangan gen)


atauinsersi(penambahangen/loop). Looppada daerah spesifik inidinamakanpathogenicity
island, yangberperandi dalam patogenisitas. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkanbahwa susunan gen di dalam genom S. typhimurium berbeda dengan S. typhi,
walaupun gen S. typhi dipetakan dari gen S. Typhimurium (Cita, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Cita, Y. P. (2011, November). JURNAL BAKTERI SALMONELLA TYPHI . Diambil kembali


dari JURNAL BAKTERI SALMONELLA TYPHI :
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/87

Darmawati. (2012, Agustus). JURNAL KESEHATAN KEANEKARAGAMAN GENETIK


Salmonella typhi. Diambil kembali dari JURNAL KESEHATAN
KEANEKARAGAMAN GENETIK Salmonella typhi:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.unimus.ac.i
d/index.php/Analis/article/download/225/237&ved=2ahUKEwj6irSrmO3-AhUK-
jgGHWtrCqYQFnoECCAQAQ&usg=AOvVaw0SBemOHFTiACTQ6Fg4g6Bp

HENDRAYANA, I. D. (2017). JURNAL IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSIS INFEKSI


BAKTERI Salmonella typhi. Diambil kembali dari JURNAL IDENTIFIKASI DAN
DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi:
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/13183/1/8e5dfa9e39bb56457fc435f789539358.pdf

Anda mungkin juga menyukai