Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ BAKTERI SALMONELLA TYPHI ”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK XII

SUTRA AYU (G 301 18 031)

MARLINCE GANTI (G 301 18 057)

INGGRID ALVIONITA H. LAGO (G 301 18 085)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

MEI, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakteri salmonella sp merupakan mikroba patogen penyebab sakit perut


yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat
alami salmonella sp adalah ditubuh manusia dan hewan, sedangkan air dan
makanan merupakan perantara penyebaran salmonella sp. Salmonella sp dapat
menginfeksi manusia jika mengkonsumsi makanan yang telah tercemar. Karena
itu masalah keamanan pangan sangat penting bagi manusia.
Salmonella ada diseluruh Dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe
makanan seperti pada telur mentah, daging mentah, sayur segar, kacang
kacangan, dan air yang tercemar. Selain itu, penyebaran nya dapat melalui hewan
peliharaan hingga manusia, cara penularan yang paling sering adalah melalui
feses dari orang orang yang terinfeksi sehingga mencemari sumber air atau
makanan dari orang orang yang tidak terinfeksi.
Diseluruh Dunia demam thypus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per
tahun, menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebab nya, salmonella
thypi enteridis (disebut salmonella thypi dari sekarang), adalah parasit obligat
yang tidak memiliki reservoir alami yang dikenal diluar Manusia. Sedikit yang
diketahui tentang sejarah munculnya infeksi salmonella thypi manusia, namun
diperkirakan menyebabkan kematian tokoh terkenal.
Salmonella adalah suatu bakteri genus enterobakteria gram-negatif
berbentuk tongkat/batang yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit
foodborne. Spesies-spesies salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan
hidrogen sulfida. Salmonella dinamai oleh Edward salmon, ahli patologi
Amerika. Habitat inang salmonella adalah usus halus manusia dan hewan.
Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman
salmonella dan Cartier adalah sumber infeksi. Salmonella thypi bisa berada di
air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle
yang cocok (daging, kerang, dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai
dosis infeksi.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimanakah keanekaragaman genetik Salmonella typhi?


 Bagaimanakah karakteristik Salmonella typhi ?
 Bagaimanakah morfologi dan sifat fisiologis Salmonella typhi?
 Bagaimanakah patogenitas Salmonella typhi?
 Bagaimanakah diagnosis infeksi bakteri Salmonella typhi?
 Bagaimanakah epidemiologi dan kepekaan Salmonella typhi terhadap
antibiotic?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
 Keanekaragaman genetik Salmonella typhi
 Karakteristik Salmonella typhi
 Morfologi dan sifat fisiologis Salmonella typhi
 Patogenitas Salmonella typhi
 Diagnosis infeksi bakteri Salmonella typhi
 Epidemiologi dan kepekaan Salmonella typhi terhadap antibiotic
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keanekaragaman Genetik Salmonella typhi

Salmonella typhi (5. typhi) disebut juga Salmonella choleraeszls serovar


typhi, Salmonella serovar typhi , Salmonella enterica serovar typhi (Holt, et al.,
1994 dan Anonimous, 2001). S. typhi adalah strain bakteri yang menyebabkan
terjadinya demam tipoid. Demam tipoid merupakan penyakit infeksi serius serta
merupakan penyakit endemis yang serta menjadi masalah kesehatan global
termasuk di Indonesia dan Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan
Thailand. Angka kejadian termasuk tertinggi di dunia yaitu antara 358-
810/100.000 penduduk setiap tahun. Penyakit ini mempunyai angka kematian
yang cukup tinggi, yaitu 1-Soh dari penderita (Punjabi, 2004). Demam tipoid
dapat terjadi pada semua umur, terbanyak pada usia 3-19 tahun, sekitar 77Yo
dengan puncak tertinggi pada usia l0-l5 tahun (Simanjuntak,l993). Selain itu
S.typhi dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia.
Penyakit ini dianggap serius karena dapat disertai berbagai penyakit, kejadian
demam typoid telah diperburuk dengan terjadinya peningkatan resistensi bakteri
terhadap banyak antibiotik, meningkatnya jumlah individu yang terinfeksi HIV
serta meningkatnya mobilitas pekerja migran dari daerah dengan insiden yang
tinggi (Thong, et a1.,2000). Bakteri ini masuk melalui mulut bersama makanan
dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut dan hanyut ke saluran
pencernakan, apabila bakteri berhasil mencapai usus halus dan masuk ke dalam
tubuh mengakibatkan terjadinya demam tipoid.

S. typhi adalah strain bakteri anggota familia Enterobacteriaceae. Menurut


Kauffman-White Scheme bahwa S.typhi dapat dikelompokkan ke dalam serovar
berdasarkan perbedaan formula antigen, yaitu berdasarkan antigen O(somatik),
antigen Vi (kapsul) dan antigen H (flagel), Sedangkan spesifikasi formula
antigen O dideterminasi dari komposisi dan struktur polisakariada selain itu
formula antigen O dapat mengalami perubahan karena terjadinya lysogenik oleh
phaga. Subdivisi serovar S.typhi dapat dilakukan berdasarkan biovar yaitu
berdasarkan kemampuan untuk memfermentasikan xylosa, sehingga dapat
dijumpai S.typhi xylosa positip dan S.typhi xylosa negatip, hal ini dapat
digunakan sebagai marker epidemiologi (Holt, et a1.,1994; Brenner. Et a|.,1984).
Selain itu subdivisi dari serovar dapat didasarkan pada resistensi terhadap
antibiotik. .

Darmawati (2005), Murini (1998), dan Eri (2006) menyatakan bahwa profil
protein pilli dari S. ryphi Isolat Rumah Sakit Kariadi Semarang, Isolat Rumah
Sakit Sarjito dan Isolat Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sangat
bervariasi meskipun diantaranya memiliki beberapa protein hemaglutinin sub
unit pilli dengan berat molekul yang sama yaitu 36 dan 45 kDa. Selain itu
Darmawati, S. dan Anwar, S. (2008) menyatakan bahwa hasil analisis profil
protein pilli dari 26 strain ,!. typhi lsolat Jawa juga menunjukkan adanya variasi
baik jumlah pita protein sub unit pilli yang terdiri dari 8-17 pita dengan BM
tertinggi 200 kDa, terendah l0 kDa. Hal ini menunjukkan adanya variasi protein
sub unit pilli yang dimiliki oleh 26 strain S. typhi Isolat lawa . Dengan adanya
variasi protein sub unit pilli yang dimiliki oleh 26 strain S. typhi Isolat Jawa
menunjukkan adanya variasi genetik, karena sintesis protein dikode oleh gen
sebagai bagian dari DNA. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas perlu
dilakukan kajian keanekaragaman genetik S.typhi yang merupakan variasi gen
atau genom yang dimiliki oleh setiap individu anggota spesies. Dengan
diketahuinya variasi genetik S. typhi dapat diketahui pula keanekaragaman
genetik ,S. typhi yang akhirnya dapat digunakan untuk klasifikasi dan identifikasi
S. typhi.
 Mikroskopis dan makroskopis Salmonella. Typhi

S. typhi adalah bakteri yang selnya berbentuk batang berukuran 0,7-1,5pm


x 2,0-5,0 pm, bersifat Gram-negatip sehingga mempunyai komponen outer layer
(lapisan luar) yang tersusun dari LPS (lipopolisakariada) dan dapat berfungsi
sebagai endotoksin, bergerak dengan flagel peritrik, tidak membentuk spora.
Pada media MacConkey koloni transparan karena bakteri tidak
memfermentasikan laktosa, dengan diameter koloni 2-4 mm. Media MacConkey
adalah media yang mengandung garam empedu dan Kristal violet yang fungsinya
dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram-positip. Selain itu media tersebut
mengandung laktosa dan indikator neutral red yang dapat untuk menunjukkan
terjadinya perubahan pH pada media sehingga dapat untuk membedakan antara
bakteri yang memfermentasikan laktosa secara cepat, lambat atau tidak
memfermentasikan laktosa. (Koneman, et all. 1992;Holt et al., 1994; Talaro et
al., 2A0D. Sealain itu bakteri S.typhi juga memiliki pilli atau fimbriae yang
berfungsi untuk adesi pada sel host yang terinfeksi. Pilli merupakan bentukan
batang lurus dengan ukuran lebih pendek dan lebih kaku bila dibandingkan
dengan flagella. Pilli tersusun atas unit protein yang disebut pillin, mempunyai
struktur yang berbentuk pipa, mempunyai peran dalam proses konjugasi, sebagai
reseptor bagi bakteriofag dan berperan pula dalam proses perlekatan (adesi)
antara bakteri dengan permukaan sel inang. Oleh karena itu pilli mempunyai
peran dalam proses patogenesis bakteri, selain itu pilli mampu menginduksi
terbentuknya respon imun pada hewan yang terinfeksi.
Suatu bakteri dapat memiliki beberapa tipe pilli yang berbeda dalam
panjang dan tebalnya, spesifisitas reseptornya. Banyak spesies bakteri dari
familia Enterobacteriaceae (Enterobacter, Proteus, Providencia, morganella,
Yersinea, Serratia) mempunyai pilli tipe I dan 3. pilli tipe I diklasifrkasikan
sebagai manno s e -sensitiy ehemaglutinin (MSHA), yang mengadakan
perlekatan pada sel yang mempunyai reseptor mannose-glycoprotein dan pilli
tipe 3 sebagai pilli mannose-resisten hemaglutinin atau MRHA (Hornick, et
aII.,1992).
2.2 Karakteristik Salmonella typhi

Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif, memiliki flagel, bersifat


anaerob fakultatif, berkapsul dan tidak membentuk spora (Nelwan,RHH.,2007).
Salmonellatyphi memiliki tiga antigen utama:

1.) Antigen O (antigen somatic), yaitu berada pada lapisan luar tubuh bakteri.
Bagian ini memiliki struktur kimia lipopolisakarida (endotoksin). Antigen
ini tahan dengan suhu panas dan alkohol tetapi tidak tahan dengan
formaldehid (Nelwan,RHH.,2007).

2.) Antigen H (antigen flagela), yakni terletak pada flagela, fimbriae atau fili
dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan
tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan dengan panas diatas 60o C,
asam serta alkohol (Nelwan,RHH.,2007).

3.) Antigen Vi adalah polimer polisakarida bersifat asam yang berada pada
kapsul (envelope) dari bakteri sebagai pelindung bagi bakteri salmonella
terhadap fagositosis(Nelwan,RHH.,2007).

Gambar 2.2 Posisi dari ketiga antigen pada permukaan tubuh bakteri Salmonella
typhi (Mahandaru, Raffi.2013).
Kebanyakan serotipe Salmonella tumbuh dengan kisaran suhu 5 sampai
47° C dengan suhu optimum 35 sampai 37° C, tetapi beberapa serotipe bisa
tumbuh di suhu serendah 2 sampai 4° C atau setinggi 54° C (Gray dan Fedorka-
Cray, 2012). Salmonella sensitif terhadap panas dan bisa mati pada suhu 70° C
atau lebih.Salmonella tumbuh di kisaran pH 4 sampai 9 dengan optimum antara
6,5 dan 7.5. Bakteri ini membutuhkan aktivitas air yang tinggi (aw) antara 0,99
dan 0,94 (air murni aw = 1,0) namun bisa bertahan di aw <0,2 seperti pada
makanan kering. Pertumbuhan akan terhambat pada suhu <7° C, pH <3,8 atau
Aktivitas air <0,94 (Hanes, 2003; Bhunia, 2008).
Salmonella typhi dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri. Sebagian bakteri dihancurkan oleh asam lambung dan
sisanya berlanjut kesaluran pencernaan dan berkembang biak. Jika bakteri masuk
dengan jumlah yang banyak yaitu kurang lebih 106-109 . Apabila respon
imunitas humoral mukosa IgA usus yang kurang baik maka bakteri akan masuk
ke dalam usus halus. Pertama akan menembus sel-sel epitel terutama sel M lalu
ke lamina 8 propia. Di lamina propia bakteri berkembang biak dan difagosit oleh
sel fagosit terutama makrofag (Nelwan,RHH.,2007).
Kuman dalam hal ini bakteri Salmonella typhi dapat berkembang biak dan
hidup di dalam makrofag selanjutnya dibawa ke Plaque Peyeri Ileum Distal ,
kemudian menuju kelenjar getah bening mesenterika. Melalui duktus torasikus
bakteri masuk ke dalam sistem peredaran darah sehingga menyebabkan
bakterimia (asimtomatik) dan demam tifoid. Bakterimia dikatakan asimtomatik
karena baru pertama terjadi kurang lebih 24-72 jam setelah bakteri tertelan dan
biasanya tanpa gejala sebab bakteri langsung ditangkap oleh sel-sel sistem
retikuloendotelial tubuh yang utama yaitu hati, limpa dan sumsusm tulang. Pada
organ ini, bakteri akan meninggalkan makrofag dan kemudian berkembang biak
diluar sel (ruang sinusoid) selanjutnya menuju kedalam sirkulasi darah lagi yang
menyebabkan bakterimia kedua kalinya dengan tanda dan gejala infeksi sistemik
(Nelwan,RHH.,2007).
Dalam hati, bakteri masuk kedalam kandung empedu dan berkembang
biak. Secara berselang akan diekskresikan bersama dengan cairan empedu
kedalam lumen usus. Kurang lebih separuh bakteri dikeluarkan bersama feses
dan separuhnya lagi masuk kedalam sirkulasi menembus usus. Proses yang sama
diawal terulang kembali, akibat aktivasi makrofag maka saat fagositosis bakteri
Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang menimbulkan
gejala reaksi inflamasi sistemik yakni; demam, malaise, mialgia, sakit perut, sakit
kepala, instabilitas vascular, gangguan mental dan koagulasi
(Nelwan,RHH.,2007).

Adapun taksonomi dari Salmonella typhi adalah sebagai berikut :


Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Gamma Proteobacteria
Class : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella enteric
Subspesies : enteric I
Serotipe : typhi
(Jawetz et al, 2010).

Prinsip identifikasi Salmonella typhi adalah dengan melihat penampang


secara mikroskopis (pewarnaan gram), kultur bakteri, uji serologis, uji biokimia
dan biomolekuler. Kelima cara identifikasi bakteri Salmonella typhi dipaparkan
lebih lanjut sebagai berikut:
 Penampakan Secara mikroskopis
Pewarnaan Gram TP-39 dengan melakukan prosedur pewarnaan didapatkan hasil
bakteri Gram batang negatif (UK,Standards for Microbiology Investigation
Services, 2015).
Gambar 2.2 Penampilan Bakteri Salmonella typhi dengan Pewarnaan Gram
Secara Mikroskopis (Dept. Medical Microbiology and Infectious diseases at
University of Medical Center Rotterdam)

 Kultur Bakteri
Kultur adalah metode mengembangbiakan bakteri dalam suatu media. Pada
umumnya Salmonella tumbuh dalam media pepton ataupun kaldu ayam tanpa
tambahan natrium klorida atau suplemen yang lain. Media kultur yang sering
digunakan adalah agar Mac Conkey (Sheikh,A.,2011). Media lain seperti agar
EMB (eosine methylene blue), Mac Conkey atau medium deoksikholat dapat
mendeteksi adanya lactose non-fermenter sepeti bakteri Salmonella typhi dengan
cepat. Namun bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak hanya
dihasilkan oleh Salmonella, tetapi juga Shigella, Proteus, Serratia,
Pseudomonas, dan beberapa bakteri gram negatif lainnya. Untuk mendeteksiS.
typhi dengan cepat dapat pula mempergunakan medium bismuth sulfit.
Untuk lebih spesifik, isolasi dapat dilakukan pada medium selektif, seperti
agarSalmonella-shigella (agar SS) ataupun agar enteric Hectoen yang baik untuk
pertumbuhan Salmonella dan Shigella. Media pembiakan yang
direkomendasikan untuk S. typhi adalah media empedu (gall) dari sapi, yang
mana media gall ini dapat meningkatkan positivitas hasil karena hanya S. typhi
dan S. paratyphi yang dapat tumbuh pada media tersebut. Pada media SSA
(Salmonella Shigella Agar) S. typhi akan membentuk koloni hitam (black jet)
karena bakteri ini menghasilkan H2S (Sucipta,A.,2015).
Prinsip kultur bakteri ini adalah : bekuan darah penderita + media Gall atau
Bile 1 % dalam Pepton Water (1 : 1) diinkubasi selama 24 jam dalam suasana
aerobic, kemudian dilakukan penanaman pada media differensial seperti media
MacConkey, apabila hasil yang didapat memperlihatkan kuman dapat
memfermentasikan laktosa (laktosa positif) maka pemeriksaan tidak dilanjutkan,
sedangkan apabila kuman tidak memfermentasikan laktosa (laktosa negatif)
maka pemeriksaan dilanjutkan untuk mencari kuman Salmonella (Qushai,2014).

Gambar 2.2 Salmonella pada SS Agar (Aryal,S.,2016)

2.3 Morfologi dan Struktur Bakteri

S.typhi merupakan kuman batang Gram negatif,yang tidak memilikispora,


bergerak dengan flagel peritrik, bersifat intraseluler fakultatif dan anerob
fakultatif . Ukurannya berkisar antara 0,7-1,5X 2-5 pm,memilikiantigen somatik
(O),antigen flagel (H)dengan2 fase dan antigen kapsul(Vi).
Kuman ini tahan terhadap selenit dan natrium deoksikolat yang dapat
membunuh bakteri enterik lain, menghasilkan endotoksin, protein invasin dan
MRHA (Mannosa Resistant Haemaglutinin). S. typhi mampu bertahan hidup
selama beberapa bulan sampai setahunjika melekat dalam, tinja, mentega, susu,
keju dan air beku4,5. S.typhi adalah parasit intraseluler fakultatif, yang dapat
hidup dalam makrofag dan menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal hanya
pada akhir perjalanan penyakit, biasanya sesudah demam yang lama, bakteremia
dan akhirnya lokalisasi infeksi dalam jaringan limfoid submukosa usus kecil.

 Morfologi Salmonella typhi

Bentuk dari bakteri Salmonella typhi adalah batang, tidak berspora, ukuran
103,5 μm x 0,5-0,8 μm, besarnya koloni rata-rata 2-4 mm, memiliki flagela
peritrikh. Bakteri ini memfermentasikan glukosa dan manosa tanpa membentuk
gas tetapi tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa.Sebagian besar isolat
Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S (Jawetz et al.,
2006). Isolat Salmonellatyphi pada media SSA (salmonella dan shigella agar)
ketika suhu 37oC maka menunjukkan koloni yang tampak cembung, transparan
dan memiliki bercak hitam dibagian pusat (Nugraha,2012). Bakteri
Salmonellatyphi akan mati pada suhu 60oC selama 15 – 20 menit melalui
pasteurisasi, pendidihan dan khlorinasi (Kementerian kesehatan RI, 2006).

 Sifat fisiologis S. typhi

S. typhi adalah bakteri yang berdasarkan kebutuhan oksigen bersifat


fakultatif anaerob, membutuhkan suhu optimal C untuk pertumbuhannya,
memfermentasikan D-glukosa menghasilkan asam tetapi tidak membentuk gas,
oksidase negatip, katalase positip, tidak memproduksi indol karena tidak
menghasilkan enzim tryptophanase yang dapat memecah tryptophan menjadi
indol, methyl red (NIIR.) positip menunjukkan bahwa fermentasi glukosa
menghasilkan sejumlah asam yang terakumulasi di dalam medium sehingga
menyebabkan pH medium menjadi asam (pH=4,2), dengan penambahan
indicator metyl red maka warna medium menjadi merah. Voges-Proskauer(VP)
negatip, citrat negatip, menghasilkan H2S yang dapat ditunjukkan pada media
TSIA (Triple Sugar lron Agar). Bakteri menghasilkan H2S yang merupakan
produk hasil reduksi dari asam amino yang mengandung sulfur, H2S yang
dihasilkan akan bereaksi dengan garam Fe dalam media yang kemudian
menjadisenyawa FeS berwarna hitam yang mengendap dalam media. Urease
negatip, nitrat direduksi menjadi nitrit, lysin dan ornithin dekarboksilase positip,
laktosa, sukrosa, salisin dan inositol tidak difermentasi, Uji ONPG negatip
karena tidak menghasikan enzim betha galaktosidase sehingga bakteri tidak dapat
memfermentasikan laktosa, oleh karena itu strain bakteri S.typhi termasuk
anggota familia enterobacteriaceae yang bersifat tidak memfermentasikan laktosa
(non lactosa fermenter ), IiPase dan deoksiribonuklease tidak diproduksi
(Brenner, et al.1984; Koneman, et al. 1992; Talaro et al.,2002).

2.4 Patogenitas S. typhi

Demam typoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri
S. typhi. Penyakit ini khusus menyerang manusia, bakteri ini ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja dari
seseorang pengidap atau penderita demam typoid. Bakteri S.typhi masuk melalui
mulut dan hanyut ke saluran pencernaan. Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia, tubuh akan berusaha untuk mengeliminasinya. Tetapi bila bakteri
dapatbertahan dan jumlah yang masuk cukup banyak, maka bakteri akan berhasil
mencapai usus halus dan berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat
merangsang sel darah putih untuk menghasilkan interleukin dan merangsang
terjadinya gejala demam, perasaan lemah, sakit kepala, nafsu makan berkurang,
sakit perut, gangguan buang air besar serta gejala lainnya.
Gejala klinik penyakit ini adalah demam tinggi pada minggu ke 2 dan ke 3,
biasanya dalam 4 minggu gejala tersebut telah hilang, meskipun kadang-kadang
bertambah lebih lama. Gejala yang lain yang sering ditemukan adalah anoreksia,
malaise, nyeri otot, sakit kepala, batuk, bradikardia (slow heart rate) dan
konstipasi. Selain itu dapat dijumpai adanya pembesaran hati dan limpa, bintik
rose sekitar umbilicus yang kemudian diikuti terjadinya ulserasi pada Peyer
patches pada daerah ilium, yang kemudian diikuti terjadinya perdarahan kerena
terjadi perforasi. Masa inkubasi demam tipoid umumnya l-3 minggu, tetapi bisa
lebih singkat yaitu 3 hari atau lebih lama sampai dengan 3 bulan, waktu inkubasi
sangat tergantung pada kuantitas bakteri dan host factor serta karakteristik strain
bakteri yang menginfeksi. (Maier, et al., 2000; Anonimous, 2001). Dosis infektif
rata-rata bagi manusia cukup 106 organisme untuk menimbulkan infeksi klinik
atau sub klinik. Pada manusia S. typhi dapat menimbulkan demam enterik,
bakterimia dengan lesi lokal dan enterokolitis. Untuk diagnosis laboratorium
antua lain dengan cara bakteriologik, serologi dan molekuler. Menurut Hatta et
al.(2007) polymerase chain reaction (PCR) menggunakan satu pasang primer gen
flagelin dapat digunakan untuk identifikasi keberadaan
S.typhi di dalam darah, urin dan feses, adapun sampel untuk identifikasi
bakteri dapat berupa darah, urin, feses, sumsum tulang belakang. Menurut Talaro
et al.(2002) bahwa untuk identifikasi strain bakteri anggota familia
Enterobacteriaceae dapat dilakukan serangkaian uji biokimia IMViC (indol,
metyl red, Voges Proskauer,citrat).

2.5 Diagnosis Infeksi Bakteri Salmonella typhi

 Gejala Klinis :

1.) Anamnesis

Demam naik secara bertanggapada minggu pertama lalu demam menetap


(kontinyu) atau remiten pada minggu kedua.Demam terutama sore /
malamhari,sakit kepala,nyeriotot, anoreksia,mual, muntah, obstipasi atau diare.
Demam merupakan keluhan dan gejala klinis terpenting yang timbul pada semua
penderita demam tifoid. Demam dapat muncul secara tiba-tiba, dalam 1-2 hari
menjadi parah dengan gejala yang menyerupai septisemia oleh karena
Streptococcus atau Pneumococcus daripada S. typhi. Menggigil tidak biasa
didapatkan pada demam tifoid tetapi pada penderita yang hidup di daerah
endemis malaria, menggigil lebih mungkin disebabkan oleh malaria.
Namundemikian demam tifoid dan malaria dapat timbul bersamaan pada
satu penderita. Sakit kepala hebat yang menyertai demam tinggi dapat
menyerupai gejala meningitis, di sisi lainS. typhi juga dapat menembus sawar
darah otak dan menyebabkan meningitis. Manifestasi gejala mental kadang
mendominasi gambaran klinis, yaitu konfusi, stupor, psikotik atau koma. Nyeri
perut kadang tak dapat dibedakan dengan apendisitis. Pada tahap lanjut dapat
muncul gambaranperitonitis akibat perforasiusus.
2.) PemeriksaanFisis
Febris, kesadaran berkabut, bradikardia relative (peningkatan suhu 1°C
tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8x/menit), lidah yang berselaput (kotor di
tengah, tepi dan ujung merah, serta tremor), hepatomegali, splenomegali, nyeri
abdomen, roseolae(jarangpada orang Indonesia).
3.) Laboratorium
Ditemukan lekopeni, lekositosis, atau lekosit normal, aneosinofilia,
limfopenia, peningkatan Led, anemia ringan, trombositopenia, gangguan fungsi
hati. Kultur darah (biakan empedu) positif . Dalam keadaan normal darah bersifat
steril dan tidak dikenal adanya flora normal dalam darah. Ditemukannya bakteri
dalam darah disebut bakteremia. Pasien dengan gejala klinis demam tiga hari
atau lebih dan konfirmasi hasil biakan darah positif S. typhi paratyphi dapat
dijadikan sebagai diagnosapastidemamtifoid. Uji Widal adalah suatu reaksi
aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik
terhadap Salmonella terdapat dalam serum demam tifoid, juga pada orang yang
pemah ketularan Salmonella dan pada orang yang pernah divaksinasi terhadap
demam tifoid124'. Peningkatan titer uji Widal >4 kali lipat setelah satu minggu
memastikan diagnosis. Kultur darah negatif tidak menyingkirkandiagnosis.
UjiWidal tunggal dengan titer antibodi O 1/320 atau H 1/640 disertai gambaran
klinis khas menyokong diagnosis. Hepatitis Tifosabila memenuhi 3 atau lebih
kriteria Khosla (1990) : hepatomegali, ikterik, kelainan laboratorium (antara lain
: bilirubin >30,6 umol/1, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan indeks PT),
kelainan histopatologi. Tifoid Karier. Ditemukannya kuman Salmonella typhi
dalam biakan feses atau urin pada seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada
seseorang setelah 1 tahun pasca-demamtifoid.
2.6 Epidemiologi dan Kepekaan S. Typhi terhadap Antibiotik

S.typhi tersebar luas di dunia, kasus yang ditimbulkan dapat terjadi secara
sporadis pada daerah-daerah tertentu namun kebanyakan kasus dapat
menggambarkan asal bakteri dari daerah endemik misalnya strain bakteri yang
resisten terhadap banyak obat (MDR) tampak di beberapa area di dunia
(Anonimous, 2001).
Selain itu asal strain bakteri S.typhi yang menyebabkan kasus demam
typhoid di suatu daerah tertentu dan pada waktu tertentu pula dapat digambarkan
dengan ribotyping dan phage typing. Strain bakteri S. typhi yang diisolasi dari
daerah yang mengalami kasus demam typhoid secara sporadis dan yang diisolasi
dari daerah endemis menunjukkan perbedaan jumlah rybotype dan phage type
nya. Hal ini menunjukkan adanya keanekaragaman genetik pada strain bakteri
S.typhi (Esteban, et al., 1993; Ng, et al.,1999; Thong, et al., 2000; Martins, el
al.,2006).,
S. typhi rentan terhadap chloramphenicol, ampicilin, amoxillin,
TMP.SMX, trimethoprimsulfamethoxazole, bahkan jumlah strain yang resisten
terhadap banyak antibiotic atau MDR (multi-drug resistant) meningkat
(Anonimous, .2001; Thong, et al., 2000).
Resistensi strain bakteri terhadap antibiotic terjadi karena adanya suatu gen
yang terdapat di dalam plasmid, selain itu plasmid juga mengandung gen yang
mengkode enterotoksin, kapsul, hemolisin dan fimbriae. Plasmid adalah DNA
ekstra kromosom yang berbentuk sirkuler yang dapat berpindah dari satu sel
bakteri ke sel bakteri yang lain melalui pilli (fimbriae) yang disebut konjugasi
(Talaro et al., 2002). Sehingga plasmid dari strain bakteri yang diisolasi dari
daerah yang sama dan dilakukan pada waktu yang sama pula menunjukkan profil
plasmid yang homogen, analisis profil menggunakan pulsed-field gel
electrophoresis atau PFGE (Thong, et aI.,2000).
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Salmonella typhi merupakan kuman batang Gram negatif,yang tidak


memilikispora, bergerak dengan flagel peritrik, bersifat intraseluler
fakultatif dan anerob fakultatif . Ukurannya berkisar antara 0,7-1,5X 2-5
pm,memilikiantigen somatik (O),antigen flagel (H)dengan2 fase
danantigenkapsul(Vi). Salmonella typhi dapat ditularkan melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi bakteri. typ i a ala bakteri yan
ber asarkan kebutu an oksi en bersi at akultati anaerob, membutu kan
su u optimal untuk pertumbuhannya.

3.2 Saran

Dari pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan


memahami tentang bakteri Salmonella typhi pada manusia dan cara
pencegahannya. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari
makalah yang telah kami susun. Kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai