Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MIKROBIOLOGI

TENTANG SALMONELLA TYPHI

DOSEN PENGAJAR:

RUSLI MAUDU,SKM.M.KES

DI

OLEH:

1. NURFADILAH
2. USPASILYA
3. NUR FADILA
4. PUTRI ALINGGA
5. RINI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN K EPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWATAN TINGKAT 1 A


TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun,
menyebabkan hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica
(disebut sebagai Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki
reservoir alami yang dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah
munculnya infeksi almonella typhi manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan
kematian tokoh terkenal seperti penulis Inggris dan penyair Rudyard Kipling, penemu
pesawat, Wilbur Wright, dan Kekaisaran Yunani Alexander Agung. Epidemi tercatat paling
awal terjadi di Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa 6.000 orang meninggal karena
demam tipus di awal abad ke-17. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara-
negara maju, tetapi selalu menimbulkan risiko munculnya.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk
tongkat/batang  yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-
spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella
dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya
Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali
menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi. Habitat Inang bagi Salmonella adalah
usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan
mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella
typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke
dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak
mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi
mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2-
4 mikrometer x 0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  Kelas               :Psilopsida.
  Ordo                :Psilotales.
  Family             :Psilotaceae.
  Genus              :Salmonella.
  Species            :salmonella typhi.
Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan
minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier
adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering
yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan
sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi
mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.Salmonella
typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati, limfa,
sumsum tulang dan empedu. Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi
bakteri Salmonella biasa menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala,
lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau
konstipasi atau sembelit (terutama orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada
penderita biasa timbul bercak kecil kemerahan  (rose sport) dibagian bawah dada atau
bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa
perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis. Pemeriksaan
laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi bakteri,
uji serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody
spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu
sendiri. Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji
widal, uji dipstick, tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).

B.     Rumusan Masalah


Dari latar belakang penulis dapat mengambil beberapa rumusan malasalah di bawah ini
yaitu :
1.      Pengertian                  
2.      Klasifikasi Salmonella sp                   
3.      Morfologi Salmonella sp                    
4.      Sifat Bakteri Salmonella sp                
5.      Struktur antigen                     
6.      Faktor Virulensi                     
7.      Epidemiologi              
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk
basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada
perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang
apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi
dan mengarah kepengembangan tifus, atau demam enterik. Salmonella  typhi
menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam
pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.
Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S. typhi memiliki
keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan
kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka
yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan
menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi. Salmonella adalah suatu genus bakteri
enterobakteria  Gram Negatif batang berbentuk tongkat yang
menyebabkan tifoid, paratifoid, dan penyakitfoodborne.Bakteri Salmonella termasuk dalam
kingdom Bacteria, filum proteobacteria, class gamma proteobacteria, ordo enterobactriales,
family enterobacteriaceae, Genus Salmonella, Spesies Salmonella thyposae, Salmonella
parathyposa A, Salmonella Parathyposa B. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon,
ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan
hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh
babi.
Hasil uji biokomia pada kuman bakteri Genus Salmonella :
Salmonella thyposae : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, menghasilkan
hidogen sulfide ( sedikit), menghasilkan gas, indol negatif, dapat bergerak bebas, citrate
negative, tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak
menghasilkan fenil alanin, fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol dan tidak
memfermentasi laktosa dan sakarosa.
Salmonella Parathyposa A :   hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, tidak
menghasilkan hidogen sulfide , menghasilkan gas, indol negatif, dapat bergerak bebas,
citrate negative, tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak
menghasilkan fenil alanin, fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol dan tidak
memfermentasi laktosa dan sakarosa.
Salmonella Parathyposa B : hasil fermentasi karbohidrat alkali/acid, menghasilkan
hidogen sulfide ( banyak), menghasilkan gas, indol positif, dapat bergerak bebas, citrate
positive, tidak menghasilkan urease, menghasilkan asam, VP (negative), tidak
menghasilkan fenil alanin, fermentasi karbohidrat pada glukosa, maltose, manitol dan tidak
memfermentasi laktosa dan sakarosa. Bakteri Salmonella dapat dicat dengan pengecatan
Gram dan memberikan warna merah muda, memiliki flagel peritrik dan biasa diisolasi
dengan media slektive ENDO/ MC/ SS

Bagaimana bakteri Salmonella menyebar pada manusia ?


Hasil studi terbaru yang ditemukan oleh tim peneliti National Institutes of Health,
Amerika Serikat , dapat menjelaskan bagaimana Salmonella menyebar secara efisien pada
manusia. Tim peneliti ini menemukan adanya reservoir dimana kuman ini melakukan
replikasi secara cepat di dalam sel-sel epitel , yang kemudian menginfeksi sel-sel lain .
Kuman didorong dari lapisan epitelial oleh suatu mekanisme yang membebaskan kuman
salmonella agar mampu menginfeksi sel lain atau berkembang biak dalam usus.
Diperkirakan infeksi Salmonella terjadi pada sekitar 40.000 subyek setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Meskipun demikian , jumlah sebenarnya cenderung lebih tinggi karena
banyak kasus infeksi ringan dan terdiagnosis serta tidak dilaporkan. Banyak subyek yang
mengalami infeksi ini melalui suatu proses yang tidak dapat dijelaskan dan menjadi sakit
termasuk timbulnya respon inflamasi berlebihan. Studi ini memberikan pandangan baru
mengenai penyebab terjadinya proses penyakit inflamatif ini. Meskipun siklus kuman
Salmonella pada manusia telah diketahui , tetapi para ahli masih belum memahami
bagaimana kuman dapat meloloskan diri dari saluran cerna dan menyebarkan infeksi.
Meskipun demikian , kuman ini telah belajar bagaimana dapat hidup di dalam sel epitel dan
memanfaatkan sel tersebut. Salmonella melindungi dirinya dalam sel-sel epitel dengan
suatu kompartemen dilapisi membran yang disebut dengan vakuol.
Mikroskop khusus dengan resolusi tinggi khusus digunakan untuk melihat sel-sel
epitel usus manusia yang ditumbuhkan dalam laboratorium dan tikus yang di infeksi
dengan Salmonella. Tim peneliti NIAID yang dipimpin oleh Profesor Olivia Steele-Mortimer
bekerja sama dengan Profesor Bruce Vallance dari University of British Columbia,
Vancouver, menemukan bahwa populasi kedua Salmonella yang tidak terkurung dalam
vakuol, tetapi bebas bergerak dalam sel-sel epitel .Salmonella yang berasal dalam reservoir
ini berbeda dengan Salmonella dalam vakuol. Kuman ini memperbanyak dirinya dengan
cepat, mempunyai ekor panjang yang disebut flagella yang digunakan untuk bergerak serta
mempunyai suatu kompleks jarum yang digunakan untuk menusuk sel dan menyuntikkan
proteinnya. Dengan alat ini populasi Salmonella ini secara genetik diprogram untuk
menginvasi sel-sel baru.
Para peneliti mengamati mengamati bahwa sel-sel epitel yang mengandung
Salmonella dengan kemampuan replikasi tinggi ndan invasif tersebut didorong ke luar
jaringan usus masuk ke dalam rongga usus, sehingga kuman ini bebas. Mekanisme yang
digunakan oleh sel-sel yang terinfeksi untuk keluar masuk ke dalam rongga tubuh
menyerupai mekanisme alamiah pada manusia dalam membuang sel-sel epitel mati di
usus usus. Para peneliti menduga bahwa kuman Salmonella ini telah membajak
mekanisme ini untuk memudahkan mereka terlepas ke luar. Meskipun demikian, sistem
imun manusia sebenarnya juga mengetahui adanya keadaan yang tidak normal ini, dan
memicu respon berupa perlepasan interleukin-18. Zat ini merupakan protein kecil yang
memicu proses inflamasi. Interleukin-18 juga menonjol pada inflamasi usus kronik yang
berhubungan dengan kelainan otoimun seperti IBD ( inflammatory bowel disease).
Terjadinya pelepasan interleukin-18 tersebut dapat menjelaskan timbulnya inflamasi
intestinal akut yang disebabkan infeksi Salmonella.
Peneliti berharap bahwa hasil hasil studi ini dapat membantu pengembangan
pengobatan untuk mencegah penyebaran infeksi . Mereka kini sedang memfokuskan diri
pada populasi khusus Salmonella yang berhasil lepas dari kompartemen yang tertutup
membran sehingga dapat berkembang biak dan berenang bebas di dalam sel.
Setiap hari, kita pasti mengkonsumsi makanan yang membuat tubuh bugar dan
sehat, seperti makanan karbohidrat, protein dan sayur mayur. Makanan ini sangatlah
penting untuk kondisi tubuh yang kuat. Tidak hanya makanan, kebanyakan dari kita juga
pasti mempunyai hewan peliharaan dan hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kura-
kura, cicak atau pun ular, yang menurut kita sangatlah penting dalam hidup kita. Akan
tetapi, kita tidak pernah mengetahui bahwa makanan atau minuman yang kita konsumsi
telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonellosis. Tidak hanya itu, kita juga tidak mengetahui
kalau hewan pelirahaan kita sebenarnya membawa bakteri Salmonellosis ini, yang amat
sangat membahayakan untuk manusia.
salmonellaBakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan
luar biasa, dan bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella,
disebabkan oleh bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga
kematian. Salmonellosis disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri
Salmonella yang mengkontaminasi dan mencemari makanan. Salmonella ada diseluruh
dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit
baru-baru ini melibatkan makanan-makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah,
sayur-sayur segar, sereal, dan air yang tercemar.
Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari
feces hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya
atau panen. Dari hasil yang tersedia dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) atau FDA, sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah hewan-
hewan peliharaan seperti kura-kura, anjing-anjing, kucing-kucing, kebanyakan hewan-hewan
ternak, dan manusia-manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di seluruh
dunia, para ahli menyarankan sumber-sumber makanan, air, atau sumber-sumber lain dari
pencemaran mengandung jumlah-jumlah yang besar dari bakteri-bakteri. Meskipun asam
lambung manusia dapat mengurangi, menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella,
masih ada beberapa bakteri-bakteri dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil,
dan kemudian melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh manusia.
Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel
yang melapisi usus-usus, yang berakibat pada kehilangan cairan usus (diare). Beberapa
Salmonella dapat selamat dalam sel-sel dari sistem imun dan dapat mencapai aliran darah,
menyebabkan infeksi darah (bacteremia). Tidak hanya itu, ketika infeksi Salmonella sudah
memasuki dan mencapai aliran darah, akan mengakibatkan panas dalam, muntaber dan
sakit perut yang ekstrim. Biasanya, yang terinfeksi oleh infeksi Salmonella adalah masa
bayi-bayi, masa kanak-kanak, masa tua dan orang yang mempunyai system imun yang
sangatlah lemah. Sistem imun adalah sistem, termasuk thymus dan bone marrow and
lymphoid tisu, yang menjaga dan melindungi tubuh manusia dari infeksi dan bakteri yang
asing dengan memproduksi respon imun yang kuat. Akan tetapi, orang yang mempunyai
system imun yang sangat lemah, tidak kuat untuk menahan infeksi ataupun bakteri
memasuki tubuhnya. Bayi dan kanak-kanak adalah tahapan pertumbuhan paling awal, dan
sejak masa itulah sistem imun seorang bayi masih terlalu muda dan belum terlalu kuat
untuk melawan infeksi dan bakteri berbahaya, seperti infeksi Salmonella. Sedangkan orang
yang sudah cukup tua sudah mencapai tahapan pertumbuhan paling terakhir, dan sejak
masa itulah sistem imun seorang yang tua sudah terlalu lemah dan tidak kuat untuk
menahan bakteri Salmonella yang amat sangat berbahaya bagi manusia itu.
Tidak semua bakteri atau infeksi saling menular. Bakteri saling menular dengan 3
cara yaitu secara bersentuhan, secara berterbangan di udara, dan secara makanan ataupun
minuman yang kita konsumsi setiap hari. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang
menular dengan semua cara tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Dari hasil
penelitian, para ahli menyatakan bahwa bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang mudah
dihilangkan tetapi ketika tubuh kita diberi antibiotik, bakteri Salmonellosis tersebut bisa
tambah aktif dan membuat proses penularan lebih cepat dibandingkan biasanya. Efek-efek
dari serangan bakteri Salmonellosis ini juga sangat berbahaya jika tidak diobati atau
dirawat karena bisa menghancurkan sistem imun dengan fatal. Bakteri Salmonellosis
adalah bakteri yang menular dengan cara bersentuhan. Contohnya adalah hewan
peliharaan kita atau hewan reptil seperti ular dan cicak. Ketika kita menyentuh hewan yang
membawa bakteri tersebut, bakterinya akan menyangkut dan menempel di rambut kulit dan
lama kelamaan, bisa masuk ke dalam tubuh kita. Bakteri Salmonellosis ini juga menular
dengan sangat cepat lewat udara. Ketika tubuh kita terinfeksi oleh Infeksi Salmonella, kita
akan mengalami flu yang berat. Dengan flu tersebut, udara yang mengelilingi kita akan
terkontaminasi oleh bakteri-bakteri Salmonellosis, yang bisa mengakibatkan penularan
yang cepat. Tidak hanya lewat udara dan penyentuhan, bakteri Salmonellosis ini saling
menular dengan cara makanan atau minuman. Kalau makanan dan minuman kita
terkontaminasi oleh bakteri ini, kita akan mendapat Infeksi Salmonella dengan cara
memakan atau meminumnya.

B.     Klasifikasi Salmonella sp

Adapun Taksonomi dari bakteri Salmonella sp.  yaitu


Phylum          :  Bacteria (Eubacteria)
Class              :  Prateobacteria
Ordo               :  Eubacteriales
Family            :  Enterobacteriae
Genus            :  Salmonella
Spesies          :  Salmonella sp.

C.    Morfologi Salmonella sp


Salmonella sp adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora,
motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang bersifat
fakultatif anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4
mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer. Sifat Salmonella  antara lain : dapat bergerak, tumbuh
pada suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi
manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin
deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan menakjubkan,
setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada
media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa
berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi.
Lingkungan yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga, permukaan
pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas mentah, dan
makanan laut mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri yang menginfeksi manusia dan
menyebabkan demam typhoid dan Salmonella paratyphi yang menyebabakan demam
paratyhoid
Salmonella sp sebenarnya selalu masuk melalui mulut, biasanya dengan makanan
dan minuman yang terkontaminasi Salmonella sp. Sebagian kuman mati oleh asam
lambung tetapi yang lolos masuk ke usus halus dan berkembang biak di illeum. Disini
terjadi fagositosis oleh sel kelenjar getah bening yang kemudian menyebar ke aliran darah,
kelenjar getah bening dan ke usus.
Dosis infektif bagi manusia adalah 105-108 Salmonella sp. Diantara faktor-faktor
tuan rumah yang menyebabkan resisten terhadap infeksi Salmonella sp adalah keasaman
lambung, jasad renik flora normal usus, dan daya tahan usus setempat. Dua tipe Salmonella
sp. yaitu S. enteriditis dan S. typhimurium merupakan penyebab kira-kira setengah dari
seluruh infeksi pada manusia. Pada manusia semua Salmonella sp. menimbulkan penyakit
yang pada umumnya disebut Salmonellosis, dibagi menjadi 3 golongan.
1. Golongan Gastroenteritis (Food Poisoning)
Merupakan gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella sp. Gejala ini terutama
ditimbulkan oleh S. enteriditis dan S. typhimurium. Biasanya terjadi demam, kejang perut
dan diare yang terjadi antara 12-72 jam setelah mengkonsumsi minuman yang
terkontaminasi.
Penyakit tersebut dapat berlangsung selama 4-7 hari dan kebanyakan sembuh tanpa
pengobatan atau pemberian antibiotik, akan tetapi diare akan bertambah parah den
mengharuskan penderita berobat ke rumah sakit terutama untuk penggantian cairan
elektrolit.
Penyakit ini berakibat fatal jika orang tua dan bayi yang kekebalannya rendah
mengkonsumsi minuman yang terkontaminasi kuman tersebut. Pada penderita ini, infeksi
biasanya menyebar dari usus ke pembuluh darah kemudian ke seluruh jaringan tubuh dan
dapat menyebabkan kematian kecuali jika penderita cepat memperoleh pengobatan dengan
antibiotik.
2. Golongan Bakterimia (Septikemia)
Biasanya ini dihubungkan dengan S. cholerasius tetapi dapat disebabkan oleh setiap
serotip Salmonella sp. infasi dini dalam darah setelah infeksi melalui mulut dengan
kemungkinan lesi fokal di paru-paru, tulang, selaput otak, dan sebagainya. Tetapi sering
tidak ada manifestasi usus, biakan darah tetap positif.
3. Golongan Entericfever (Tyhoid Fever /Typhus Abdominalis)
Disebabkan oleh S. typhi, S. paratyphi A, S. schootmulleri. Salmonella sp. yang termakan
mencapai usus halus dan masuk ke kelenjar getah bening lalu dibawa ke aliran darah.
Kuman dibawa oleh darah menuju berbagai organ, termasuk usus dimana organisme ini
berkembang biak dalam jaringan limfoid dan diekskresi dalam tinja

D. Sifat Bakteri Salmonella Typhi


Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
  bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh
pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
  sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber
infeksi pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
  dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.

E. Struktur antigen
a.    Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur
kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama
2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.
b.   Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella
typhi dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu
60oC, dan pemberian alcohol atau asam.
c.    Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi
kuman dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1
jam pada suhu 60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk
mengetahui adanya karier.
d.   Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar
membrane plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan
sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.

F. Faktor Virulensi
Salmonella  typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen
efektif. Spesies ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi
yang ini diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan
mengeluarkannya protein yang dikenal sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel non-
fagosit untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini juga mampu
menghambat meledak oksidatif leukosit, membuat respons imun bawaan tidak efektif.  

G. Epidemiologi
Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari
individu yang terinfeksi kepada orang sehat.  Kebersihan  miskin pasien shedding
organisme dapat menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air
tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun, adalah minum air tercemar
oleh urin dan kotoran individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi
adalah 100.000 bakteri. Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua yang
paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai
dengan konsumsi, dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan,
organisme berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang dinding
usus, dan menyebar ke sistem organ dan jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan
melakukan sedikit untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan
untuk tumbuh intrasel setelah pengambilan.
Transmisi Salmonella  typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari
individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis
yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme layak mampu
menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon, yang
adalah seorang penangan makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78
orang, menewaskan 5. Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko besar bagi
kesehatan masyarakat karena kurangnya gejala penyakit terkait. Kerusakan yang
disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas jika pengobatan dimulai pada
awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di antara individu-
individu diperlakukan yang memiliki strain antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil
dan prognosis untuk pasien yang positif.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Wabah Salmonella dapat terjadi di mana-mana terutama didaerah yang tidak
memperhatikan kebersihan makanan dan air. Salmonella yang mencari makanan dan
minuman dapat berkembang biak dengan cepat karena keadaan lingkungan. Telah dibahas
gejala klinis dan diagnosis laboratorium penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh
infeksi Salmonella typhoid dan Salmonella paratyphoid.

B.  Saran
Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan mengenai hasil pengumpulan data
bahwa di daerah yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan kemungkinan besar
dapat dengan mudah terinfeksi Salmonella typhoid dan Salmonella paratyphoid yang
datang baik dari unsur makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman
tersebut. Maka dari itu kebersihan lingkungan maupun makanan sangatlah penting untuk
menjaga agar tidak terinfeksi. Salmonella merupakan kuman yang tersebar secara luas di
sekeliling kita, sehingga besar sekali kemungkinan seseorang terinfeksi tanpa diketahui.
Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa dalam darah seseorang yang tidak sakit dijumpai
sejumlah antibody terhadap Salmonella.Interprestasi hasil reaksi Widal ditandai dengan
adanya aglutinasi pada titer paling rendah. Beberapa pakar menyatakan bahwa titer
agglutinin sebesar 1/40 atau 1/80 masih dianggap normal. Vaksinasi yang diberikan belum
lama berselang dapat meningkatkan titer agglutinin, khususnya agglutinin H.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Harijanto, Paul N. 2007. Malaria dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Karsinah, H.M, Lucky. Suharto. H.W, Mardiastuti. 1994. Batang Negatif Gram dalam Staf Pengajar
FKUI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.

Samuelson, John. 2008. Patologi Umum Penyakit Infeksi dalam Brooks, G.F., Butel, Janet S.,
Morse, S.A. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Sudiono, Janti. Kurniadhi, Budi. Hendrawan, Andhy. Djimantoro, Bing. 2003. Ilmu Patologi. Jakarta:
EGC.

Wilson, L.M. 2006. Respon Tubuh Terhadap Agen Menular dalam Price, S.A. Wilson, L.M.
Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC.

Zein, Umar. 2007. Leptospirosis dalam Sudoyo, Aru W. et.al Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Dwijoseputro, Dasar – dasar Mikrobiologi, Malang, Djambatan 1989 hal 197

Anda mungkin juga menyukai