Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Salmonella SP

Oleh

Kadek Dwi Putri Prayuni Aryawati

18.131.0769

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS PROGRAM DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR 2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya makalah yang
berjudul “Salmonella SP” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “ Bakteriologi ” dalam menempuh pendidikan D3 Analis Kesehatan.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih
perlu diperbaiki . Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya harapkan pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun agar saya dapat memperbaiki makalah
ilmiah dengan judul “Salmonella SP” .

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Gianyar, 23 April 2020

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................ 2
D. Manfaat ................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3
A. Salmonella sp ....................................................................................................................... 3
B. Infeksi Salmonella sp di Indonesia ...................................................................................... 3
C. Daur Infeksi Salmonella sp .................................................................................................. 4
D. Pencegahan penyebaran infeksi Salmonella sp ................................................................... 5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salmonella termasuk famili Enterobactericeae bersifat gram negatif dan
berbentuk batang merupakan mikroorganisme yang kontaminasi di dalam bahan
makanan dalam jumlah tinggi, tetapi tidak selalu menimbulkan perubahan dalam
hal bau, warna maupun rasa. Habitat Salmonella sp. adalah di saluran pencernaan
(usus halus) manusia dan hewan. Suhu optimum pertumbuhan Salmonella sp.
ialah 37ºC dan pada pH 6-8, semakin tinggi jumlah salmonella di dalam suatu
makanan, semakin besar timbulnya gejala infeksi pada orang yang
menelan/mengkonsumsi makanan tersebut. (Alper.2013)
Gejala Salmonellosis umumnya adalah sakit kepala, demam, kekejangan
perut, diare, mual dan muntah (Multi Cultural Health Communication, 2011).
Pada manusia, pola klinis Salmonellosis meliputi demam enterik,
gastroenteristis, bakteremia dan komplikasi nonthypoid sebagai carrier (Pui et
al, 2011).Toksin yang dihasilkan bakteri salmonella mempunyai efek terhadap
saluran pencernaan dan dapat menyebabkan diare. Kasus keracunan yang
terjadi pada manusia yang pernah dilaporkan melalui media massa akibat
dari mengkonsumsi daging ikan laut yang ditangkap disekitar perairan wilayah
Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan kasus keracunan pada makanan
umumnya yang berasal dari daging/bahan makanan lain bisa saja terjadi akibat
dari cara pengolahannya belum mencapai sempurna, yang menyebabkan
mikroba yang menghasilkan toksin masih mampu merusak makanan dan orang
yang mengkonsumsi makanan tersebut bisa menderita gangguan pencernaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu salmonella sp?
2. Bagaimana khasus salmonella sp di Indonesia?
3. Bagaimana daur infeksi dari salmonella sp?
4. Bagaimana pencegahan penyebaran dari salmonella sp?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui tentang salmonella sp.
2. Untuk mengetahui khasus salmonella sp yang ada di Indonesia.
3. Untuk mengetahui daur infeksi dari salmonella sp.
4. Agar mengetahui bagaimana penyebaran dari salmonella sp.
D. Manfaat
1. Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara praktis
maupun teoritis.
2. Diharapkan akan memberikan manfaat informasi yang jelas tentang Salmonella Sp.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Salmonella sp
Bakteri Salmonella sp pertama kali ditemukan tahun 1885 pada tubuh
babi oleh Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis), namun
Salmonella sp dinamai dari Daniel Edward Salmon. (Masita, 2015)
Taksonomi dari Salmonella sp adalah sebagai berikut (D’aoust.2010) :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Class : Gamma proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaciae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella sp
Salmonella merupakan bakteri berbentuk batang dengan ukuran 1 - 3,5
mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer, motif, kecuali S. gallinarum dan S. pollorum
nonmotil, tidak berspora dan bersifat gram negative, tidak berspora, bergerak dengan
flagel peritrik, berukuran 2-4 µm x 0.5-0,8 µm. Salmonella sp. tumbuh cepat dalam
media yang sederhana, hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan sukrosa,
membentuk asam dan kadang gas dari glukosa dan manosa, biasanya memporoduksi
hidrogen sulfide atau H2S, pada biakan agar koloninya besar bergaris tengah 2-
8milimeter, bulat agak cembung, jernih, smooth, pada media BAP tidak menyebabkan
hemolisis, pada media Mac Concey koloni Salmonella sp. Tidak memfermentasi
laktosa, konsistensinya smooth.Salmonella terdapat dimana-mana, dan dikenal sebagai
agen zoonotic. Bakteri ini timbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
150C - 410C (suhu pertumbuhan optimum 370C) dan pH pertumbuhan 6-8, namun pada
suhu 560C dan keadaan kering akan mati. Dalam air bisa bertahan selama 4 minggu.
Habitat utama Salmonella yaitu di saluran usus halus hewan termasuk manusia .
(Todar, 2009)
B. Infeksi Salmonella sp di Indonesia

Pada tahun 2009, Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP)


Bogor,melakukan pengujian cemaran Salmonella sp. pada sampel daging ayam dan

3
telur. Hasil pemeriksaan itu melaporkan bahwa 17 dari 347 sampel daging ayam
(4,9%) tercemar Salmonella sp., sedangkan pada telur (26 sampel) tidak ditemukan
adanya cemaran. Laporantersebut juga menyatakan bahwa 7 dari 42 sampel daging
ayam (16,67%) yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta mengandung
Salmonella sp (BPMPP.2009)

C. Daur Infeksi Salmonella sp

Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang


terkontaminasi baik dari sumber hewan selama pemotongan atau slaughter atau
kontaminasi silang selama penanganan dan preparasi bahan pangan. Kehigienisan yang
tidak tepat juga dapat menjadi sumber kontaminasi. Pencucian tangan yang tepat dan
sanitasi tempat yang digunakan selama memasak atau proses pengolahan bahan pangan
dapat mencegah kontaminasi bakteri terutama dari individu yang menyiapkan makanan
tersebut. (Cita.2011)

Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna (mulut, esofagus,
lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar).S typhi,paratyphi A, B, dan C masuk ke
tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.Saat kuman masuk
ke saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian
kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa ”menjebol” usus
halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke
pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain).
Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, S. paratyphi A, B dan
C yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau minuman yang tercemari.
Pada penderita yang tergolong carrier kuman Salmonella bias ada terus menerus di feses
dan urin sampai bertahun-tahun. (Cita.2011)

Setelah memasuki dinding usus halus, S. typhi, S. paratyphi A, B dan C mulai


melakukan penyerangan melalui system limfa ke limfayang menyebabkan pembengkakan
pada urat dan setelah satu periode perkembangbiakan bakteri tersebut kemudian menyerang
aliran darah. Aliran darah yang membawa bakteri juga akan menyerang liver, kantong
empedu, limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian berkembangbiak
dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi inilah
mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bakteremia sekunder. Bakteremia

4
sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit klinis.
(Cita.2011)

D. Pencegahan penyebaran infeksi Salmonella sp

Menurut (Cahyaningsih.2009) hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi


Salmonella yang sangat efektif untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari Salmonella
antara lain:

1. Bahan pangan mentah harus disimpan di freezer.


2. Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan yang kotor.
3. Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang masing-masing terpisah
antara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah dimasak.
4. Menjaga kebersihan peralatan makan
5. Selalu mencuci tangan, semua mangkok dan peralatan masak serta peralatan makan
yang mengalami kontak permukaan setelah memroses atau menangani bahan pangan
mentah.
6. Setelah kontak dengan kotoran (feces), tangan harus dicuci dengan air dan sabun.
7. Selalu menjaga kesehatan tubuh dengan makanan dan gizi seimbang, istirahat yang
cukup, olahraga.

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Salmonella merupakan bakteri berbentuk batang dengan ukuran 1 - 3,5
mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer, motif, kecuali S. gallinarum dan S. pollorum
nonmotil, tidak berspora dan bersifat gram negative, tidak berspora, bergerak dengan
flagel peritrik, tidak memfermentasi laktosa, konsistensinya smooth.Salmonella
terdapat dimana-mana, dan dikenal sebagai agen zoonotic. Pada tahun 2009, Balai
Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP) Bogor,melakukan pengujian cemaran
Salmonella sp. Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi baik dari sumber hewan selama pemotongan atau slaughter atau
kontaminasi silang selama penanganan dan preparasi bahan pangan. Menurut
(Cahyaningsih.2009) hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi
Salmonella yang sangat efektif untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari
Salmonella seperti, Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang
masing-masing terpisah antara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah
dimasak, Selalu mencuci tangan, semua mangkok dan peralatan masak serta peralatan
makan yang mengalami kontak permukaan setelah memroses atau menangani bahan
pangan mentah.

B. Saran

Setelah membaca pembahasan diatas dapat disarankan agar selalu menjaga kebersihan
sendiri agar terhindar dari bakteri Salmonella sp ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Alper S. Nesrin C. 2013. Bacterial contamination in fresh white cheeses sold in


bazaarsCanakkale, Turkey. Inter Food Res J.

Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP). 2009. Lokakarya Nasional Keamanan
Pangan Produk Peternakan, Bogor.

Cita, Y.P. 2011. Bakteri Salmonella typhi dan demam tifoid. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6
(l) : 42-46.

Cahyaningsih CT, Kushadiwijaya H, Tholib A. 2009. Hubungan higiene sanitasi dan


perilaku penjamah makanan dengan kualitas bakteriologis peralatan makan di warung
makan. Berita Kedok. Masy)

D’aoust, J. V. 2010. Salmonella. Di dalam : Labbe’ RG, Garcia S, editor. Guide to Foodborne
Pathogens. New York, A John Wiley & Sons, Inc., Publication. Hlm163-191.

Masita, I. A. 2015. Deteksi Salmonella sp. pada Daging Sapi Di Pasar Tradisional dan
Pasar Modern Di Kota Makassar. Skripsi.

Multi Cultural Health Communication. 2011. Salmonellosis. Multi Cultural Health


Communication. http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication
sandresources/pdf/publication-pdfs/diseases-and-conditions/7190/doh-7190ind.pdf.

Pui, C.F, W.C .Wong, L.C. Chai, R. Tunung, P. Jayeletchumi, M.S. Noor Hidayah, A.
Ubong, M.G. Farinazleen, Y.K. Cheah and R. Son. 2011. Review article Salmonella: A
foodborne pathogen. International Food Research Journal. 18: 465-473.

Todar, K. 2009. Salmonella and Salmonellosis. Todar’s Online Textbook of Bacteriology.


University of Wisconsin-Madison Departement of Bacteriology.

Anda mungkin juga menyukai