Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

PEWARNAAN KAPSUL BAKTERI MENGGUNAKAN TINTA CINA DAN EOSIN

Kadek Dwi Putri Prayuni Aryawati

18.131.0769

TANGGAL PRAKTIKUM : 23-05-2019

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN

STIKES WIRA MEDIKA

2019
I. Tujuan Pratikum
1. Untuk melihat morfologi dan kapsul dari bakteri e.coli.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengecatan kapsul bakteri dengan tinta
cina.
3. Untuk melihat morfologi dan kapsul dari bakteri staphylococcus.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengecatan kapsul bakteri dengan eosin.
II. Dasar teori
Pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai
latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan
mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar
belakang hitam. Pewarnaan negatif atau  peawarna asam dapat terjadi karena senyawa
pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri
cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan
ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna
yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Teknik
ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan
tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,
maka terjadinya penyusutan dan salah satu  bentuk agar kurang sehingga penentuan
sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau
tinta cina (Hadiutomo, 1990)
Kapsul Bakteri Merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel
bakteri yang  berfungsi untuk perlindungan diri terhadap antibodi yang dihasilkan sel
inang (Anshori, 2009). Pada sebagian bakteri, terutama yang hidup dilingkungan
alami, dikelilingi oleh suatu lapisan lendir (gelatinous) yang disebut kapsul dan slime.
Sebagian besar bakteri mensekresikan suatu lapisan berlendir yang mengakumulasi
mengelilingi permukaan luar sel dan menyelubungi dinding sel (Fadilah, 2011).
Sebagian ahli berpendapat lapisan lendir merupakan modifikasi dinding sel terluar
yang berasal dari penggembungan dan gelatinisasi konstituennya. Sebagian lagi
berpendapat bahwa lapisan lendir adalah produk sekretori yang mempunyai
komposisi kimia berbeda dengan dinding sel. Clifton menyatakan bahwa lapisan
lendir ini disusun oleh karbohidrat yang disimpan disekeliling dinding sel. Bila
lapisan ini cukup tebal dan mempunyai bentuk yang jelas, disebut dengan kapsul
(Fadilah, 2011). Kapsul membantu sel berkompetisi dalam lingkungan alami dan
memudahkan sel melekat ke suatu permukaan substrat. Kapsul merupakan  pelindung
bakteri yang mencegah terjadinya fagositosis oleh makrofag dan leukosit
polimorfonuklear hewan tingkat tinggi. Beishir menambahkan bahwa fungsi proteksi
kapsul ini terjadi melalui peran kapsul sebagai barrier osmotic antara sel dengan
lingkungan. Virulensi berbagai bakteri berkapsul berkaitan erat dengan adanya kapsul
itu sendiri, Antibodi terhadap kapsul tersebut meningkatkan fagositosis melalui
perusakan intra sel secara perlahan. Bila kapsul suatu bakteri hilang, maka sifat
virulensinya ikut hilang. Neidhart menambahkan kapsul berperan sebagai determinan
utama kemampuan sel  bakteri untuk mengkolonisasi niche tertentu (misal
:Streptococcus mutans pada gigi) (Fadilah, 2011)
E.coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2
mikrometer dan diameter 0,5 mikrometer. Volume sel E.coli berkisar 0.6-0,7
mikrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat
C, optimum pada 37 derajat. Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika diusus besar
manusia terkandung sejumlah E.colli yang berfungsi membusukkan sisa makanan.
(Sesilia R.2015)
Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2
μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur,
fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh
pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar
(20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning
keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat
klinik menghasilkan S.aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis
yang berperan dalam virulensi bakteri. Berbagai derajat hemolisis disebabkan oleh
S.aureus dan kadang-kadang oleh spesies stafilokokus lainnya. (Jawetz et al., 2008)
III. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan dengan menggunakan pewarnaan tinta cina

 Alat :  bahan :
a) lampu spiritus a) tinta cina
b) jarum ose b) tisu
c) objek glass c) label
d) pipet tetes d) bakteri e.coli
e) mikroskop e) kristal violet
f) bak pengecatan f) oil emersi
g) aquadest

Alat dan bahan dengan menggunakan pewarnaan eosin

 Alat :  bahan :
a) lampu spiritus a) eosin
b) jarum ose b) kristal violet
c) objek glas c) tisu
d) mikroskop d) label
e) bak pengecataan e) bakteri staphylococcus
f) pipet tetes f) aquades
g) oil emersi

IV. Prosedur Kerja


A. Tinta Cina
1. Beri label pada salah satu bagian ujung preparat glass
2. Bersihkan glass preparat menggunakan tissu
3. Flaming preparat pada lampu spiritus
4. Tetesi tinta cina dengan pipet tetes pada bagian ujung preparat .
5. Kemudian flaming patridis dan ose pada lampu spritus
6. Ambil bakteri dengan menggunakan ose pada petridis
7. Letakan bakteri tersebut pada preparat yang telah ditetesi tinta cina
8. Buat apusan satu arah menggunakan preparat glass lain yg telah dibersihkan
9. Keringkan dengan cara suhu ruang atau letakan pada bawah ac.
10. Kemudian letakan preparat pada bak pengecatan
11. Lalu teteskan larutan zat warna kristal violet selama 2 menit ,sebanyak 1 atau
2 tetes menggunakan pipet tetes
12. Tiriskan preparat kemudian
13. Keringkan dibawah ac
14. Kemudian amati dengan mikroskop, tambahkan oil emersi agar memperjelas
lapangan pandang, lihatlah/amatilah kapsul dan bentuk dari bakteri
B. Pewarnaan Eosin
1. Beri label pada salah satu bagian ujung preparat glass
2. Bersihkan preparat glass dengan tisu kemudian di fiksasi di atas lampu spiritus
3. Tetesi eosin sebanyak 1 tetes menggunakan pipet tetes
4. Kemudian flaming patridis pada lampu spritus
5. Pijarkan jarum ose dan diambil bakteri dari media dengan cara aseptik lalu
diratakan atau dihogenkan di atas preparat glass.
6. Buat apusan satu arah menggunakan preparat glass lain yg telah dibersihkan
7. Keringkan dengan suhu ruang atau keringkan dibawah ac
8. Kemudian letakan preparat pada bak pengecatan
9. Lalu teteskan larutan zat warna kristal violet selama 2 menit sebanyak 1 atau 2
tetes menggunakan pipet tetes
10. Tiriskan preparat kemudian
11. Keringkan dibawah ac sampai kering.
12. Kemudian amati dibawah mikroskop, tambahkan oil emersi agar memperjelas
lapangan pandang, lihatlah/amatilah kapsul dan bentuk dari bakteri
V. Hasil

No Pewarnaan Bakteri Hasil


1 Tinta cina E.coli Telah ditemukan bakteri E.coli bentuk
bacil/batang dengan morfologi :
monobacillus
2 Eosin Staphylococcus Telah ditemukan bakteri
aureus Staphylococcus aureus bentuk
coccus/bulat dengan morfologi:
monococcus
VI. Pembahasan
A. Pewarnan Kapsul Dengan Tinta Cina
Dari pratikum yang telah dilakukan telah menemukan bakteri E.coli bentuk basil
dengan morfologi: monobacil. Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa
pewarnaan kapsul. Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa,
tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan
tinta cina, kemudian digesekkan diatas kaca objek .Zat warna tidak akan mewarnai  bakteri,
akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat
tidak berwarna dengan latar belakang hitam (Lay, 1994)
Tinta cina bersifat asam dan tidak dapat menembus atau  berpenetrasi ke dalam sel
bakteri karena tinta cina memiliki muatan negatif dari komponen kromoforik yang akan
bertolakan dengan muatan negatif yang dimiliki oleh sitoplasma bakteri sehingga tinta cina
hanya akan memberi warna hitam pada latarnya saja (Dwidjoseputro, 1998).
B. Pewarnaan Kapsul Dengan Eosin

Dari paratikum yang telah dilakukan telah menemukan bakteri staphylococcus


dengan bentuk coccus dengan morfologi : monobacil, menggunakan teknik
pengecatan dengan eosin. Eosin ialah zat warna merah fluorescent yang dihasilkan
dari aksi brom pada fluorescein. Eosin dapat digunakan untuk mewarnai sitoplasma,
kolagen dan serat otot untuk pengujian di bawah mikroskop. Struktur  yang  mudah
diwarnai dengan eosin disebut eosinophil. (https://wawasanilmukimia/eosin-zat-
warna-penting-dalam-histologi)

Yang dimana kapsul merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel yang
berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Misalnya berperan dalam mencegah
kekeringan, menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga
kapsul memberikan sifat virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat
mencantelkan diri pada permukaan. Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh
karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut
Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan kristal violet. Satu lagi cara untuk
perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif. Pada pewarnaan negatif latar
belakangnya diwarnai zat warna negatif sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna
basa. Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan
latar belakang yang berwarna (DjaenuridanIskandar,2006)
VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Telah berhasil melihat kapsul dan bentuk/morfologi dari bakteri e.coli, dimana
bentuk/morfologi yang telah dlihat antara lain: bentuk monobacil
2. Telah mengetahui bagaimana cara pengecatan kapsul bakteri dengan teknik
pengecatan menggunakan tinta cina dan kristal violet
3. Telah berhasil melihat kapsul dan bentuk/morfologi dari bakteri staphylococcus
aureus, dimana bentuk/morfologi yang telah dlihat antara lain: bentuk monococcus
4. Telah berhasil mengetahui bagaimana cara pengecatan kapsul bakteri menggunakan
eosin dan kristal violet
Daftar Pustaka

Anshori, M. 2009.  Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI . Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Djaenuri dan Iskandar. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Klebsiella Pneumoniae Dari Kelinci
Dan Marmot. Balai Besar Penelitian Veteriner. Tersedia online di :
http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php?
option=com_phocadownload&view=category&id=70:3&download=1245:3&start=40&Itemi
d=1[ Diakses pada 23-03-2015]

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan


widjoseputro, D.1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan

Fadilah, Muhyiatul.2011. Deteksi kapsul dan slime pada bakteri patogen yang
diisolasi dari benih lele dumbo.Jurnal Sainstek Vol.III, No.2, pp.124 –128
.
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I . Jakarta: Erlangga

Jawetz et al., 2008.Medical Microbiology.24thed. North America: Lange


Medical book

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga


Grafindo Persada

Pakadang,Sesilia R.,dkk.2015.Buku Penuntun Praktikum Laboratorium


Mikrobiologi dan Parasitologi.Makassar:Tim penyusun

https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/12/eosin-zat-warna-penting-
dalam-histologi/
Lampiran

Gambar disamping merupakan pewarna yang dipakai untuk


pewarnan kapsul bakteri

Gambar disamping merupakan preparat yang telah diapuskan


dengan bakteri e.coli dan tinta cina

Gambar pemeriksaan kapsul bakteri


e.coli tetapi inti sel tidak terlihat pada
lapangan pandang 100x

Gambar kapsul
bakteri e.coli
Gambar disamping merupakan pewarna yang dipakai
untuk pewarnan kapsul bakteri

Gambar disamping merupakan preparat yang telah


diapuskan dengan bakteri staphylococcus dan eosin

Gambar pemeriksaan kapsul mikroskop bakteri


staphylococcus auureus pada lapangan pandang 100x

Gambar kapsul bakteri


staphylococcus, dengan
morfologi monococcus

Anda mungkin juga menyukai