Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

PERCOBAAN II

UJI IN VITRO IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM SALISILAT

DALAM MAKANAN

OLEH

NAMA : VICKY ASNUR

NIM : A201701056

KELAS : C2

KELOMPOK : II( DUA)

DOSEN : SYAWAL ABDURRAHMAN S.SI M.SI

LABORATORIUM KLINIK

PROGRAM STUDI D-IV ANALISIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2019
UJI IN VITRO IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM SALISILAT DALAM MAKANAN ATAU OBAT

A. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum kali ini adalah uji in vitro identifikasi senyawa asam
salisilat dalam makanan atau obat adalah untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya
senyawa asam salisilat dalam sampel makanan atau obat.

B. Landasan Teori
Asam salisilat merupakan kelompok senyawa obat yang telah di pergunakan
secara luas karena memiliki efek sebagai analgesik , antiperetik dan antiflanmasi. Turun
asam salisislat yang paling umum di gunakan adalah asam asetil salisilat (asetosal).
Asetosal sering di gunakan untuk mengurangi sakit kepala, inflanmasi, nyeri,sendi, juga
beberapa pengobatan serangan jantung dan stroke kepada orang tua. Asam salisilat dan
turunanya termaksud dalam golongan obat antiinflanmasi non seteroid obat-obatan yang
bekerja dengan cara menghambat enzim siklooginase sehingga menyebabkan konversi
asam arikodonat menjadi prostatgladin yang terganggu, yang merupakan salah satu enzim
penting yang terlibat dalam proses metabolisme asam arakidonat. (Sri winarsih, 2012)
Paparan sinar matahari selain memberikan efek untuk uji senyawa asam salisilat
yang memberikan efek yang mengguntungkan namun juga memberikan efek yang
merugikan dalam memakai obat tubuh manusia tergantung pada panjang dan frekuensi
paparan intensitas sinar matahari dan sensitivitas individu yang terpapar. Manusia
membutuhkan sinar matahari dan sensitivitas individu yang terpapar. Paparan sinar
matahari yang berlebihan dapat menimbulkan efek yang merugikan pada pada kulit
manusia karena sinar ultraviolet. Zat yang dapat menyerap sedikitnya 85% sinar matahari
pada panjang gelombang 290 sampai 320 nm tetapi dapat meneruskan sinar panjang
gelombang lebih dari 320 nm. ( Hamida sri, 2013)
Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar
yang dapat menyebabkan kulit yang pertama kali menerima perangsang seperti
rangsangan sentuhan rasa sakit mauoun yabg buruk dari luar. Asam salisilat pada obat
juga memiliki efek samping seperti resistensi terhadap antibiotik dan iritasi kulit.
Pencarian anti bakteri dari bahan alam yang diketahui aman di bandingkan dengan obat
obatan berbahan kimia . Salah satu tanaman yang secara empiris dan berdasarkan dan
data ilmiah yang dapat memiliki khasiat pada bahan tersebut, yang memiliki
mengandung alkoid khususnya pada senyawa obat obattan tersebut( Yuni Arsita , 2013)
Prinsip pemeriksaan in vitro ialah jenis pemeriksaan yang di lakukan dalam
tabung reaksi , piring kultur sel atau di luar tubuh mahkluk hidup. In vitro mensyaratkan
adanya kontak antara bahan atau suatu komponen bahan dengan sel , emzim atau isolasi
dari suatu system enzim atau isolasi system biologik. Proses kontak dapat dapat terjadi
secara langsung dalam arti bahan langsung berkontak dengan system sel tanpa adanya
barier atau dengan menggunakan adanya barier. Bisa pula pemeriksaan in vitro dapat di
gunakan untuk mengetahui sittoksitas atau pertumbuhan sel, tanpa adanya pertumbuhan
sel , metabolisme set fungsi sel. Pemeriksaan in vitro untuk mengetahui suatu bahan
terhadap genetik sel. ( Retno, 2008)
Pemisahan suatu zat ekstraksi dari campuran nya dengan pembagian sebuah zat
terlaryt antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk dapat mengambil zat terlarut
tersebut dari suatu pelarut ke pelarut yang lain. Bertujuan untuk melarutkan senyawa-
senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman ke dalam pelarut yang ada di dalam
tanaman yang di pakai untuk proses ekstraksi tersebut.Pemisahan yang di lakukan pada
sampel tersebut untuk dapat mebegtahui kadar dari sapel tersebut dab dapat di ketahui
pula di mana sampel tersebut dan dapat di ekstraksi selanjutnya( Gusti,2016).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut
a. Corong pisah
b. Neraca analitik
c. Erlenmeyer
d. Cawan porselen
e. Kaca arloji
f. Gelas ikur
2. Bahan
Bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut
a. Tanaman pare
b. Aquades
c. Hcl, eter
d. Fecl3 6,5%
D. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah di bawah ini dalam bentuk diagram alir

Persiapan Sampel Pare


- Dicuci dan dibersihkan sampel pare dengan air
kemudian dibelah dan dipisahkan buah biji pare
- Dipotong-potong daging buah pare dan
dikeringkan kemudian di blender

Sampel- Pare

- Diencerkan dan ditimbang methanol


- Direfruks dan kemudian disaring

Fitrat Residu

- Dipekatkan kemudian
dipanaskan (refluks)
- Ditambahkan

Methanol N-heksana Etil Asetat

- Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi jentik nyamuk dan


diamati yang mana lebih toksik

Hasil

E. Hasil praktikum
Hasil dari praktikum kali ini terdapat di dalam table di bawah ini
No Gambar Keterangan
1

F. Pembahasan
Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan
sehari-hari serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan
sebagai bahan utama dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik serta
bahan baku untuk keperluan dalam bidang farmasi . Sebagai antiseptik, asam salisilat
adalah zat yang dapat mengiritasi kulit dan selaput lendir. Asam salisilat tidak diserap
oleh kulit, tetapi membunuh sel epidermis dengan sangat cepat tanpa memberikan efek
langsung pada sel dermis. Setelah beberapa hari akan menyebabkan terbentuknya
lapisan-lapisan kulit yang baru . Oleh karena itu, asam salisilat biasanya digunakan untuk
obat topikal.
Senyawa- senyawa yang bersifat karatolitik dan antiseptik biasa di gunakan
untuk mencegah penyakit kulit seperti ada yang penyakit lain lain yang dapat yang di
lakukan atau pun gatal-gatal di daerah tubuh tertentu dan salah satu bahan yang sering di
gunakan adalah asam salisilat. Asam salisilat merupakan zat yang anti sekaligus karatolik
yang lazim di berikan secara topikal. Penggunaan serbuk tabur atau karatolik merupakan
usaha yang akan mengurangi ketebalan interraseluler dalam selaput tanduk dengan cara
melarutkan buah tanaman pare tersebut dan dapat menyebabkan desintregrasi dan dapat
menyebabbkan penyakit yang bisa di timbulkan pada tanaman pare tersebut dan agar di
ketahui damana adanya asam salisilat tersebut.
Asam salisilat bila di reaksikan dengan FeCL3 akan terbentuk senyawa –
senyawa yang terdapat dalam tanaman buah pare yang telah kita larutkan di dalam portal
dan di tumbuk hingga halus dan setelah itu di diamkan kembali itu sampel buah pare
tersebut agar dapat di ketahui asam salisilatnya tersebut. Sebagai dasar uji stabilitas
dengan spektrometri uv-vis senyawa pada tanaman tersebut bisa mengarbsorbansi radiasi
elektromagnetik pada daerah vasibel.
Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% . pemberian habrun tidak
berwarna atau serbuk berwarna putih . Menunjukan reaksi yang ada pada tanaman buah
pare orgonoleptis pada asam salisilat berasal asam dan berbau dan berbentuk srbuk halus
pada sampel pare tersebut. Larut di dalam aquades dan tidak larut dalam aqua dan
kliroform yang akan larut dalam air karena kadar air yang di berikan hanya sedikit dan
koloroform yang di berikan tidak pekat. Berbeda dengan sampel-sampel yang lai n yang
bisa larut di dalm air dan dapat di ketahui cepat hasilny sudah tercampur dengan bahan
lain.
Asam salisilat hanya memiliki efek antiperetik dan anageltik yang rendah.
Karena timbulnya rangsangan pada mukosa lambung akibat di perlukan dosis tinggi
maka asam salisilat hanya di pergunakan dalam bentuk garamnya. Turunanya yang
terpenting adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik tetapi juga bisa di gunakan
dalam pemeriksaan yang lain dan dapat pula di ketahui apa apa saja yang terkandung di
dalam sampek pare tersebut. Asetosel sering di gunakan untuk mengurangi penyakit –
penyakit yang ada di dalam tubuh dan beberapa pengobatan serangan jantung dan stroke
pada orang tua . Salisilat termasuk dalam golongan obat inflanmasi nonsteroid , untuk
menghambat mekanisme kerja kerja enzim sikloogenase pada pusat termogelator ,di
hepotalamus di gunakan sebagai analgetik pada bahan pare tersebut.

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini untuk dapat mengetahui ada tidaknya senyawa asam
salisilat di dalam tumbuhan atau obat ialah di dalam sampel yang kita dapat pake ialah
sampel pare tidak terdapat adanya senyawa tersebut di dalam sampel pare.
DAFTAR PUSTAKA

Gusti,2013 Uji daya hambat buah jerus nipis terhadap pertumbuhan bakteri secara in
vitro Jurnal E Biomedik Vol 2 No 2

Hamida , 2013 Formulasi krim tabir surya ekstrak kulit nanas uji in vitro Jurnal Ilmiah
farmasi Vol 2 No 5

Sri winarsih ,2012 Uji efektifitas dekok bunga belimbing wuluh antimikroba terhadap
bakteri secara in vitro Jurnal ilmu pertanian Vol 6 No 1

Retno , 2008 Interaksi obat dan beberapa implikasinya Jurnal e. biomedik Vol 5 No 8

Yuni Arsita ,2013 Uji daya hambat air terhadap pertumbuhan bakteri staphylpcocus
aereus secara in vitri Jurnal Keperawatan Vol 1 No 5

Anda mungkin juga menyukai