Anda di halaman 1dari 70

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH


MENGGUNAKAN
NAKAN TABUNG VAKUM GEL SEPARATOR DAN
TABUNG VAKUM PLAIN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Analis Kesehatan

Oleh :

ANISAH DWI RAHMAWATI


NIM. PO.71.34.0.15.004

KEMENTE
ERIAN
RIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH


MENGGUNAKAN TABUNG VAKUM GEL SEPARATOR DAN
TABUNG VAKUM PLAIN

Yang dipersiapkan oleh :

ANISAH DWI RAHMAWATI


NIM PO.71.34.0.15.004

Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Disidangkan Dihadapan Dewan Penguji


Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang

Oleh :

Dosen Pembimbing KTI

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhayati, S.Pd, S.KM, M.Kes Asrori, S.Pd, MM


NIP. 19700924 199103 2 001 NIP 19690808 1999101 1 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH


MENGGUNAKAN TABUNG VAKUM GEL SEPARATOR
DAN TABUNG VAKUM PLAIN

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :

ANISAH DWI RAHMAWATI


NIM.PO.71.34.0.15.004

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis


Ilmiah Pada Tanggal 04 Juni 2018
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto :
“Fastabiqul Khairat” Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan
“Innallaha Ma’a Sobirin” Sesungguhya Allah bersama orang-orang yang sabar

Dengan izin Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, Kupersembahkan Karya
Tulis Ilmiah ini untuk :
1. Mama Nur ku tersayang yang telah berusaha sekuat jiwa dan raga, dan
selalu memberikan doa, motivasi, dan nasehat yang tiada henti. Sehingga
anakmu ini dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang Insyaallah dapat
bermanfaat dan Alm Papa ku tersayang ,Terimakasih pa, semoga papa
bangga dengan anakmu ini. Serta kakak ku, Kak Mirza Eka Putra,terima
kasih telah menjadi kakak yang bertanggung jawab, terima kasih karna
telah banyak membantu, telah memberikan semangat, motivasi dan doa
2. Pembimbing ku Bu Nurhayati sekaligus dosen Pembimbing Akademik dan
Pak Asrori yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi ,
nasehat, dan arahan dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah. Penguji Pak
Ihsan Tarmizi dan Pak Abdul Mutholib, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi selama penyusunan karya tulis ilmiah ini
3. Seluruh staf dan dosen analis kesehatan yang telah membimbing,
mengajar, memberikan ilmu, dan memberikan motivasi selama tiga tahun
perkuliahaan
4. Keluarga besar BBLK Palembang terkhusus pak nas, kakak – kakak
intalasi PPC ( kak amel, kak leily, kak olive, kak rusda, mas PJ, bu asro),
dan kakak-kakak instalasi patologi klinik ( kak umi, kak rahmi, kak siska,
bu lena, kak flora, kak ilmy) yang telah banyak membantu dari awal
proses penelitian sampai selesai penelitian
5. Semua teman-teman seperjuangan analis kesehatan 15 terkhusus Tri-Sapta
Heol (Miranti, Sharfina, Endah, Adinda, Bella, Olive, Alqawi, Yusuf,
Bayu) yang saling menguatkan satu sama lain, Atikah dan Anggun yang

iv
selalu memberikan semangat dan hiburan dikala stress melanda, kak yul
yang bersama-sama berjuang, Blitang Squad (Adinda, Nadaa, Novita,
Regina, Julian) yang sama-sama berjuang di tempat orang, Teman-teman
seperjuangan penelitian (Nia, Hartina).
6. Adek-adek HMJ analis kesayangan (dini, yos, mitha, wulan, anik, zurai,
feny, upit, nita, desty, roma, detha, pipi) yang telah banyak memberikan
suka cita didalamnya.
7. Kak desi, kak tinik, kak putri dan kakak –kakak yang lain yang telah
bersedia menjadi tempat bertanya. Idza dan indah semangat kuliahnya
jangan banyak mengeluh dan harus cepet-cepet nyusul.
8. Almamater kebanggaanku.

v
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

ANISAH DWI RAHMAWATI


NIM.PO.71.34.0.15.004

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH


MENGGUNAKAN TABUNG VAKUM GEL SEPARATOR DAN TABUNG
VAKUM PLAIN
xvi + 34 halaman, 5 tabel, 3 gambar, 10 lampiran

ABSTRAK
Serum didapatkan dari proses sentrifugasi whole blood (darah lengkap) yang
ditampung dalam wadah penampung darah berupa tabung vakum. Tabung vakum
yang digunakan yaitu tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain.
Tabung vakum gel separator adalah tabung yang didalamnya terdapat zat aditif,
serta menghasilkan serum yang lebih banyak dan mencegah pencampuran kembali
antara serum yang terbentuk dan sel darah merah. Tabung vakum plain adalah
tabung vakum yang di dalamnya tidak terdapat zat aditif yang harganya lebih
ekonomis, tetapi dapat menyebabkan terjadinya glikolisis apabila serum yang
terbentuk tidak segera dipisahkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan
tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain. Desain penelitian adalah
analitik. Sampel yaitu darah vena yang diambil dari 35 pasein yang memeriksakan
kadar glukosa darah puasa (BSN) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat yang
digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa darah ini yaitu clinical chemistry
analyzer. Dari uji normalitas data Kolmogorov – Smirnov didapatkan p = 0.000
artinya p < 0.05 yang berarti distirubsi data tidak normal. Selanjutnya analisis data
dilanjutkan dengan uji non parametrik (Wilcoxon) dan didapatkan hasil p = 0,436
artinya p > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain.
Sehingga dapat disimpulkan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain
dapat digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa darah apabila dilakukan sesuai
prosedur. Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah diharapkan memperhatikan
stabiltas, presisi, dan akurasi pemeriksaan.

Kata Kunci : Glukosa Darah, Tabung Vakum Gel Separator, Tabung Vakum
Plain
Kepustakaan : 14 (1995 – 2017)

vi
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
Scientific Paper, June 2018

ANISAH DWI RAHMAWATI


NIM. PO.71.34.0.15.004

DIFFERENCE OF BLOOD GLUCOSE LEVELS BETWEEN SERUM


COLLECTED IN SERUM SEPARATOR TUBE (SST) AND PLAIN TUBE
xvi + 34 pages, 5 tables, 3 figures, 10 appendices

ABSTRACT

Serum is obtained from whole blood centrifugation which is stored in a evacuated


tubes. The evacuated tubes that can be used are Serum Separator Tube (SST) and
plain tubes. The Serum Separator Tube (SST) contains gel, produces more serum,
and separate serum and red blood cells. The plain tube doesn’t contain additive
and is more economical, but it can cause glycolysis if the serum is not separated
immediately. The aim of this study was to determine the difference of blood
glucose level using Serum Separator Tube (SST) and plain tube. This was
analytical study. The samples of this study were venous blood collected from 35
patients examining Blood Sugar Nuchter (BSN) at Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK) Palembang. The samples were chosen by using accidental
sampling technique. The blood glucose level was measured by using clinical
chemistry analyzer. The results of this study were analyzed using Kolmogorov –
Smirnov. Normality test showed p value was 0.000. It meant the data were not
normally distributed. The data were then analyzed with non-parametric test
(Wilcoxon) and the result showed p value was 0.436 . It meant there was no
difference in blood glucose level using serum separator tube (SST) and plain tube.
It can be concluded that serum separator tube (SST) and plain tube can be used to
examine blood glucose level. Medical laboratory technologists must know the
stability, precision, and accuracy of the examination for measuring blood glucose
levels.

Keywords : Blood Glucose, Serum Separator Tube (SST) , Plain Tube


Literatures : 14 (1995 – 2017)

vii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Anisah Dwi Rahmawati
NIM : PO.71.34.0.15.004
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 17 Februari 1997
Judul Karya Tulis Ilmiah : Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar
Glukosa Darah Menggunakan Tabung
Vakum Gel Separator dan Tabung Vakum
Plain
Menyatakan dengan sebenar-benarnya
sebenar benarnya bahwa karya tulis ilmiah ini adalah benar
hasil karya tulis sendiri dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.
Demikan pernyataan ini saya buat dan apabila kelak dikemudian hari terbukti
dalam karya tulis ilmiah ini ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
ketentuan yang berlaku.

Palembang, Juni 2018


Yang Menyatakan

Anisah Dwi Rahmawati

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah yang berjudul “ Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar

Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator dan Tabung

Vakum Plain “ sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa petunjuk

bagi umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat memperoleh

gelar sebagai Ahli Madya Analis Kesehatan di Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Palembang.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini,

khususnya kepada :

1. drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Palembang

2. Diah Navianti, AMAK, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang

3. Nurhayati, S.Pd, S.KM, M.Kes selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan banyak bantuan serta pengarahan selama

proses penyusunan karya tulis ilmiah dan dalam 3 tahun proses perkuliahan

ix
4. Asrori, S.Pd, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak

bantuan serta pengarahan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah

5. M. Ihsan Tarmizi, S.Pd, M.Pd selaku penguji I yang telah memberikan

banyak bantuan serta pengarahan selama proses penyusunan karya tulis

ilmiah

6. Abdul Mutholib, ST, MT selaku penguji II yang telah memberikan banyak

bantuan serta pengarahan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah

7. Seluruh dosen dan staff pengajar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang

8. Mama dan Kakak serta Alm Papa yang telah memberikan dukungan dan

doa’nya

9. Semua teman-teman Analis Kesehatan khususnya angkatan XVI yang selalu

memberikan motivasi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini banyak

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk penulisan yang lebih baik. Semoga karya tulis

ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palembang, Juni 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 4
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
1.5.1 Untuk Masyarakat .................................................................................. 4
1.5.2 Untuk Peneliti ........................................................................................ 4
1.5.3 Untuk tenaga laboratorium ..................................................................... 4
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Glukosa ......................................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian ............................................................................................... 6
2.1.2 Sumber Glukosa Darah .......................................................................... 6

xi
2.1.3 Metabolisme Glukosa............................................................................. 9
2.1.4 Penetapan kadar Glukosa ..................................................................... 10
2.1.5 Pengaturan Kadar Glukosa Darah ..................................................... 10
2.1.6 Pengertian Karbohidrat ........................................................................ 11
2.1.7 Klasifikasi Karbohidrat ........................................................................ 14
2.2 Tabung Vakum ............................................................................................ 15
2.2.1 Pengertian ............................................................................................. 15
2.2.2 Tabung Vakum Gel Separator .............................................................. 15
2.2.3 Tabung Vakum Plain ........................................................................... 17
2.3 Pengaruh Tempat Penyimpanan .................................................................. 17
2.3.1 Tabung Vakum Gel Separator terhadap Kadar Glukosa Darah ........... 17
2.3.2 Tabung Vakum Plain terhadap Kadar Glukosa Darah ......................... 18
2.4 Metode Pemeriksaan Laboratorium ............................................................ 19
2.5 Kerangka konsep ......................................................................................... 20
2.6 Definisi Operasional .................................................................................... 21
2.7 Hipotesis...................................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 23
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 23
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................. 23
3.3 Populasi dan sampel .................................................................................... 23
3.3.1 Populasi ................................................................................................ 23
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 24
3.4 Teknik Sampling ......................................................................................... 25
3.5 Metode dan Prinsip Pemeriksaan ................................................................ 25
3.5.1 Metode Pemeriksaan ............................................................................ 25
3.5.2 Prinsip Pemeriksaan ............................................................................. 26
3.6 Perlakuan sampel (alur penelitian ) ............................................................. 26
3.7 Interpretasi Hasil ......................................................................................... 27
3.8 Analisa Data ................................................................................................ 27

xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 28
4.1.1 Kadar Glukosa Darah Menggunakan T.V.Gel Separator..................... 28
4.1.2 Kadar Glukosa Darah Menggunakan T.V.Plain .................................. 28
4.1.3 Perbedaan kadar glukosa darah menggunkan T.V. Gel Separator dan
T.V.Plain ………………………..………………………………………… 29
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 31
4.2.1 Kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan
vakum plain ................................................................................................... 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 33
5.2 Saran ........................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

2.1 Ringkasan Reaksi dalam metabolisme bahan bakar ........................................ 9

2.2 Sebab-sebab kadar glukosa abnormal ............................................................ 11

4.1 Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan t.v.gel Separator....... 29

4.2 Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan t. vakum plain .......... 30

4.3 Perbedaan glukosa darah menggunakan t. v. gel separator dan t.v.plain ....... 31

xiv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Siklus Cori Atau Asam Laktat……………………………………… 8

2.2 Gambar Tabung Vakum Gel Separator ……………….……………………. 16

2.3 Gambar Tabung Vakum Plain ……………………………………………… 17

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Agenda bimbingan penyusunan Karya Tulis Ilmiah

2. Surat Izin Penelitian

3. Prosedur pengambilan darah vena menggunakan tabung vakum

4. Prosedur pemeriksaan glukosa darah menggunakan automatic clinical

chemistry analyzer

5. Perhitungan sampel

6. Data Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung

Vakum Gel Separator dan Tabung Vakum Plain

7. Surat Selesai Penelitian

8. Hasil Perhitungan Uji Statistik

9. Dokumentasi Penelitian

10. Daftar Riwayat Hidup

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan

oleh kelebihan berat badan. Penyakit diabetes melitus disebabkan oleh kegagalan

produksi insulin, salah satu hormon dan atau pengantar kimia tubuh. Prevalensi

penderita penyakit diabetes melitus di Indonesia yaitu sebanyak 6,9 % pada tahun

2013 menurut Riskesdas. Penyakit diabetes melitus ini ditandai dengan tingginya

kadar glukosa darah. Maka dari itu sangat penting dilakukannya pengontrolan

terhadap kadar glukosa darah. Pengontrolan kadar glukosa darah ini dapat

dilakukan dengan mengatur pola makan serta olahraga, selain itu dapat juga

dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah secara laboratorium.(1)

Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah di laboratorium dibutuhkan

sampel berupa serum. Serum didapatkan dari proses pemusingan atau sentrifugasi

“whole blood” (darah lengkap).(2) Untuk mendapatkan serum tersebut dibutuhkan

wadah penampung darah yang disebut dengan tabung vakum. Di dalam tabung

vakum tersebut biasanya ditambahkan zat aditif yang memiliki satu atau lebih

fungsi spesifik untuk tujuan pemeriksaan tertentu. Salah satu zat aditif yang

digunakan di dalam tabung vakum yaitu aktivator pembekuan. Aktivator

pembekuan ini dapat mengaktifkan dan meningkatkan proses pembekuan darah.

Tabung vakum yang berisi aktivator pembekuan memiliki tutup bewarna kuning

yang berisi gel yang dapat memisahkan serum dan darah. Untuk mendapatkan

serum, selain digunakan tabung vakum dengan gel, bisa juga menggunakan

1
2

tabung vakum plain.(3) Gel yang terdapat pada tabung vakum ini dapat membantu

dalam proses pembekuan darah dan mempersingkat waktu sentrifugasi untuk

memperoleh serum. Tabung vakum dengan gel ini mudah untuk digunakan dan

menghasilkan serum yang lebih banyak. Waktu yang dibutuhkan darah untuk

membeku dengan menggunakan tabung vakum gel separator ini yaitu 5 menit

sedangkan jika menggunakan tabung vakum plain tanpa zat aditif akan memakan

waktu 15-30 menit untuk pembekuan darah tersebut. Selain itu, tabung vakum

dengan gel separator ini mencegah terjadinya percampuran kembali antara serum

dan sel darah merah yang telah terpisah, dan dapat mengurangi resiko terjadinya

glikolisis, sedangkan pada tabung vakum plain kemungkinan terjadinya glikolisis

lebih besar dikarenakan tidak adanya pembatas antara serum dan sel darah merah

apabila serum tidak segera dipisahkan. Tetapi dari segi harga, tabung vakum plain

memiliki harga yang lebih ekonomis daripada tabung vakum gel separator. Selain

itu, tabung vakum plain ini juga dapat digunakan lagi untuk penampungan darah

setelah dilakukan pencucian tabung, sedangkan tabung vakum dengan gel

separator hanya dapat dipakai satu kali penggunaan saja.(3)

Menurut penelitian Furqon (2015), dkk, didapatkan bahwa konsentrasi

glukosa pada serum memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang, baik pada

tabung vakum gel separator atau tabung vakum plain yang serumnya dipisah.

Kedua tabung tersebut juga akan mengalami penurunan kadar glukosa secara

signifikasi pada kurun waktu 12 jam.(4) Menurut Mikesh dan Bruns, glukosa yang

terdapat dalam serum dalam tabung yang berisi sel darah akan mengalami

penurunan seiring dengan berjalannya waktu. Saat spesimen belum diuji dan
3

serum tidak segera dipisahkan ke wadah penampungan lain, proses glikolisis

dapat terjadi oleh komponen-komponen seluler yang terdapat di dalam serum dan

dapat menyerap kandungan glukosa di dalamnya mulai dari 5% - 7% setiap

jamnya.(5) Sedangkan, menurut Serap Cuhadar dkk, konsentrasi glukosa akan

menurun dalam waktu 1 jam apabila disimpan di dalam tabung yang tidak berisi

gel pada suhu 24ºC. Sedangkan konsentrasi glukosa tesebut dapat stabil apabila

disimpan didalam tabung yang berisi gel pada suhu 4ºC. (6)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “ Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator dan Tabung Vakum Plain 2018”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang ada adalah ada

atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan

tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana distribusi statistik kadar glukosa darah pada tabung vakum gel

separator ?

2. Bagaimana distribusi statistik kadar glukosa darah pada tabung vakum plain ?

3. Apakah ada atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain ?


4

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi statistik pemeriksaan kadar glukosa darah pada tabung

vakum gel separator

2. Diketahuinya distribusi statistik pemeriksaan kadar glukosa darah pada tabung

vakum plain

3. Diketahuinya apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

antara tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Untuk Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi mengenai

ada atau tidaknya perbandingan kadar glukosa darah menggunkan tabung vakum

gel separator dan tabung vakum plain.

1.5.2 Untuk Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana

pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pengalaman serta

dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh secara teori maupun praktek dalam

penelitian ini, khususnya dalam bidang kimia klinik.


5

1.5.3 Untuk tenaga laboratorium

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan pengetahuan,

khususnya pada mata kuliah kimia klinik di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup bidang kimia klinik yang bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain. Peneliti

melakukan penelitian di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

Penelitian ini menguji sebanyak 30 sampel dan diambil secara Accidental

Sampling. Metode pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa

darah ini yaitu GOD-PAP yang menggunakan alat Clinical Chemistry Analyzer .

Penelitian ini berlangsung dari tanggal 23-24 April 2018.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glukosa

2.1.1 Pengertian

Glukosa merupakan semacam gula sederhana yang berisi enam atom C

yang terdapat dalam makanan berbentuk sakarosa, laktosa, maltosa, dan menjadi

penyusun utama dari polisakarida majemuk yaitu zat pati atau amilum dalam

makanan. Enzim-enzim yang melepaskan glukosa dari senyawa-senyawa

majemuk dan glukosa itu dapat langsung dimetabolisme atau dapat juga diubah

bentuknya untuk disimpan. (2)

2.1.2 Sumber Glukosa Darah

Glukosa darah berasal dari berbagai makanan, glukoneogenesis, dan

glikogenolisis. Sebagian besar karbohidrat yang terdapat didalam makanan akan

membentuk glukosa. Karbohidrat dalam makanan yang dicerna secara aktif

mengandung residu glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang akan dilepas di dalam

intestinum. Unsur-unsur gizi yang tersedia tersebut akan diangkut ke dalam hepar

lewat vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa akan segera diubah menjadi glukosa

di dalam hepar. Glukosa dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang

mengalami glukoneogenesis. Senyawa ini dapat digolongkan ke dalam 2 kategori

yaitu senyawa yang meliputi konversi netto langsung menjadi glukosa tanpa daur

ulang yang berarti, seperti beberapa asam amino serta propionat, dan senyawa

yang merupakan hasil metabolisme parsial glukosa dalam jaringan tertentu dan

6
7

yang diangkut ke dalam hepar serta ginjal untuk disintesis kembali menjadi

glukosa. Jadi, senyawa laktat yang terbentuk melalui oksidasi glukosa di dalam

otot rangka dan oleh eritrosit, akan dibawa ke dalam hepar dan ginjal untuk

dijadikan glukosa kembali sehingga unsur ini tersedia lewat sirkulasi bagi oksidasi

di dalam jaringan.

Proses di atas disebut dengan siklus Cori atau siklus asam laktat. Gliserol

3-fosfat untuk sintesis triasilgliserol dalam jaringan adiposa berasal dari glukosa

darah. Senyawa asilgliserol pada jaringan adiposa terus-menerus mengalami

hidrolisis untuk membentuk gliserol bebas yang tidak dapat digunakan oleh

jaringan adiposa dan dengan demikian akan berdifusi keluar serta masuk ke dalam

darah. Gliserol bebas ini akan diubah kembali menjadi glukosa lewat mekanisme

glukoneogenesis di dalam hepar dan ginjal. Pada saat kelaparan ternyata alanin

yang paling dominan diantara asam-asam amino yang diangkut dari otot ke dalam

hepar. Kenyataan ini kemudian menghasilkan postulasi siklus glukosa alanin yang

mengakibatkan pendauran glukosa dari hepar ke otot dengan pembentukan

piruvat, yang diikuti oleh transaminasi menjadi alanin, lalu pengangkutan alanin

ke hepar, dan kemudian diikuti oleh glukoneogenesis kembali menjadi glukosa.

Pemindahan netto nitrogen amino dari otot ke hepar dan energi bebas dari hepar

ke otot dengan demikian bisa terlaksana. Energi yang diperlukan untuk sintesis

glukosa di dalam hepar dari piruvat berasal dari oksidasi asam-asam lemak.

Glukosa juga dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolisis. (7)


8

Gambar 2.1 Siklus Cori Atau Asam Laktat


Sumber : wirahadikusuma M. 1985.Biokimia:
1985.Biokimia: Metabolisme energi
karbohidrat, dan lipid. Bandung : ITB

2.1.3 Metabolisme Glukosa

Metabolisme glukosa menyusun asam piruvat, asam laktat, dan asetil-


asetil

koenzim A (acetyl-CoA).
CoA). Jika glukosa dioksidasi secara total akan menghasilkan

CO2, air, dan energi yang terbentuk akan disimpan dalam bentuk fosfat, yaitu

adenosine trifosfat (ATP). Jika glukosa belum akan dirombak maka glukosa ini

akan disimpan terlebih dahulu di hati dan otot dalam bentuk glikogen, yaitu satu
sa

polimer yang tersusun dari banyak molekul glukosa. Hati dapat mengubah

glukosa yang tidak terpakai, melalui senyawa-senyawa


senyawa senyawa menjadi asam lemak yang

disimpan dalam bentuk trigliserida atau menjadi


menjadi asam amino untuk membentuk
9

protein. Hati memiliki peran dalam menentukan apakah glukosa langsung bisa

dipakai selaku bahan bakar atau disimpan, atau juga digunakan untuk tujuan

struktual. Bila banyaknya glukosa atau glikogen yang dibutuhkan tidak dapat

mecukupi kebutuhan energi, hati dapat mensistensis glukosa dari asam lemak atau

dari asam amino yang berasal dari protein.

Glukosa merupakan bahan bakar yang digunakan untuk kebanyakan fungsi

sel dan jaringan. Oleh karena itu proses menyediakan glukosa menjadi proritas

utama dari homeostatis. Banyak sel dapat memperoleh sebagian kecil kebutuhan

energi oleh pembakaran asam lemak, tetapi jalur energi itu kurang efesien

dibandingkan dengan pembakaran glukosa. Proses tersebut dapat menyususn

asam lemak yang dapat merugikan tubuh bila sampai terjadi penimbunan. (2)

Tabel 2.1 Ringkasan reaksi dalam metabolisme bahan bakar

Proses Metabolik Reaksi Konsekuensi

Glikogenesis Glukosa Glikogen Glukosa darah

Glikogenolisis Glikogen Glukosa Glukosa darah

Glukoneogenesis Asam amino Glukosa Glukosa darah

Sintesis protein Asam amino protein Asam amino darah

Penguraian protein Protein asam amino Asam amino darah

Asam lemak &gliserol


Sintesis Lemak Asam lemak darah
Trigeliserida

Trigliserida asam lemak


Penguraian lemak Asam lemak darah
& gliserol
9

Sumber : Sherwood L, Fisologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Seri 8.Jakarta

Elservier inc ;2011

2.1.4 Penetapan kadar Glukosa

Untuk mengukur kadar glukosa darah digunakanlah dua macam teknik.

yaitu cara kimia dan cara enzimatik. Cara kimia yaitu memanfaatkan sifat reduksi

molekul glukosa yang tidak spesifik. Sedangkan cara enzimatik yaitu glukosa

oksidase bereaksi dengan substrat spesifiknya, yakni glukosa dengan

membebaskan hidrogen peroksida yang banyaknya diukur secara tidak langsung.

Nilai-nilai yang ditemukan dengan cara reduksi adalah 5-15 mg/dl lebih tinggi

dari yang didapat dengan cara-cara enzimatik, karena disamping glukosa terdapat

zat-zat reduksi lain dalam darah. Dalam serum normal ureum dapat memberikan

daya reduksi yang sepadan sampai 10 mg glukosa/dl darah, dan pada uremia

angka itu lebih tinggi. Sistem-sistem indikator yang dipakai pada berbagai metode

enzimatik yang otomatik berpengaruh kepada hasil penetapan dan juga kepada

nilai rujukan. (2)

2.1.4.1 Tinjauan Teknis

Serum ataupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab

eritrosit dan leukosit dapat merombak glukosa untuk memetabolismenya. Darah

yang berisi sangat banyak leukosit mungkin secara artefisialnya dapat

menurunkan kadar glukosa darah. Serum apabila disimpan di dalam suhu lemai es

kadar glukosa darahnya akan tetap sama sampai 24 jam atau lebih tanpa adanya

kontaminasi dari bakteri. Dalam keadaan puasa, kadar glukosa darah dalam
11

darah arteri, vena, dan kapiler sama tinggingya dan setelah makan kadar glukosa

dalam darah vena lebih rendah dari darah arteri atau kapiler.

2.1.4.2 Tinjauan Klinis

Kadar gula darah puasa memberikan kesan paling baik tentang

homeostatis secara menyeluruh. Penetapan paling sering dilakukan menggunakan

sampel puasa. Nilai postprandial 2 jam setelah makan mencerminkan respon

metabolik atas pembebanan karbohidrat (2)

Tabel 2.2 Sebab-sebab kadar glukosa abnormal

Nilai rujukan glukosa dalam serum puasa : 60-110 mg/dl

Hiperglikemia menetap Hipoglikemia menetap

-Diabetes melitus -Insulinoma

-Hiperaktifitas cortex adrenal -Insufisiensi cortex adrenal (penyakit

(sindrom cushing) addison)

- Akromegali -Galaktosemia

- Obesitas -Produksi insulin ektopik oleh tumor

Hiperglikemia sejenak Hipoglikemia sejenak

-Feokrositoma -Minum banyak alkohol

-Penyakit hati berat -Obat-obatan:salisilat,tuberkulostatika

-Reaksi stress akut -Penyakit hati berat & Intoleransi

-Kejang-kejang terhadap fruktosa herediter

Sumber : K.F.Widman. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium


12

2.1.5 Pengaturan Kadar Glukosa Darah

Pada orang normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah sangat

sempit, biasanya antara 80 dan 90 mg/100 ml darah pada orang yang sedang

berpuasa yang diukur sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat menjadi

120 sampai 140 mg/100 ml selama kira-kira satu jam pertama setelah makan,

namun sistem umpan balik yang mengatur kadar glukosa darah dengan cepat

mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya. Biasanya ini terjadi

dalam waktu 2 jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir. Sebaliknya, pada

keadaan kelaparan, fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan glukosa yang

dibutuhkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa. Pengaturan kadar

glukosa darah ini juga sangat penting karena secara normal glukosa merupakan

satu-satunya bahan makanan yang dapat digunakan oleh otak, retina, epitel

germinal gonad dalam jumlah yang cukup untuk menyuplai jaringan tersebut

secara optimal sesuai dengan energi yang dibutuhkannya. Oleh karena itu,

konsentrasi glukosa darah harus dipertahankan pada kadar yang cukup tinggi

untuk menyediakan nutrisi yang penting. Selain itu, konsentrasi glukosa darah

juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena adanya hal berikut

Pertama, glukosa dapat menimbulkan sejumlah besar tekanan osmotik dalam

cairan ekstraseluler dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan,

akan dapat menimbulkan dehidrasi sel. Kedua, tingginya konsetrasi glukosa dalam

darah menyebabkan keluarnya glukosa dalam air seni. Ketiga, hilangnya glukosa

melalui urine juga menimbulkan diuresis osmotik oleh ginjal, yang dapat

mengurangi jumlah cairan tubuh dan elektolit. Keempat, peningkatan jangka


13

panjang glukosa darah dapat menyebabkan kerusakan pada banyak jaringan

terutama pembuluh darah. Kerusakan vaskuler akibat diabetes melitus yang tidak

terkontrol akan berakibat pada peningkatan risiko terkena serangan jantung,

stroke, penyakit ginjal stadium akhir, dll.(8)

2.1.6 Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat atau bisa juga disebut dengan hidrat arang mempunyai

peranan struktural maupun metabolik yang tersebar di dalam tumbuhan, hewan

serta unsur makanan. Dalam tumbuhan, glukosa di sintesis dari karbon dioksida

serta air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau diubah menjadi

selulosa yang merupakan kerangka tumbuhan. Sedangkan pada hewan,

karbohidrat disintesis sebagai dari lemak dan protein, tetapi jumlah karbohidrat

terbesar dalam jaringan tubuh hewan berasal dari tumbuhan. Zat gula (glukosa)

merupakan zat karbohidrat yang terpenting. Glukosa merupakan bentuk

karbohidrat yang terdapat dalam makanan yang diserap dalam jumlah besar

kedalam darah dan dikonversikan di dalam hati, dan semua jenis karbohidrat

lainnya dapat dibentuk di dalam tubuh dari glukosa. Glukosa merupakan bahan

bakar utama bagi jaringan tubuh mamalia kecuali hewan memamah biak dan

menjadi bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi jenis

karbohidrat lain yang mempunyai fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen

digunakan sebagai simpanan energi, ribosa yang terdapat dalam asam nukleat,

galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa-senyawa lipid kompleks tertentu,

dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu terdapat di dalam glikoprotein

sertaproteoglikan.(9)
13

2.1.7 Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (7)

a. Monosakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis menjadi bentuk

yang sederhana lagi. Monosakarida terbagi menjadi beberapa bentuk lagi yaitu

triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa, atau oktosa, menurut jumlah atom

karbon yang dimiliki dan sebagai aldosa atau pun ketosa, tergantung gugus yang

digunakan apakah aldehid atau keton.

b. Disakarida

Merupakan jenis karbohidrat apabila dihidrolisis akan menghasilkan dua

molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Contoh dari disakarida ini yaitu

maltosa dan sakarosa. Maltosa akan menghasilkan dua molekul glukosa dan

sukrosa yang menghasilkan satu molekul glukosa serta satu molekul fruktosa.

c. Oligosakarida

Menghasilkan dua hingga sepuluh unit monosakarida apabila dihidrolisis.

Contohnya maltotriosa

d. Polisakrida

Menghasilkan lebih dari sepuluh molekul monosakarida apabila dihidrolisis.

Contonya, polisakarida yang memiliki rumus bangun yang linear atau bercabang,

yaitu pati dan dekstrin. Bentuk ini kadang-kadang disebut heksosa atau pentose,

menurut jenis monosakarida yang dihasilkan pada waktu hidrolisis.


15

2.2 Tabung Vakum

2.2.1 Pengertian

Tabung vakum atau tabung evakuasi “evacuated tube” merupakan suatu

wadah yang hampa udara dan digunakan untuk menampung darah. Kevakuman

dari suatu tabung telah diatur sedemikian rupa dan terukur secara tepat agar dapat

mengisap volume darah sesuai volume tabung yang dibutuhkan. Pengambilan

darah dengan menggunakan tabung vakum ini disebut dengan sistem pengambilan

tertutup, karena darah dari pembuluh darah akan langsung mengalir ke dalam

tabung melalui jarum tanpa kontak dengan udara luar. Tabung vakum tersendiri

terbuat dari bahan plastik atau kaca dan tersedia dalam berbagai volume yang

berkisar dari 1,8 – 15 mL. Pemilihan tabung vakum yang akan digunakan

didasarkan atas volume darah yang dibutuhkan dalam proses pemeriksaan.

2.2.2 Tabung Vakum Gel Separator

Tabung vakum gel separator adalah suatu tabung yang digunakan untuk

wadah penampungan darah yang di dalam nya ditambahkan zat aditif yaitu

aktifator pembekuan atau yang disebut dengan gel separator. Gel yang terdapat di

dalam tabung vakum ini dapat meningkatkan koagulasi darah. Tabung gel

separator ini digunakan untuk mendapatkan serum. Tabung vakum gel separtor ini

memerlukan waktu yang singkat yaitu kurang lebih 5 menit untuk proses

pembekuannya selain itu dapat mempesingkat waktu dalam proses sentrifugasi.

Tabung vakum gel separtor ini memiliki tutup bewarna kuning. Tabung ini dapat

memisahkan antara serum dan darah sehingga memungkinkan sel-sel darah tidak

tercampur kembali dengan sel darah. (10)


16

Gambar 2.2 Tabung Vakum Gel Separator (Tutup Kuning)


Sumber : Kiswari R.2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta : Erlangga

2.2.3 Tabung Vakum Plain

Tabung Vakum Plain adalah tabung yang digunakan untuk proses

pengambilan darah. Tabung vakum plain ini ada yang terbuat dari bahan kaca atau

plastik. Saat ini, banyak laboratorium telah beralih ke tabung plastik karena

tabung vakum yang tebuat dari bahan plastik lebih aman. Tabung vakum plain ini

memiliki fungsi untuk pembuatan serum. Dalam pembuatan serum tabung vakum

tutup plain ini memiliki waktu 30-60 menit untuk pembekuan darahnya. Didalam

tabung vakum ini tidak ditambahkan zat aditif seperti halnya di tabung vakum gel

separator yang memiliki zat aditif berupa aktifator pembekuan, sehingga

antara sel darah merah dan serum yang dihasilkan tidak memiliki pembatas. Pada

tabung vakum plain memiliki resiko terjadinya glikolisis lebih besar dibandingkan

tabung vakum gel separator apabila serum yang telah dihasilkan di tabung vakum
17

plain tersebut tidak segera dipisahkan ke wadah penampungan lain atau tube

serum. (10)

Gambar 2.3 Tabung Vakum Plain (Tutup Merah)


Sumber : Kiswari R.2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta : Erlangga

2.3 Pengaruh Tempat Penyimpanan

2.3.1 Tabung Vakum Gel Separator terhadap Kadar Glukosa Darah

Pada tabung vakum gel separator konsentrasi glukosa darah pada serum

memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang dan dapat turun secara

signifikan dalam kurun waktu 12 jam. Selain itu tabung vakum tersebut dapat

mencegah terjadinya proses glikolisis yaitu penyerapan glukosa yang terdapat

dalam serum oleh sel-sel darah merah dikarenakan di dalam tabung vakum gel

separator tersebut terdapat gel yang dapat memisahkan antara serum dan sel darah

merah. Tabung gel separator ini dapat membantu dalam proses pembekuan darah

yang hanya memakan waktu 5 menit saja, serta dapat mempersingkat waktu

sentrifugasi untuk memperoleh serum. Tabung vakum dengan gel separator ini
18

dapat menghasilkan serum yang lebih banyak, serta mudah untuk digunakan.

Tetapi dalam penggunaannya tabung vakum dengan gel separator ini memiliki
(3),(6)
harga yang lumayan mahal dibandingkan dengan tabung vakum lainnya.

2.3.2 Tabung Vakum Plain terhadap Kadar Glukosa Darah

Pada tabung vakum tutup plain didapatkan bahwa konsetrasi kadar glukosa darah

memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang jika serumnya dipisahkan.

Kadar glukosa darah pada tabung vakum plain ini juga dapat turun secara

signifikan dalam kurun waktu 12 jam. Dalam memperoleh serum untuk

pemeriksaan glukosa darah, waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan darahnya

adalah 30-60 menit. Pada tabung vakum tutup merah ini rentan sekali terjadinya

glikolisis yang akan menyebabkan penurunan kadar pemeriksaan glukosa darah

apabila serum yang didapatkan tidak segera dipisahkan. Tabung vakum plain ini

dapat digunakan secara berulang untuk memperoleh serum setelah dilakukan

pencucian. Tabung vakum plain ini memiliki harga yang lebih ekonomis dari pada

tabung yang lainnya.(3)


19

2.4 Metode Pemeriksaan Laboratorium

1. Metode Glukosa Oksidase atau Peroksidase

Glukosa dioksidasi secara enzimatik menggunakan enzim GOD (glukosa

oksidase), membentuk asam glukonik dan H2O2 kemudian bereaksi dengan fenol

dan 4-aminoantipirin dengan enzim peroksidase (POD) sebagai katalisator

membentuk quinomine. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan

konsentrasi glukosa dalam spesimen dan diukur secara fotometri. (11)

2. Metode Heksokinase

Heksokinase sebagai katalisator mengubah glukosa menjadi glukosa 6-

phosphat dan ADP. Glukosa-6-Fosfat dehidrogenase mengoksidase glukosa 6-

Fosfat menjadi glukosa 6-P dan NADH menjadi NADPH. Banyaknya NADPH

yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam spesimen dan diukur

secara fotometri (11)


20

2.5 Kerangka konsep

Wadah Penampung
Spesimen : Kadar Glukosa
- Tabung Vakum Gel Darah
Separator
- Tabung Vakum
Plain
21

2.6 Definisi Operasional

Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Kadar Glukosa Kadar Glukosa Kolorimetri Spektrofoto mg/dl Rasio
Darah darah adalah enzimatik meter
kadar glukosa
yang terdapat di
dalam darah

2. Wadah -
penampug
darah :
- Tabung Alat yang 1. Tabung
vakum digunakan untuk Vakum
gel wadah Gel
separa - penampungan Separator
tor darah yang
didalamnya
ditambahkan zat
aditif (aktifator Ordinal
Visual
pembekuan)

- Tabung Alat yang 2. Tabung


vakum digunakan untuk Vakum
plain wadah Plain
penampungan
darah yang
didalamnya
tidak terdapat
zat aditif
22

2.7 Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain

Ha : Ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan

tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik obsevasional dengan

pendekatan cross sectional dimana penelitian ini membandingkan hasil

pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan

tabung vakum plain.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23-24 April 2018.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang melakukan

pemeriksaan kadar glukosa darah di Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Palembang.

23
24

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh pasien yang

melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah baik itu pasien nomal ataupun tidak

normal yang diambil sebagai sampel . Sampel diambil dari 35 pasien yang

darahnya diambil menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum

plain, yang masing-masing diambil sebanyak ± 3 ml. Perhitungan dilampirkan,

menggunakan rumus Lameshow (dikutip dari Notoadmodjo): (14)

( 1 − 2) (1 − )
=

Keterangan :

n = Besar sampel

Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95 % = 1,96)

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui

proporsinya, ditetapkan 50 % (0,50)

d2 = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10% (0,10),

5% (0,05) , atau 1 % (0,01)


25

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling.

3.5 Metode dan Prinsip Pemeriksaan

3.5.1 Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa

darah pada penelitian ini adalah GOD-PAP. GOD-PAP merupakan reaksi

kolorimetri enzimatik untuk pengukuran pada daerah cahaya yang terlihat oleh

mata.

3.5.2 Prinsip Pemeriksaan

Prinsip : Glukosa oksidase (GOD) mengkatalisasi oksidasi dari glukosa

menurut persamaan berikut :

Glukosa + O2 + H2O Gluconic acid + H2O Hidrogen peroksida yang

terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan 4 – aminoantipyrin (4 –

Hydroxybenzoic acid ). Dengan adanya peroksidase (POD) dan membentuk N- (

4- antipyryl ) – P-benzoquinoneimine. Jumlah zat warna yang terbentuk sebanding

dengan konsentrasi glukosa.


26

3.6 Perlakuan sampel (alur penelitian )

Darah

Tabung Vakum Gel Tabung Vakum Plain


Separator

Pemeriksaan Glukosa Darah

Hasil

Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan


27

3.7 Interpretasi Hasil

Nilai normal kadar glukosa darah puasa (BSN) yaitu : 70.2 – 109. 8

mg/dl (12)

3.8 Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini yaitu data-data yang telah diperoleh

kemudian diuji secara statistik dengan Uji Paired t Test dimana Uji Paired t Test

memiliki syarat sebagai berikut : (13)

1. Kedua kelompok data dependend atau paired

2. Jenis variabel numerik dan katagorik (dua kelompok)

3. Distribusi data harus normal, Apabila distribusi data tidak normal maka data

tersebut harus dinormalkan terlebih dahulu dengan cara:

- membuang outliers (nilai-nilai extream)

- transformasi data (bentuk grafik)

- melakukan uji Non Parametrik

Uji non parametrik yang digunakan yaitu Uji Wilcoxon dikarenakan uji

Wilcoxon ini digunakan untuk menguji dua kelompok data yang dependend atau

paired. Adapun ketentuan Uji Wilcoxon ini yaitu :

1. p value > 0,05 ; maka Ho diterima dan Ha ditolak

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa

darah menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain
28

2. p value < 0,05 ; maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan : Ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator

Dari analisis yang telah dilakukan pada pemeriksaan kadar glukosa

darah menggunakan tabung vakum gel separator diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum
gel separator

Mean Standar Minimum


Variabel
Median Deviasi Maksimum

Kadar Glukosa Darah Menggunakan 118,3 82,8


50,0233
tabung Vakum Gel Separator (mg/dl) 108,7 375,3

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kadar glukosa

darah menggunakan tabung vakum gel separator yaitu 118,3 mg/dl dan median

108,7 mg/dl dengan kadar minimum 82,8 mg/dl dan kadar maksimum 375,3

mg/dl serta standar deviasinya sebesar 50,0233

4.1.2 Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum Plain

Dari analisis yang telah dilakukan pada pemeriksaan kadar glukosa

darah menggunkan tabung vakum plain diperoleh hasil sebagai berikut :

29
30

Tabel 4.2
Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum
plain

Mean Standar Minimum


Variabel
Median Deviasi Maksimum

Kadar Glukosa Darah Menggunakan 118,2 91,6


50,2603
Tabung Vakum Plain 105,8 375,7

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata kadar

glukosa darah menggunakan tabung vakum plain yaitu 118,2 mg/dl dan

median 105,8 mg/dl dengan kadar minimum 91,6 mg/dl dan kadar

maksimum 375,7 mg/dl serta standar deviasinya sebesar 50,2603

4.1.3 Perbedaan kadar glukosa darah menggunkan tabung vakum gel

separator dan tabung vakum plain

Dari analisis data yang didapat dianalisa menggunakan uji

normalitas dengan uji Kolmogorov – Smirnov (KS) dan didapatlah hasil

baik sampel darah menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung

vakum plain distribusi datanya tidak normal sehingga analisis data

dilanjutkan dengan uji nonparametrik yaitu wilcoxon dan diperoleh hasil

sebagai berikut
31

Tabel 4.3
Perbedaan kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel
separator dan tabung vakum plain

Standar P- N
Variabel Mean Minimum Maksimum
deviasi Value
Kadar glukosa darah
: 35
118,3 82,8 375,3 50,0233
1. Tabung Vakum
Gel Separator 0,436
118,2 91,6 375,7 50,2603 35
2. Tabung Vakum
Plain

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kadar rata-rata glukosa

darah menggunakan tabung vakum gel separator sebesar 118,3 mg/dl dengan

standar deviasi 50,0233 dan kadar rata-rata glukosa darah menggunakan tabung

vakum plain sebesar 118,2 mg/dl dengan standar deviasi 50,2603. Perbedaan

kadar rata-rata antara tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain yaitu

0,191 mg/dl dengan standar deviasinya 0,237. Pada tingkat kepercayaan 95%

dengan alpha (α) yaitu 0,05 didapatkan p Value sebesar 0,436 yang berarti lebih

besar dari pada nilai alpha (α) yang menunjukan tidak adanya perbedaan hasil

antara kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan

tabung vakum plain.


32

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan

vakum plain

Selisih rata – rata kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel

separator dan tabung vakum plain sebesar 0,191 mg/dl dengan standar

deviasinya sebesar 0,237. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji

statistik didapatlah P Value sebesar 0,436 yang berarti nilai P lebih besar dari

nilai alpha 0,05 yang menunjukan tidak adanya perbedaan kadar glukosa antara

tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian Furqon (2015), didapatkan bahwa konsentrasi glukosa pada

serum memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang, baik pada tabung

vakum gel separator ataupun tabung vakum plain yang serumnya sudah

dipisahkan. Kedua tabung akan mengalami penurunan kadar glukosa secara

signifikan pada kurun waktu 12 jam. Pada tabung vakum plain, apabila serum

yang telah terbentuk tidak segera dipisahkan ke tempat penampungan lain, akan

menyebabkan terjadinya glikolisis hal ini sesuai dengan penelitian Mikesh dan

Bruns (2008), Tabung vakum plain ini memiliki resiko terjadinya glikolisis,

yang dapat mengonsumsi glukosa yang terdapat dalam serum sebanyak 5%-7%

setiap jamnya, Apabila serum yang telah terbentuk tidak segera

dipisahkan.Tetapi dalam penggunaannya tabung vakum plain ini lebih ekonomis

dari pada tabung vakum lainnya. Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah

menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain, kedua

tabung ini dapat digunakan dengan kelebihan dan kekurangan yang ada.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel

separator didapat kadar rata –rata sebesar 118,3 mg/dl dengan kadar

minimum 82,8 mg/dl dan kadar maksimum 375,3 mg/dl.

2. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum plain

didapat kadar rata-rata sebesar 118,2mg/dl dengan kadar minimum 91,6

mg/dl dan kadar maksimum 375,7 mg/dl

3. Hasil uji statistik pada pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan

tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain menunjukan hasil

yang tidak bermakna ( p-Value = 0,436), P value lebih besar dari alpha

0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan kadar glukosa

darah pada kedua tabung tersebut tidak ada perbedaan.

5.2 Saran

1. Pada saat pemeriksaan kadar glukosa darah harus diperhatikan

stabilitas pemeriksaan kadar glukosa darah

2. Kedua tabung sama-sama baik digunakan untuk pemeriksaan kadar

glukosa darah dengan catatan apabila tabung telah disentrifuge dan

didapatkan serum, segera pisahkan serum dan sel darah merah

33
34

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan stabilitas

pemeriksaan glukosa, serta untuk memperhatikan presisi dan akurasi

pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA

1. Pustaka Kesehatan Populer. 2009. Mengenal Penyakit Infeksi. PT Bhuana


Ilmu Populer

2. Widmann, K.F .1995. Tinjauan Klinis atas hasil pemeriksaan


laboratorium. edisi 9. ECG : Jakarta.

3. Nugraha, G. 2017. Panduan pemeriksaan laboratorium hematologi dasar


edisi 2. Penerbit TIM : Jakarta.

4. Furqon , dkk. 2015. Stabilitas Konsentrasi Glukosa Darah Simpan


Jangka Pendek Dalam Tabung Berteknologi Pemisah Gel. 112 p

5. Mikesh & Bruns. 2008. Stabilization of Glucose in Blood Specimens:


Mechanism of Delay in Fluoride Inhibition of Glycolysis.

6. Cuhadar, S dkk. 2012. Stability studies of common biochemical analytes


in serum separator tubes with or without gel barrier subjected to
various storage conditions.

7. Mayes, A. 1999. Biokimia Herper Karbohidrat dengan makna Fisologis


edisi 20. ECG : Jakarta.

8. Hall & Gyuton 2011. Buku ajar Fisiologi kedokteran edisi 12. Elservier
inc : singapura.

9. Muray, K. 1999. Biokimia Herper edisi 24. EGC: Jakarta.

10. Kuswari, R 2014. Hematologi dan Transfusi. Erlangga : Jakarta.

11. Direktorat Jendral Bina. 2011. Pedoman Pemeriksaan Kimia Klinik.


Kementrian Kesehatan RI : Jakarta.

12. BBLK Palembang. 2016. SOP & IK Kimia Klinik.


13. Field, A. 2009. Discovering Statistics Using Spss Third Edition. SAGE
Publication Asia-Pasifik Pte Ltd : Singapura.

14. Notoatmojo, S . 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan Kedua.


Peneribit Rineka Cipta : Jakarta.
Lampiran 1 : Agenda Bimbingan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Mahasiswa Pembimbing I
Nama : Anisah Dwi Rahmawati Nama : Nurhayati, S.Pd, SKM, M.Kes
NIM : PO.71.34.0.15.004 NIP : 197009241991032001

Pembimbing II
Nama : Asrori, AMAK, S.Pd, MM
NIP : 1969080819991011001

Judul Karya Tulis Ilmiah :


Perbedaan Hasil Pemeriksan Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum
Gel Separator dan Tabung Vakum Plain
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Prosedur Pengambilan Darah Vena Menggunakan Tabung
Vakum

Tujuan : Untuk mengambil darah yang digunakan sebagai bahan


pemeriksaan
Prinsip : Darah akan dihisap secara otomatis oleh vacumtainer
karena tabung yang digunakan hampa udara
Alat : - Holder
- Jarum
- Tourniquet
- Bantalan
- Tabung Vakum Gel Separator
- Tabung Vakum Plain
- Kapas Kering
- Plester
Bahan : Kapas Alkohol 70%

Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pasang jarum pada holder, pastikan telah terpasang dengan sempurna
3. Lakukan pendekatan dengan pasien secara ramah,usahakan pasien
senyaman mungkin
4. kemudian sesuaikan identitas pasien dengan formulir permintaan
pemeriksaan
5. lalu verifikasi keadaan pasien , misalnya puasa atau konsumsi obat. catat
bila pasien mengonsumsi obat tertentu
6. minta pasien untuk meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas
7. minta pasien mengepalkan tangannya
8. pasang tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipatan tangannya
9. pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan palpasi untuk
memastikan posisi vena
10. Jika vena tidak teraba lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku
11. Bershikan kulit yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang telah dibersihkan tidak boleh dipegang lagi
12. Tusukan bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas.
Masukkan tabung kedalam holder dororng sehingga darah akan mengalir
masuk kedalam tabung, lalu lepaskan tourniquet. Tunggu sampai darah
berhenti mengalir
13. Minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 cc
14. Letakkan kapas kering ditempat suntikkan lalu segera lepaskan/trik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester bekas tusukan tadi
15. Tempelkan barcode/ identitas pasien di tabung vakum
16. Darah siap untuk dikirim dan dilakukan pemeiksaan
Lampiran 4 : Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan
Automatic Clinical Chemistry Analyzer

Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah dalam darah


Metode : GOD-PAP
Prinsip : Glukosa + O2 + H2O Gluconic acid + H2O Hidrogen
peroksida yang terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan
4 – aminoantipyrin ( 4 – Hydroxybenzoic acid ). Dengan
adanya peroksidase (POD) dan membentuk N- (4-antipyryl
) – P-benzoquinone imine.Jumlah zat warna yang terbentuk
sebanding dengan konsentrasi glukosa
Alat : - Biosystem A15
- Komputer
- Rotor
- Tabung Pediatric
- Rak Pediatric
- Mikropipet
- Blue Tip
Reagensia : - Reagen Kerja Glukosa Dara
- Standar Kerja Glukosa Darah
Bahan : - Kontrol normal
- Kontrol high
- Serum

Prosedur Kerja :
A. Quality Control Biosystem A15
1. Lakukan preparasi reagen-reagen lalu masukkan rak yang berisi reagen
kerja ke dalam alat biosystem A15
2. Siapkan rak pediatric
3. Pipet masing-masing bahan control ( Kontrol normal dan control high)
kedalam pediatric lalu masukkan pediatric kedalam rak pediatric
4. Masukkan rak pediatric yang telah terisi bahan control kedalam alat
5. lakukan order control untuk semua parameter pemeriksaan
6. Klik start
7. Tunggu proses QC sedang berlangsung
8. Setelah semua parameter berada dalam mode stand by, klik tes “liat
masing-masing parameter tes”
Perhatikan nilai QC, bila nilai QC tidak masuk range maka akan mencul
tanda bintang (*) pada parameter tersebut. Lakukan kalibrasi dengan cara :
a. Klik icon “masukkan sampel baru”
b. Pilih parameter yang akan dikalibrasi
c. pipet calibrator kedalam pediatric lalu masukkan kedalam alat
d. klik “accept”
e. tunggu proses running selesai yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi hijau pada parameter yang tertera di monitor
9. Alat siap untuk melakukan pemeriksaan sampel

B. Analisa Sampel
1. Siapkan sampel yang telah diberi kode (nomor) biarkan membeku
2. lalu lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit
3. Kemudian pisahkan darah dan serum menggunakan mikropipet, masukkan
serum kedalam tabung pediatric yang sudah diberi label sebanyak 500 µl
dan sisanya disimpan di tabung cup sebagai arsip
4. Setelah sampel siap, klik ikon pada alat “masukkan sampel baru” lalu input
kode pasien
5. klik item pemeriksaan Glukosa
6. klik ikon panah pada computer, maka data pemeriksaan pasien akan muncul
display
7. tekan tombol “posisi” pada sudut kanan bawah display computer
8. klik tombol “posisi” pada sudut kanan bawah display lalu klik OK
9. Pilih posisi pediatric dalam rak pediatric yang tertera pada display
10. masukkan pediatric yang telah berisi sampel serum (500 µl) dalam rak
pediatric alat sesuai dengan yang tertera pada display
11. klik “accept” lalu klik “continuous”
12. Alat biosystem akan memproses pemeriksaan dalam beberapa menit, lalu
klik “monitor” untuk melihat proses running sampel
13. setelah proses running selesai, klik “ hasil saat ini” untuk melihat hasil
pemeriksaan
14. Tulis hasil pemeriksaan pada form permintaan pemeriksaan

Nilai normal : 70,2 – 109, 8 mg/dl


Lampiran 5 : PERHITUNGAN SAMPEL

( 1 − 2) (1 − )
=

Diketahui :
( 1− ) = (95 %)2 (1,96)2 = 3.842

= Prevalensi penderita DM (6,9%) = 0,069


(1 − ) = 1- 0,069 = 0,931
= (10 %)2 = (0,1)2 = 0,01

Perhitungan :
3.842 0.069 0.931
=
0.01
0.246806238
=
0.01
0.246806238
=
0.01
= 24,68 = 25

Kesimpulan, dari perhitungan diatas didapatlah sebanyak 25 sampel,


dikarenakan sampel nya terlalu kecil maka ditambahkan sebanyak 20% menjadi
35 sampel yang mengarah kepada jumlah minimum sampel penelitian.
Lampiran 6 : Data Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator dan Tabung

Vakum Plain
Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8 : Hasil Perhitungan Uji Statistik

Uji Deskriptif Tabung Vakum Gel Separator


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kadar Glukosa Darah 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Menggunakan Tabung
Vakum Gel Separator

Statistic Std. Error


Kadar Glukosa Darah Mean 118.394 8.4555
Menggunakan Tabung 95% Confidence Interval for Lower Bound 101.211
Vakum Gel Separator Mean Upper Bound 135.578
5% Trimmed Mean 109.968
Median 108.700
Variance 2502.329
Std. Deviation 50.0233
Minimum 82.8
Maximum 375.3
Range 292.5
Interquartile Range 15.3
Skewness 4.386 .398
Kurtosis 21.513 .778
Uji Normalitas Data Tabung Vakum Gel Separator dengan Menggunakan
Kolmogorov-Smirnov
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kadar Glukosa Darah .381 35 .000 .460 35 .000
Menggunakan Tabung
Vakum Gel Separator
a. Lilliefors Significance Correction

Uji Deskriptif Tabung Vakum Plain


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kadar Glukosa Darah 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Menggunakan Tabung
Vakum Plain

Statistic Std. Error


Kadar Glukosa Darah Mean 118.203 8.4955
Menggunakan Tabung 95% Confidence Interval for Lower Bound 100.938
Vakum Plain Mean Upper Bound 135.468
5% Trimmed Mean 109.354
Median 105.800
Variance 2526.098
Std. Deviation 50.2603
Minimum 91.6
Maximum 375.7
Range 284.1
Interquartile Range 14.6
Skewness 4.388 .398
Kurtosis 21.327 .778
Uji Normalitas Data Tabung Vakum Plain dengan Menggunakan Kolmogorov-
Smirnov
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kadar Glukosa Darah .377 35 .000 .439 35 .000
Menggunakan Tabung
Vakum Plain
a. Lilliefors Significance Correction

Uji Statistik Menggunakan Uji Non Parametrik


Wilcoxon Test

a
Kadar Glukosa Darah Negative Ranks 19 19.08 362.50
b
Menggunakan Tabung Positive Ranks 16 16.72 267.50
Vakum Plain - Kadar Ties 0
c

Glukosa Darah Total 35


Menggunakan Tabung
Vakum Gel Separator
a. Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum Plain < Kadar Glukosa Darah
Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator
b. Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum Plain > Kadar Glukosa Darah
Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator
c. Kadar Glukosa Darah Menggunakan Tabung Vakum Plain = Kadar Glukosa Darah
Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator

Test Statisticsa

Kadar Glukosa Darah Menggunakan


Tabung Vakum Plain - Kadar Glukosa
Darah Menggunakan Tabung Vakum
Gel Separator
b
Z -.778
Asymp. Sig. (2-tailed) .436

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian

Tempat Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan Sampel Darah (Vena Mediana Cubiti)


Tabung Vakum Gel Separator (TutupKuning) dan Tabung Vakum Plain (Tutup
Merah)

Pelabelan Sampel Pemeriksaan


Sentrifugasi Sampel

Pemisahan Serum dan Sel Darah Merah


Tabung Gel Separator dan Tabung Vakum Plain yang serumnya sudah dipisahkan
diletakan di cup sampel untuk arsip

Alat Biosystem A15 digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah


Lampiran 10 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anisah Dwi Rahmawati


Nim : PO.71.34.0.15.004
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 17 Februari 1997
Agama : Islam
Alamat : JL. Super Semar Lr Sepakat Jaya IV No 1176,
Pipa Reja, Kemuning , Palembang
Status Keluarga : Anak ke 2 dari 2 bersaudara
No Telepon/Hp : 081958101017
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 187 Palembang 2009
2. SMPN 9 Palembang Tahun 2012
3. SMAN 6 Palembang Tahun 2015
4. Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan 2018

Nama Orang Tua :


Ayah : Ir. Hairil (Alm)
Ibu : Nurmisah
Alamat : JL. Super Semar Lr Sepakat Jaya IV No 1176,
Pipa Reja, Kemuning , Palembang

Anda mungkin juga menyukai