Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Analis Kesehatan
Oleh :
KEMENTE
ERIAN
RIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Motto :
“Fastabiqul Khairat” Berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan
“Innallaha Ma’a Sobirin” Sesungguhya Allah bersama orang-orang yang sabar
Dengan izin Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, Kupersembahkan Karya
Tulis Ilmiah ini untuk :
1. Mama Nur ku tersayang yang telah berusaha sekuat jiwa dan raga, dan
selalu memberikan doa, motivasi, dan nasehat yang tiada henti. Sehingga
anakmu ini dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang Insyaallah dapat
bermanfaat dan Alm Papa ku tersayang ,Terimakasih pa, semoga papa
bangga dengan anakmu ini. Serta kakak ku, Kak Mirza Eka Putra,terima
kasih telah menjadi kakak yang bertanggung jawab, terima kasih karna
telah banyak membantu, telah memberikan semangat, motivasi dan doa
2. Pembimbing ku Bu Nurhayati sekaligus dosen Pembimbing Akademik dan
Pak Asrori yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi ,
nasehat, dan arahan dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah. Penguji Pak
Ihsan Tarmizi dan Pak Abdul Mutholib, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi selama penyusunan karya tulis ilmiah ini
3. Seluruh staf dan dosen analis kesehatan yang telah membimbing,
mengajar, memberikan ilmu, dan memberikan motivasi selama tiga tahun
perkuliahaan
4. Keluarga besar BBLK Palembang terkhusus pak nas, kakak – kakak
intalasi PPC ( kak amel, kak leily, kak olive, kak rusda, mas PJ, bu asro),
dan kakak-kakak instalasi patologi klinik ( kak umi, kak rahmi, kak siska,
bu lena, kak flora, kak ilmy) yang telah banyak membantu dari awal
proses penelitian sampai selesai penelitian
5. Semua teman-teman seperjuangan analis kesehatan 15 terkhusus Tri-Sapta
Heol (Miranti, Sharfina, Endah, Adinda, Bella, Olive, Alqawi, Yusuf,
Bayu) yang saling menguatkan satu sama lain, Atikah dan Anggun yang
iv
selalu memberikan semangat dan hiburan dikala stress melanda, kak yul
yang bersama-sama berjuang, Blitang Squad (Adinda, Nadaa, Novita,
Regina, Julian) yang sama-sama berjuang di tempat orang, Teman-teman
seperjuangan penelitian (Nia, Hartina).
6. Adek-adek HMJ analis kesayangan (dini, yos, mitha, wulan, anik, zurai,
feny, upit, nita, desty, roma, detha, pipi) yang telah banyak memberikan
suka cita didalamnya.
7. Kak desi, kak tinik, kak putri dan kakak –kakak yang lain yang telah
bersedia menjadi tempat bertanya. Idza dan indah semangat kuliahnya
jangan banyak mengeluh dan harus cepet-cepet nyusul.
8. Almamater kebanggaanku.
v
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018
ABSTRAK
Serum didapatkan dari proses sentrifugasi whole blood (darah lengkap) yang
ditampung dalam wadah penampung darah berupa tabung vakum. Tabung vakum
yang digunakan yaitu tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain.
Tabung vakum gel separator adalah tabung yang didalamnya terdapat zat aditif,
serta menghasilkan serum yang lebih banyak dan mencegah pencampuran kembali
antara serum yang terbentuk dan sel darah merah. Tabung vakum plain adalah
tabung vakum yang di dalamnya tidak terdapat zat aditif yang harganya lebih
ekonomis, tetapi dapat menyebabkan terjadinya glikolisis apabila serum yang
terbentuk tidak segera dipisahkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan
tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain. Desain penelitian adalah
analitik. Sampel yaitu darah vena yang diambil dari 35 pasein yang memeriksakan
kadar glukosa darah puasa (BSN) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat yang
digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa darah ini yaitu clinical chemistry
analyzer. Dari uji normalitas data Kolmogorov – Smirnov didapatkan p = 0.000
artinya p < 0.05 yang berarti distirubsi data tidak normal. Selanjutnya analisis data
dilanjutkan dengan uji non parametrik (Wilcoxon) dan didapatkan hasil p = 0,436
artinya p > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain.
Sehingga dapat disimpulkan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain
dapat digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa darah apabila dilakukan sesuai
prosedur. Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah diharapkan memperhatikan
stabiltas, presisi, dan akurasi pemeriksaan.
Kata Kunci : Glukosa Darah, Tabung Vakum Gel Separator, Tabung Vakum
Plain
Kepustakaan : 14 (1995 – 2017)
vi
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
Scientific Paper, June 2018
ABSTRACT
vii
HALAMAN PERNYATAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
Vakum Plain “ sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa petunjuk
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat memperoleh
Kesehatan Palembang.
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini,
khususnya kepada :
1. drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
2. Diah Navianti, AMAK, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
proses penyusunan karya tulis ilmiah dan dalam 3 tahun proses perkuliahan
ix
4. Asrori, S.Pd, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak
ilmiah
8. Mama dan Kakak serta Alm Papa yang telah memberikan dukungan dan
doa’nya
memberikan motivasi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk penulisan yang lebih baik. Semoga karya tulis
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
2.1.3 Metabolisme Glukosa............................................................................. 9
2.1.4 Penetapan kadar Glukosa ..................................................................... 10
2.1.5 Pengaturan Kadar Glukosa Darah ..................................................... 10
2.1.6 Pengertian Karbohidrat ........................................................................ 11
2.1.7 Klasifikasi Karbohidrat ........................................................................ 14
2.2 Tabung Vakum ............................................................................................ 15
2.2.1 Pengertian ............................................................................................. 15
2.2.2 Tabung Vakum Gel Separator .............................................................. 15
2.2.3 Tabung Vakum Plain ........................................................................... 17
2.3 Pengaruh Tempat Penyimpanan .................................................................. 17
2.3.1 Tabung Vakum Gel Separator terhadap Kadar Glukosa Darah ........... 17
2.3.2 Tabung Vakum Plain terhadap Kadar Glukosa Darah ......................... 18
2.4 Metode Pemeriksaan Laboratorium ............................................................ 19
2.5 Kerangka konsep ......................................................................................... 20
2.6 Definisi Operasional .................................................................................... 21
2.7 Hipotesis...................................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 23
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 23
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................. 23
3.3 Populasi dan sampel .................................................................................... 23
3.3.1 Populasi ................................................................................................ 23
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 24
3.4 Teknik Sampling ......................................................................................... 25
3.5 Metode dan Prinsip Pemeriksaan ................................................................ 25
3.5.1 Metode Pemeriksaan ............................................................................ 25
3.5.2 Prinsip Pemeriksaan ............................................................................. 26
3.6 Perlakuan sampel (alur penelitian ) ............................................................. 26
3.7 Interpretasi Hasil ......................................................................................... 27
3.8 Analisa Data ................................................................................................ 27
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 28
4.1.1 Kadar Glukosa Darah Menggunakan T.V.Gel Separator..................... 28
4.1.2 Kadar Glukosa Darah Menggunakan T.V.Plain .................................. 28
4.1.3 Perbedaan kadar glukosa darah menggunkan T.V. Gel Separator dan
T.V.Plain ………………………..………………………………………… 29
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 31
4.2.1 Kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan
vakum plain ................................................................................................... 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 33
5.2 Saran ........................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
4.2 Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan t. vakum plain .......... 30
4.3 Perbedaan glukosa darah menggunakan t. v. gel separator dan t.v.plain ....... 31
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
chemistry analyzer
5. Perhitungan sampel
9. Dokumentasi Penelitian
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
oleh kelebihan berat badan. Penyakit diabetes melitus disebabkan oleh kegagalan
produksi insulin, salah satu hormon dan atau pengantar kimia tubuh. Prevalensi
penderita penyakit diabetes melitus di Indonesia yaitu sebanyak 6,9 % pada tahun
2013 menurut Riskesdas. Penyakit diabetes melitus ini ditandai dengan tingginya
kadar glukosa darah. Maka dari itu sangat penting dilakukannya pengontrolan
terhadap kadar glukosa darah. Pengontrolan kadar glukosa darah ini dapat
dilakukan dengan mengatur pola makan serta olahraga, selain itu dapat juga
sampel berupa serum. Serum didapatkan dari proses pemusingan atau sentrifugasi
wadah penampung darah yang disebut dengan tabung vakum. Di dalam tabung
vakum tersebut biasanya ditambahkan zat aditif yang memiliki satu atau lebih
fungsi spesifik untuk tujuan pemeriksaan tertentu. Salah satu zat aditif yang
Tabung vakum yang berisi aktivator pembekuan memiliki tutup bewarna kuning
yang berisi gel yang dapat memisahkan serum dan darah. Untuk mendapatkan
serum, selain digunakan tabung vakum dengan gel, bisa juga menggunakan
1
2
tabung vakum plain.(3) Gel yang terdapat pada tabung vakum ini dapat membantu
memperoleh serum. Tabung vakum dengan gel ini mudah untuk digunakan dan
menghasilkan serum yang lebih banyak. Waktu yang dibutuhkan darah untuk
membeku dengan menggunakan tabung vakum gel separator ini yaitu 5 menit
sedangkan jika menggunakan tabung vakum plain tanpa zat aditif akan memakan
waktu 15-30 menit untuk pembekuan darah tersebut. Selain itu, tabung vakum
dengan gel separator ini mencegah terjadinya percampuran kembali antara serum
dan sel darah merah yang telah terpisah, dan dapat mengurangi resiko terjadinya
lebih besar dikarenakan tidak adanya pembatas antara serum dan sel darah merah
apabila serum tidak segera dipisahkan. Tetapi dari segi harga, tabung vakum plain
memiliki harga yang lebih ekonomis daripada tabung vakum gel separator. Selain
itu, tabung vakum plain ini juga dapat digunakan lagi untuk penampungan darah
glukosa pada serum memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang, baik pada
tabung vakum gel separator atau tabung vakum plain yang serumnya dipisah.
Kedua tabung tersebut juga akan mengalami penurunan kadar glukosa secara
signifikasi pada kurun waktu 12 jam.(4) Menurut Mikesh dan Bruns, glukosa yang
terdapat dalam serum dalam tabung yang berisi sel darah akan mengalami
penurunan seiring dengan berjalannya waktu. Saat spesimen belum diuji dan
3
dapat terjadi oleh komponen-komponen seluler yang terdapat di dalam serum dan
menurun dalam waktu 1 jam apabila disimpan di dalam tabung yang tidak berisi
gel pada suhu 24ºC. Sedangkan konsentrasi glukosa tesebut dapat stabil apabila
disimpan didalam tabung yang berisi gel pada suhu 4ºC. (6)
Menggunakan Tabung Vakum Gel Separator dan Tabung Vakum Plain 2018”
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang ada adalah ada
1. Bagaimana distribusi statistik kadar glukosa darah pada tabung vakum gel
separator ?
2. Bagaimana distribusi statistik kadar glukosa darah pada tabung vakum plain ?
3. Apakah ada atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
vakum plain
ada atau tidaknya perbandingan kadar glukosa darah menggunkan tabung vakum
dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh secara teori maupun praktek dalam
khususnya pada mata kuliah kimia klinik di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain. Peneliti
darah ini yaitu GOD-PAP yang menggunakan alat Clinical Chemistry Analyzer .
2.1 Glukosa
2.1.1 Pengertian
yang terdapat dalam makanan berbentuk sakarosa, laktosa, maltosa, dan menjadi
penyusun utama dari polisakarida majemuk yaitu zat pati atau amilum dalam
majemuk dan glukosa itu dapat langsung dimetabolisme atau dapat juga diubah
mengandung residu glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang akan dilepas di dalam
intestinum. Unsur-unsur gizi yang tersedia tersebut akan diangkut ke dalam hepar
lewat vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa akan segera diubah menjadi glukosa
yaitu senyawa yang meliputi konversi netto langsung menjadi glukosa tanpa daur
ulang yang berarti, seperti beberapa asam amino serta propionat, dan senyawa
yang merupakan hasil metabolisme parsial glukosa dalam jaringan tertentu dan
6
7
yang diangkut ke dalam hepar serta ginjal untuk disintesis kembali menjadi
glukosa. Jadi, senyawa laktat yang terbentuk melalui oksidasi glukosa di dalam
otot rangka dan oleh eritrosit, akan dibawa ke dalam hepar dan ginjal untuk
dijadikan glukosa kembali sehingga unsur ini tersedia lewat sirkulasi bagi oksidasi
di dalam jaringan.
Proses di atas disebut dengan siklus Cori atau siklus asam laktat. Gliserol
3-fosfat untuk sintesis triasilgliserol dalam jaringan adiposa berasal dari glukosa
hidrolisis untuk membentuk gliserol bebas yang tidak dapat digunakan oleh
jaringan adiposa dan dengan demikian akan berdifusi keluar serta masuk ke dalam
darah. Gliserol bebas ini akan diubah kembali menjadi glukosa lewat mekanisme
glukoneogenesis di dalam hepar dan ginjal. Pada saat kelaparan ternyata alanin
yang paling dominan diantara asam-asam amino yang diangkut dari otot ke dalam
hepar. Kenyataan ini kemudian menghasilkan postulasi siklus glukosa alanin yang
piruvat, yang diikuti oleh transaminasi menjadi alanin, lalu pengangkutan alanin
Pemindahan netto nitrogen amino dari otot ke hepar dan energi bebas dari hepar
ke otot dengan demikian bisa terlaksana. Energi yang diperlukan untuk sintesis
glukosa di dalam hepar dari piruvat berasal dari oksidasi asam-asam lemak.
koenzim A (acetyl-CoA).
CoA). Jika glukosa dioksidasi secara total akan menghasilkan
CO2, air, dan energi yang terbentuk akan disimpan dalam bentuk fosfat, yaitu
adenosine trifosfat (ATP). Jika glukosa belum akan dirombak maka glukosa ini
akan disimpan terlebih dahulu di hati dan otot dalam bentuk glikogen, yaitu satu
sa
polimer yang tersusun dari banyak molekul glukosa. Hati dapat mengubah
protein. Hati memiliki peran dalam menentukan apakah glukosa langsung bisa
dipakai selaku bahan bakar atau disimpan, atau juga digunakan untuk tujuan
struktual. Bila banyaknya glukosa atau glikogen yang dibutuhkan tidak dapat
mecukupi kebutuhan energi, hati dapat mensistensis glukosa dari asam lemak atau
sel dan jaringan. Oleh karena itu proses menyediakan glukosa menjadi proritas
utama dari homeostatis. Banyak sel dapat memperoleh sebagian kecil kebutuhan
energi oleh pembakaran asam lemak, tetapi jalur energi itu kurang efesien
asam lemak yang dapat merugikan tubuh bila sampai terjadi penimbunan. (2)
yaitu cara kimia dan cara enzimatik. Cara kimia yaitu memanfaatkan sifat reduksi
molekul glukosa yang tidak spesifik. Sedangkan cara enzimatik yaitu glukosa
Nilai-nilai yang ditemukan dengan cara reduksi adalah 5-15 mg/dl lebih tinggi
dari yang didapat dengan cara-cara enzimatik, karena disamping glukosa terdapat
zat-zat reduksi lain dalam darah. Dalam serum normal ureum dapat memberikan
daya reduksi yang sepadan sampai 10 mg glukosa/dl darah, dan pada uremia
angka itu lebih tinggi. Sistem-sistem indikator yang dipakai pada berbagai metode
enzimatik yang otomatik berpengaruh kepada hasil penetapan dan juga kepada
Serum ataupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab
menurunkan kadar glukosa darah. Serum apabila disimpan di dalam suhu lemai es
kadar glukosa darahnya akan tetap sama sampai 24 jam atau lebih tanpa adanya
kontaminasi dari bakteri. Dalam keadaan puasa, kadar glukosa darah dalam
11
darah arteri, vena, dan kapiler sama tinggingya dan setelah makan kadar glukosa
dalam darah vena lebih rendah dari darah arteri atau kapiler.
- Akromegali -Galaktosemia
sempit, biasanya antara 80 dan 90 mg/100 ml darah pada orang yang sedang
berpuasa yang diukur sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat menjadi
120 sampai 140 mg/100 ml selama kira-kira satu jam pertama setelah makan,
namun sistem umpan balik yang mengatur kadar glukosa darah dengan cepat
dalam waktu 2 jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir. Sebaliknya, pada
glukosa darah ini juga sangat penting karena secara normal glukosa merupakan
satu-satunya bahan makanan yang dapat digunakan oleh otak, retina, epitel
germinal gonad dalam jumlah yang cukup untuk menyuplai jaringan tersebut
secara optimal sesuai dengan energi yang dibutuhkannya. Oleh karena itu,
konsentrasi glukosa darah harus dipertahankan pada kadar yang cukup tinggi
untuk menyediakan nutrisi yang penting. Selain itu, konsentrasi glukosa darah
juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena adanya hal berikut
akan dapat menimbulkan dehidrasi sel. Kedua, tingginya konsetrasi glukosa dalam
darah menyebabkan keluarnya glukosa dalam air seni. Ketiga, hilangnya glukosa
melalui urine juga menimbulkan diuresis osmotik oleh ginjal, yang dapat
terutama pembuluh darah. Kerusakan vaskuler akibat diabetes melitus yang tidak
serta unsur makanan. Dalam tumbuhan, glukosa di sintesis dari karbon dioksida
serta air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau diubah menjadi
karbohidrat disintesis sebagai dari lemak dan protein, tetapi jumlah karbohidrat
terbesar dalam jaringan tubuh hewan berasal dari tumbuhan. Zat gula (glukosa)
karbohidrat yang terdapat dalam makanan yang diserap dalam jumlah besar
kedalam darah dan dikonversikan di dalam hati, dan semua jenis karbohidrat
lainnya dapat dibentuk di dalam tubuh dari glukosa. Glukosa merupakan bahan
bakar utama bagi jaringan tubuh mamalia kecuali hewan memamah biak dan
menjadi bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi jenis
digunakan sebagai simpanan energi, ribosa yang terdapat dalam asam nukleat,
dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu terdapat di dalam glikoprotein
sertaproteoglikan.(9)
13
a. Monosakarida
yang sederhana lagi. Monosakarida terbagi menjadi beberapa bentuk lagi yaitu
triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa, atau oktosa, menurut jumlah atom
karbon yang dimiliki dan sebagai aldosa atau pun ketosa, tergantung gugus yang
b. Disakarida
molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Contoh dari disakarida ini yaitu
maltosa dan sakarosa. Maltosa akan menghasilkan dua molekul glukosa dan
sukrosa yang menghasilkan satu molekul glukosa serta satu molekul fruktosa.
c. Oligosakarida
Contohnya maltotriosa
d. Polisakrida
Contonya, polisakarida yang memiliki rumus bangun yang linear atau bercabang,
yaitu pati dan dekstrin. Bentuk ini kadang-kadang disebut heksosa atau pentose,
2.2.1 Pengertian
wadah yang hampa udara dan digunakan untuk menampung darah. Kevakuman
dari suatu tabung telah diatur sedemikian rupa dan terukur secara tepat agar dapat
darah dengan menggunakan tabung vakum ini disebut dengan sistem pengambilan
tertutup, karena darah dari pembuluh darah akan langsung mengalir ke dalam
tabung melalui jarum tanpa kontak dengan udara luar. Tabung vakum tersendiri
terbuat dari bahan plastik atau kaca dan tersedia dalam berbagai volume yang
berkisar dari 1,8 – 15 mL. Pemilihan tabung vakum yang akan digunakan
Tabung vakum gel separator adalah suatu tabung yang digunakan untuk
wadah penampungan darah yang di dalam nya ditambahkan zat aditif yaitu
aktifator pembekuan atau yang disebut dengan gel separator. Gel yang terdapat di
dalam tabung vakum ini dapat meningkatkan koagulasi darah. Tabung gel
separator ini digunakan untuk mendapatkan serum. Tabung vakum gel separtor ini
memerlukan waktu yang singkat yaitu kurang lebih 5 menit untuk proses
Tabung vakum gel separtor ini memiliki tutup bewarna kuning. Tabung ini dapat
memisahkan antara serum dan darah sehingga memungkinkan sel-sel darah tidak
pengambilan darah. Tabung vakum plain ini ada yang terbuat dari bahan kaca atau
plastik. Saat ini, banyak laboratorium telah beralih ke tabung plastik karena
tabung vakum yang tebuat dari bahan plastik lebih aman. Tabung vakum plain ini
memiliki fungsi untuk pembuatan serum. Dalam pembuatan serum tabung vakum
tutup plain ini memiliki waktu 30-60 menit untuk pembekuan darahnya. Didalam
tabung vakum ini tidak ditambahkan zat aditif seperti halnya di tabung vakum gel
antara sel darah merah dan serum yang dihasilkan tidak memiliki pembatas. Pada
tabung vakum plain memiliki resiko terjadinya glikolisis lebih besar dibandingkan
tabung vakum gel separator apabila serum yang telah dihasilkan di tabung vakum
17
plain tersebut tidak segera dipisahkan ke wadah penampungan lain atau tube
serum. (10)
Pada tabung vakum gel separator konsentrasi glukosa darah pada serum
memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang dan dapat turun secara
signifikan dalam kurun waktu 12 jam. Selain itu tabung vakum tersebut dapat
dalam serum oleh sel-sel darah merah dikarenakan di dalam tabung vakum gel
separator tersebut terdapat gel yang dapat memisahkan antara serum dan sel darah
merah. Tabung gel separator ini dapat membantu dalam proses pembekuan darah
yang hanya memakan waktu 5 menit saja, serta dapat mempersingkat waktu
sentrifugasi untuk memperoleh serum. Tabung vakum dengan gel separator ini
18
dapat menghasilkan serum yang lebih banyak, serta mudah untuk digunakan.
Tetapi dalam penggunaannya tabung vakum dengan gel separator ini memiliki
(3),(6)
harga yang lumayan mahal dibandingkan dengan tabung vakum lainnya.
Pada tabung vakum tutup plain didapatkan bahwa konsetrasi kadar glukosa darah
memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang jika serumnya dipisahkan.
Kadar glukosa darah pada tabung vakum plain ini juga dapat turun secara
adalah 30-60 menit. Pada tabung vakum tutup merah ini rentan sekali terjadinya
apabila serum yang didapatkan tidak segera dipisahkan. Tabung vakum plain ini
pencucian. Tabung vakum plain ini memiliki harga yang lebih ekonomis dari pada
oksidase), membentuk asam glukonik dan H2O2 kemudian bereaksi dengan fenol
2. Metode Heksokinase
Fosfat menjadi glukosa 6-P dan NADH menjadi NADPH. Banyaknya NADPH
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam spesimen dan diukur
Wadah Penampung
Spesimen : Kadar Glukosa
- Tabung Vakum Gel Darah
Separator
- Tabung Vakum
Plain
21
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Kadar Glukosa Kadar Glukosa Kolorimetri Spektrofoto mg/dl Rasio
Darah darah adalah enzimatik meter
kadar glukosa
yang terdapat di
dalam darah
2. Wadah -
penampug
darah :
- Tabung Alat yang 1. Tabung
vakum digunakan untuk Vakum
gel wadah Gel
separa - penampungan Separator
tor darah yang
didalamnya
ditambahkan zat
aditif (aktifator Ordinal
Visual
pembekuan)
2.7 Hipotesis
pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan
3.3.1 Populasi
Palembang.
23
24
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh pasien yang
melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah baik itu pasien nomal ataupun tidak
normal yang diambil sebagai sampel . Sampel diambil dari 35 pasien yang
darahnya diambil menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum
( 1 − 2) (1 − )
=
Keterangan :
n = Besar sampel
kolorimetri enzimatik untuk pengukuran pada daerah cahaya yang terlihat oleh
mata.
Darah
Hasil
Nilai normal kadar glukosa darah puasa (BSN) yaitu : 70.2 – 109. 8
mg/dl (12)
Analisa data pada penelitian ini yaitu data-data yang telah diperoleh
kemudian diuji secara statistik dengan Uji Paired t Test dimana Uji Paired t Test
3. Distribusi data harus normal, Apabila distribusi data tidak normal maka data
Uji non parametrik yang digunakan yaitu Uji Wilcoxon dikarenakan uji
Wilcoxon ini digunakan untuk menguji dua kelompok data yang dependend atau
darah menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain
28
darah menggunakan tabung vakum gel separator diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum
gel separator
darah menggunakan tabung vakum gel separator yaitu 118,3 mg/dl dan median
108,7 mg/dl dengan kadar minimum 82,8 mg/dl dan kadar maksimum 375,3
29
30
Tabel 4.2
Distribusi statistik kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum
plain
glukosa darah menggunakan tabung vakum plain yaitu 118,2 mg/dl dan
median 105,8 mg/dl dengan kadar minimum 91,6 mg/dl dan kadar
baik sampel darah menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung
sebagai berikut
31
Tabel 4.3
Perbedaan kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel
separator dan tabung vakum plain
Standar P- N
Variabel Mean Minimum Maksimum
deviasi Value
Kadar glukosa darah
: 35
118,3 82,8 375,3 50,0233
1. Tabung Vakum
Gel Separator 0,436
118,2 91,6 375,7 50,2603 35
2. Tabung Vakum
Plain
darah menggunakan tabung vakum gel separator sebesar 118,3 mg/dl dengan
standar deviasi 50,0233 dan kadar rata-rata glukosa darah menggunakan tabung
vakum plain sebesar 118,2 mg/dl dengan standar deviasi 50,2603. Perbedaan
kadar rata-rata antara tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain yaitu
0,191 mg/dl dengan standar deviasinya 0,237. Pada tingkat kepercayaan 95%
dengan alpha (α) yaitu 0,05 didapatkan p Value sebesar 0,436 yang berarti lebih
besar dari pada nilai alpha (α) yang menunjukan tidak adanya perbedaan hasil
antara kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel separator dan
vakum plain
Selisih rata – rata kadar glukosa darah menggunakan tabung vakum gel
separator dan tabung vakum plain sebesar 0,191 mg/dl dengan standar
statistik didapatlah P Value sebesar 0,436 yang berarti nilai P lebih besar dari
nilai alpha 0,05 yang menunjukan tidak adanya perbedaan kadar glukosa antara
tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain. Penelitian ini sejalan
serum memiliki stabilitas sampai 4 jam pada suhu ruang, baik pada tabung
vakum gel separator ataupun tabung vakum plain yang serumnya sudah
signifikan pada kurun waktu 12 jam. Pada tabung vakum plain, apabila serum
yang telah terbentuk tidak segera dipisahkan ke tempat penampungan lain, akan
menyebabkan terjadinya glikolisis hal ini sesuai dengan penelitian Mikesh dan
Bruns (2008), Tabung vakum plain ini memiliki resiko terjadinya glikolisis,
yang dapat mengonsumsi glukosa yang terdapat dalam serum sebanyak 5%-7%
dari pada tabung vakum lainnya. Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah
menggunakan tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain, kedua
tabung ini dapat digunakan dengan kelebihan dan kekurangan yang ada.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
separator didapat kadar rata –rata sebesar 118,3 mg/dl dengan kadar
tabung vakum gel separator dan tabung vakum plain menunjukan hasil
yang tidak bermakna ( p-Value = 0,436), P value lebih besar dari alpha
5.2 Saran
33
34
pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA
8. Hall & Gyuton 2011. Buku ajar Fisiologi kedokteran edisi 12. Elservier
inc : singapura.
Mahasiswa Pembimbing I
Nama : Anisah Dwi Rahmawati Nama : Nurhayati, S.Pd, SKM, M.Kes
NIM : PO.71.34.0.15.004 NIP : 197009241991032001
Pembimbing II
Nama : Asrori, AMAK, S.Pd, MM
NIP : 1969080819991011001
Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pasang jarum pada holder, pastikan telah terpasang dengan sempurna
3. Lakukan pendekatan dengan pasien secara ramah,usahakan pasien
senyaman mungkin
4. kemudian sesuaikan identitas pasien dengan formulir permintaan
pemeriksaan
5. lalu verifikasi keadaan pasien , misalnya puasa atau konsumsi obat. catat
bila pasien mengonsumsi obat tertentu
6. minta pasien untuk meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas
7. minta pasien mengepalkan tangannya
8. pasang tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipatan tangannya
9. pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan palpasi untuk
memastikan posisi vena
10. Jika vena tidak teraba lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku
11. Bershikan kulit yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang telah dibersihkan tidak boleh dipegang lagi
12. Tusukan bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas.
Masukkan tabung kedalam holder dororng sehingga darah akan mengalir
masuk kedalam tabung, lalu lepaskan tourniquet. Tunggu sampai darah
berhenti mengalir
13. Minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 cc
14. Letakkan kapas kering ditempat suntikkan lalu segera lepaskan/trik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester bekas tusukan tadi
15. Tempelkan barcode/ identitas pasien di tabung vakum
16. Darah siap untuk dikirim dan dilakukan pemeiksaan
Lampiran 4 : Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan
Automatic Clinical Chemistry Analyzer
Prosedur Kerja :
A. Quality Control Biosystem A15
1. Lakukan preparasi reagen-reagen lalu masukkan rak yang berisi reagen
kerja ke dalam alat biosystem A15
2. Siapkan rak pediatric
3. Pipet masing-masing bahan control ( Kontrol normal dan control high)
kedalam pediatric lalu masukkan pediatric kedalam rak pediatric
4. Masukkan rak pediatric yang telah terisi bahan control kedalam alat
5. lakukan order control untuk semua parameter pemeriksaan
6. Klik start
7. Tunggu proses QC sedang berlangsung
8. Setelah semua parameter berada dalam mode stand by, klik tes “liat
masing-masing parameter tes”
Perhatikan nilai QC, bila nilai QC tidak masuk range maka akan mencul
tanda bintang (*) pada parameter tersebut. Lakukan kalibrasi dengan cara :
a. Klik icon “masukkan sampel baru”
b. Pilih parameter yang akan dikalibrasi
c. pipet calibrator kedalam pediatric lalu masukkan kedalam alat
d. klik “accept”
e. tunggu proses running selesai yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi hijau pada parameter yang tertera di monitor
9. Alat siap untuk melakukan pemeriksaan sampel
B. Analisa Sampel
1. Siapkan sampel yang telah diberi kode (nomor) biarkan membeku
2. lalu lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit
3. Kemudian pisahkan darah dan serum menggunakan mikropipet, masukkan
serum kedalam tabung pediatric yang sudah diberi label sebanyak 500 µl
dan sisanya disimpan di tabung cup sebagai arsip
4. Setelah sampel siap, klik ikon pada alat “masukkan sampel baru” lalu input
kode pasien
5. klik item pemeriksaan Glukosa
6. klik ikon panah pada computer, maka data pemeriksaan pasien akan muncul
display
7. tekan tombol “posisi” pada sudut kanan bawah display computer
8. klik tombol “posisi” pada sudut kanan bawah display lalu klik OK
9. Pilih posisi pediatric dalam rak pediatric yang tertera pada display
10. masukkan pediatric yang telah berisi sampel serum (500 µl) dalam rak
pediatric alat sesuai dengan yang tertera pada display
11. klik “accept” lalu klik “continuous”
12. Alat biosystem akan memproses pemeriksaan dalam beberapa menit, lalu
klik “monitor” untuk melihat proses running sampel
13. setelah proses running selesai, klik “ hasil saat ini” untuk melihat hasil
pemeriksaan
14. Tulis hasil pemeriksaan pada form permintaan pemeriksaan
( 1 − 2) (1 − )
=
Diketahui :
( 1− ) = (95 %)2 (1,96)2 = 3.842
Perhitungan :
3.842 0.069 0.931
=
0.01
0.246806238
=
0.01
0.246806238
=
0.01
= 24,68 = 25
Vakum Plain
Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8 : Hasil Perhitungan Uji Statistik
a
Kadar Glukosa Darah Negative Ranks 19 19.08 362.50
b
Menggunakan Tabung Positive Ranks 16 16.72 267.50
Vakum Plain - Kadar Ties 0
c
Test Statisticsa