Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

OLEH :

NAMA : ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR

STAMBUK : 15020180175

KELAS : C9C10

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : INSAN KAMIL, S.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dikehidupan sehari-hari, setiap individu selalu berhubungan
dengan dunia kesehatan, salah satunya pada bidang farmasi. Dimana
kita ketahui bahwa didalam dunia farmasi tidak terlepas tentang produk
obat-obatan, sehingga obat yang beredar luas memiliki mutu yang baik
serta keselamatannya terjamin.
Dalam bidang farmasi, salah satu ilmu yang dipelajari yakni kimia
analisis, dimana kita ketahui analisis ada dua yakni analisis kualitatif
untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan zat dalam suatu
sampel dan analisis kuantitatif untuk mengetahui jumlah kandungan
yang terdapat dalam zat pada sampel. Kimia analisis sangat penting
dilakukan oleh seorang farmasis untuk mengidentifikasi obat-obatan
yang beredar luas di lingkungan masyarakat agar mengetahui kualitas
dari bahan-bahan yang digunakan dalam sediaan tersebut sehingga
ketika di gunakan oleh masyarakat dapat menimbulkan efek yang baik.
Salah satu bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran adalah
salep. Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah di
oleskan dan digunakan sebagai obat luar. Basis salep biasanya
mengandung bahan yang sukar larut dalam air, sehingga sampel tidak
bisa langsung di titrasi tetapi dilakukan preparasi sampel terlebih
dahulu untuk mengisolasi zat aktif dari basis salepnya.
Asam salisilat berkhasiat fungisid terhadap banyak fungsi pada
konsentrasi 3-6 % dalam salep. Asam salisilat banyak digunakan
dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan. Asam salisilat
dapat di tentukan kadarnya dengan beberapa metode, metode yang
paling sederhana adalah titrasi. Asam salisilat memiliki sifat asam
lemah sehingga metode titrasi yang sesuai adalah titrasi alkalimetri.
Alkalimetri merupakan titrasi untuk sampel yang bersifat asam
menggunakan larutan baku yang bersifat basa.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
Oleh karena itu, pada praktikum ini dilakukan analisis kadar asam
salisilat pada sediaan salep secara alkalimetri yang akan di bahas
pada bab selanjutnya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini adalah mampu menjelaskan
tentang analisis kadar asam salisilat pada sediaan salep secara
alkalimetri.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang analisis kadar asam salisilat pada sediaan salep
secara alkalimetri.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Asam salisilat adalah keratolitik yang paling sering digunakan.
Apabila pemakaian lebih dari 20% permukaan tubuh, penyerapan
sistemik dapat terjadi, terutama pada pasien yang mengalami
gangguan fungsi hati atau ginjal. Asam salisilat dapat mengurangi
efikasi UVB. Asam salisilat dapat dipakai pada kehamilan tetapi harus
dihindari pada anak-anak karena efek penyerapan oleh kulit yang
besar (Murlistyarini dkk, 2018).
Asam salisilat berkhasiat fungisid terhadap banyak fungsi pada
konsentrasi 3-6% dalam salep. Di samping itu, zat ini berkhasiat
bakteriostatis lemah dan berdaya keratolitis, yaitu dapat melarutkan
lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%. Asam salisilat banyak
digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan.
Sering kali asam ini dikombinasi dengan asam benzoat (salep
whitfield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang keduanya memiliki
kerja fungistatis maupun bakteriostatis. Bila dikombinasi dengan obat
lain, misalnya kortikosteroida, asam salisilat akan meningkatkan
penetrasinya ke dalam kulit (Tjay & Rahardja, 2007).
Asam salisilat berkhasiat fungistatik, bakteriostatik, dan keratolitik.
Dalam kadar 5-10% terutama bermanfaat terhadap komedo tanpa
adanya peradangan (kemerah-merahan atau bernanah). Sering
digunakan untuk menghilangkan kutil dan katimumul. Kombinasinya
dengan asam benzoat (salep whitfield) dahulu digunakan terhadap
mycosis kulit lainnya, tetapi kini ternyata kurang efektif. Efek
sampingnya bila digunakan lama merupakan iritasi, rasa terbakar, dan
gatal-gatal (Tan & Rahardja, 2010).
Kimia analisis bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan
dengan identifikasi zat-zat kimia; mengenali unsur atau senyawa apa

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
yang ada dalam suatu sampel. Adapaun analisis kuantitatif berkaitan
dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang seringkali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian
kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis. Teknik laboratorium
yang digunakan menghasilkan pengelompokan metode-metode
kuantitatif menjadi subdivisi titrimetrik (volumetrik), gravimetrik, dan
instrumental (Day & Underwood, 2002).
Pada dasarnya, analisis kimia dapat dilakukan dengan analisis
kualitatif yang bertujuan untuk mencari jenis ion, molekul, atau radikal
yang terdapat dalam sampel; analisis kuantitatif yang bertujuan untuk
menentukan kadar ion atau molekul dalam suatu sampel; dan analisis
instrumentasi, yakni analisis kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan peralatan elektronik. Analisis kuantitatif konvensional
dapat dilakukan dengan cara volumetri (titrimetri) dan gravimetri.
Peralatan kimia yang canggih dewasa ini banyak dipakai untuk
pemeriksaan jenis dan kadar zat dalam bahan atau campuran bahan
(Sumardjo, 2008).
Proses dalam titrimetri, adalah sebagai berikut (Hartutik, 2012):
a. Suatu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (larutan
standar) ditempatkan di dalam labu erlenmeyer.
b. Di dalam labu erlenmeyer ditambahkan indikator, yaitu suatu zat
yang ditambahkan dan untuk menunjukkan perubahan warna
pada titik akhir titrasi. Agar reaksi berjalan cepat, maka isi larutan
dalam labu dilakukan penggoyangan secara manual. Selain itu
juga dapat dimasukkan stirer (pengaduk), suatu magnet yang
dapat mengaduk larutan secara konstan bila terpapar aliran listrik.
c. Suatu larutan yang ingin deketahui konsentrasinya, disebut titran
(larutan penitrasi) dimasukkan dalam buret, yaitu suatu pipa gelas

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
yang salah satu ujungnya mempunyai kran dan berskala dari 1 mL
sampai sepersepuluh mL.
d. Larutan titran diteteskan tetes demi tetes dari buret sambil
mengocoknya agar larut (bila tidak tersedia stirer), sampai terjadi
perubahan warna larutan.
Dalam analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis
kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki
direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasi)-
nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara
kuantitatif. Larutan baku diteteskan dari buret kepada larutan yang
diselidiki dalam tempatnya. Pekerjaan ini disebut dengan titrasi atau
menitrasi. Larutan baku yang diteteskan disebut sebagai titran. Saat
yang menyatakan reaksi telah selesai disebut dengan titik ekivalen
teoritis yang berarti bahwa bahan yang diselidiki telah bereaksi
dengan senyawa baku secara kuantitatif sebagaimana dinyatakan
dalam persamaan reaksi. Selesainya titrasi dapat dilihat dengan
berubahnya warna atau dengan terbentuknya endapan (kekeruhan).
Perubahan ini dapat diamati karena larutan bakunya sendiri atau
dengan bantuan larutan (zat lain) yang disebut indikator. Saat
terjadinya perubahan yang terlihat dan menandakan titrasi harus
diakhiri disebut titik akhir titrasi yang menyatakan volume larutan baku
yang terpakai dari buret sekian mililiter (Gandjar & Rohman, 2015).
Analisis secara titrimetri dapat digolongkan berdasarkan reaksi
kimia, cara titrasi, dan jumlah sampel. Berdasarkan reaksi kimia,
titrimetri dikelompokkan menjadi reaksi asam-basa, reaksi oksidasi-
reduksi, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks.
Berdasarkan cara titrasi, titrimetri dikelompokkan menjadi titrasi
langsung dan titrasi kembali. Adapun berdasarkan jumlah sampel,
titrimetri dikelompokkan menjadi titrasi makro, titrasi semi mikro, dan
titrasi mikro (Gandjar & Rohman, 2015).

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
2.2 Uraian Bahan
1. Air Murni (Ditjen POM, 2020: 69)
Nama resmi : PURIFIED WATER
Nama lain : Air murni
Bobot molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur : H – O – H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau
Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan kemasan wadah non
reaktif yang dirancang untuk mencegah
masuknya mikroba.
Kegunaan : Pelarut
2. Asam Salisilat (Ditjen POM, 2020: 193)
Nama resmi : SALICYLIC ACID
Nama lain : Asam salisilat
Bobot molekul : 138,12 g/mol
Rumus molekul : C7H6O3
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum


halus atau serbuk halus putih; rasa agak manis;
tajam dan stabil di udara. Bentuk sintesis warna
putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil
salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau
merah muda dan berbau lemah mirip mint.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzen, larut
dalam air mendidih; mudah larut dalam etanol
dan dalam eter; agak sukar larut dalam
kloroform.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Agen keratolitikum
3. Besi(III) Klorida (Ditjen POM, 1979: 659)
Nama resmi : FERRO CHLORIDA
Nama lain : Besi (III) Klorida
Bobot molekul : 162,2 g/mol
Rumus molekul : FeCl3
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,


hitam kehijauan, bebas warna jingga dari
garam hidrat yang telah terpengaruh oleh
kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna
jingga.
Kegunaan : Pereaksi
4. Etanol (Ditjen POM, 2020: 537)
Nama resmi : ALCOHOL
Nama lain : Etil alkohol
Bobot molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur : CH3-CH2-OH
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna;
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78º, mudah
terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh
kuman
5. Fenolftalein (Ditjen POM, 2020: 5950)
Nama resmi : PHENOLPHTALEINE
Nama lain : Fenolftalein
Bobot molekul : 318,33 g/mol
Rumus molekul : C20H14O4
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih


kekuningan
lemah; tidak berbau; stabil di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol;
agak sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya pada suhu ruang.
Kegunaan : Indikator
6. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 2020: 1224)
Nama resmi : SODIUM HYDROXIDE
Nama lain : Natrium hidroksida
Bobot molekul : 40,00 g/mol
Rumus molekul : NaOH
Rumus struktur : Na – O – H
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, bentuk
pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk
lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat
menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2020: 14-15)
A. Preparasi Sampel
1. Larutan Uji untuk Analisis Kualitatif
Sampel salep/krim yang mengandung asam salisilat
ditimbang sebanyak 1,00 g. Masukkan ke dalam gelas kimia,
larutkan dalam 10 mL etanol sambil dipanaskan di atas
penangas air. Aduk hingga homogen, tutup dengan
alumunium foil. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan
saring menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh
ditampung dalam gelas kimia, diuapkan pelarut etanolnya
pada tangas air hingga kering.
2. Larutan Uji untuk Analisis Kuantitatif
Sampel salep ditimbang setara dengan 500 mg asam
salisilat. Masukkan ke dalam gelas kimia, larutkan dalam 10
mL etanol netral (sudah dinetralkan dengan natrium hidroksida
0,1 N) sambil dipanaskan di atas penangas air. Aduk hingga
homogen, tutup dengan alumunium foil. Dinginkan dalam es
selama 15 menit dan saring menggunakan kertas saring.
Filtrat ditampung dalam erlenmeyer.
B. Identifikasi Hasil Pemisahan
Uji warna (kualitatif) : Sampel hasil preparasi (1b)
ditambahkan beberapa tetes pereaksi FeCl 3, diamati perubahan
yang terjadi. Reaksi positif memberikan warna ungu.
C. Analisis Kadar

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
Larutan uji untuk analisis kuantitatif (1b), tambahkan indikator
fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV
hingga terbentuk warna merah muda. Tiap ml natrium hidroksida
0,1 N setara dengan 13,81 mg C7H6O3.
D. Perhitungan
% kadar = Vol. NaOH x N NaOH x BST (mg)
berat sampel (mg)

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan yaitu buret, cawan porselin, corong
kaca, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, klem+statif, penangas air,
pipet tetes, sendok tanduk/stainless, timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquades, aluminium foil,
baku asam salisilat, es batu, etanol 96%, ferri klorida (FeCl 3), indikator
fenolftalein, kertas saring, kertas timbang, larutan baku natrium
hidroksida 0,0998 N, sampel salep asam salisilat.
3.3 Cara Kerja
A. Preparasi Sampel
1. Larutan uji untuk analisis kualitatif
Sampel salep/krim yang mengandung asam salisilat
ditimbang sebanyak 1,00 g. Dimasukkan kedalam gelas kimia,
dilarutkan dalam 10 mL etanol sambil dipanaskan di atas
penangas air. Diaduk hingga homogen, ditutup dengan
alumunium foil. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring
menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh ditampung
dalam gelas kimia, diuapkan pelarut etanolnya pada tangas air
hingga kering.
2. Larutan uji untuk analisis kuantitatif
Sampel salep ditimbang setara dengan 500 mg asam salisilat.
Dimasukkan ke dalam gelas kimia, dilarutkan dalam 10 mL etanol
netral (sudah dinetralkan dengan natrium hidrokdisa 0,1 N) sambil
dipanaskan di atas penangas air. Diaduk hingga homogen, tutup

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
dengan alumunium foil. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan
saring menggunakan kertas saring. Filtrat ditampung dalam
erlenmeyer.
B. Identifikasi Hasil Pemisahan
Uji Warna (kualitatif) :
Sampel hasil preparasi (b) ditambahkan beberapa tetes
pereaksi FeCl3, diamati perubahan yang terjadi. Reaksi positif
memberikan warna ungu.
C. Analisis Kadar
Larutan uji untuk analisis kuantitatif (poin 1b), ditambahkan
indikator fenolftalein LP dan dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1
N LV hingga terbentuk warna merah muda. Tiap mL natrium
hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg C 7H6O3.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. Tabel Pengamatan

Nama sampel : Salep 88

Berat sampel : 500 mg

Nama larutan baku : Natrium Hidroksida

Normalitas larutan baku : 0,0998 N 

Berat setara : 13,81 mg

Volume titran yang : 7,5 mL


digunakan

Kadar : 20,673 %

b. Perhitungan
NaOH : 0,0998 N 
Volume Titrasi : 7,5 mL 
BST : 13,81 mg 
Berat Sampel : 500 mg 
Dit: % kadar asam salisilat dalam sampel uji …?
Penyelesaian:
%𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑣𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑆𝑇 (𝑚𝑔) x 100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
= 7,5 mL x 0,0998 N x 13,81 mg x 100
500 mg x 0,1
= 20,673 %
c. Mekanisme Reaksi

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

4.2 Pembahasan
Kimia analisis merujuk kepada pengkajian mengenai
pengembangan, hubungan, dan identifikasi kimia. Kimia analisis
melibatkan dua analisis yakni analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mngetahui ada tidaknya senyawa
dalam suatu sampel, sedangkan analisis kuantitatif untuk menentukan
kadar dalam suatu senyawa.
Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah di oleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Basis salep biasanya mengandung
bahan yang sukar larut dalam air, sehingga sampel tidak bisa langsung
di titrasi tetapi dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu untuk
mengisolasi zat aktif dari basis salepnya.
Asam salisilat berkhasiat fungisid terhadap banyak fungsi pada
konsentrasi 3-6 % dalam salep. Asam salisilat dapat di tentukan
kadarnya dengan beberapa metode, metode yang paling sederhana
adalah titrasi. Titrasi merupakan metode analisis kuantitatif yang umum
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara
pasti. Asam salisilat memiliki sifat asam lemah sehingga metode titrasi
yang sesuai adalah titrasi alkalimetri.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang analisis kadar asam salisilat pada sediaan salep
secara alkalimetri.
Sebelumnya dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu, sampel
yang digunakan yakni salep 88 yang mengandung asam salisilat,
kemudian ditimbang sampel setara dengan 500 mg asam salisilat,

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
asam salisilat dimasukan ke dalam gelas kimia sambil dipanaskan
kemudian di aduk hingga homogen kemudian ditutup dengan
aluminium foil, lalu didinginkan dalam es selama 15 menit kemudian
disaring dengan keras saring kemudian filtrat yang diperoleh
ditampung ke dalam erlenmyer. Tujuan dari proses pendinginan
menggunakan es batu yang ada dalam wadah yaitu agar pada saat
proses titrasi berlangsung tidak terjadi panas yang berlebih, karena
titran yang digunakan yakni NaOH bersifat eksoterm atau nanti pada
saat bereaksi akan menghasilkan panas. Selain itu pendinginan juga
dilakukan agar nantinya filtrat yang mengandung asam salisilat dapat
larut dengan pelarut, sedangkan untuk basis dari salep tidak
Selanjutnya, dilakukan uji kuantitatif, untuk menetapkan kadar
asam salisilat, Farmakope Indonesia menyatakan bahwa analisis
kadar dilakukan secara volumetri menggunakan larutan titer natrium
hidroksida 0,1 N. Metode titrasi yang menggunakan larutan titer
natrium hidroksida dikenal sebagai metode alkalimetri, cara ini
didasarkan pada reaksi netralisasi antara zat uji asam dengan larutan
baku basa sebagai larutan titer. Berdasarkan kelarutan asam salisilat
yang sukar larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam etanol,
sehingga dalam analisisnya asam salisilat dilarutkan dengan etanol
agar terjadi reaksi yang sempurna. Oleh karena etanol sedikit bereaksi
asam, maka pelarut tersebut harus dinetralkan terlebih dahulu
sehingga dalam proses titrasi larutan titer hanya menetralkan larutan
sampel. Untuk mengetahui selesainya reaksi maka digunakan
indikator, indikator yang digunakan adalah fenolftalein (pp) yang
merupakan indikator basa. Interval pH fenolftalein adalah 8,0-10,0,
perubahan warna diamati dari tidak berwarna menjadi merah muda
(pink).
Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan kali ini yakni %
kadar asam salisislat adalah 20,673 %. Sehingga dari hasil yang di

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP
peroleh menunjukkan bahwa kadar asam salisilat tidak memenuhi
syarat yang dalam farmakope Indonesia tercantumkan bahwa
kadarnya tidak kurang dari 95 % dan tidak lebih 105%.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pada penetapan kadar asam salisilat dalam sediaan salep 88
diperoleh persen kadar yaitu 20,673 %. Hal ini tidak sesuai dengan
persen kadar yang ada dalam Farmakope Indonesia yang
menyatakan bahwa asam salisilat C7H6O3 tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Artinya
hasil yang diperoleh tidak memenuhi persyaratan.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum daring seperti saat ini ada tetap
diputarkan video simulasi percobaan, agar praktikan lebih mudah
memahami sehingga tidak menghambat kelancaran pembuatan video
pada masing-masing praktikan.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi. Farmasi UMI:


Makassar.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Ditjen POM, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Depkes RI: Jakarta.

Day & Underwood, 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.


Erlangga: Jakarta.

Gandjar & Rohman, 2015. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar:


Yogyakarta.

Hartutik, 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. UB Press: Malang.

Murlistyarini dkk, 2018. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. UB


Press: Malang.

Sumardjo, 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. EGC:
Jakarta.

Tan & Rahardja, 2010. Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-


Hari. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

Tjay & Rahardja, 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaaan dan


Efek-Efek Sampingnya. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

LAMPIRAN
Skema kerja

Preparasi sampel
a. Larutan uji untuk analisis kualitatif
Asam salisilat ditimbang sebanyak 500 mg

Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring


menggunakan kertas saring

Dimasukkan ke dalam gelas kimia, larutkan dalam 10


mL etanol sambil dipanaskan di atas penangas air
b. Larutan uji untuk analisis kuantitatif

Ditimbang setara dengan 500 mg asam salisila

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Dilarutkan dalam 10 mL etanol netral (sudah


dinetralkan dengan natrium hidrokdisa 0,1 N) sambil
dipanaskan di atas penangas air

Diaduk hingga homogen, tutup dengan alumunium foil

Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring


ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR
menggunakan INSAN
kertas saring. KAMIL,
Filtrat S.Farm
ditampung dalam
15020180175
erlenmeyer
ANALISI KADAR ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN SALEP

Filtrat yang diperoleh ditampung dalam gelas kimia,


diuapkan pelarut etanolnya pada tangas air hingga
kering.

Identifikasi Hasil Pemisahan

Uji Warna (kualitatif):

Sampel hasil preparasi (b) ditambahkan beberapa tetes


pereaksi FeCl3

Diamati perubahan yang terjadi. Reaksi positif


memberikan warna ungu.

Analisis Kadar

Larutan uji untuk analisis kuantitatif (poin 1b),


tambahkan indikator fenolftalein LP

Dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga


terbentuk warna merah muda (Tiap ml natrium
hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg C 7H603)

ANDI NURUL ATIKA MUCHTAR INSAN KAMIL, S.Farm


15020180175

Anda mungkin juga menyukai