300. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil
perhitungan dikalikan dengan faktor pengenceran.
10 petri
6 tabung reaksi
Labu Erlenmeyer
15 blue tip
Gelas ukur 10 mL
Bahan
1. Sampel yang diperiksa (serbuk jamu habbatus sauda)
2. Medium plate count agar (PCA) dan larutan fisiologis teril
IV. CARA KERJA
Ditimbang 1 ram sampel yang akan diperiksa, dilarutkan dalam 10 mL
larutan pengencer
Dilakukan penenceran hingga 10-5
Dituang 1 mL suspensi hasil pengenceran pada cawan petri
Dituang medium PCA yng telah disterilka (40C) ke dalam seetiap cawan
petri
Direplikasi 1 kali
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam dalam posisi terbalik
Dihitung koloni baktei yang tumbuh pada cawan petri, dihitung angka
lempeng totalnya
V. Data Pengamatan
Gambar
Pengenceran
10-1
Jumlah koloni
57
36
10-2
12
10-3
10-4
10-4
10-5
10-5
Perhitungan
1.
2.
3.
4.
5.
ALT rata-rata dari konsentrasi 10-1 ,10-2, 10-3, 10-4, 10-5 adalah.
VI. Hasil Pengamatan
Perhitungan
Rumus perhitungan angka lempeng total :
1
faktor pengenceran
gram sampel
jumlah koloni
ALT =
1
101
ALT =
=3 6,0 101
1 gram
36
dari
106 ,
dari
106 ,
1
101
ALT =
=57 , 0 1
1 gram
57
VII. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan cemaran bakteri yang
terdapat dalam makanan, minuman, kosmetika, obat atau obat tradisional. Uji
angka lempeng total merupakan metode umum yang digunakan untuk
menghitung adanya bakteri yang terdapat pada sediaan yang diperiksa.
Dalam berbagai sediaan tersebut, walaupun dinyatakan steril, tetapi belum
tentu bebas dari kontaminan terutama bakteri yang berukuran mikroskopis.
Maka itu, perlulah diketahui jumlah bakteri dan apakah jumlah koloni bakteri
dalam sediaan tersebut memenuhi aturan Departemen Kesehatan RI yaitu
kurang dari 106 jumlah angka lempeng totalnya. Jika jumlah koloni kurang dari
angka tersebut, sediaan dapat dinyatakan aman untuk dikonsumsi, tetapi jika
lebih dari 106 sangat mungkin akan menimbulkan masalah kesehatan bila
dikonsumsi karena sediaan tersebut mengandung banyak bakteri.
Uji ini dilakukan dengan melakukan pengenceran terhadap sediaan yang
diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar. Jumlah
koloni bakteri yang nantinya tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah
inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai, yaitu pada suhu 37 o C dan selama
18 - 24 jam, dan dilakukan pada posisi terbalik agar air atau uap airnya
menempel di bagian tutup petri dan tidak membasahi permukaan media.
Permukaan media yang basah maka akan dapat mengganggu pertumbuhan
koloni bakteri. Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap jumlah koloni yang
tumbuh dalam petri. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni
bakteri hasil perhitungan dikali faktor pengenceran.
Pada praktikum ini digunakan sedian serbuk dari kapsul jamu Royal Fit
Natural Supplement yang memadukan biji habbatus sauda ( jintan hitam )
dengan tanaman obat trandisional berkhasiat lainnya. Dipilih sediaan jamu
karena produk jamu merupakan produk yang sangat rentan terhadap tumbuhnya
cemaran bakteri, karena jamu berasal dari alam.
Pada percobaan ini dipilih metode cawan tuang (pour plate), yaitu dengan
melakukan pengenceran terhadap sediaan yang akan diperiksa. Pengenceran ini
bertujuan untuk memperkecil populasi mikroba atau mempersempit daerah/
area uji sehingga koloni bakteri yang dihasilkan tidak menumpuk/ terlalu banyak.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang sampel jamu yang
diperiksa sebanyak 1 gram lalu dilarutkan dalam 10 ml larutan saline. Laruten
saline adalah larutan yang mengandung 0,9% NaCl (larutan fisiologis).
Penggunaan saline sebagai pelarut karena saline memiliki pH dan tekanan yang
sesuai dengan kondisi pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri tidak mati.
Campuran dihomogenkan dalam tabung reaksi dengan penggojokan, kemudian
1 ml dari larutan campuran tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi 9 ml larutan saline sehingga didapatkan pengenceran 101 .
Pengenceran terus dilakukan sampai didapatkan tingkat pengenceran 105
(lima kali). Semua pekerjaan ini dilakukan dengan teknik aseptis di dalam LAF.
Setelah itu, diambil sebanyak 1 ml dari masing-masing pengenceran lalu
dituangkan ke cawan petri dan ditambahkan media PCA (Plate Count Agar) yang
sebelumnya telah disterilkan, dipanaskan hingga mencair. Sebelum dituangkan
ke cawan petri, tunggu terlebih dahulu sampai suhunya turun menjadi 40 C,
agar bakteri tidak mati karena suhu yang terlalu panas dan media tidak terlalu
dingin supaya tidak menjendal ketika dituangkan pada sampel. Jika media
menjendal ketika dituangkan, maka sampel tidak dapat tercampur dengan
homogen. Ketika penuangan media, tutup petri tidak perlu sampai dibuka semua
karena akan memperbesar kemungkinan masuknya bakteri lain dari udara,
walaupun kerja sudah dilakukan aseptis di dalam aseptis desk.
Pada percobaan ini, digunakan 1 cawan petri untuk kontrol media, yaitu
cawan petri yang hanya berisi media saja tanpa ada sampel. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa jika ada bakteri yang tumbuh pada petri yang diberi
sampel, adalah tidak berasal dari media yang digunakan. Media dituang, lalu
cawan petri digoyang-goyangkan supaya rata dan tercampur homogen dengan
sampel. Kemudian petri ditutup, antara wadah dan tutup petri diisolasi untuk
menghindari masuknya kontaminan kemudian diinkubasi pada suhu 37 C
selama 18 - 24 jam. Suhu ini merupakan suhu optimum bagi banyak
pertumbuhan bakteri, yaitu sama seperti suhu tubuh karena bakteri-bakteri ini
biasanya hidup dalam tubuh manusia. Saat diinkubasi, cawan perti dibalik
supaya tidak lembab.Setelah 18-24 jam, dilakukan pengamatan dan koloni yang
terbentuk dihitung. Tetapi pada percobaan ini, koloni belum dapat terbentuk
dalam 24 jam, melainkan setelah beberapa hari ( 3 hari ), barulah koloni
terbentuk.
Medium yang digunakan adalah PCA (Plate Count Agar) yang memiliki
komposisi tiap liternya yeast ekstrak 2,5 gram; pepton dari kosein 5,0 gram; D
(+) glukosa 1,0 gram; dan agar 14,0 gram. pH dari media ini adalah 7,0. Yeast
merupakan sumber vitamin B, nitrogen, dan senyawa karbon. Sedangkan pepton
6,0 101
KESIMPULAN
1. Uji angka lempeng total merupakan metode umum yang digunakan untuk
menghitung adanya bakteri yang terdapat pada sediaan yang diperiksa.
2. Pada percobaan ini digunakan sediaan serbuk dari kapsul jamu karena
produk jamu merupakan produk yang sangat rentan terhadap tumbuhnya
cemaran bakteri, karena jamu berasal dari alam, namun jamu yang
digunakan sudah kadaluarsa.
3. Metode yang digunakan adalah metode cawan tuang atau pour plate.
4. Dari hasil perhitungan didapat ALT pada pengenceran 101 sebesar 3
6,0 101
106
106 .
DAFTAR PUSTAKA
Bonang,G., 1987, Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik,
Gramedia, Jakarta
Jawetz dkk, 2001, Mikrobiologi Kedokteran Edisi IV, Depkes RI, Jakarta
T. Pratiwi, Sylvia, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta