PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga
merupakan
sumber
makanan
bagi
mikroorganisme.
Pertumbuhan
dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau
sering tertukar dalam penentuan penyebabnya.
Mengingat bahwa makanan yang digunakan kemungkinan mengandung
bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab
makanan harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan
tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan di laboratorium. Pengujian
ini dapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut mengandung bakteri
patogen atau tidak. Alam prakteknya pengujian makanan secara bakteriologis
untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk coli.
Berbagai mikroba patogen seringkali ditularkan melalui air yang
tercemar sehingga menimbulkan penyakit bawaan manusia maupun hewan.
Coli tinja, makana yang mengandung coli tinja berarti makana tersebut
tercemar
tinja.
Tinja
dari
penderita
sangat
potensial
menularkan
mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Menghitung
atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan
lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar
oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas
mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah
mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar
yang ditentukan oleh suatu lembaga. Kandungan mikroba pada suatu bahan juga
sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan oleh tingkat
kelayakan untuk dikonsumsi.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dalam praktikum dan penulisan
laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pengolahan sampel untuk pemeriksaan
MPN pada kue dadar dan susu kedelai.
test)
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum yang telah dilakukan dan penulisan laporan
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa :
Laporan praktikum ini dapat menambah wawasan mahasiswa
tentang Pemeriksaan Bakteri Coliform dan Coli Tinja dengan metode
MPN, sehingga dapat mengetahui prosedur pemeriksaan bakteri
coliform dan coli tinja dengan metode MPN pada makanan dan
minuman, dan dapat mengolah sampel, serta dapat mengetahui
standar MPN pada makanan dan minuman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan
yang
aman
adalah
tidak
tercemar,
tidak
mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata
cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak
bertentangan dengan kesehatan manusia. Karena itu kualitas makanan baik secara
bakteriologi kimia dan fisik harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk
pangan
untuk dikonsumsi
manusia
pada
dasarnya
di
pengaruhi oleh
pembuat kue, alat-alat yang tidak steril, serta kontaminasi dari bahan-bahan
kue tersebut. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia nomor hk.00.06.1.52.4011 tanggal 28 oktober
2009, batas maksimum cemaran bakteri Escherichia coli dalam tepung dan
produk olahannya adalah 10/g.
2.3 Bakteri coliform
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri
coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain
itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia
coli dan Entereobacter aerogenes ( Anonim1, 2010 ).
Bakteri coliform adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan
sebagai indikator adanya polusi kotoran terhadap air, makanan, susu, dan
produk-produk susu. Coliform adalah keompok bakteri
gram negatif
Peptone 5 gram
Lactose..5 gram
populasi
mikroba
dalam
bahan
atau
produk
pangan.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive
test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).
1. Uji pendugaan (presumtive test)
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat
probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
menguji kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium
selektif diferensial.
Media perbenihan yang diperlukan adalah Lactose Broth Single
Strength (LBSS) dan Lactose Broth Double Strength (LBDS). LBDS
dipakai untuk pengenceran yang lebih besar (10 ml) dan LBSS dipakai
untuk pengenceran yang lebih kecil ( 1 ml dan 0,1 ml). Sedangkan jumlah
tabung yang dipakai ada bermacam-macam kombinasi, seperti:
2.
3.
Volume Air
10 ml contoh air
5 tabung LB SS
1 ml contoh air
5 tabung LB SS
5 tabung LB DS
1 tabung LB SS
1 ml contoh air
1 tabung LB SS
3 tabung LB DS
3 tabung LB SS
1 ml contoh air
3 tabung LB SS
positif. Dari tabung ini perlu diteruskan pada tes penegaan (Confirmatory
Test).
2. Uji penegasan (confirmed test)
Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat
fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk menguji kembali kebenaran
adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial.
Biakan dari tabung yang menunjukkan uji praduga positif
dipindahkan 1 sengkelit/ose ke dalam tabung reaksi berisi 10 ml BGLB
yang telah diberi tabung durham. Seluruh tabung diiinkubasi pada suhu
37C selama 24-48 jam. Dilakukan pengamatan adanya pembentukkan
gas. Pernyataan hasil dari uji MPN coliform ini yaitu jumlah tabung yang
positif gas dicatat dan dirujuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh pada
tabel MPN menyatakan jumlah bakteri coliform dalam tiap gram/tiap mL
sampel yang diuji. Misalnya dalam tabel kita mendapatkan angka MPN =
5, ini berarti bahwa dalam 100 mL sampel terdapat 5 kuman golongan coli.
Sampel dari tabung BGLB yang menghasilkan gas atau tabung yang
positif diambil 2 ose secara steril dimasukkan kedalam tabung yang berisi
BGLB (media yang baru) kembali dengan urutan sesuai tabung BGLB
positif yang telah disusun pada rak tabung. Inkubasi ke dalam incubator
selama 224 jam pada temperature 43-44C. Selanjutnya lihat hasil
pengeraman, tabung positif bakteri E.Coli jika terdapat gas dalam tabung
media BGLB. Jika tidak terbentuk gas dalam tabung durham, maka
hasilnya negative. Untuk menghitung jumlah E.Coli bandingkan jumlah
tabung yang positif dengan tabel MPN.
3. Uji kelengkapan (completed test)
Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap cirri
cirri coliform (bentuk batang, gram negative, tidak berspora (Fardiaz,
1993).
Hasil analisa metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan
tabel MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau
Bab IV
Pembahasan
4.1.1
sampel
4.1.3
4.1.5
Ciri-ciri hasil positif pada media LBDS, LBSS dan BGLB dalam
pemeriksaan MPN pada sampel kue dadar dan susu kedelai.
Dalam pemeriksaan MPN ini dilakukan dengan menggunakan
media LBSS, LBDS, dan BGLB. Untuk mengetahui hasilnya, dapat
melihat keadaan media tersebut setelah sampel dikultur. Ciri-ciri
untuk hasil positif adalah :
1. Pada tabung durham terdapat gas, hal ini menandakan terdapat
bakteri yang memfermentasi lactosa pada media.
2. Selain itu, hasil fermentasi lactosa tersebut dapt menyebabkan
kekeruhan pada media. Jadi tanda dari hasil positifnya dapat
dilihat dari kekeruhan media.
4.1.7
bakteri koliform
1 mL
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0,1 mL
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
MPN/100 mL
2
2
2,2
4,4
6,7
5
7,5
7,6
10
8,8
12
12
16
15
20
21
27
38
96
96
240
Keterangan
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari semua praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam melakukan pengolahan sampel untuk pemeriksaan hal-hal yang
perlu diperhatikan agar memberikan hasil yang optimal adalah :
Bahan ataupun alat yang digunakan untuk pengolahan sampel
merahnya.
Untuk sampel cair sebelum diambil harus dihomogenkan terlebih
dahulu.
Sampel diusahakan agar larut sempurna (homogen) dengan
aquadest.
Sebelum dilarutkan dengan aquadest steril, sampel makanan harus
digerus dan benar-benar halus, sehingga saat dilarukan dapat larut
Lampiran
Surat
Keputusan
Dijem
POM
No:
makanan adalah 20 MPN/100 mL, ini artinya sampel susu sari kedelai
tidak layak dikonsumsi karena mengandung bakteri koliform sebanyak 27
MPN/100 mL, sementara untuk sampel kue dadar masih bisa dikonsumsi.
5.2.
penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna minimal kita mengimplementasikan
tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karena kami
manusia yang tidak luput dari kesalahn dan kami juga butuh saran/ kritikan agar
bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata
kuliah Bakteriologi yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri
kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Online.
Available
September 2013.
Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan
Jilid 2 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah,
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Jakarta.
http://ftp.lipi.go.id/pub/Buku_Sekolah_ Elektronik/SMK/Kelas
%20XI/Kelas%20XI_smk_pengawasan-mutu-bahanprodukpangan_eddy.pdf.pdf. Diakses tanggal 20 September
4.
2013.
Arthur, Sutikno. 2009.
September 2013.
BPOM RI. 2006. Metode Analisis Mikrobiologi Suplemen 2000.
Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Badan Pengawasan Obat
6.
7.
Pemeriksaan
Angka
Kuman
Utara.
Nuria, Cut. M, Rosyid A, dan Sumantri. 2009. Uji Kandungan
Bakteri Esherichia coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot
Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Rembang. Mediagro Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 5. No. 2. Hal 27-35.
9.
10.
Makanan.
http://mawarmawar.wordpress.com/2009/03/03/mikroorganisme
11.
12.
184-185.
Widiyanti , Ni Luh Putu Manik & Ni Putu Ristiati. 2004. Analisi
Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di
Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan, 3 (1):64-73
(Kelompok 4)
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing III
Pembimbing II