IMVIC
Disusun oleh:
DIII GIZI TK 1A
Dosen Pengampu:
Lidya Novita,S.Si,M.Si
JURUSAN GIZI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim begitu pula dengan
mikroorganisme, sebagai makhluk hidup mereka juga melakukan metabolisme untuk
berlangsungnya hidupnya.
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya
menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi, maka dari itu
interaksi dari metabolit – metabolit yang dilakukan oleh mikroorganisme dapt digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri itu sendiri, karna pada dasarnya setiap mikroorganisme atau
bakteri memiliki metabolisme yang berbeda dan khas.
Uji IMVIC merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme atau bakteri dalam suatu bahan dan menjadi salah satu teknik yang sering
digunakan di laboratorium. Uji IMVIC didasarkan pada teknik identifikasi terhadap hasil
metabolisme dari sebuah mikroorganisme atau bakteri di reaksikan terhadap reaktan –
reaktan uji IMVIC sehingga akan menunjukkan hasil positif (+) dan negatif (-) pada sampel.
TINJAUAN PUSTAKA
Uji IMVIC adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui jenis koliform, dan juga
merupakan singkatan dari Indol, Methil Red, Voges- Proskaeur dan Citrate. Uji uji IMVIC
dilakukan untuk mengetahui sifat- sifat fisiologis mikroorganisme, digunakan terutama dalam
membedakan E. Coli dari group Enterobacter dan Klebsiela.
Uji Methil red dan Voges proskauer mempunyai suatu bahan yang sama disebut MR-VP
medium. Media ini mengandung pepton, dekstrosa dan KH2PO4. Uji sitrat digunakan untuk
melihat kemampuan mikroorganisme dalam mengguanakan Na-sitrat sebagai sumber karbon
dan energi. Simon’s Sitrat agar mengandung indikator bromthymol blue. Jika mikroba dapat
menggunakan Na- sitrat sebagai, maka warna indikator akan berubah dari warna hjau
menjadi biru.
Mikroba yang dapat digunakan sebagai indikator keamanan pangan atau sanitasi harus
dapat dideteksi dengan mudah dan cepat serta dapat dibedakan dari mikroba lainnya. Selain
itu keberadaannya pada bahan pangan harus berkorelasi dengan keberadaan patogen,
sehingga mikroba ini dapat digunakan sebagai indikator keamanan pangan. Persyaratan lain
yang harus dipenuhi oleh mikroba yang akan digunakan sebagai indikator keamanan pangan
adalah memiliki kebutuhan nutrisi atau kecepatan pertumbuhan atau laju kematian yang
hampir sama dengan patogen (Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut.
Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni
bakteri. Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan
bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya. Identifikasi bakteri dapat
diketahui dengan menanamkan sampel bakteri dalam media seperti media gula-gula dan
penanaman dalam IMVIC. Uji IMVIC ini merupakan singkatan dari uji Indol, Metil Red,
Voges Proskauer, dan Citrate (BPOM RI, 2008).
Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino triptofan dan
menghasilkan suatu senyawa berbau busuk yang disebut indol. Bakteri yang telah
ditumbuhkan dalam medium yang mengandung triptofan, kemudian diberi 3-5 tetes pereaksi
Kovacs yang mengandung amil alkohol atau diberi kristal asam oksalat. Adanya indol akan
menyebabkan amil alkohol berubah warnanya menjadi merah tua atau warna kristal asam
oksalat menjadi merah muda. Uji yangmenggunakan penunjuk amil alkohol disebut metode
Kovacs (Widiyanto, 2007).
Metil Red adalah indikator asam-basa yang berubah menjadi merah dalam medium
yang sedikit asam. Jadi, jika metil merah ditambahkan pada medium biakan yang
mengandung glukosa yang di dalamnya organisme telah tumbuh selama 18 sampai 24 jam,
warna merah menunjukkan bahwa asam organik telah terbentuk sebagai akibat fermentasi
glukosa. Escherichia coli membentuk banyak asam dan adalah positif terhadap metil merah.
Metil merah adalah suatu indicator yang akan menunjukan warna merah bila pH ada di
bawah 4. Hasil test positif ditandai dengan terbentuknya warna merah, sedangkan warna
kuning menunjukan hasil negative. Pada uji ini sebelumnya ditambahkan reagen MR (0,4%
dalam alcohol 96%) kedalamnya untuk dapat mengetahui reaksi warna (Sahdan, 2010).
Untuk melihat hasil positif maka ke dalam medium yang telah ditanami ditambahkan
KOH kemudian dipanaskan sebentar. Dalam hal ini akan terbentuk diacethil. Diacetyl ini
dengan sisa-sisa guanidine akan membentuk warna merah kecoklatan yang berupa cincin
dipermukaan tabung sebagai VP (+), bila tidak terjadi apa-apa ditulis VP (-). Dengan
manggunakan medium citrate menurut Simmon, merupakan medium padat yang terdiri dari
mono ammonium fosfat, Na citrate, NaCl, air , agar-agar, dan indicator Bromtymol blue.
Pada uji ini medium yang tadinya berwarna hijau kebiruan, bila bereaksi positif maka akan
berubah menjadi berwarna biru terang. Bila rekasi negative, maka akan tetap berwarna hijau
kebiruaan (Hartini, 2011).
Pemaparan tentang uji IMVIC
1. Uji Indol
Asam amino triptofan merupakan kompunen asam amino yang lazim terdapat pada
protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme
akibat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti misalnya Escherichia Coli mampu
menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. Escherichia coli menghasilkan enzim
triptofanase yang mengkatalisasikan penguraian gugus indol dari triptofan. Dalam media
biakan, indol menumpuk sebagai produk buangan, sedangkan bagian lainnya dari molekul
triptofan (asam piruvat dan NH4) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat hara
mikroorganisme. Reagen bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa yang tidak larut
dalam air dan berwarna merah pada permukaan medium. Dan hal ini terlihat dalam praktikum
yang dilakukan sehingga didapatkan hasil dua tabung semuanya bernilai positif. Pada
prinsipnya, uji Indol dilakukan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme untuk
menghasilkan indol dari triptofan. Asam amino triptofan merupakan kompoen asam amino
yang lazim terdapat pada protein, sehingga sama amio ini dengan mudah dapat digunakan
oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti misalnya Escherichia
coli mampu menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. Pembentukan indol dari triptofan
oleh mikroorganisme dapat diketahui dengan menumbuhkannya dalam media biakan yang
kaya dengan triptofan.
3. Uji Voges-Proskauer
4. Uji Citrate
METODOLOGI
Alat:
- Botol steril
- Petridish steril
- Tabung durham
Bahan:
- Alkohol 70%
- Media LB
- Medium Mc Conkey
- E.coli
- Proteus vularis
- Reagen kovac’s
- Medium VP
- 5% a-naftol
- 40% KOH
- Medium Koser Citrat
Prosedur:
- Uji Indol
6. Adanya indol dapat diketahui dengan timbulnya warna merah tua pada
lapisan atas permukaan
- Uji MR
- Uji VP
4. Hasil positif ditunjukkan oleh warna merah tua pada penambahan 5-% a-
naftol dan 40 % KOH
- Uji Simon’s sitrrat
BPOM RI. InfoPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Badan POM RI. Vol. 9,
No. 2, Maret 2008. ISSN 1829-9334, 2008.
Hartini, P. B. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan jajanan Di Kantin Falesa IPB. Bogor:
IPB, 2011.
Sahdan, Nona. Analisis Bakteri Coliform Pada Jajanan Anak Sekolah SD Inpres Bontomanai
Makassar. Skripsi. Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar: Tidak diterbitkan, 2010.