Anda di halaman 1dari 11

Laporan Sementara Hari : Jumat

MK.Pencegahan Pengendalian Infeksi Tanggal: 17 April 2020

IMVIC

Disusun oleh:

Raudhatul Aulia Eka Putri P031913411031

DIII GIZI TK 1A

Dosen Pengampu:

Lidya Novita,S.Si,M.Si

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN GIZI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim begitu pula dengan
mikroorganisme, sebagai makhluk hidup mereka juga melakukan metabolisme untuk
berlangsungnya hidupnya.

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya
menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi, maka dari itu
interaksi dari metabolit – metabolit yang dilakukan oleh mikroorganisme dapt digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri itu sendiri, karna pada dasarnya setiap mikroorganisme atau
bakteri memiliki metabolisme yang berbeda dan khas.

Uji IMVIC merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme atau bakteri dalam suatu bahan dan menjadi salah satu teknik yang sering
digunakan di laboratorium. Uji IMVIC didasarkan pada teknik identifikasi terhadap hasil
metabolisme dari sebuah mikroorganisme atau bakteri di reaksikan terhadap reaktan –
reaktan uji IMVIC sehingga akan menunjukkan hasil positif (+) dan negatif (-) pada sampel.

1.1 Tujuan umum


Mahasiswa mampu mengidentifikasi mikroorganisme dengan meode most probable
number ( MPN) atau metode angka yang paling mungkin.

1.3 Tujuan khusus

- Mahasiswa mampu menghitung MPN koliform didalam suatu sample


- Mahasiswa mampu melakukan uji penduga Koliform
- Mahasiswa mampu melakukan uji penguat Koliform
- Mahasiswa mampu melakukan uji pelengkap Koliform
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi bakteri E. Coli
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Uji IMVIC adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui jenis koliform, dan juga
merupakan singkatan dari Indol, Methil Red, Voges- Proskaeur dan Citrate. Uji uji IMVIC
dilakukan untuk mengetahui sifat- sifat fisiologis mikroorganisme, digunakan terutama dalam
membedakan E. Coli dari group Enterobacter dan Klebsiela.

Indol di produksi oleh metabolisme organisme tertentu terhadap protein krypton.


Krypton adalah protein yang kaya akan tryptophan. Tryptophan merupakan sumber karbon
dan nitrogen bagi bakteri. Hasil pemeccahan tryptophan adalah senyawa indol, asam piruvat
dan amoniak. Untuk membaca haasil indol diperlukan inkubasi sekitar 48 jam. Jika inkubasi
diperpanjang maka indol akan lebih lanjut dicerna oleh bakteri sehingga hasil reaksi dengan
reagen kovac, s negatif.

Uji Methil red dan Voges proskauer mempunyai suatu bahan yang sama disebut MR-VP
medium. Media ini mengandung pepton, dekstrosa dan KH2PO4. Uji sitrat digunakan untuk
melihat kemampuan mikroorganisme dalam mengguanakan Na-sitrat sebagai sumber karbon
dan energi. Simon’s Sitrat agar mengandung indikator bromthymol blue. Jika mikroba dapat
menggunakan Na- sitrat sebagai, maka warna indikator akan berubah dari warna hjau
menjadi biru.

Mikroba yang dapat digunakan sebagai indikator keamanan pangan atau sanitasi harus
dapat dideteksi dengan mudah dan cepat serta dapat dibedakan dari mikroba lainnya. Selain
itu keberadaannya pada bahan pangan harus berkorelasi dengan keberadaan patogen,
sehingga mikroba ini dapat digunakan sebagai indikator keamanan pangan. Persyaratan lain
yang harus dipenuhi oleh mikroba yang akan digunakan sebagai indikator keamanan pangan
adalah memiliki kebutuhan nutrisi atau kecepatan pertumbuhan atau laju kematian yang
hampir sama dengan patogen (Dwidjoseputro, 1994).

Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut.
Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni
bakteri. Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan
bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya. Identifikasi bakteri dapat
diketahui dengan menanamkan sampel bakteri dalam media seperti media gula-gula dan
penanaman dalam IMVIC. Uji IMVIC ini merupakan singkatan dari uji Indol, Metil Red,
Voges Proskauer, dan Citrate (BPOM RI, 2008).

Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino triptofan dan
menghasilkan suatu senyawa berbau busuk yang disebut indol. Bakteri yang telah
ditumbuhkan dalam medium yang mengandung triptofan, kemudian diberi 3-5 tetes pereaksi
Kovacs yang mengandung amil alkohol atau diberi kristal asam oksalat. Adanya indol akan
menyebabkan amil alkohol berubah warnanya menjadi merah tua atau warna kristal asam
oksalat menjadi merah muda. Uji yangmenggunakan penunjuk amil alkohol disebut metode
Kovacs (Widiyanto, 2007).

Metil Red adalah indikator asam-basa yang berubah menjadi merah dalam medium
yang sedikit asam. Jadi, jika metil merah ditambahkan pada medium biakan yang
mengandung glukosa yang di dalamnya organisme telah tumbuh selama 18 sampai 24 jam,
warna merah menunjukkan bahwa asam organik telah terbentuk sebagai akibat fermentasi
glukosa. Escherichia coli membentuk banyak asam dan adalah positif terhadap metil merah.
Metil merah adalah suatu indicator yang akan menunjukan warna merah bila pH ada di
bawah 4. Hasil test positif ditandai dengan terbentuknya warna merah, sedangkan warna
kuning menunjukan hasil negative. Pada uji ini sebelumnya ditambahkan reagen MR (0,4%
dalam alcohol 96%) kedalamnya untuk dapat mengetahui reaksi warna (Sahdan, 2010).

Untuk melihat hasil positif maka ke dalam medium yang telah ditanami ditambahkan
KOH kemudian dipanaskan sebentar. Dalam hal ini akan terbentuk diacethil. Diacetyl ini
dengan sisa-sisa guanidine akan membentuk warna merah kecoklatan yang berupa cincin
dipermukaan tabung sebagai VP (+), bila tidak terjadi apa-apa ditulis VP (-). Dengan
manggunakan medium citrate menurut Simmon, merupakan medium padat yang terdiri dari
mono ammonium fosfat, Na citrate, NaCl, air , agar-agar, dan indicator Bromtymol blue.
Pada uji ini medium yang tadinya berwarna hijau kebiruan, bila bereaksi positif maka akan
berubah menjadi berwarna biru terang. Bila rekasi negative, maka akan tetap berwarna hijau
kebiruaan (Hartini, 2011).
Pemaparan tentang uji IMVIC

1. Uji Indol

Asam amino triptofan merupakan kompunen asam amino yang lazim terdapat pada
protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme
akibat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti misalnya Escherichia Coli mampu
menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. Escherichia coli menghasilkan enzim
triptofanase yang mengkatalisasikan penguraian gugus indol dari triptofan. Dalam media
biakan, indol menumpuk sebagai produk buangan, sedangkan bagian lainnya dari molekul
triptofan (asam piruvat dan NH4) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat hara
mikroorganisme. Reagen bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa yang tidak larut
dalam air dan berwarna merah pada permukaan medium. Dan hal ini terlihat dalam praktikum
yang dilakukan sehingga didapatkan hasil dua tabung semuanya bernilai positif. Pada
prinsipnya, uji Indol dilakukan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme untuk
menghasilkan indol dari triptofan. Asam amino triptofan merupakan kompoen asam amino
yang lazim terdapat pada protein, sehingga sama amio ini dengan mudah dapat digunakan
oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti misalnya Escherichia
coli mampu menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. Pembentukan indol dari triptofan
oleh mikroorganisme dapat diketahui dengan menumbuhkannya dalam media biakan yang
kaya dengan triptofan.

2. Uji Methyl Red

Dalam praktikum digunakan media MR-VP untuk mengetahui fermentasi asam


campuran atau fermentasi butanadiol. Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya
fermentasi asam campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan
berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya
menjadi 5.0 atau lebih rendah. Penambahan indikator pH ”methyl red” dapat menunjukkan
adanya perubahan pH menjadi asam. Methyl Red berwarna merah pada lingkungan dengan
pH 4.4 dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6.2. Fermentasi asam campuran
ditentukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme dalam kaldu yang mengandung
glukosa, dan setelah masa inkubasi menambahkan reagens methyl red. Bila terjadi
fermentasi, biakan akan tetap berwarna merah. Bila tidak terjadi fermentasi, biakan berubah
menjadi kuning setelah penambahan reagen methyl red. Uji ini sangat berguna dalam
identifikasi kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan. Hasil pengamatan
memperlihatkan satu tabung bernilai positif dan satu tabung lainnya bernilai negatif karena
sampel yang telah diberi reagen methyl red tidak terbentuk cincin yang berwarna merah
melainkan membentuk cincin berwarna orange yang mengindikasikan bahwa pada medium
tersebut tidak terdapat bakteri Escherichia coli. Artinya, bakteri ini tidak mengahasilkan asam
campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium
MR-VP.

3. Uji Voges-Proskauer

Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang melaksanakan


fermentasi 2,3-butanadiol. Bila bakteri memfermentasi karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol
sebagai produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan.
Penambahan 40% KOH dan 5% larutan alphanaphtol dalam ethanol dapat menentukan
adanya asetoin (asetil metil karbonil), suatu senyawa pemuka dalam sintesis 2,3butanadiol.
Pada penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukan adanya perubahan warna menjadi merah
muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan larutan alpha-naphtol.

4. Uji Citrate

Uji Citrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat


sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan medium
sitrat–koser berupa medium cair. Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka
asam akan dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan
mengubah warna medium dari hijau menjadi biru. Perubahan warna dari hijau menjadi biru
menunjukan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satusatunya sumber
karbon. Sedangkan para medium sitrat-Koser kemampuan menggunakan sitrat ditunjukan
oleh kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan.
BAB III

METODOLOGI

Alat:
- Botol steril
- Petridish steril
- Tabung durham
Bahan:

- Alkohol 70%
- Media LB
- Medium Mc Conkey
- E.coli
- Proteus vularis
- Reagen kovac’s
- Medium VP
- 5% a-naftol
- 40% KOH
- Medium Koser Citrat

Prosedur:
- Uji Indol

1. Inokulasikan E.coli dan Proteus vulgaris ke dalam medium Me Conkey

2. Tabung ke3 sebagai kontrol dan tidak di inokulasi

3. inkubasikan selama 48 jam pada suhu 30 - 35˚C


4. Amati terjadinya indol dengan menambahkan 1 ml reagen kovac’s ke
dalam setiap tabung

5. kocoklah perlahan-lahan dan biarkan tabung berada dalam posisi tegak


supaya larutan reagen dapat berkumpul dipermukaan medium

6. Adanya indol dapat diketahui dengan timbulnya warna merah tua pada
lapisan atas permukaan

- Uji MR

1. Inkubasikan medium MR dengan E.coli

2. Inkubasikan selama 5-7 hari pada suhu 30˚C

3. Amati perubahan yang terjadi


4. Hasil positif ditunjukkan oleh warna merah pada penambahan indikator
methyl red

- Uji VP

1. Inkubasikan medium VP dengan E.coli

2. Inkubasikan selama 5-7 hari pada suhu 30˚C

3. Amati perubahan yang terjadi

4. Hasil positif ditunjukkan oleh warna merah tua pada penambahan 5-% a-
naftol dan 40 % KOH
- Uji Simon’s sitrrat

1. Inokulasikan B.subtilis dan E.coli masing-masing ke dalam tabung


medium koser citrat

2. Biarkan 1 tabung tidak di inokulasi

3. Inkubasikan selama 48-72 jam pada suhu 37˚C

4. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya kekeruhan


DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. InfoPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Badan POM RI. Vol. 9,
No. 2, Maret 2008. ISSN 1829-9334, 2008.

Dwidjoseputro. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo, 1994.

Hartini, P. B. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan jajanan Di Kantin Falesa IPB. Bogor:
IPB, 2011.

Sahdan, Nona. Analisis Bakteri Coliform Pada Jajanan Anak Sekolah SD Inpres Bontomanai
Makassar. Skripsi. Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar: Tidak diterbitkan, 2010.

Widiyanto. Analisis Kualitatif Bakteri. Bandung: IPB. 2007.

Anda mungkin juga menyukai