MIKROBIOLOGI PANGAN
ACARA I
Penanggung Jawab:
Nino Godlif Tbet (A1F016068)
MIKROBIOLOGI PANGAN
ACARA 1
Kelompok : 2
Rombongan : 1
Disusun oleh:
Nino Godlif Tbet (A1F016068)
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 2
C. Manfaat ......................................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................... 4
III. METODE KERJA .............................................................................................................. 9
A. Alat dan Bahan.............................................................................................................. 9
B. Bahan yang digunakan adalah: ..................................................................................... 9
Prosedur Kerja .................................................................................................................... 10
IV. HASIL .......................................................................................................................... 12
IV. PEMBAHASAN ............................................................................................................... 17
PENUTUP .............................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 23
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa
kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel, mengganggu
permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas
enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati
secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi
menjadi dua macam yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang
dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat
pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi
yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada
jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat
atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat
gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak
hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi
mikroba yang digunakan.
B. Tujuan
C. Manfaat
2
3. Mengetahui pengaruh lama inkubasi terhadap mikroba setelah
diberikan antimikroba alami dan sintetis.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Buckle et al. (2007), mikroorganisme tumbuh lebih baik pada bahan
pangan yang telah dimasak daripada bahan pangan mentah karena zat-zat gizi
tersedia lebih baik dan tekanan persaingan dari mikroorganisme lain telah dikurangi.
Zat antimikroba atau antibakteri adalah senyawa yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat
membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme (microbiostatic) (Agus, 2012). Cara kerja zat-zat kimia dalam
menghambat atau mematikan mikroorganisme itu berbeda-beda, beberapa
diantaranya adalah mendenaturasi protein, merusak membran, mengganggu sintesis
protein serta menghambat pembentukan dinding sel.
4
Menurut Sudiarto (2008), Bahan pengawet atau disebut juga senyawa
antimikroba pada pangan dibedakan atas tiga golongan berdasarkan sumbernya,
yaitu:
5
Menurut Mazni (2008), antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang
dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroba yang menyebabkan
interaksi pada manusia. Kadar mineral yang diperlukan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba atau membunuhnya masingmasing dikenal sebagai kadar
hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM).
Beberapa bahan pengawet yang sering digunakan adalah:
2. Asam Sitrat
6
Selain itu terdapat juga zat antimikroba alami seperti:
1. Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) telah diketahui sejak lama dapat digunakan
sebagai bumbu masakan dan pengobatan. Zat bioaktif yang berperan sebagai
antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil)
dengan kandungan sulfur. Komponen bioaktif lainnya adalah dialildisulfida,
dan dialiltrisulfida yang juga memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas
antibakteri bawang putih dapat mengendalikan bakteri-bakteri patogen, baik
Gram negatif maupun positif (Durairaj et al., 2009).
2. Ekstrak kencur dalam etanol mempunyai daya antimikroba terhadap salahsatu
jamur kulit. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kencur antara lain
etilsinamat, etil p-metoksi sinamat, p-metoksi tiren, kamfen, dan borneol. Dan
etil p-metoksi sinamat merupakan komponen utama yang mudah untuk
diisolasi dandimurnikan (Gholib, D. 2009).
Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah dalam suku temu-
temuan (Zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti temulawak
(Curcuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa)kunyit (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferia galanga),lengkuas (Langgalanga), dan lain-lain
yang telah digunakan secara luas di dunia baik sebagai bumbu dapur maupun sebagai
obat. Ada tiga jenis varian jahe di Indonesia, yaitu jahe gajah (Zingiber officinale var
officinarum), jahe emprit (Zingiber officinale var amarum), dan jahe merah (Zingiber
officinalevar rubrum) (Guenther,2006.)
Penyusun utama dari oleoresin jahe adalah senyawa turunan fenol seperti
gingerol dan shogaol yang dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri.
Hasil penelitian Purwani dan Muwakidah (2008) menunjukkan bahwa
berbagai bahan alami yaitu laos, jahe dan kunyit yang telah diparut dan
dilumatkan pada ikan dapat mengawetkan daging dan ikan selama 24 jam
pada suhu kamar (Dwidjoseputro, D.1978). Kandungan senyawa metabolit
sekunder pada tanaman jahe-jahean terutama dari golongan flavonoid, fenol,
7
terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya dapat menghambat pertumbuhan
patogen yang merugikan kehidupan manusia, diantaranya bakteri Escherichia
coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, jamur Neurospora sp, Rhizopus
sp, dan Penicillium sp (Nursal, 2007).
8
III. METODE KERJA
Medium NA
E. Coli
Staphiloccus
Bawang putih
Kencur
Jahe
Natrium benzoate 0,1%
Asam asetat 0,1 %
Asam sitrat 0,1 %
akuades
9
Prosedur Kerja
Medium diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang dan posisi cawan terbalik
10
2. Penggunaan double kertas cakram
Dimasukan kedalam cawan petri steril yang telah diisi medium (Diletakan dalam kertas cakram 1)
Medium diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang dan posisi cawan terbalik
11
IV. HASIL
Kontrol 0 0 0 0
12
Jahe 0,1 0,1 0,0 0,083
5
13
Asam sitrat 0,1 0,01 0,1 0,07
Kontrol 0 0 0 0
Asam sitrat 0 0 0 0
Staphylococcus
Aureus Asam asetat 0,01 0,1 0,1 0,07
Control 0 0 0 0
48 jam
Natrium 0,1 0,1 0,1 0,1
benzoate
Staphylococcus
Aureus Asam sitrat 0 0 0 0
14
Tabel Pengamatan Double Kertas Cakram.
15
Tabel 4. Anti Mikroba Sintetis
16
IV. PEMBAHASAN
17
perlakuan kontrol nilai rata-rata zona beningnya lebih tinggi sebanyak 0,23 cm,
sedangkan asam sitrat nilai zona beningnya paling rendah 0,03 cm .
Nilai pengukuran zona bening double kertas cakram dengan waktu inkubasi
24 jam di dapatkan hasil bahwa bakteri E. Coli memiliki nilai rata rata
pengukuran zona bening yang tertinggi pada antimikroba jahe yaitu 0,53 cm
dan juga pada staphylococus Aureus antimikroba jahe juga memiliki rata-rata
zona bening tertinggi yakni 0,46 cm. Sedangkan nilai pengukuran rata-rata
zona bening terendah E.Coli dan staphylococus Aureus terdapat pada
perlakuan kontrol yakni 0,1 cm. Nilai pengukuran zona bening doble kertas
cakram dengan waktu inkubasi 48 Jam didapatkan hasil bahwa bakteri E.Coli
pada antimikroba bawang putih memiliki zona bening teringgi yakni 0,96 Cm
dan yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol yakni 0,2 cm. Sedangkan
Pada bakteri staphylococcus Aureus pada perlakuan kontrol memiliki rata-rata
zona bening tertinggi dari semua antimikroba dengan nilai 0,166 cm.
Sedangkan kencur memilliki rata-rata zona bening terendah denagan nilai 0,1
cm.
4. Antimikroba sintesis
Pada pengujian E.Coli dengan waktu 24 jam anti mikroba Na.B memiliki nilai
beningnya tertinggi yaitu 0,133 cm. Sedangkan perakuan kontrol tidak
terdapat nilai bening. Pada bakteri staphylococus Aureus Na.B memiliki nilai
zona bening tertinggi juga yakni 0,133 cm, dan yang paling rendah yaitu pada
antimikroba asam sitrat karna tidak ada zona bening.
Pada pengujian bakteri E.Coli dengan waktu 48 jam antimikroba asam asetat
memiliki nilai tertinggi yakni 0,033 cm, sedangkan yang paling rendah zona
beningnya adalah perlakuan kontrol. Sedangkan pada bakteri staphylococus
Aureus Na.B dan perlakuan kontrol memiliki nilai zona bening yang sama
18
yaitu 0,1 cm,sedangkan yang paling rendah yaitu antimikroba asam sitrat
karnah jumlah zona beningnya tidak ada.
Mekanisme penghambatan antimikroba pada asam asetat dan asam sitrat adalah
terhadap nilai pKa nya yang tinggi merupakan asam yang tidak terdisosiasi (golongan
asam lemah).
Menurut Durairaj et al. (2009) terdapat zat bioaktif yang berperan sebagai
antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil) dengan
kandungan sulfur. Komponen bioaktif lainnya adalah dialildisulfida, dan
dialiltrisulfida yang juga memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri bawang
putih dapat mengendalikan bakteri-bakteri patogen, baik Gram negatif maupun
positif.
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk praktikum kedepan ya disarankan agar praktikan lebih teliti dan hati-hati
dalam mengukur zona bening dan dalam melalukan setiap acara praktikum yang ada..
20
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Darmono, dan Widya Kurniawati. 2009. Pengaruh asam asetat dan asam
laktat sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella sp. yang di isolasi dari
karkas ayam. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Universitas Pancasila Jakarta.
Direja., Eva H. 2007. Kajian aktivitas antimikroba ekstrak jintan hitam (Nigella
sativa L.) terhadap bakteri patogen dan perusak pangan. [skripsi] Institut Pertanian
Bogor
21
Indra. 2008.Mikrobiologi dan Parasitologi I. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.Istianto, T. 2008. Efektivitas Antimikroba Kecombrang (Nicolaia
speciosa Horan): Pengaruh Bagian-bagian Tanaman Kecombrang Terhadap
Bakteri Pathogen Pangan dan Fungi Salak. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Nugraha, Septian Alif, Kusoro Siadi, dan Sudarmin. 2013. Uji antimikroba etil
p-Metoksi sinamat dari rimpang kencur terhadap Bacillus substilis. Indonesian
journal of chemical science. Universitas Negeri Semarang.
Nursal, W., Sri dan Wilda S. 2007. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber
officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli
dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66
Sari, Kartika Indah Permata, Periadnadi dan Nasril Nasir. 2013. Uji
Antimikroba Ekstrak Segar Jahe-Jahean (Zingiberaceae) Terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan Candida albicans. Jurnal Biologi Universitas Andalas
Padang (J. Bio. UA.) 2(1) Maret 2013 : 20-24 (ISSN : 2303-2162)
22
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1 Pembuatan medium
2 Pembuatan medium
23
sudah dicelupkan kedalam
cawan yang sudah steril.
24
25