Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN SANITASI DAN HIGIENE PENGOLAHAN


“Uji Sanitasi Ruangan Pengolahan, Uji Sanitasi Alat Pengolahan, Uji
Sanitasi Lantai dan Meja dan Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan”

KELOMPOK II

ANDIWATI
SUKMAWAN. P
SELINA
RIDWAN
DIAN
HARSIH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA 3
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada pepatah yang mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, yang


artinya dalam tubuh yang sehat, akan terdapat jiwa yang kuat, akan tetapi
kenyatannya masih banyak orang yang sakit dan biasanya hal ini di
sebabkan oleh pola dan kebiasaan hidup mereka sendiri yang kurang
baik, sehingga dapat melemahkan dan merusak sistem imun tubuh.
Perihal kesehatan cukup mudah untuk dipahami, asalkan tidak lalai dan
mengerti serta mempraktikkan ilmu dan pengetahuan tentang kesehatan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, pelayanan segala macam kebutuhan
yang diperlukan telah siap sedia, seperti pelayanan akomodasi, restoran,
bar, fitness center, transportasi, dsb. Semua fasilitas ini tidak hanya
menampilkan mutu, citarasa, dan kenyamanan saja, akan tetapi faktor
yang sangat penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian akan
jaminan kebersihan untuk kesehatan sesuai tujuan demi kelangsungan
hidupnya yaitu “hygiene dan Sanitasi” (kesehatan dan kebersihan). Untuk
itu dalam mengelola semua fasilitas yang ditawarkan secara professional
haruslah sesuai dengan aturan kesehatan yang berlaku, sehingga
pengguna jasa mendapatkan kenikmatannya sendiri dengan jaminan
kesehatan.Pada akhirnya terjadilah dalam usaha bisnis hotel, restoran
dan katering untuk berlomba-lomba dalam persaingan untuk kualitas
dalam mutu pelayanan yang mencakup kebersihan sebagai jaminan
kesehatan.
Faktor kebersihan untuk kesehatan terkait dengan penanganan Steril
dan Higinis suatu keadaan dan tempat dari mikroba. Mikroba merupakan
organisme tidak kasat mata yang terdapat di sekitar kita. Beberapa
mikroorganisme memiliki sifat mengganggu atau menyebabkan penyakit,
sedangkan sebagian lain sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Pertumbuhan mikroba penggangu ini lah yang kemudian harus di hambat
agar tidak menyebabkan penyakit. Proses menghilangkan atau
membersihkan mikroba dari lingkungan, udara, bahkan tubuh disebut
dengan sanitasi.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.Sanitasi yang
dilakukan terhadap permukaan bidang rata seperti meja dan lantai,
perlu di uji dengan metode swab test, tujuan dari swab test yaitu sebagai
tindakan preventif terhadap berkembang biaknya mikroba sehingga tetap
terjaga tingkat higienis dari suatu produk.
Sementara untuk mengendalikan jumlah mikroba pada udara
dilakukan metode cawan papar. Mikroba yang terdapat pada udara akan
tumbuh pada media Agar yang dibiarkanterbuka (terpapar udara) selama
beberapa menit. Pengujian ini sangat penting pada beberapa kondisi yang
membutuhkan udara bebas mikroba, contohnya perusahaan yang
bergerak di bidang pangan dan farmasi.

B. Tujuan Pelaksanaan Praktikum

Melalui praktikum ini diharapkan dapat menerapkan pengujian swab


dan cawan papar (PCA) dengan baik dan benar, sebagai suatu cara untuk
mengetahui jumlah suatu mikroba, baik yang berada di udara, ruangan
dan dari tubuh pekerja sendiri, dengan pengujian terhadap jumlah Mikroba
ini, merupakan suatu Indikasi kita agar selalu menjaga kebersihan baik diri
sendiri, lingkungan dan sekitarnya. Praktikum ini, bertujuan untuk
mengedukasi mahasiswa RPL 2 untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan dengan menerapkan sanitasi yang baik, terutama pada
produksi makanan..
C. Pengertian Sanitasi dan Higiene

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan


pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar
adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan
sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. (Azwar, 1995).
Ehlers dan Steele (1958) mendefinisikan sanitasi sebagai pencegahan
penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan
air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat
sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang
sembarangan (Depkes RI, 2004).
Sanitasi makanan merupakan upaya-upaya yang ditujukan untuk
kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya
keracunan dan penyakit pada manusia (Chandra, 2006). Sedangkan
menurut Oginawati (2008), sanitasi makanan adalah upaya pencegahan
terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik
pembusuk dan patogen dalam makanan yang dapat merusak makanan
dan membahayakan kesehatan manusia.
Menurut Chandra (2006) dan Oginawati (2008), tujuan dari sanitasi
makanan antara lain:
a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan
b. Mencegah penularan wabah penyakit
c. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat
d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan
e. Melindungi konsumen dari kemungkinan terkena penyakit yang
disebarkan oleh perantara perantara makanan.
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu
untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and
Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari
nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain
dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:

1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan


kesehatan jasmani, rohani dan social untuk mencapai tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.

2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha


kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada.

3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan


aman (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri,
serangga, atau binatang lainnya.

4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang


memelihara dan melindungi kesehatan

5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang


mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong adanya
kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui
masyarakat.

D. Sumber kontaminasi udara dan ruangan :

Sumber pencemaran udara dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu


:
1. Sumber pencemaran udara menetap (point source) seperti asap
pabrik, instalasi pembangkit tenaga listrik, asapdapur, pembakaran
sampah rumahtangga dan lain sebagainya.
2. Sumber pencemaranudara yang tidak menetap (non point source),
seperti gas buang kendaraan bermotor, pesawat udara, kereta api dan
kegiatan – kegiatan lain yang menghasilkan gas emisi dengan lokasi
berpindah – pindah.
3. Sumber pencemaran udara campuran(compound area source) yang
berasal dari titik tetap dan titik tidak tetap seperti bandara, terminal,
pelabuhan dan kawasan industri (Rahman, dkk, 2004).

Pengelompokan ini sesuai dengan klasifikasi sumber pencemaran udara


yang di tetapkan oleh WHO tahun 2005, yaitu :

1. Sumber sebuah titik (point source) yang berasal dari sumber individual
yang menetap dan dibatasi oleh luas wilayah kurang dari 1x1 km2
termasuk di dalamnya industri dan rumah tangga.

2. Garis (line source) adalah sumber pencemaran udara yang berasal


dari kendaraan bermotor.

3. Area (areasource) adalah sumber pencemaran yang berasal dari


sumber titik tetap maupun sumber garis.

Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and


Health (NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber pencemaran di dalam
ruangan yaitu :

a. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok,


pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

b. Pencemaran diluar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaran


bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat
gedung, di mana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi
lubang udara.

c. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran


formaldehida, lem, asbes, Fiberglass dan bahan-bahan lain yang
merupakan komponen pembentuk gudang tersebut.
d. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa
dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara
dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

e. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk


,serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan system
ventilasi udara.

E. Karakteristik Media yang digunakan

Nutrien Agar ( NA )

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan
medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena
mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan
dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang
digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh
yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1994). Agar dilarutkan dengan
komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15
menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Dalam percobaan warna NA sebelum dilarutkan dalam aquades
adalah coklat, dan setelah dilarutkan dalam aquades berubah menjadi
kekuning-kuningan dan terdapat endapan. Jadi untuk menghilangkan
endapan tersebut maka dipanaskan dalam penangas air dengan tabung
Erlenmeyer disumbat dengan alat penyumbat. Setelah sterilisasi warna
medium menjadi agak coklat.

D. Pentingnya sanitasi pekerja dalam implementasi keamanan


pangan

Menurut FAO (2001) tenaga penjamah makanan (pekerja) adalah


setiap orangyang secara langsung menangani makanan baik yang
dikemas maupun tidak,menangani peralatan makanan atau yang
melakukan kontak langsung
dengan permukaan makanan. Sedangkan pengertian sanitasi menurut UU
No. 7 tahun 1996 merupakan upaya pencegahan terhadap kemungkinan
bertumbuh dan berkembangbiaknya
jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan,minuman, peralatan d
an
bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.San
itasi juga dapat di jabarkan sebagai cara untuk pencegahan pencemaran
terhadap makanan selama kegiatan penanganan,
pengolahan, penyimpanan dan distribusi.Sanitasi dilakukan dengan tujuan
melindungi kesehatan masyarakat
melalui pengurangan atau penghilangan cemaran dalambahan makanan
(Hariadi dan Dewanti, 2009).
Sanitasi dan higiene pekerja perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan
karena pekerja merupakan sumber potensial dalam perpindahan cemaran
. Jadi programsanitasi dan higiene pekerja adalah hal yang mutlak.
Sanitasi pekerja meliputi kesehatan pekerja, kebersihan tubuh pekerja
sampai kebersihan semua perlengkapan yang digunakan oleh pekerja
(Hariadi danDewanti, 2009). Sanitasi pekerja juga ditetapkan oleh UU no
7, Tahun 1996 yang menyatakan bahwa orang /perseorangan yang
menangani secara langsung dan atau secara tidak langsung berada
dilingkungan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan
dan atau peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi.

E. Sumber kontaminasi pekerja

Uji sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan melakukan uji kebersihan


tangan dan uji kontaminasi rambut. Uji kebersihan tangan akan dilakukan
terhadap tangan sebelum dicuci, tangan setelah dicuci dengan air, tangan
setelah dicuci dengan air sabun dan dibilas serta tangan setelah dicuci
dengan sabun antiseptik dan dibilas. Sedangkan uji kontaminasi rambut
akan dilakukan terhadap rambut yang baru dicuci dan rambut yang dicuci
sehari sebelumnya (Anonim, 2008).Dalam hal ini mahasiswa RPL 2
melakukan uji sanitasi pekerja dengan uji kebersihan tangan sebelum di
cuci.

Kontaminasi yang disebabkan oleh pekerja dapat berlangsung selama


jam kerja dari para pekerja menangani makanan.

Setiap kali tangan pekerja yang tidak higienis dan bersih kontak dengan
bahan pangan, maka mikroorganisme yang ada di tangan dapat
berpindah ke makanan dan akan mencemari makanan (Puspitasari,
2004:14).

Sanitasi dan higiene pekerja perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan


karena pekerja merupakan sumber potensial dalam
perpindahan cemaran. Jadi program sanitasi dan higiene pekerja adalah
hal yang mutlak.Sanitasi pekerja meliputikesehatan pekerja, kebersihan
tubuh pekerja sampai kebersihan semua perlengkapanyang digunakan
oleh pekerja (Hariadi danDewanti, 2009). Sanitasi pekerja juga ditetapkan
oleh UU no 7, Tahun 1996 yang menyatakan bahwa orang/perseorangan
yang menangani secara langsung dan atau secara tidak langsung berada
dilingkungan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan
dan atau peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi.
BAB II

BAHAN dan METODE


A. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Cawan Petri Steril 1. Media Nutrient Agar
(NA) dan penutupnya
2. Pipet 2. Aquadest
Agar (PDA)
3. Tip Pipet Steril 3. Kertas pembungkus
4. Tabung Reaksi
5. Lidi yang telah di beri Kapas diujungnya.
6. Plastik Steril
7. Incubator

B. Cara Kerja
Uji Sanitasi Ruangan Pengolahan
1. Uji Kontaminasi Udara (Labolatorium PMP)
Cara Kerja sbb :
a. Siapkan cawan petri steril berisi masing masinh Nitrien Agar
(NA)
b. Letakkan cawan petri berisasi NA di ruangan dengan tutup
cawan petri terbuka penuh selama 30 mnt.
c. Tutup cawan petri dan bungkus dengan kertas pembungkus dan
inkubasi selama 3 hari ke dalam inkubator dengan suhu 30
derajat celsius/
d. Dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh
pada cawan..
Rumus nya adalah sbb :

Densitas bakteri dalam ruangan = jml koloni bakteri x (60 mnt/30


mnt) x (10.000 cm2/luas cawan petri (cm)
Catatan : luas permuakaan cawan petri dihitung dengan terlebih
dahulu mengukur diameter cawan petri (cm) kemudian gunakan
rumus luas lingkaran = ¼ x 22/7xdiameter 2

2. Uji Sanitasi Alat Pengolahan


Metode : Swab/ Oles
Alat : cwan petri, tabung reaksi, swab yang terbuat dari lidi
diberikapas di bagian ujungnya.
Cara Kerja sbb :
a. Sedikan terpisah terlebih ddahulu aquadest steril pada tabung
reaksi sebanyak 5 ml.
b. Masukkan swab ke dalam tabung reaksi yang berisi aquadest
streil. Swab diperas dengan cara menekankan pada dinding
tabung bagian atas sambil diputar , kemudian swab tersebut
digunakan untuk menyeka permukaan alat pada kesempatan
ini kelompok 2 alat yang di swab adalah baskom plastik.
Diswab pada bagian yang biasa kontak dengan makanan.
c. Penyekaan pada suatu area dilakukan sebanyak 3 kali dengan
cara : 3 kali swab

 Swab kemudian di masukan kembali kedalam


tabung reaksi, diaduk dari tabung diputar menggunakan
tangan selama 2 menit.
 Swab diperas kembali pada dinding tabung , kemudian
dikeluarkan dari dindingtabung reaksi.
 Panaskan suspensi yang ada didalam tabung dengan
memasaknya dengan pemanasan dengan sushu 80
derajat celsius selama 10 menit.
 Pipetlah dengan pipet volumetrik ml sebanyak 1 ml
suspensi dan masukan ke dalam cawan petri yg sdudah
diisi media agar NA .
 Cawan diinkubasi pada suhu 30 derajat celsius dingkus
kertas pembungkus selama 3 hari.
 Hitung jumlah koloni bakterinya dengan rumus sbb:
Jml koloni per cm alat = jml koloni per cawan x 5 x 1 luas
alat yang diswab (cm2)

3. Uji Sanitasi Lantai dan Meja


Alat : Cawan patri ukuran 5-6 cm, cawan petri ukuran 10 cm dan
penutupnya..
Bahan : Nutrien Agar (NA), kertas pembungkus.
Cara kerja sbb :
a. Siapkan cawan petri diameter 5-6 cm dan 10 cm
b. isi cawan petri diameter 5-6 cm dengan NA sampai penuh
(muncung) biarkan media mengeras.
c. selanjutnya Letakkan dalam cawan petri 10 cm dan tutup
dengan tutup cawan . Bila permukaan agar pada cawan petri kecil
menyentuh permukaan bagian dalam tutup cawan petri besar,
buatlah ganjalan darintisu atau kertas atau rekatkan tutupnya
dengan selotif sehingga permukaan agar tdkmenyentuh.
d. Letakkan dengan hatihati cawan petri berisi media NA dengan
posisi terbalik sehingga permukaan agar menempel pada pada
permukaan lantai atau meja.
e. Cawan petri ditekan sedikit swlama 4 detik pada lantai atau
meja.
f. Letakkan kembli cawan petr tersebut dalamcawan petri lebih
besar dengan posisi menghadap keatas.
g. Inkubasikan ppada sushu ruangan selama 3 hari, tapi posisi
tidak terbalik . jangan lupa ganjal pakai kertas bilapermukaan NA
menyentuh penutup.
h. Hitung jumlah koloni bakteri per 100 cm permukaan lantai atau
meja dengan rumus sbb :
jml koloni bakteri per 100 cm = jml koloni x (100 cm2/ luas cawan
petri dalam cm2)
Catatan : luas cawan petri ¼ x 22/7 x (diameter cawan petri dalam
cm2)

4. Uji Kontaminasi Pekerja (Swab Tangan)


Alat : 2 cawan petri 10 cm, inkubator
Bahan : NA, kertas pembungkus
Cara kerja sbb :

Siapkan 2 cawan, satu Tunggu media PCA


cawan untuk penutup selama 30 menit di
dan satu cawan isi ruang terbuka sampai
dengani media PCA media PCA mengeras
yang telah di panaskan

Kedua Cawan di tutup Lakukan swab kelima jari


menggunakan secarik tangan pada media NA
kertas dan diinkubasi kemudin balikan media NA
pada suhu 30 derajat dengan menggunakan
selsius dan didiamkan cawan penutup
selama 3 hari

Hitung jml koloni bakteri


yang timbul dengan cara
melihat dengan mata
telanjang
BAB III

HASIL

Perhitungan Jumlah koloni/cm2


1. Uji Kontaminasi Udara (Labolatorium PMP)
Densitas bakteri dalam ruangan = jml koloni bakteri x (60 mnt/30 mnt)
x (10.000 cm2/luas cawan petri (cm)
Catatan : luas permuakaan cawan petri dihitung dengan terlebih
dahulu mengukur diameter cawan petri (cm) kemudian gunakan
rumus luas lingkaran = ¼ x 22/7xdiameter 2

2. Uji Sanitasi Alat Pengolahan


Jml koloni per cm alat = jml koloni per cawan x 5 x 1 luas alat yang
diswab (cm2)
3. Uji Sanitasi Lantai dan Meja
jml koloni bakteri per 100 cm = jml koloni x (100 cm2/ luas cawan petri
dalam cm2)
Catatan : luas cawan petri ¼ x 22/7 x (diameter cawan petri dalam
cm2)

4. Uji Kontaminasi Pekerja (Swab Tangan)

1
Jumlah koloni/cm2 = Jumlah koloni x 10P x Luas Permukaan Cawan Petri ∗

Keterangan :

Luas permukaan cawan petri = 204.1 cm2


TABEL HASIL UJI

NO URIAN HASIL (Koloni/cm2)


pada media NA

Uji Kontaminasi Udara


1 5
(Labolatorium PMP)

Uji Sanitasi Alat Pengolahan 112


2

Uji Sanitasi Lantai dan Meja 1


3

4 Uji Kontaminasi Pekerja


TBU
(Swab Tangan)
A. Pembahasan

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan


pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar
adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan
sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. (Azwar, 1995).
Sanitasi makanan merupakan upaya-upaya yang ditujukan untuk
kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya
keracunan dan penyakit pada manusia (Chandra, 2006). Sedangkan
menurut Oginawati (2008), sanitasi makanan adalah upaya pencegahan
terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik
pembusuk dan patogen dalam makanan yang dapat merusak makanan
dan membahayakan kesehatan manusia.
Mikroorganisme udara didalam ruang pengolahan, dapat diuji secara
kuantitatif menggunakan agar cawan yang dibiarkan terbuka selama
beberapa waktu tertentu didalam ruangan tersebut atau dikenal dengan
Metoda Cawan Terbuka. Jenis mikroorganisme yang sering terdapat
diudara pada umumnya bakteri batang pembentuk spora baik yang
bersipat aerobik maupun anaerobik, bakteri koki, bakteri gram negatif,
kapang dan khamir.
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri
dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21%, dan gas lainnya 1%.Walaupun
udara bukan medium yang baiku ntukmikroba tetapi mikroba selalu
terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara
oleh manusia, hewan, zat-zatorganik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang
terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora
yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1986).
Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai,
dinding, dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat,
mudah dibersihkan.Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap,
sulit untuk dibersihkan.Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari
alatpemasakandantidakditiriskandenganbaikdapatmenjaditempatpenyedia
anmakananbagibakteridanserangga.Dindingdanlangit-lngit yang
kasardapatmembawabakteriseperti Staphylococcus aureus.Lantai,
dinding, danlangit-langit yang konsturksinyaburuk,
jauhlebihsulituntikdijagasanitasinya.Akan tetapi, struktur yang licin pun
dapatmenjadisumberkontaminan yang
tidakdiinginkanbilatidakdibersihkandandipeliharasecarateraturdanefektif.
Dalampengamatanpraktikum,
dilakukanujisanitasiterhadapudara,ruangan dan pekerja.
Ujisanitasiudaradilakukandengandua media, yaitu NA dan PDA,
halinidilakukanuntukmengetahuijenismikroorganisme yang terdapat di
udara.
1. Pengujian udara
Pengujiandilakukandenganmembuat media agar padacawan petri
kemudian media tersebutdibiarkandalamkondisitertutuphinggamembeku,
barulahtutupcawan petri dibukadandibiarkan di udaraterbukaselama 30
menitpadalab mikro belakang.Setelah 30 menitcawanpetri
ditutupkembalidandiinkubasipadasuhu 30oC selama 2 hari, laludiamati
dengan mendapatkan hasil pada medium Na dan medium PDA
menghasilkan TBUD.Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-
masing cawan menandakan bahwa udara di tempat tersebut tidak
selamanya bebas dari kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya
pengujian ini membuktikan bahwa adanya aktifitas di setiap tempat
menunjukan adanya mikrooganisme yang ada di tempat tersebut.
2. Pengujian ruangan
Sanitasiruangandilakukandengandua media, yaitu NA dan PDA,
halinidilakukanuntukmengetahuijenismikroorganisme yang terdapat dimeja
kerja laboratorium.Pengujiandilakukandenganmenyiapkan kapas yang
telah disterilkan lalu kapas diswab ke meja kerja laboraturium kemudian
kapas steril yang telah di swab diperas dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi berisi larutan pengencer lalu dipipet 1 ml kedalam cawan petri steril
dan dituangkan media lalu didiamkan sampai media membeku dan
diinkubasipadasuhu 30oC selama 2 hari, laludiamati dan untuk
menghitung menggunakan rumus:
1
Jumlah koloni/cm2 = Jumlah koloni x 10P x Luas Permukaan Cawan Petri

Dari tabel tersebut dilihat bahwa pada pengenceran 101pada medium


NA adalah TBUD sedangkan pengceran 102 terdapat 4,5 x 102.
Sedangkan pada medium PDA dari hasil pengamatan menghasilkan
TBUD. Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-masing cawan
menandakan bahwa meja kerja di tempat tersebut tidak selamanya bebas
dari kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini
membuktikan bahwa adanya aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya
mikrooganisme yang ada di lingkungan meja kerja.
3. Pegujian pekerja (TANGAN)
Sanitasi pekeja dilakukan dengan dua media yaitu NA dan PDA
dengan metode swab pada rambut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kontaminasi pada rambut pekerja. Pengujian dlakukan dengan kapas steril
yang di swab pada rambut pekerja lalu kapas steril diperas dan di
masukkan kedalam tabung reaksi yg berisi larutan pengencer, kemudian
dipipet satu ml kedalam cawan petri steril lalu di diamkan sampai media
membeku dan diinkubasipadasuhu 30oC selama 2 hari.lalu diamati
dengan menggunakan rumus :
1
Jumlah koloni/cm2 = Jumlah koloni x 10P x Luas Permukaan Cawan Petri ∗

Dengan hasil pada medium NA sebesar 5.2 x102dan pada medium PDA
1.4 x102 dari hasil tabel dapat dilihat bahwa kontaminasi tidak hanya dari
udara dan meja kerja, kontaminasi juga dapat terjadi dari lingkungan
seperti hal nya dari rambut pekerja atau rambut analis.
BAB 1V
KESIMPULAN

Pada praktkum yang telah dilakukan, didapatkan pertumbuhan mikroba dalam


jumlah sangat banyak baik pasa media NA maupun PCA. Hasil ini diperoleh
berdasarkan metode pengujian swab test pada pekerja dan alat, serta uji cawan
papar untuk menetukan jumlah bakteri di udara.

Mikroba yang tumbuh pada swab test meja kerja, kemungkinan berasal dari
kontaminasi silang dari udara dan pakaian pekerja. Hal ini mungkin terjadi karena
ruangan penuh dengan praktikan pada saat dilakukan pengujian. swab test pada
rambut berhijab juga memberikan hasil jumlah bakteri yang sangat banya, hal ini
dapat terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan rambut. Penggunaan hijab atau
kerudung mengakibatkan kulit kepala menjadi lembab dan mempercepat
pertumbuhan mikroba. Karenanya, rambut dan kain kerudung harus dijaga
kebersihannya

Pada pengujian udara di bagian belakang lab, didapat kan hasil TBUD atau
Terlalu Banyak Untuk Dihitung. Artinya pertumbuhan bakteri pada media sangat
banyak hingga tidak mmungkinkan untuk dihitung. Hal ini dapat terjadi karena
kebersihan ruangan yang kurang terjaga, serta dari kontaminasi silang praktikan
yang hadir di ruangan laboratorium pada saat penggujian dilakukan.

Selain kemungkinan yang telah disebutkan, pertumbuhan bakteri yang sangat


banyak pada setiap pengujian juga dapat terjadi akibat kesalahan pada saat
pengerjaan yang mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada media. Kontaminasi
media juga dapat terjadi akibat sterilisasi yang kurang sempurna, atau kondisi
ruangan inkubasi yang kurang steril.
DAFTAR PUSTAKA

- Puspitasari. 2004. Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pangan. Jember:


Jurusan THP
FTP UNEJ.

- Azwar A, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara


sumber Widya, Jakarta.

- DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.

- Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta

- Oginawati, K. 2008. Sanitasi Makanan dan Minuman. Penerbit Institut


Teknologi Bandung Press. Bandung.

- Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

- Schlegel, Hans dan Karin Scmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Diterjemahkan


oleh Tedjo Baskoro. Yogyakarta: UGM Press

- FAO. 2001. The State of World Fisheries and Aquaculture 2000. Rome: FAO.

- Anonim, 2008. PetunjukPraktikumSanitasi Industri Pangan dan Keamanan


Pangan. Jurusan THP FTP UNEJ. Jember
- Hariadi, P dan Dewayanti R.H, 2009. Memproduksi Pangan Yang Aman. PT.
Dian Rakyat. Jakarta

- Pelzcar, dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas


Indonesia (UI-Press), Jakarta

Anda mungkin juga menyukai