240210170046
Sankam 10 A
2/Jar tidak
TBUD TBUD
dicuci
4/ Jar tidak
14 280
dicuci
5/ Botol UC
198+2 kapang 3960 + 2 kapang
1000 dicuci
Zakia Maulia Syaima
240210170046
Sankam 10 A
6/Botol UC
1000 tidak 4 80
dicuci
7/ Jar dicuci 2 40
8/ Jar tidak
- -
dicuci
9/ Jar dicuci 1 20
tumbuh). Dapat diperkirakan bahwa telah terjadi kesalahan dalam praktikum kali
ini, hal ini disebabkan adanya beberapa data yang kurang relevan. Kelompok 1
memiliki perlakuan jar yang sudah dicuci namun hasil yang didapatkan jauh lebih
banyak koloni yang tumbuh (7040) dibandingkan dengan jar yang belum dicuci
milik kelompok 4 (280), 6 (80), maupun 12 (80).
Media yang digunakan merupakan media yang dimaksudkan untuk adanya
pertumbuhan jamur, namun dari data yang didapatkan, dapat diperkirakan bahwa
media telah terkontaminasi, sehingga tidak hanya jamur yang dapat tumbuh. Hal
ini menandakan hampir tidak adanya kapang atau khamir pada gelas jar.
Hasil wadah yang dicuci lebih banyak mengandung koloni dapat menjelaskan
bahwa kemungkinan kontaminasi bakteri yang terjadi berasal dari sumber air yang
digunakan untuk mencuci kurang steril (banyak mengandung bakteri). Bakteri
yang mungkin terkandung dalam air yang tercemar antara lain Salmonella
(menyebabkan demam tipoid jika terkonsumsi manusia) (Cabral, 2010) dan
bakteri patogen Escherichia coli (merupakan bakteri yang biasa ditemukan di
saluran cerna dan sering kali mengkontaminasi saluran air pembuangan).
Menurut Depkes (2004), peralatan makan yang kita gunakan
harus bersih, agar kita terhindar dari kemungkinan penularan penyakit. Oleh
karenaitu perlu dilakukan uji sanitasi alat makan. Cara sederhana untuk
memastikan alat makan kita bersih atau tidak, bisa dilakukan dengan uji
kebersihan alatsebagai berikut. Menguji kebersihan secara fisik dapat dilakukan
dengan cara:
1) Menaburkan tepung pada piring yang sudah dicuci dalam keadaan
kering. Bila tepungnya lengket pertanda pencucian belum bersih.
2) Menaburkan garam pada piring yang kering, bila menempel pertanda pencucian
belum bersih.
3) Penetesan air pada piring yang kering. Bila air jatuh pada piring
ternyata menumpuk/atau tidak pecah pertanda pencucian belum bersih.
4) Penetesan dengan alkohol, jika terjadi endapan pertanda pencucian belum
bersih.
5) Penciuman aroma, bila tercium bau amis pertanda pencucian belum bersih.
Zakia Maulia Syaima
240210170046
Sankam 10 A
1/ Talenan
TBUD TBUD
tidak dicuci
2/Ayakan tidak
12 1,2
dicuci
Zakia Maulia Syaima
240210170046
Sankam 10 A
3/ Parutan
80 8
tidak dicuci
4/Loyang tidak
67 6,7
dicuci
5/ Talenan
TBUD TBUD
tidak dicuci
6/Ayakan tidak
TBUD TBUD
dicuci
7/ Parutan
TBUD TBUD
tidak dicuci
8/ Loyang
54 5,4
tidak dicuci
9/Talenan
TBUD TBUD
tidak dicuci
10/ Ayakan
75 7,5
tidak dicuci
11/ Parutan
TBUD TBUD
tidak dicuci
12/ Loyang
39 3,9
tidak dicuci
Zakia Maulia Syaima
240210170046
Sankam 10 A
5.1 Kesimpulan
Wadah yang paling banyak ditumbuhi koloni adalah jar yang tidak dicuci
(kelompok 2) dan jar yang dicuci (kelompok 3) dengan jumlah TBUD
(Terlalu Banyak Untuk Dihitung)
Kelompok 8 memiliki wadah yang paling sedikit dicemari bakteri karena
tidak ada bakteri tumbuh yang terhitung
Kelompok 1 memiliki perlakuan jar yang sudah dicuci namun hasil yang
didapatkan jauh lebih banyak koloni yang tumbuh (7040) dibandingkan
dengan jar yang belum dicuci milik kelompok 4 (280), 6 (80), maupun 12
(80).
Bakteri dalam air yang tercemar antara lain Salmonella dan bakteri
patogen Escherichia coli
Alat kelompok 1, 5, 6, 7, 9, dan 11 paling banyak ditumbuhi bakteri
(TBUD) dan alat kelompok 2 paling sedikit ditumbuhi bakteri (1,2 koloni)
Bakteri yang mungkin tumbuh pada talenan adalah dari jenis Salmonella
sp. hal ini karena talenan yang digunakan terbuat dari kayu.
Bakteri yang tumbuh pada alat yang diuji kemungkinan berasal dari udara,
dan jenis yang memungkinkan adalah dari jenis Staphylococcus sp.,
Micrococcus sp., dan Serratia sp
5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya praktikan lebih berhati hati
dalam melakukan praktikum, baik itu ketika proses maupun ketika perhitungan
hasil akhir. Karena ketidaktelitian dari praktikan akan menimbulkan dampak pada
hasil data yang didapatkan.
Zakia Maulia Syaima
240210170046
Sankam 10 A
DAFTAR PUSTAKA
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003a. Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.5.1639
tahun 2003 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT). Jakarta: BPOM
Aidilfiet, Chatim dan Suharto. 1994. Sterilisasi dan Disinfeksi dalam Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Cabral, J. P. S. 2010. Water Microbiology. Bacterial Pathogens and Water.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 7(10),
3657–3703.
Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. (Jakarta : EGC. 2006)
Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit, Jakarta
Dirjen PPM dan PLP. (1998). Pedoman Pengawasan Kualitas Makanan.
Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman. Depkes RI. Jakarta
Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum
Mikrobiologi Pangan.Makassar : Universitas Hasanuddin
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Gobel, B. Risco, dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Kepmenkes RI No. 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Kholifah, L.N., B. Dharma, dan R. Situmeang. 2016. Cemaran Salmonella pada
Daging Ayam Dibeberapa Rumah Potong Ayam dan Pasar Tradisional Kota
Samarinda dengan Metode Compact Dry. Prosiding Seminar Sains dan
Teknologi FMIPA Unmul. Samarinda.
Zakia Maulia Syaima
240210170046
Sankam 10 A
Li, H dkk. 2011. Isolation, Purification and Identification of Bacteria from the
Shoes Worn by Children. African Journal of Biotechnology, 10: 4133-4137
Puspitasari. 2004. Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pangan. Jember: Jurusan
THP FTP UNEJ.
Rachmawan, Obin. 2001. Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi. FPIK
Universitas Sebelas Maret. Solo.
Saparinto, Cahyo., Ida Purnomowati dan Diana Hidayati. 2006. Teknologi
Pengolahan Pangan: Bandeng Lunak Duri. Kanisius. Yogyakarta
Sofiah, Betty D., Een Sukarminah, dan Debby M. Sumanti. 2018. Penuntun
Praktikum Sanitasi Dan Keamanan Pangan. Jurusan Teknologi Industri
Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Jatinagor.
Stryjakowska-Sekulska, M. 2007. Microbiological Quality of Indoor Air in
University Rooms. Polish Journal of Environments Study, 16: 623-632.
Susiwi. (2009). Kerusakan Pangan. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I.
Erlangga.Jakarta
Waluyo, L. 2005a. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.
Waluyo, L. 2005b. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.