Anda di halaman 1dari 10

INOKULUM

Inokulum adalah bahan padat/cair yang mengandung


mikrobia/spora/enzim yang ditambahkan kedalam substrat/media
fermentasi

Kriteria inokulum untuk industri :


1. Kultur mikrobia sehat dan aktif (dalam fase logaritmik)
fase lag pendek
2. Tersedia dalam jumlah cukup untuk tercapainya proporsi inokulum
dan media fermentasi yang optimal
3. Bebas kontaminan
4. Memiliki kemampuan membentuk produk yang tetap stabil
5. Berada dalam bentuk morfologi yang sesuai
Pada tahap awal pengembangan inokulum diutamakan jumlah sel tinggi
dan aktif, bukan pembentukan produk komposisi media yang
digunakan berbeda dengan media untuk fermentasi
Tujuan penyiapan media untuk inokulum:
1. Menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan sel
2. Memberikan fase lag minimal

Secara umum susunan media untuk inokulum/starter memiliki kadar


sumber karbon yang relatif lebih rendah dibandingkan media untuk
produksi

Proporsi inokulum yang ditambahkan umumnya 3 – 10 % dari volume


total media fermentasi pertumbuhan cepat
fase lag singkat
efisiensi penggunaan subtrat tinggi
Bila konsentrasi inokulum terlalu kecil mudah mengalami
kontaminasi
Inokulum dikembangkan dari kultur stock melalui beberapa tahap untuk
mencapai jumlah inokulum yang didinginkan semakin panjang
tahap pengembangan inokulum semakin besar resiko terjadinya
kontaminasi

Preparasi/penyiapan inokulum :
 Ambil inokulum dari kultur stock yang disimpan dalam agar slant
 Lakukan rekonstitusi (diremajakan), tempatkan pada cawan agar
 Ambil mikrobia pada cawan agar dengan jarum ose, goreskan pada cawan
agar lain, biakan pada starter I, II, III
 Starter III dapat digunakan untuk produksi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan inokulum


1. Kemurnian inokulum
2. Cara pemeliharaan yang sesuai
3. Umur kultur
4. Jumlah sel mikrobia : bakteri = 108 – 109 sel/ml
yeast = 106 sel/ml
jamur = 104 spora/ml
Aplikasi pengembangan dalam industri fermentasi

1. Inokulum yeast

a. Inokulum yeast dalam industri bir

Yeast diambil dari kultur stock, tempatkan dalam agar slant 2 - 3 hari lakukan
pengembangan inokulum hingga mencapai 150 ml
150 ml kultur yeast aktif dibiakkan 3 - 4 hari dalam wadah 1,5 liter pompakan
ke tanki 150 liter yang berisi wort steril
lakukan aerasi, inkubasi 3 - 4 hari
setelah inkubasi sebagian (1,5 liter) kultur dikembalikan ke tanki kecil,
sisanya
dialirkan ke tanki produksi dengan volum 1000 liter

dimungkinkan penggunaan inokulum dari proses fermentasi


sebelumnya dalam praktek hanya dilakukan 5 – 10 kali untuk
mencegah kemungkinan kontaminasi
b. Produksi baker’s yeast komersil
lakukan beberapa tahap pengembangan inokulum
tahap I : 0,2 kg 190 kg dalam waktu 24 jam
tahap II : 190 kg 1000 kg dalam waktu 9 jam
tahap III : 1000 kg 5000 kg dalam waktu 11 jam
tahap IV : 1000 kg 5000 kg dalam waktu 11 jam
tahap V : 1000 kg 5000 kg dalam waktu 11 jam

Tahap I dan II dilakukan secara aseptis


Tahap III, IV dan V dilakukan dalam tanki yang bagian atasnya terbuka
2. Inokulum Bakteri
tujuan utama adalah memperoleh sejumlah massa sel aktif pada fase
logaritmik
panjang fase logaritmik ditentukan jumlah dan keadaan fisiologis inokulum
(bentuk spora atau sel vegetatif)

a. Pengembangan inokulum Bacillus subtilis untuk produksi protease


(bacitrasin)

Tahap Kondisi waktu


1 4 liter media diinokulasi dengan kultur stock 18 – 24 jam
Kultur tahap 1, diinokulasi dalam 759 liter
2 6 jam
media
Kultur tahap 2, diinokulasi dalam 6000 liter
3 6 jam
media
Sampai
Kultur tahap 3, diinokulasi dalam media
4 produksi enzim
produksi 120.000 liter
optimal
b. Pengembangan ionkulum Clostridium acetobutylicum (anaerob) pada
proses produksi aseton-butanol

Tahap Kultur Medium


1 Rekonstitusi sel kultur stock (24 jam) Potato Glucose broth
4% glukosa, 5% amonium
Kultur tahap 1, diinokulasi dalam 600 ml
2 sulfat, 6% CaCO3, 6,2%
media (20 -24 jam)
P2O4
90 ml kultur tahap 2 diinokulasi dalam
3 Seperti tahap 2
3000 ml media (20 – 24 jam)
3000 ml kultur tahap 3, diinokulasi Seperti tahap 2, glukosa
4
dalam 25.000 liter media 6%
Kultur tahap 4, diinokulasi (0,5 – 3% Seperti tahap 4 dengan
5 inokulum) ke dalam media 300.000 – 2,5 amonia sebagai kontrol
juta liter media untuk skala produksi pH
3. Inokulum Jamur
Sebagian besar jamur dapat membentuk spora aseksual. Suspensi
spora dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk skala produksi.
Jamur dapat membentuk spora pada media yang sesuai dan luas
permukaan yang cukup

a. Sporulasi pada media biji-bijian


media biji seperti barley atau sekam disterilisasi, inokulasi dengan spora
jamur inkubasi pada suhu 28oC selama 6 hari pada RH 98 %
spora jamur Aspergillus ochraeus dilakukan dalam gelas 2,8 liter
yang diisi 100 gr barley dan sekam, diperoleh 5 x 1011 konidia jamur

b. Secara Submerged Culture


Spora jamur dikembangkan dalam media whey dan corn step
liquor, diaerasi
dilakukan dalam pengembangan jamur Penicillium patulum
untuk produksi Griseovulvin
c. Sistem roll Bottle
media agar 36% disterilisasi dalam botol 1 liter berbentuk silinder
didinginkan hingga suhu 40 – 50oC
botol diputer sehingga media menempel pada seluruh permukaan
bagian dalam botol inokulasikan dengan spora jamur, inkubasi 6 – 7
hari pada suhu 24oC

Pengembangan inokulum Penicillium chrysogenum untuk produksi


penisilin

Tahap 1 Kultur stock spora dalam pasir steril


Tahap 2 Kultur dipindahkan dalam media agar
Tahap 3 Kultur dikembangkan dalam roll tube
Tahap 4 Miselia dan spora tumbuh dalam skala produksi
pertama
Tahap 5 Digunakan untuk inokulasi skala produksi kedua
(volume inokulum 7 – 10%)
d. Menggunakan sel vegetatif
cara ini relatif sulit untuk memperoleh populasi inokulum yang
sesuai perlu pemotongan miselia sebelum digunakan
untuk inokulasi (dengan waring blender)
digunakan pada produksi Giberelin oleh jamur Giberella
fujikuroi

Kultur ditumbuhkan pada long slant agar (PDA) selama 1 minggu


pada suhu 24oC
Inokulum dipindahkan kedalam media cair yang terdiri dari :
2 % glukosa, 0,3 % MgSO4.7H2O, 0,3 %NH4CL dan 0,3 % KH2PO4
Diaerasi selama 75 jam pada suhu 28oC

Anda mungkin juga menyukai