Diusulkan oleh:
Hurum Maqsurah 1604103010038
Hidayati Pasaribu 1604103010043
Khairunnisa 1604103010049
Indah Wulan Kharisma 1604103010052
Widya Putri Rahayu 1604103010058
Safira Mustaqilla 1604103010059
Heda Heldiana 1604103010060
KATA PENGANTAR
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, kita juga mempunyai kewajiban untuk mempelajari berbagai
macam mikroba yang berperan dalam perindustrian. Dengan mempelajari jenis
mikroba yang terkandung dalam suatu produksi kita bisa mengetahui jenis mikroba
apa saja yang bermanfaat dan dapat kita lestarikan.
5
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biopolimer
2.1.1 Produksi polylactic acid (PLA)
Poliasam laktat atau polylactic acid (PLA) adalah bahan plastik yang bersifat
biodegradable yang berpotensi untuk dikembangkan. Penggunaan PLA tidak hanya
terbatas pada bahan pembuatan bioplastik, tetapi PLA dapat dikembangkan sebagai
bahan penyalut atau pengungkung obat, industri medis, dan industri tekstil. Substrat
untuk pembuatan plastik PLA dengan menggunakan mikroba paling banyak terbuat
dari jagung, singkong, dan sagu. Produksi asam laktat dapat dilakukan dengan proses
fermentasi dengan bantuan bakteri asam laktat seperti bakteri L. delbrueckii subsp.
bulgaricus.
BAL adalah kelompok bakteri Gram positif berbentuk kokus atau batang,
tidak membentuk spora, pada umumnya tidak motil, bersifat anaerob, katalase negatif
dan oksidase positif, dengan asam laktat sebagai produk utama fermentasi
karbohidrat. Sifat-sifat khusus bakteri asam laktat adalah mampu tumbuh pada kadar
gula, alkohol, dan garam yang tinggi, mampu memfermentasikan monosakarida dan
disakarida (Syahrurahman, 1994).
Dalam pewarnaan gram sel-sel yang tidak dapat melepaskan warna dan akan
tetap berwarna seperti warna kristal violet yaitu biru-ungu disebut bakteri Gram
positif. Sedangkan sel-sel yang dapat melepaskan kristal violet dan mengikat safranin
sehingga berwarna merah muda disebut bakteri gram negatif (Fardiaz, 1989). Prinsip
pewarnaan gram adalah kemampuan dinding sel mengikat zat warna dasar (kristal
violet) setelah pencucian dengan alkohol 95%. Keadaan ini berhubungan dengan
komposisi senyawa penyusun dinding sel. Pada bakteri Gram positif mengandung
peptidoglikan lebih banyak dan lemak lebih sedikit dibandingkan bakteri gram
negatif (Syulasmi dkk, 2005).
Bakteri asam laktat juga menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) karena
adanya oksigen sehingga terjadi reaksi flavoprotein oksidasi atau Nicotinamida
Adenin Hidroxy Dinucleotida (NADH) perioksida (Byczkowski and Gessener, 1988).
Karbondioksida merupakan hasil dari produk fermentasi BAL secara
heterofermentatif. Mekanismenya adalah CO2 bekerja dalam suasana anaerob,
selanjutnya menghambat kerja enzim dekarboksilase dalam membran lipid sehingga
tidak mempunyai fungsi sebagai permeabilitas (Hotchkis et al,1999). Klasifikasi
bakteri asam laktat dalam genus yang berbeda sebagian besar didasarkan pada
perbedaan morfologi, cara fermentasi glukosa, pertumbuhan pada suhu yang berbeda,
dan kofigurasi dari asam laktat yang dihasilkan, kemampuan untuk tumbuh pada
konsentrasi garam tinggi, dan toleransi terhadap asam atau basa (Desai dan Anhur
2008).
Bakteri asam laktat (BAL) merupakan kelompok bakteri Gram-positif yang
mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Genus bakteri yang tergolong
kepada BAL adalah Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,
8
Klasifikasi tersebut lebih didasarkan pada ciri morfologi, tipe fermentasi, kemampuan
untuk tumbuh pada suhu yang berbeda, sifat stereospesifik (D atau L laktik), serta
toleransi terhadap asam dan basa. Klasifikasi bakteri asam laktat berkembang
sehingga genus Lactobacillus menjadi Lactobacillus dan Carnobacterium. Sedangkan
genus Streptococcus menjadi empat yaitu Streptococcus, Lactococcus, Vagococcus,
dan Enterococcus. Genus Pediococcus menjadi Pedicoccus, Tetragenococcus dan
Aerococcus. Untuk genus Leuconostoc tetap. Klasifikasi yang baru tersebut
dihasilkan dengan rnempertimbangkan komposisi asam lemak pada membran sel,
motilitas dan urutan RNA, serta persen guanin dan sitosin pada DNA (Pot et al.,
1994).
Senyawa Antimikroba yang Dihasilkan Bakteri Asam Laktat
Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat bersifat
antimikroba diantaranya adalah asam-asam organik, hidrogen peroksida, reuterin dan
bakteriosin. Akumulasi produk akhir asam dan turunnya pH menyebabkan
penghambatan yang luas terhadap bakteri baik gram positif maupun negatif. Nilai
pH rendah yang dicapai, konstanta disosiasi dan konsentrasi asam menentukan
aktivitas penghambatan dari asam yang dihasilkan. Asamasam lipofilik seperti asam
laktat dan asetat dalam bentuk tidak terdisosiasi dapat menembus sel mikroba dan
pada pH intraseluler yang lebih tinggi, berdisosiasi menghasilkan ion-ion hidrogen
dan mengganggu fungsi metabolik esensial seperti translokasi substrat clan fosforilasi
ohidatif, dengan demikian mereduksi pH intraseluler (Baird dan Parker, 1980).
Hidrogen Peroksida
Bakteri asam laktat menghasilkan hidrogen peroksida dengan adanya oksigen.
Pembentukan hidrogen peroksida dikatalisis oleh flavoprotein sitoplasmik( FAD)
NADH oksidase yang sangat aktif dengan tujuan untuk menghilangkan kelebihan
elektron dari NADH sehingga berkompetisi dengan laktat dehidrogenase untuk
NADH (terbentuk selama pemecahan glukosa) tetapi tanpa produksi ATP.
Bakterlosin
Bakteriosin didefinisikan sebagai protein dengan efek antagonistik
intraspesifikatau yang memiliki aktivitas sebagai bakterisidal dengan spektrum
10
aktivitas yang lebih rendah bila dibanding dengan antibiotik (Daeschel, 1985).
Bakteriosin adalah senyawa protein,oleh karenanya disintesis melalui mekanisme
biosintesis protein ribosom umum yang melibatkan fanskripsi dan fanlasi. Bakteriosin
disandi baik oleh DNA kromosom maupun plasmid
Reuterin
Reuterin adalah senyawa antimikroba yang mempunyai spektrum yang luas
yang efektif terhadap bakteri gram negatif, khamir, kapang dan protozoa. Senyawa ini
menghambat enzim-enzim sulfhidril seperti ribonukleotida reduktase, suatu enzim
yang terlibat dalam biosintesa DNA
(a) (b)
Gambar struktur asam laktat : (a) Asam laktat Levorotatory (D (-) Lactic Acid), (b)
Asam laktat Dekstrorotary (L (+) Lactic Acid)
1. Sumber yang baik bagi polimer yang berpotensial untuk digunakan dalam
makanan sehat
2. Meningkatkan kualitas kesehatan dan keamanan pangan melalui
penghambatan secara alami terhadap flora berbahaya yang bersifat pathogen
3. Berperan dalam proses fermentasi makanan sehingga dapat memperpanjang
umur simpan produk
4. Menghambat aktivitas bakteri pembusuk dan pathogen
5. Berperan sebagai kultur starter untuk berbagai ragam fermentasi daging ,
susu, sayuran dan rerotian atau bakeri
6. Mengontrol pertumbuhan bakteri patogen dalam bahan pangan karena mampu
menurunkan pH dan menghasilkan bakteriosin (protein aktif yang
menunjukkan aksi bakterisidal melawan bakteri Gram positif)
11
d. Metabolisme Sel
Berdasarkan jalur metabolisme saccharolytic, bakteri asam laktat dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (Prescott et al., 2002) :
1. Homofermentatif : Bakteri dalam kelompok ini akan mengubah heksosa menjadi
asam laktat dalam jalur Embden-Meyerhof (EM), dan tidak dapat
memfermentasikan pentosa atau glukonat. Jalur metabolisme homofermentatif ini
dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Heterofermentatif : Heksosa difermentasikan menjadi asam laktat, karbon
dioksida, dan etanol (atau asam asetat sebagai akseptor elektron alternatif).
Pentosa lalu diubah menjadi laktat dan asam asetat. Jalur metabolisme
heterofermentatif ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Bakteri homofermentatif memecah gula menjadi asam laktat, sedangkan
bakteri heterofermentatif mengubah gula menjadi asam laktat, asam asetat, dan etanol
(Battcock & Azam-Ali, 1998). Proses biokimia pembentukan asam laktat pada
bakteri homofermentatif (Gambar 1) dan heterofermentatif (Gambar 2).
12
Fruktos Glukos
a a
ATP ATP
ADP ADP
sa sa
Glukosa-6-
fosfat
Fruktosa-6-
fosfat
ATP
ADP
sa
2 Gliseraldehid-3-fosfat
2 Pi
2 NAD+ 4 ATP
2 NADH 4 ADP
2-piruvat
2 NAD+ 4 ATP
2 NADH 4 ADP
2-Laktat
Glukosa Fruktosa
ATP ATP
ADPsa ADP
sa
Glukosa-6-fosfat Fruktosa-6-fosfat
2 NAD+
2 NADH
6-fosfoglukonat
2 NAD+
CO2 2 NADH
Ribulosa-5-fosfat
Xilulosa-5-fosfat
ATP ADP
sa
Gliseraldehid-3-fosfat Asetil fosfat Aseta
t
NAD 2 Pi CoA
+
Pi
NADH 2 ADP
Asetil CoA
2 ATP
NAD
Piruvat
H
NAD
NAD +
H Asetaldehid
NAD
+
NAD
Laktat
H
NAD
+
Etanol
Gambar 2 Metabolisme Heterofermentatif dari Bakteri Asam Laktat
14
mineral encer. Garam laktat akan terprotonasi kembali dengan adanya asam encer.
Proses tersebut menghasilkan asam laktat kembali. Asam laktat bersifat nonpolar dan
segera terpisah dari larutan air. Pemisahan kedua fase yang berbeda dapat dilakukan
dengan corong pisah. Asam laktat tersebut dilewatkan pada resin kationik untuk
menghilangkan ion metal yang mungkin masih ada. Pemurniaan asam laktat
selanjutnya dilakukan dengan destilasi vakum.
Asam laktat yang kemudian dikonversi menjadi laktida pada reaktor dengan
penyaluran tekanan dan suhu. Sintesis polimer dengan intermediet laktida ini lebih
menguntungkan karena dapat dihasilkan polimer dengan berat molekul tinggi. Hal
tersebut dapat terjadi sebab polimerisasi dapat dilakukan terhadap laktida dalam
kondisi bebas pelarut. Reaksi yang terjadi sebenarnya adalah reaksi esterifikasi. Asam
laktat memiliki gugus hidroksil dan karboksil. Kedua gugus ini yang dimanfaatkan
dalam pembentukan laktida.
Reaksi dilakukan pada suhu 120-150 C untuk menghilangkan air. Katalis
ditambahkan pada konsentrasi 0,05-2,0 %. Katalis yang digunakan dapat berupa
senyawa organologam misalnya dibutil timah oksida. Reaksi berlangsung selama 5-
24 jam dimana suhu ditingkatkan secara bertahap dari 140-275 C dan tekanan dari 1-
20 mmHg. Pada awal mula reaksi semula terbentuk polimer dengan berat molekul
rendah, namun polimer tersebut segera terdepolimerisasi membentuk laktida. Laktida
yang terbentuk didestilasi dan dikumpulkan dalam penampung. Destilasi menjadi
sangat penting sebab kemurnian laktida dapat menentukan panjang rantai polimer
yang terbentuk.
Proses selanjutnya adalah polimerisasi laktida membentuk PLA. Polimerisasi
dilakukan secara kondensasi dengan pembukaan cincin laktida. Polimerisasi
dilakukan dengan katalis berupa senyawa seng, timah atau kalsium pada reaktor yang
memiliki pengaduk pengatur suhu. Suhu yang digunakan sekitar 110-185°C selama
15-20 jam. Polimer yang diperoleh kemudian dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
dan dikoagulasi dan dikeringkan dalam pelarut lain.
Beberapa sintesis yang dilakukan misalnya, menggunakan laktida dengan
tingkat keasaman 0,01 % berat perberat (dalam bentuk asam laktat). Kelembaban
mencapai 180 ppm diperoleh dengan memanaskan laktida pada suhu 80°C selama 3
jam. Setelah itu, katalis berupa timah oksoat ditambahkan sebanyak 0,2 %
berdasarkan berat laktida. Suhu ditingkatkan secara perlahan hingga 180°C.
Polimerisasi dilakukan selama 2 jam diikuti pada suhu 150°C selama 4 jam dan
120°C selama 13 jam. Polimerisasi tersebut mengahasilkan poli (asam laktat) dengan
rendemen cukup tinggi yaitu 90%. Poli (asam laktat) yang diperoleh memiliki berat
molekul 235.000, viskositas intrinsik 0,69, titik leleh 170°C dan kalor pembentukan
29 kkal/mol.
16
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian yang telah dikemukakan,maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan kelompok bakteri Gram-positif yang
mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Genus bakteri yang
tergolong kepada BAL adalah Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus,
Lactococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus, Propionibakterium.
2. Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat bersifat
antimikroba diantaranya adalah asam-asam organic,hydrogen
peroksida,reutrin dan bakteriosin.
3. Fungsi dari bakteri asam laktat adalah sebagai sumber yang baik bagi polimer,
meningkatkan kualitas kesehatan dan keamanan pangan, proses fermentasi
makanan, menghambat aktivitas bakteri pembusuk,sebagai kultur starter dan
mengontrol pertumbuhan bakteri pathogen dalam makanan.
4. Metabolisme bakteri asam laktat dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
homofermentatif dan heterofermentatif.
5. Poliasam laktat atau polylactic acid (PLA) merupakan bahan plastik yang
bersifat biodegradable yang dapat dikembangkan dalam pembuatan
bioplastik,industri medis dan industri tekstil.
6. Polimerisasi secara kimiawi untuk menghasilkan PLA dilakukan dengan 2
cara yaitu secara langsung melalui asam laktat dan tidak langsung melalui
pembentukan laktida yang diikuti dengan polimerisasi menjadi PLA.
7. Pemasukan asam mono laktat (LA) dalam campuran PLA untuk
meningkatkan laju biodegradasi dan tingkat pelekatan mikroba ke permukaan
campuran PLA menjadi isu dalam penggunaan bakteri asam laktat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Baird-Parker, A.C. 1980. Organic acids. In: Silliker, J.H., R.P. Elliot, A.C. Baird-
Parker, F.L. Bryan, J.H.B. Christian, D.S. Clark, J.C. Olson, dan Robert Jr.,
Microbial ecology of food. New York: Academic Press. pp. 126-135
Byczkowski J dan Gessner T. 1988. Biological Role of Superoxide Ion-Radical.J
Biochem.
Carr, F. J., D. Chill, and N. Maida. 2002. The Lactic Acid Bacteria: A Literature
Survey. Crit. Rev. Microbiol.
Desai dan Ankur. 2008. Strain Identification, Viability and Probiotics Properties of
Lactobacillus casei. School of Biomedical and Health Science Victoria
University. Werribee Campus Victoria Australia.
Farland,G.T.danJ.H.Cummings,1998.http://ighawaii.com/naturally/newsletter/biot
ic.html. Probiotic and Prebiotic. Departement of Molecular and Cellular
Pathology, University of Dundee, Ninewells Hospital Medical School, Wysong
Health Letter. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2016.
Fardiaz, S. 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Hotchkiss JH, Chen JH, Lawless HT. 1999. Combined Effects Of Carbon Dioxide
Addition and Barrier Films on Microbial and Sensory Changes in Pasteurized
Milk. J. Dairy Sci.
Nettles, C.G and Barefoot, S.F. 1993. Biochemical and Genetic Characteristics of
Bacteriocin of Food-Associated Lactic Acid Bakteria. J. Food Prot. Vol. 56:
338-356.
Pot, B., W. Ludwig, Kersters, dan K. Schleifer. 1994. Taxonomy of lactid acid
bacteria. In : De Vuyst, L. dan E. J. Vandamme. Bacteriocins of lactic acid
bacteria : microbiology, genetic and application. London: Blackie Academic &
Professional
Rahayu, E.S. dan Margino. 2004. Bakteri Asam Laktat: Isolasi dan Identifikasi .
Materi Workshop. Seminar Makalah Tugas Akhir. PAU Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sudarmadji, S., Kasmidjo, R., Sardjono, Wibowo, D., Margino, S. dan Rahayu, E.S.
1989. Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi Universitas Gadjah Mada.
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. Tri Cipta Karya.
Jakarta.
Syahrurahman, A.,1994, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, Penerbit Bina Rupa
Aksara, Jakarta.
Syulasmi, A., Hamdiyati, Y. Dan Kusnadi. 2005. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.