Anda di halaman 1dari 13

INOKULUM FERMENTASI

INOKULUM FERMENTASI

Inokulum fermentasi → kultur mik yang diinokulasikan


dalam medium fermentasi pada saat kultur mik tersebut
berada pada fase pertumbuhan eksponensial.
Kriteria kultur mik untuk dapat digunakan sebagai
inokulum dalam proses fermentasi :
1. Sehat dan berada dalam keadaan aktif sehingga dapat
mempersingkat fermentasi
2. Tersedianya dalam jumlah yang memadai sehingga
dapat menghasilkan inokulum dalam takaran yang
optimal
3. Berada dalam bentuk morfologi yang sesuai
4. Bebas kontaminasi
5. Kemampuan membentuk produk tetap stabil
Pada tahap perkembangbiakan inokulum yang
diutamakan bukanlah pembentukan produknya.
Namun jumlah sel yang tinggi dan aktif dalam
kemampuannya membentuk produk yang
diinginkan. Oleh karena itu medium untuk
pengembangan inokulum berbeda dengan medium
fermentasinya
• Lincoln (1960) mengatakan bahwa untuk
mempersingkat fase adapatase dalam proses
fermentasi, medium untuk kultur inokulum harus
sama dengan medium fermentasi
• Stanbury dan whitaker (1984), pada umumnya nilai
gizi medium kultur untuk inokulum, lebih rendah
dari pada medium fermentasi
• Pada umumnya dapat disimpulkan bahwa susunan
medium untuk inokulum mengandung lebih sedikit
sumber karbon dibandingkan medium untuk proses
fermentase (produksi) dengan perkecualian pada
produksi protein sel tunggal (PST)
• Proporsi inokulum pada umumnya antara 3 – 10 %
dari volume medium fermentasi
• Untuk mendapatkan inokulum diperlukan beberapa
tahap propogasi sejak rekonstitusi kultur “stock”
Yaitu : dapat terdiri atas 2 atau 3 tahap dalam labu
erlenmeyer dan dilanjutkan 1 sampai 3 tahap
propagasi dalam fermentor
Gambar : Skema Persiapan Inokulum

K stock Agar cawan


(K master) ± 10 koloni

Kultur sub master

Propogasi I Propogasi II
250 ml 500 ml Propogasi III (1,5 lt)

Inokulum
Propogasi 150 lt
INOKULUM SEL KHAMIR

• Sel khamir → banyak digunakan dalam industri


minuman alkhol dan biomassa (ragi roti)
Industri alkhol → kultur murni (1896)
• Propagasi sel khamir dilakukan dalam kondisi
yang sama dengan kondisi yang digunakan
selama fermentasi minuman alkhol.
• Propagasi modern menggunakan kondisi yang
berada dengan kondisi pada waktu produksi
selama propogasi dilakukan aerasi secara
kontinyu
INOKULUM BAKTERI

Tujuan membuat inokulum bakteri untuk


fermentasi adalah : menyediakan inokulum yang
berada dalam keadaan aktif, sehingga dapat
mempersingkat fase adaptase (lag phase) pada
waktu fermentasi.
Lama fase adaptase dipengaruhi
• Lama inokulum
• Kondisi phisiologi bakteri
• Untuk menghindari fase adaptasi yang terlalu lama maka
komposisi medium inokulum harus sama dengan komposisi
inokulum fermentasi
Contoh :
• Inokulum untuk memproduksi vineger harus menggunakan
inokulum yang berada dalam keadaan sangat aktif
Vineger → bak asam asetat
Aunstrup (1974) → membuat inokulum bacillus substilis
untuk memproduksi enzim protease melalui 2 tahap
• Tahap I → inokulum ditumbuhkan pada medium padat
atau cair selama 1 – 2 hari
• Tahap II → dipindahkan kedalam fermentor dan dibiarkan
tumbuh sampai 10 generasi sebelum diinokulasikan dalam
fermentor produksi
• Cara lain pengembangan inokulum pada proses produksi
enzim protease oleh B Substrat
TAHAP KONDISI WAKTU SINGKAT

1 Media diinokulasi dengan kultur 18 – 24 Jam


stock

2 Kultur tahap I diinokulasi dalam 750 6 jam


L media

3 Kultur tahap 2 diinokulasi dalam 6 jam


6000 L media

4 Kultur tahap 3 diinokulasikan dalam Sampai produks enzim


media produksi 120.000 L optimal
INOKULUM KAPANG

Industri fermentase yang menggunakan kapang pada


umumnya memilih spora untuk inokulum.
Kapang dapat membentuk spora pada media yang sesuai
dan luas permukaan yang cukup
1. Pembentukan spora kapang pada media agar →
penecillium chrysogenum dapat dilakukan melalui teknik
“roll bootle”
a. 300 ml medium yang mengandung agar 3% masukan
kedalam botol selinder vol 1 liter
b. Disterilkan dan didinginkan sampai pada suhu 450 C
c. Botol diputar dengan alat pemutaran (roller – mill)
sehingga medium agar akan melapisi permukaan botol
bagian dalam
d. Botol yang berisi medium diinokulasikan dengan spora
kapang dan diinkubasikan pada suhu 240 C selama 6 hari
2. Pembentukan spora kapang pada media padat
Kapang dapat membentuk spora pada permukaan biji – bijian seperti :
• Bekatul
• gandum
• Jagung giling
• Beras
• Kedelai
• Dsb nya
Pembentukan spora pada media padat dipengaruhi oleh jumlah air yang
ditambahkan pada biji-bijian sebelum diseterilkan dan kelembaban udara
selama pembentukan spora
Pembentukan spora terjadi pada kelembaban tinggi
Contoh : inokulum tempe
• Menggunakan daun waru (usar) → beras atau kedelai sebagai media Usar
dibuat dengan membiakan spora kapang tumbuh pada kedelai matang
atau beras yang ditangkup diantara dua lapisan daun waru atau daun jati
• Inokulum dalam bentuk bubuk (inok bubuk)
• Secara laboraturium
• Secara industri rumah tangga
• Inokulum secara laboraturium
1. 15 gr beras masukan kedalam erlenmyer 250 ml
2. Diberi air dengan perbandingan 1 : 1
3. Diseterilkan pada suhu 121 – 15 menit
4. Didinginkan
5. Diinokulasi dengan spora kapang atau inokulum tempe pasar
→ Untuk spora kapang 15 ml (suspensi)
→ Tempe pasar 15 gr
6. Diaduk sampai rata
7. Dimasukkan kedalam bak aluminium steril (11 cm x 11 cm x 2
cm)
8. Diratakan
9. Inkubasi pada suhu 300 C – 3 hari
10. Suhu naikan menjadi 370 C – 400 C selama 3 – 4 hari sampai
kering
11. Inokulum kering dihancurkan dengan blender steril hingga
diperoleh inokulum bubuk
• Inokulum bubuk secara industri rumah tangga
1. 1 kg beras ditambah 1 lt air
2. Rendam sampai air terserap oleh beras
3. Dikukus sampai matang
4. Dituangkan diatas tampah hingga dingin
5. Ditaburi dengan inokulum bubuk 1 gr / 1 kg
substrat kering
6. Diratakan
7. Tampah ditutup dengan tampah lain dan
dibungkus dengan kertas
8. Diinkubasi (simpan)pada suhu kamar 3 hari
9. Dikeringkan pada sinar matahari
10. Dihancurkan dengan blender sehingga
diperoleh inokulum bubuk

Anda mungkin juga menyukai