Anda di halaman 1dari 42

Pengembangan Proses Laboratorium

Ekxperimen Fermentor Skala Lab

• Batch process
• Fed-batch process
• Continuous process
Ada 2 Tipe Sistem Fermentasi : shake flask

Sistem Tertutup :
Tidak ada penambahan nutrien lagi
agar plate
setelah inokulasi (kecuali oksigen utk
yg aerob) Pertumbuhan berhenti
setelah bbrp saat

Sistem Terbuka :
Nutrient secara kontinyu
dimasukkan setelah inokulasi,
pertumbuhan akan berlangsung
terus sepanjang medium segar
(fresh medium) ditambahkan.
mikroorganisme dan nutrien
secara koninyu masuk dan keluar
dari fermenter
Tipe Sistem Fermentasi
1) Batch culture: Batch Process merupakan fermentasi dengan cara
memasukan media dan inokulum secara bersamaan ke dalam bioreactor
dan pengambilan produk dilakukan pada akhir fermentasi.
2) Fed Batch:
Sistem fed-batch adalah suatu sistem yang rnenambahkan media baru
secara teratur pada kultur tertutup, pada system fermentasi Fed-Batch
Process, merupakan pengembangan sistem batch, adanya penambahan
media baru, tidak ada kultur yg keluar dan yield lebih tinggi dari batch.
3) Continuous: pengaliran subtrat dan pengambilan produk dilakukan
secara terus menerus (sinambung) setiap saat setelah diperoleh
konsentrasi produk maksimal atau subtract pembatasnya mencapai
konsentrasi yang hampir tetap. Dalam hal ini subtrat dan inokulum dapat
ditambahkan bersama-sama secara terus menerus sehingga fase
eksponensial dapat diperpanjang.
Biotechnological processes of growing
microorganisms in a bioreactor
Batch Culture
• Merupakan suatu sistem tertutup
• Merupakan operasi reaktor yg sederhana.
• bioreaktor diisi dg medium fermentasi dan inokulum
selanjutnya dibiarkan utk melakukan proses hingga
saat pemanenan.
• Ketika fermentasi sudah berakhir, hasil fermentasi
dipanen dan dilakukan downstream processing.
Bioreaktor dibersihkan, disterilkan, diisi,dan
diinokulasi kembali, selanjutnya proses fermentasi
berjalan lagi.
Batch Culture
• merupakan proses yg dinamik dimana sistem tidak
pernah mengalami steady state
• komponen media steril dimasukkan pd awal
fermentasi dg tidak ada penambahan makanan
lagi setelah inokulasi.
• laju pertumbuhan mikroorganisme akan
berlangsung terus sehingga mencapai titik nol
seiring dengan semakin menurunnya nutrien atau
terakumulasinya produk toksik.
Continuous Culture
• proses fermentasi berkelanjutan didisain
sedemikian rupa shg pemasukan nutrisi
dikontrol dan berlangsung secara
konstan.
• Tahap awal proses sama dg kultur batch,
namun ketika kultur sudah mencapai
tahap eksponensial, maka dpt
diperpanjang terus sampai tak terbatas
dg secara kontinyu menambahkan
medium segar ke dalam sistem.
Continuous Fermentation
• Bioreaktor secara terus menerus di stirer dan
volume konstan selalu dipertahankan dengan
cara medium baru secara konstan selalu
ditambahkan dan hasil fermentasi juga secara
konstan dipanen sebanding dg volume yg
ditambahkan.
• Keadaan steady-state akan selalu tercapai,
dimana laju pertumbuhan mikrobia akan sama
dengan jumlah mikrobia yang digantikan dari
fermentor. Proporsional dengan laju pelarutan
oleh medium.
Continuous Culture

• Sesuai utk produksi senyawa yg disekresikan


organisme ke dalam medium
• Memungkinkan utk memonitor secara kontinyu dan
memodifikasi lingkungan kultur
• Bermanfaat apabila produksi molekul yg tidak
perlu diatur ulang
FED-BATCH CULTURE

• Merupakan modifikasi sistem batch culture.


• fresh medium secara kontinyu dan periodik ditambahkan, tanpa
menghilangkan/ mengeluarkan medium kultur sampai mencapai
volume tertentu.
• Fermentor didisain utk dpt mengakomodasi peningkatan voliume
medium. Pada sistem ini tahap pertumbuhan adalah steady state
semu.
• Pada sistem ini dpt dicapai tingkat proses dan produk yg cukup
besar
FED-BATCH CULTURE

• Kapasitas aerasi kultur dalam fermentor dpt dipertahankan.


• Dapat dihindari efek penghambatan dari komponen medium spt :
cepatnya konsumsi karbon, nitrogen, atau fosfat;
• Dapat dihindari efek toksik dari komponen medium;
• Dpt digunakan utk menyediakan tingkat kebutuhan nutrisi yg
terbatas utk strain auxotrophic.
Improving Production in Fermentation

• Culture medium manipulation


• Culture condition manipulation
• Strain improvement
• Adding precursor molecules
• Improving product recovery
Pemilihan Mikroorganisme
Pemilihan mikroorganisme

• Teknologi Fermentasi merupakan teknologi untuk menumbuhkan


sel dalam skala besar dg efisiensi yg tinggi termasuk juga proses-
proses mendapatkan produknya.
• Proses utama yang berlangsung secara aktual dilakukan oleh
mikroorganisme, yang biasanya diistilahkan sebagai biocatalysis
• Mikroorganisme (biokatalis) bertindak sebagai ‘mesin’ utama baik
untuk menghasilkan produk maupun melakukan transformasi kimia
Keuntungan Menggunakan Mikroorganisme
• Memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat.
• Mudah beradaptasi
• Dpt. menggunakan produk sisa sebagai substratnya (sisa proses produksi yang
lain atau limbah pertanian, rumah tangga, dll)
• Dapat ditumbuhkan secara terus menerus (continuous), dalam skala besar tidak
pernah dihentikan dan tidak perlu disterilisasi ulang. (memiliki keuntungan
ekonomi)
• Memiliki kandungan protein tinggi
• Mampu menghasilkan produk yang tinggi dari proses yang mungkin kecil
• Secara genetik dapat dimanipulasi
• Biasanya menghasilkan produk yang tidak toksik atau limbah yang tidak toksik
• Karena mengunakan organisme hidup, maka temperatur yang diperlukan lebih
rendah dibandingkan dengan apabila prosesnya secara kimia.
Pemilihan Mikroorganisme
§ Mampu menghasilkan produk & mutu produk yg tinggi / komersial
§ Secara genetik mikroorganisme harus stabil
§ Strain harus dapat dibuat kultur murni, bebas dari mikroorganisme lain
dan phage
§ Strain harus dpt tumbuh seragam dan cepat setelah inokulasi ke
dalam fermentor. Harus dihindari kemungkinan tjd reaksi dengan
peralatan
§ Mudah di-scale up
§ Strain harus dpt menghasilkan produk sesuai keinginan dalam
periode waktu tertentu (mis. 3 hari), bebas dari produk toksik atau
pecahnya sel.
Cara Memperoleh Strain Mikroorganisme

• Membeli dari ‘Culture Collection’


• Men-skrining dari sumber alam
• Melakukan rekayasa genetika
• Melakukan mutasi
• Menerapkan teknik biologi sel
Penyiapan Inokulum
• Fermentasi memerlukan biakan murni yaitu biakan di
mana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel
tunggal.
• Biakan murni mgd suatu populasi yg terdiri dari satu
macam mikroba saja.

• INOKULUM : Sediaan mikrobia yang disimpan dalam suatu media tertentu


(umumnya dalam bentuk padatan)
• SEED FERMENTER : Sediaan mikrobia yang ditumbuhkan dalam suatu
bejana tertentu dalam skala max 10% dalam waktu tertentu (sampai fase
eksponensial) sebelum masuk ke fermentor fermentasi yang sesungguhnya
(biasanya dalam bentuk cair). Seed fermenter tidak ditujukan untuk
menghasilkan produk, tetapi sebagai penyiapan dan memperbanyak
inoculum
Penyiapan Inokulum
q Waktu (untuk mengaktifkan mikroba/inokulum)
organisme waktu
bakteri 20 – 120 menit
Tinggi rendahnya
jamur dan alga 2 – 6 jam
konsentrasi inokulum
tergantung dari
q Konsentrasi Inokulum viabilitas sel, inhibitor
organisme konsentrasi (%) pertumbuhan atau
Bakteri 0,1 – 3,0 rendahnya nutrisi
actinomycetes 5,0 – 10,0 dalam medium
fermentasi
fungi 5,0 – 10,0
suspensi spora 1 – 50.000/L
Media - Fermentasi
• Semua proses fermentasi yg dilakukan
oleh mikroorganisme memerlukan media
yang secara nutritional sesuai : broth,
semi padat, padat.
• Umumnya proses fermentasi ada bbrp
tahap yg masing-masing perlu media yg
berbeda. Misal : tahap propagasi
inokulum (starter), fermentasi skala-pilot,
dan produksi fermentasi utama
(sesungguhnya).
• Antara propagasi inokulum dan
fermentasi utama seringkali berbeda
dalam macam nutrisi maupun formulasi
mediumnya
MEDIA DESIGN
1. NUTRITIONAL REQUIREMENTS
- Elemental requirements
- Specific nutrients, e.g. vitamins. minerals, amino acids, etc.
- Energy requirements - Carbon source and Oxygen
- Growth
- Product Synthesis
- Maintenance
2. ENVIRONMENTAL REQUIUREMENTS
- pH profile
- Temperature profile
- Dissolved oxygen profile
- Catabolite repression
- Physiological constraints, e.g. ionic strength, product inhibition
Laboratory process development
Shake Flask Experiments

Optimization of conditions
for cell growth and product
formation using shake flask
experiments:
1. pH
2. Temperature
3. Dissolved oxygen (DO)
4. Substrate choice
5. Maximal and optimal
substrate concentration
6. Size and mass of cells
7. Others
Alur proses Fermentasi
Total waktu 3-20 hari

Frozen Seed Pre-Seed Seed Production


Seed Flask Fermenter Fermemter Fermenter
PROSES FERMENTASI
1. Nutrisi, substrat, dan inokulum dimasukkan ke
dalam fermentor secara aseptis.
2. Pengaturan kecepatan aerasi dan agitasi.
Aerasi berfungsi sbg penyuplai oksigen utk
sel dlm fermetor. Laju oksigen yg disuplai
ke dlm fermentor dijaga stabil. Fluktuasi
laju alir oksigen dpt menurunk kerja
fermentor krn laju transfer O2 tidak tetap
shg metabolisme sel terganggu krn kadar
DO yang tidak stabil.
Agitasi berfungsi sbg alat pghomogen larutan
fermentasi.
Pengadukan dilakukan oleh impeller. Semakin
banyak impeller di dlm fermentor semakin
homogen larutan tersebut
.
Laju alir udara dan pengadukan saling terkait satu
sama lain, krn pengadukan akan ningkatkan laju
dispersi oksigen ke dalam larutan dan meratakan
kadar oksigen di seluruh medium fermentasi.

Di pinggiran fermentor tdpt baffle bfungsi mcegah


tjdnya vortex (pusaran air) shg dpt ningkatkan
efisiensi aerator.

Perlu dihindari foaming dg cara :


- ditambahk zat antifoam sblm proses fermentasi
(mis. Silicon).
Foaming tjd krn protein terdenaturasi dlm medium
fermentasi.
- Atau scr mekanik dg ngatur putaran agitator. Hal
ini lebih aman krn zat kimia yg terlalu banyak
ditambahk ke medium dpt mjd inhibitor ptumbuhan
mikroba.
Kontrol proses
Sel mikroba tdr dr seny organik spt protein, yg mudah berubah sifat akibat
perubh fisika atau kimia, mk selama proses di dalam bejana fermentasi hrs
dphatikan bbrp faktor fisika atau kimia yg mungkin timbul yg dpt mpengaruhi
jalannya proses.

Faktor-faktor yg perlu dikontrol antara lain:


• keberadaan air
• pH
• keberadaan oksigen, yg mpengaruhi mikroba aerob atau anaerob.
• suhu, bila terlalu tinggi akan memecah protein.
• kekentalan, yg akan mpengaruhi tegangan permukaan.
• homogenitas.
• kemungkinan kontaminasi.
• kemungkinan timbulnya busa (foaming).
PEMANENAN HASIL FERMENTASI
Hasil proses fermentasi:
1. biomassa gel
2. bioenzim
3. metabolit
4. biokonversi
5. sisa makanan
6. hasil samping yg tidak diinginkan.
Untuk mendapatkan tujuan fermentasi yang diinginkan, harus
dipisahkan dan dimurnikan sehingga diperoleh produk yang sesuai
tujuan dan bermutu karena tidak banyak pengotor.
Teknik pemisahan tergantung produk yg akan dipisahkan
Dasar Pemilihan Teknik Pemisahan
- Produk dalam (intraseluler) atau luar sel (ekstraseluler)
- Konsentrasi produk
- Sifat fisik (ukuran partikel, bentuk partikel) dan kimia
- Tujuan penggunaan produk
- Kemurnian yang diharapkan
- Harga produk
Teknik pemisahan itu meliputi:
• pemisahan senyawa larut dan tidak larut, dg bbrp teknik
filtrasi, sentrifugasi, pemecahan gel.
• isolasi, dg teknik ekstraksi dan adsorpsi.
• pemurnian produk, dg teknik kromatografi, pengendapan,
ultrafiltrasi dan elektroforesa.
• pekerjaan akhir, dg teknik kristalisasi, pengeringan,
pengendalian dan tindakan thd kemungkinan pengotoran
lain.
Pemanenan Produk Ekstraseluler

Kultur fermentasi Ekstraksi

Pemisahan bahan
tak larut Konsentrasi
Produk

Sel dan Fraksi


Pemurnian
bahan tak larut larut

Produk
akhir
contoh Produksi fermentasi
Dhasilkan oleh
ANTIBIOTIK PENISILIN P. Notatum
P. Chrysogenum

Faktor Penting Cara Produksi Kultur Tenggelam


Kultur Permukaan

Bahan Dasar Kondisi Fermentasi

Suhu: 24oC
Sumber C: laktosa, dll
pH : 5 – 5,75
Sumber N: sodium nitrat
Aerasi : 400 Cu/mnt
Mineral: MgSO4.7 H2O
Oktadekanal 3%
Prekursor: asam fenil asetat
Antifoem tributil sitrat
Production of Fermented Foods by Bacteria and Yeast
(Saccharomyces)
production of nata by fermentation process

kombucha tea

Anda mungkin juga menyukai