DISUSUN OLEH
NOVEMBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Produk pangan yang diproduksi memiliki aroma dan warna yang berbeda-
beda. Aroma dan warna tersebut dihasilkan dari bahan itu sendiri ataupun
akibat reaksi yang terjadi ketika proses pengolahan bahan makanan tersebut.
Proses pengolahan makanan seperti pemanasan dapat menghasilkan warna
kecoklatan. Warna kecoklatan disebabkan adanya reaksi pencoklatan non
enzimatis yaitu reaksi maillard dan karamelisasi (Andika, 2015).
Reaksi Maillard adalah reaksi pencoklatan non enzimatis yang terjadi karena
adanya reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amin bebas dari asam
amino atau protein. Reaksi ini banyak terjadi pada produk pangan yang
biasa dikonsumsi sehari -hari. Reaksi Maillard dalam makanan dapat
berfungsi untuk menghasilkan flavor dun aroma, dapat menyebabkan
kehilangan ketersediaan asam amino, kehilangan nilai gizi, pembentukan
antinutrisi, pembentukan komponen toksik dun komponen mutagenic
(Poedjiadi, 1994).
Adapun hal yang melatarbelakangi percobaan ini yaitu untuk Untuk
mengevaluasi aroma dan warna larutan hasil reaksi asam amino-glukosa
yang dipanaskan.
1.2. Rum
usan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana aroma dan
warna larutan hasil reaksi asam amino-glukosa yang dipanaskan?
1.3. Tuju
an
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengevaluasi aroma dan
warna larutan hasil reaksi asam amino-glukosa yang dipanaskan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi Maillard adalah reaksi pencoklatan non enzimatis yang terjadi karena
adanya reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amin bebas dari asam
amino atau protein. Reaksi ini banyak terjadi pada produk pangan yang
biasa dikonsumsi sehari -hari. Reaksi Maillard dalam makanan dapat
berfungsi untuk menghasilkan jlavor dun aroma, dapat menyebabkan
kehilangan ketersediaan asam amino, kehilangan nilai gizi, pembentukan
antinutrisi, pembentukan komponen toksik dun komponen mutagenic
(Poedjiadi, 1994).
Menurut (Winarno, hal 42, 1984) reaksi Maillard berlangsung melalui tahap-
tahap sebagai berikut :
(a) Suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu
gugus amino dari protein sehingga menghasilkan basa Schiff,
(b) Perubahan terjadi menurut reaksi Amadori sehingga menjadi amino ketosa,
(c) Dehidrasi dari hasil reaksi Amadori membentuk turunan-turunan furfural
dehida, misalnya dari heksosa diperoleh hidroksimetil furfural,
(d) Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan hasil antara metil α-dikarbonil
yang diikuti penguraian menghasilkan reduktor-reduktor dan α-dikarboksil
seperti metilglioksal, asetol, dan diasetil,
(e) Aldehida-aldehid aktif dari 3 dan 4 terpolimerisasi,
(f) Tanpa mengikutksertakan gugus amino (hal ini disebut kondensasi aldol)
atau dengan gugusan amino membentuk senyawa berwarna coklat yang
disebut melanoidin,
(g) Pencoklatan Akibat Vitamin C.
2.4 Glukosa
Glukosa darah adalah konsentrasi dalam gula darah, atau tingkat glukosa
serum diatur ketat dalam tubuh. Glukosa yang di alirkan dalam darah adalah
sumber utama energy untuk sel-sel tubuh. Glukosa adalah bahan bakar utama
bagi kebanyakan jaringan. Pada keadaan pasca penyerapan, kadar glukosa
darah dipertahankan antara 4,5-5,5 mmol/L setelah mengkonsumsi
karbohidrat, kadar tersebut dapat meningkat menjadi 6,5-7,2 mmol/L, dan
pada saat kelaparan kadarnya dapat turun menjadi mmol/L. (Robert K.
Murray, 2009).
2.5 Sukrosa
Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Suatu asam amino alfa
terdiri dari gugus amino, gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu, yang
semuanya terikat pada atom karbon α. Gugus R menyatakan rantai samping
(Kusnandar, 2010). Karboksil dan gugus amin yang terikat pada karbon α
dapat mengionisasi. Gugus karboksil dapat membentuk ion negatif yang
bersifat asam sedangkan gugus amin bermuatan positif yang bersifat basa.
Dengan adanya dua gugus dengan muatan yang berbeda tersebut, maka asam
amino disebut bersifat amfoter, artinya dapat bersifat asam maupun basa.
Sifat asam atau basa ini dipengaruhi pH lingkungannya (Kusnandar, 2010).
METODE PERCOBAAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 November 2021 pada pukul
07.30 WITA - sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium kimia
Fisika. Jurusan kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Tadulako. Palu.
3.2.1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu D-
Glukosa, Sukrosa/ Gula pasir, L-Lisin, Aquades, Aluminium foil dan
Tissue.
3.2.2. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Penangas air,
Tabung reaksi, Neraca analitik, Pipet tetes, Stopwatch.
No Perlakuan Hasil
1. Dipanaskan 500 ml susu ½ volume awal
2. Susu didinginkan sampai suhu kamar Homogen
+ gula pasir 175 gram + 1 gram
margarin + 0,1 ml cuka.
3. Adonan susu di panaskan Berubah warna menjadi amorf
atau coklat gelap, tekstur kenyal-
kenyal dan matang dengan durasi
20 menit.
4. Pengujian kematangan dengan air membentuk bulatan atau
dingin. gumpalan utuh.
5. Dituangkan adonan tersebut ke dalam Teksturnya menjadi lebih keras
cetakan dan didiamkan sampai dingin dari susu caramel dengan kadar
dan mengeras. Setelah mengeras gula 100 gram dengan durasi
dipotong dengan pisau sesuai dengan selama 30 menit, Aroma susu
bentuk dan ukuran yang didinginkan. caramel dan rasanya jauh lebih
manis daripada susu caramel
dengan kadar gula 100 mg
4.2. Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpilan
1.1. Saran
Sebaiknya para praktikan lebih memperhatikan lagi barang-barang apa
saja yang dibawa untuk praktikum, supaya tidak pinjam-pinjam lagi demi
keefektifan waktu dan demi berjalan baiknya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
I. Laporan Sementara