P07120116009
D3 Keperawatan Reg A
Enzim Beta-Galaktosidase
Enzim ini merupakan salah satu enzim hidrolase yang termasuk dalam operon ara.
Enzim β-galaktosidase memiliki fungsi untuk mengkatalisis rekasi perubahan galaktosida
menjadi galaktosa Enzim β-galaktosidase merupakan enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa. Berdasarkan uji kualitatif yang telah dilakukan oleh Suprapti menyatakan bahwa isolat bakteri
termofilik sumber air panas Gedong Songo berpotensi menghasilkan enzim β-galaktosidase. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh enzim β-galaktosidase dari isolat bakteri termofilik sumber air panas Gedong Songo,
memperoleh karakter enzim dan menentukan aktivitas spesifik enzim β-galaktosidase pada kondisi optimumnya.
Isolasi bakteri menggunakan media ½ Luria Berthani (½ LB). Jenis bakteri diidentifikasi dengan metode
pewarnaan Gram. Enzim β-galaktosidase diproduksi pada media ½ LB selama 6 jam dengan menggunakan laktosa
sebagai penginduksi. Enzim β-galaktosidase diisolasi dengan metode ekstraksi, fraksinasi amonium sulfat
bertingkat dan dialisis. Uji aktivitas enzim β-galaktosidase dilakukan dengan menggunakan ONPG sebagai
substratnya dan kadar protein diukur dengan menggunakan metode Lowry. Karakterisasi enzim meliputi pH, suhu
dan waktu inkubasi optimum dari enzim β-galaktosidase yang diperoleh. Isolat bakteri termofilik sumber air panas
Gedong Songo memiliki sifat gram negatif dan berbentuk batang. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa kondisi
optimum enzim β-galaktosidase isolat bakteri termofilik sumber air panas Gedong Songo dengan substrat ONPG
adalah pada suhu 63 oC, pH 6,2 dan waktu inkubasi 30 menit. Aktivitas spesifik tertinggi pada kondisi optimum
tersebut didapatkan pada F4 (60-80 %) yaitu 44,145 Unit/mg protein.
4) Produksi Awal
Sebanyak 1 ose biakan bakteri dari stok agar miring dipindahkan ke dalam 200 mL MRS
modifikasi cair. Kemudian, media diinkubasi pada 37ºC selama 48 jam. Sel dipanen dengan
cara sentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4ºC selama 15 menit. Pelet yang
diperoleh dicuci sebanyak 2 kali dengan buffer PO4 0.05 M pH 6.5 (1 g/5 mL). Pelet hasil
pencucian buffer yang kedua ditambahkan buffer PO4 0.05 M pH 6.5 dan glass bead. Suspensi
sel divorteks selama 5 menit. Suspensi sel disentrifus kembali pada kecepatan 9.500 rpm pada
suhu 4ºC selama 15 menit. Supernatan yang diperoleh merupakan β-galaktosidase kasar.
Volume enzim yang diperoleh diukur kemudian uji aktivitas dan uji kadar protein dilakukan
untuk mengetahui aktivitas spesifik awal.
5) Optimasi Pertumbuhan
Penentuan Konsentrasi Inokulum. Bakteri ditumbuhkan dalam 15 mL media MRS
modifikasi cair dengan pH 7. Variasi inokulum bakteri yang digunakan adalah 1%, 2%, dan
5%. Media diinkubasi pada 37ºC selama 48 jam. Aktivitas spesifik tertinggi berdasarkan uji
aktivitas β-galaktosidase dan kadar protein menunjukkan inokulum optimum Isolat BAL strain
B134.
Penentuan pH Media. Bakteri ditumbuhkan dalam 15 mL media MRS modifikasi
cair dengan inokulum hasil optimasi. Variasi pH media yang digunakan adalah 5, 6, 7, dan 8.
Media diinkubasi pada 37ºC selama 48 jam. Aktivitas spesifik tertinggi berdasarkan uji
aktivitas β-galaktosidase dan kadar protein menunjukkan pH media optimum isolat BAL strain
B134.
Penentuan pengaruh kadar laktosa. Bakteri ditumbuhkan dalam 15 mL media MRS
modifikasi cair dengan inokulum dan media hasil optimasi. Variasi kadar laktosa yang
digunakan adalah 1%, 2%, dan 3%. Media diinkubasi pada 37ºC selama 48 jam. Aktivitas
spesifik tertinggi berdasarkan uji aktivitas β- galaktosidase dan kadar protein menunjukkan
kadar laktosa optimum isolat BAL strain B134.
Penentuan waktu pertumbuhan. Bakteri ditumbuhkan dalam 15 mL media MRS
modifikasi cair dengan inokulum bakteri, pH media, dan kadar laktosa hasil optimasi. Variasi
waktu inkubasi yang digunakan adalah 0, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 jam.
Media diinkubasi pada 37ºC selama 48 jam. Aktivitas tertinggi berdasarkan uji aktivitas β-
galaktosidase dan kadar protein menunjukkan waktu inkubasi optimum isolat BAL strain B134.
6) Produksi β-Galaktosidase (Wang & Sakakibara 1997)
Inokulum isolat BAL strain B134 diambil sebanyak inokulum hasil optimasi dengan
kerapatan optik 0.7 yang diinokulasikan dalam 2.400 mL media MRS modifikasi cair steril
dan diinkubasi pada suhu 37ºC. Setelah inkubasi selama waktu pertumbuhan optimum, sel
dipanen. Media berisi bakteri yang telah dipanen kemudian disentrifus selama 15 menit
dengan kecepatan 9500 rpm pada suhu 4ºC. Pelet yang dihasilkan kemudian dicuci dengan
buffer fosfat 0.05 M pH 6.5 sebanyak dua kali. Pelet yang diperoleh kemudian dilarutkan
dengan buffer fosfat 0.05 M pH 6.5. Kemudian, pemecahan sel dilakukan dengan sonikator
pada 50 kHz selama 15 menit pada suhu 4ºC. Supernatan yang dihasilkan merupakan ekstrak
kasar β-galaktosidase.
Aktivitas β-galaktosidase dipengaruhi suhu. Pada suhu 25°C dan 45°C mengalami
peningkatan aktivitas, namun pada suhu 50-55 °C
Organisme yang berbeda tentunya mengahsilkan enzim β-galaktosidase dengan
karakteristik yang berbeda. Perbedaan organisme sumber enzim mempengaruhi suhu optimum
enzim tersebut.
2) Pengaruh pH
3) Pengaruh Logam
Mekanisme selanjutnya adalah adanya air dalam tahapan reaksi. Disini air bertindak
sebagai nukliofil sekaligus sebagai asam. Air yang bertindak sebagai nukliofil akan menyerang
atom karbon pada nomor 1, sehingga ikatan dengan enzim akan terputus. Elektron yang berada
pada atom karbon didonorkan kepada atom oksigen. Hal ini terjadi karena keelektronegatifan
dari atom karbon yang kuat sehingg ikatan putus dan glutamat akan kembali lagi ke dalam
bentuknya yang bertindak sebagai nukliofil. Atom oksigen pada glutamat akan menyerang
proton pada molekul air yang berlangsung secara bersamaan dengan proses penyerangan air ke
atom karbon. Akibat dari serangan ini akan mengembalikan kondisi dari glutamat ke dalam
bentuk asam glutamat.
Dalam setiap monomer, 1023 asam amino membentuk lima domains. Domain ketiga
(tengah) (residu 334-627) adalah isomerase disebut triosa fosfat (TIM) atau barel α8β8 dengan
sisi aktif membentuk sebuah lubang yang dalam di ujung C-terminal. Sebagaimana dicatat di
bawah ini, elemen-elemen penting dari sisi aktif juga disumbangkan oleh asam amino dari
tempat lain dalam rantai polipeptida yang sama serta dari rantai lain dalam tetramer tersebut.
Enzim merupakan protein yang tersusun oleh asam amino. Teknologi informatika
dmanfaatkan sebagai modeling untuk mengurutkan asam amino yang menyusun protein.
Urutan asam amino ini disebut dengan sequencing.
DAFTAR PUSTAKA
Baehaki Ace, Maggy T. Suhartono, Nurheni Sri Palupi, dan Tati Nurhayati. 2008. Purifikasi
dan Karakterisasi Protease dari Bakteri Patogen Pseudomonas aeruginosa. Jurnal.
Teknol Dan Industri Pangan 19(1):80-87.
Bintang, Maria. 2010. Biokimia: Teknik penelitian. Jakarta: EGC.
Hames B.D. dan Hoper N.M. 2000. Biochemistry: The instant notes. 2nd Ed. Hongkong:
SpringerVerlag.
Hartono, Lusiana Krisnawati. 2013. Purifikasi Parsial Dan Karakterisasi Β Galaktosidase
Dari Isolat Bakteri Asam Laktat (Bal) Strain B13.[serial
online]. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64688 .[diakses tanggal 5 Juni
2015].
Natarajan Jayashree et al. 2012. Isolation and Characterization of β-Galactosidase Producing
Bacillus sp. from Diary Effluent. World Appl. Sci. J. 17(11):1466-1474.
Nelson, David L dan Cox Michael M. 2008. Lehninger: Principles of Biochemistry. New
York: W.H Freeman and Company.
Richardson T dan DB Hyslop. 1985. Enzim dalam O.R. New York: Bekker Inc.