Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Penyuluhan

Perilaku Hidup Bersih Sehat

a. Topik : Perilaku Hidup Bersih Sehat


b. Sasaran
1) Program : Keluarga
2) Penyuluhan : Keluarga
c. Tujuan
1) Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada keluarga Tn. S diharapkan keluarga
Tn. S dapat berperilaku hidup bersih sehat
2) Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan
a) Keluarga mengetahui pengertian perilaku hidup bersih sehat
b) Keluarga mengetahui tujuan PHBS
c) Keluarga mengetahui indikator perilaku hidup bersih sehat
d. Materi Diet Diabetes Melitus
1) Pengertian perilaku hidup bersih sehat
2) Tujuan perilaku hidup bersih sehat
3) Indikator perilaku hidup bersih sehat
e. Metode
Menggunakan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi cuci tangan 6
langkah
f. Media dan alat pendukung
1) Media
Poster dan leaflet
2) Alat Pendukung
Meja, kursi, dan handsanitaizer
g. Waktu
Hari/tanggal : Jumat 15 Maret 2019
Pukul : 09.00-09.30 WIB
Kegiatan Alokasi waktu
1. Pembukaan (fase orientasi) 5 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
d. Menggali pengetahuan tentang PHBS
2. Kegiatan inti (fase kerja) 20 menit
a. Ceramah tentang PHBS
b. Demonstrasi cuci tangan
c. Tanya jawab
d. Hasil evaluasi
e. Rangkuman materi
3. Penutup (fase terminasi) 5 menit
a. Rencana tindak lanjut
b. Ucapan terimakasih
c. Salam penutup

h. Tempat
Ruang tamu rumah Tn. S dengan membentuk letter U.
Susunan tempat:

Keterangan :
1 1
1. Mayang dan Titin
(penyuluh)
2 2
2. Keluarga Tn. S
2 2

i. Evaluasi
Ranah kognitif : Evaluasi belajar akan dilakukan pada akhir dari proses pendidikan
kesehatan. Evaluasi akan dilakukan dengan metode wawancara dan dengan cara
mengajukan pertanyaan lisan.
Pertanyaan lisan :
1. Apa yang dimaksud PHBS
2. Apa saja indikator PHBS? Sebutkan 3!
3. Bagaimana jamban yang sehat itu? Sebutkan 3 syarat jamban
sehat!
4. Demonstrasikan cuci tangan 6 langkah!
A. Pengertian PHBS
PHBS (Perilku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong
diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas
masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat. PHBS bertujuan menjadikan
sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu
meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan. Selain itu, PHBS bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat
bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan
PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas
hidup.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain,
setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga
dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi.

B. Indikator PHBS dalam Rumah Tangga


Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan
acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter,
bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih,
steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang
beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi
bagian penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup bersih dan sehat
pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktik tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan
dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu
dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan
imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi
buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus
langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan
bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
C. Pentingnya penggunaan jamban sehat
Jamban merupakan fasilitas atau sarana pembuangan tinja. Menurut Kusnoputranto
(1997), pengertian jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu
tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori
permukaan. Sedangkan pengertian lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah
pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit
yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan
memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu: Melindungi kesehatan
masyarkat dari penyakit; Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran
yang aman; Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit; Melindungi
pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang
tinja ditempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.
Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air
yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak
lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara
dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban
tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain. Faktor terpenting lain yang
harus diperhatikan adalah dalam menentukan jarak jamban dan sumber air bersih,
disarankan 10 meter agar air bersih tidak terkontaminasi. Pemeliharaan jamban keluarga
sehat yang baik adalah lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air,
bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban selalu dalam keadaan bersih,
didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus
berkeliaran, tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.
Dampak buruk dari BAB pada sembarang tempat adalah penularan penyakit,
mengingat adanya transmisi penyakit dari tinja. Berbagai penyakit menular seperti
hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya merupakan penyakit yang terkait dengan akses
penyediaan jamban. Dan sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena
tinja ini adalah bakteri E.Coli. Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses
penularan penyakit antara lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari
kuman penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host)
baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang peka (susceptible).
Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai inang baru dapat melalui
berbagai perantara, antara lain air, tanah, makanan, tangan, atau serangga.
Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah
berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara
dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah,
air dan udara karena menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik
berdampak mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga
maupun keperluan komersial.
Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya
menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah jamban yang
tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban yang tidak sehat. Jamban
merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat, sebenarnya
masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di
rumah. Melihat faktor tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di setiap rumah tangga
bukan semata faktor ekonomi, tetapi lebih kepada tidak adanya kesadaran masyarakat
untuk menerapkan pola hidup sehat (PHBS) karena jamban tidak harus mewah dengan
biaya yang mahal, cukup yang sederhana saja disesuaikan dengan kemampuan ekonomi
rumah tangga.
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja
merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.
Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah
mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya
dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Tempat jamban dapat
dipilih yang baik, sehingga bau dari jamban tidak tercium. Secara tersendiri dan
ditempatkan di luar atau di dalam rumah dan berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5
anggota keluarga. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena
merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang
kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri,
cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada
sumber air dan bau busuk serta estetika. Syarat jamban sehat adalah :
1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang
penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
2. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
3. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
4. Mudah dibersihkan
5. Aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Cukup penerangan
8. Lantai kedap air
9. Luas ruangan cukup
10. Ventilasi cukup baik
11. Tersedia air dan alat pembersih

Sumber: Kemenkes RI. 2019. PHBS. Online: http://promkes.kemkes.go.id/phbs diakses pada


Rabu, 13 Maret 2019 pukul 00.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai