• unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni.
• Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu
menjadi logam beracun bagi makhluk hidup.
• Dalam kondisi alam ini, logam berat dibutuhkan oleh organism untuk pertumbuhan dan
perkembangan hidupnya.
• Logam berat seringkali memasuki rantai makanan di laut dan berpengaruh pada hewan-hewan, serta
dari waktu ke waktu dapat berpindah-pindah dari sumbernya.
• terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan
biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7.
CIRI DAN SIFAT LOGAM BERAT
1.Memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar daya listrik (konduktor).
2.Memiliki rapat massa yang tinggi.
3.Dapat membentuk alloy dengan logam lainnya.
4.Untuk logam yang padat dapat ditempa dan dibentuk.
5.Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya
secara alami sulit terurai (dihilangkan).
6.Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan
kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut.
7.Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi
logam dalam air, sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan
kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar
potensial dalam skala waktu tertentu
BERDASARKAN SIFAT RACUNNYA, LOGAM BERAT
DIBAGI MENJADI EMPAT GOLONGAN:
1.Sangat beracun, dapat mengakibatkan kematian ataupun gangguan kesehatan yang
pulih dalam waktu yang lama, logam-logam tersebut antara lain: Hg, Pb, Cd, Cr, As.
2.Moderat, yaitu mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang pulih maupun tidak
dalam waktu yang relatif lama, logam-logam tersebut antara lain: Ba, Be, Cu, Au, Li, Mn,
Se, Te, Co, dan Rb.
3.Kurang beracun, logam ini dalam jumlah besar menimbulkan gangguan kesehatan,
logam-logam tersebut antara lain: Al, Bi, Co, Fe, Ca, Mg, Ni, K, Ag, Ti, dan Zn.
4.Tidak beracun, yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Logam-logam tersebut
antara lain: Na, Al, Sr, dan Ca.
TIMBAL (PB)
• berwarna putih perak, lunak, mengkilap tidak larut dalam basa, mudah bereaksi,
• menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan.
• Kadmium umumnya tedapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida) atau belerang (Cd sulfit).
• nomor atom 40
• berat atom 112,4 g/mol,
• bersifat lentur, tahan terhadap tekanan,
• dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain,seperti nikel (Ni), emas (Au), kuprum (Cu), dan besi (Fe)
• menyebabkan pencemaran dan berbahaya bagi manusia.
• Salah satu kasus terkenal di Jepang yang disebabkan pencemaran logam Cd adalah Itai-itai desease (gejala
nephropathy dan osteomalacia)
TEMBAGA (CU)
• berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan.
• nomor atom 80, berat atom 200,59 g/molHg dan memadat pada tekanan 7.640 Atm.
• larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa.
• elemen alami sehingga mudah mencemari lingkungan.
• Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air, dan organisme
hidup melalui proses-proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks.
SENG ( ZN)
Timbal (Pb) merupakan logam berat yang sangat berbahaya pada tingkat pertama.
Penggunaan timbal (Pb) biasanya ditambahkan untuk sediaan warna.
Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam peredaran darah dan terakumulasi
dalam jaringan, terutama tulang
• Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui oral dan permukaan kulit
• Berdasarkan sifatnya timbal bersifat kumulatif
MEKANISME TOKSISITAS TIMBAL
•Mekanisme toksisitas timbal (Pb) berdasarkan organ yang dipengaruhinya dapat mengganggu
sistem haemopoietik, sistem saraf, sistem urinaria, sistem gastrointestinal, sistem kardiovaskuler,
sistem reproduksi, sistem endokrin dan bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.
•Keracunan yang disebabkan oleh keberadaan logam timbal berpengaruh terhadap sistem
syaraf, sistem ginjal, sistem reproduksi, sistem endokrin, dan jantung
BEBERAPA FAKTOR YANG DIDUGA SEBAGAI PENYEBAB
PENCEMARAN TIMBAL PADA LIPSTIK ADALAH
• bahan dasar yang digunakan secara alami mengandung timbal seperti pada beewax
yang mengandung Pb ≤ 10 ppm.
• Pewarna yang digunakan mengandung timbal seperti iron oxide yang mengandung
timbal ≤ 10 ppm.
• kontaminasi timbal pada lipstik mungkin menggunakan cat yang mengandung
timbal.
• Penambahan secara sengaja bisa saja terjadi karena dapat membuat lipstik menjadi
tahan dari pengoksidasian udara dan tahan air.
• Timbal juga memiliki sifat sulit larut dalam air dingin dan air panas
ALAT DAN BAHAN DALAM ANALISIS TIMBAL
• Alat-alat yang digunakan untuk analisis adalah : AAS (AA-7000) (ASC-7000), lemari asam,
neraca analitik, kaca arlogi, labu ukur 100 ml, labu ukur 50 ml, pipet tetes, beker glass, kertas
saring whatman no. 42, batang pengaduk, vial, corong, tissue dan lap.
• Bahan-bahan yang digunakan adalah : Larutan standar (Pb(NO3)2) 1000 ppm, Larutan asam nitrat
65 % dan HCl 37% (1 : 3), Aquabidest, Aquadest.
Pembuatan Kurva Kalibrasi Pb:
1.Pipet 10 ml larutan Pb(NO3)2 sebanyak 1000 ppm, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, larutkan
2.Lalu pipet 10 ml larutan Pb(NO3)2 100 ppm yang sudah dilarutkan, kemudian larutkan kembali
dengan aquabides, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, maka akan di dapatkan larutan Pb(NO3)2
10 ppm.
3.Pipet kembali 10 ml larutan Pb(NO3)2 10 ppm di atas, kemudian larutkan kembali dengan
• bahan phenylmercuric dalam bentuk garam (termasuk borates) dengan batas maksimum
sebesar 0,007% (dihitung sebagai Hg)
• dan jika dicampur dengan senyawa merkuri lain yang diizinkan dalam peraturan ini, maka
konsentrasi maksimum Hg tetap 0,007% dengan batasan dan persyaratan lain yaitu hanya
untuk sediaan tata rias mata dan pembersih tata rias mata dengan mencantumkan
penandaan atau peringatan “mengandung senyawa phenylmercury”
• sebagaimana tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Tentang Persyaratan
Teknis Bahan Kosmetika.
• Akan tetapi penggunaan krim pemutih yang mengandung merkuri masih banyak
digunakan serta diperjualbelikan oleh masyarakat.
PREPARASI SAMPEL
•Proses preparasi sampel merupakan suatu proses yang penting dalam melakukan penelitian.
•Preparasi sampel ini dimaksudkan untuk memutuskan ikatan senyawa organik menjadi bentuk
logam sehingga dapat dianalisis.
•Metode destruksi basah biasanya menggunakan asam-asam kuat baik campuran ataupun
tunggal untuk proses oksidasinya.
• Tahapan dalam proses destruksi yaitu sampel ditimbang seberat ± 0,15 gram dimasukkan
ke dalam labu alas bundar.
• Kemudian ditambahkan campuran HCl pekat dan HNO3 pekat sebanyak 1mL dengan
perbandingan 3:1 dimasukkan secara perlahan melalui dinding labu alas bundar dan
ditambahkan sebanyak ± 15 mL Aqua DM setelah itu diaduk sampai larutan dan sampel
tercampur.
• Kemudian labu alas bundar yang berisi sampel dan larutan dihubungkan dengan pendingin atau
kondensor.
• Hal ini dimaksudkan agar sampel dan larutan yang dipanaskan tidak hilang menguap. Larutan
ini berfungsi sebagai agen pengoksidasi utama sehingga sampel akan mudah larut, sedangkan
HCl berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat proses terputusnya logam merkuri (Hg)
dengan senyawa organik yang berada didalam sampel.
Adapun reaksi yang terjadi pada larutan sampel adalah
sebagai berikut:
•Analisis Kualitatif
uji pendahuluan untuk mengetahui
keberadaan logam merkuri dalam
krim pemutih wajah yang dijadikan
sebagai sampel dengan pereaksi
warna.
Berdasarkan data hasil analisis
kualitatif terhadap sampel hasil
destruksi dengan pereaksi KI
Jika positif=> endapan merah jingga
ANALISIS KUANTITATIF
Tabel :SSA untuk logam Merkuri
• Untuk memastikan bahwa metode analisis Parameter Kondisi optimum logam merkuri
telah sesuai dengan yang diharapkan dan akurat
maka sebelum menetapkan kadar suatu sampel Panjang 253,7
dilakukan validasi metode terlebih dahulu dan Gelombang
menyesuaikan kondisi optimum pada alat Gas A Argon (50 Psi)
Spektrofotometri Serapan Atom yang memiliki Gas B Udara
beberapa parameter untuk logam merkuri (Hg) Vapor mode & Cold Vapor
yang dapat dilihat pada Tabel gas flow
Lampu Mercury HC Lamp – Hg Coded
• Pemerian: jarum halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara, mudah larut dalam air, etanol dan eter.
Identifikasi:
a. Spektrum serapan IR zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium Bormida menunjukkan maksimum pada
Panjang gelombang yang sama.
b. Metode KLT: fase diam silika gel
Fase gerak= metanol: kloroform(50:50)
Dilihat nilai Rf nya
c. Spektrum serapan larutan (1 dalam 40.0000) dalam methanol menunjukkan maksimum pada λ lebih kurang 293±2 nm.
Jarak lebur antara 172-174° C.
PENETAPAN KADAR
• Timbang seksama lebih kurang 250mg, larutkan dalam campuran 100mL air dan 10 ml asam
sulfat 0,1 N, tambahkan 3 tts difenilamina dan titrasi dengan Serium (IV) sulfat 0,1 N hingga
warna merah lembayung.
ANALISIS ASAM RETINOAT
• Pemerian: serbuk hablur, kuning hingga jingga muda, tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan
kloroform.
• Identifikasi:
• Spektrum serapan IR zat yang didispersikan dalam minyak mineral menunjukkan maksimum hanya pada λ
yang sama spt tretinoin.
• Spektrum serapan UV dari larutan (1 dalam 250.000) dalam isopropyl alcohol yang diasamkan, yang
dibuat dengan mengencerkan 1 mL HCL 0,01 N dengan isopropyl alcohol hingga 1000mL menunjukkan
maksimum dan minimum pada λ yang sama spt tretinoin, daya serap masing2 dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan , pada λ maksimum lebih kurang 352nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
ANALISIS ASAM RETINOAT
PENETAPAN KADAR ASAM RETINOAT
• Timbang seksama lebih kurang 240mg, larutkan dalam 50ml dimetilformamida, tambahkan 3 tts
larutan biru timol dalam dimetilformamida, (1 dalam 100) titrasi dengan natrium metoksida 0,1
N hingga warna kehijauan