LOGAM BERAT
PROGRAM STUDI FARMASI FMIPA UNPAK 2022
OBJECTIVE
Karakteristik logam berat dan metaloid
Sulit didegradasi,
No. Atom : 22-92 terakumulasi dalam organism,
Berat Jenis : > 5g/cm3 Mudah terakumulasi di sedimen
Nomor Atom
Toksisitas Sifat umum
Dan Berat Jenis
Organel Subselluler
• Reaksi antara logam berat dengan komponen intraseluler
(logam berat harus masuk ke dalam sel contohnya metil
merkuri)
RISIKO EFEK TOKSIK YANG AKAN MUNCUL
Cardiotoxici Hepatotoxici
ty ty
Tingkat dan
Lama Pejanan
Bentuk Kimia
Usia
Status Gizi
Status Reproduksi
Larut air, tahan terhadap biotransformasi dapat membentuk kompleks yang tidak
toksik
Bisa dikeluarkan dari tubuh afinitasnya terhadap logam esensial rendah terutama
Ca dan Zn
Nomor atom 82
• laki-laki 40 g/dL
• perempuan 30g/dL
• anak-anak 5 µg/dl.
Sumber
Timbal
• 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan (pada
bayi dan anak-anak hingga 40%)
• Sekitar 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi
➔ paling sering
Sistem Saraf
Sistem Reproduksi
Mekanisme
aborsi, neonatal mortalitas
Ginjal
Tulang
Sistem Hematopoetik
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
1. Kadar timbal dalam darah (normal yaitu < 10
μg/dl. )
2. Protoporfirin eritrosit (erythrocyte
protophorphyrin, ep
3. Protoporforin zink (zinc protophorphyrin, zpp),
dan koproporfirin urin
4. Radiograf Hasil sinar X yang menunjukkan
karakteristik keracunan timbal
PILIHAN TERAPI
Dekontamina Chelating
Supportive
si Agent
Pengobatan kekurangan
zat besi, kalsium, dan
Pilihan : seng
dimercaprol, succimer, dan EDTA
(ethylene-diamine-tetraacetic acid). Kejang ➔
Antikonvulsan
2. ARSENIK
KARAKTERISTIK
Normal Keracunan
1,3-difosfogliserat + NAD + H+
1-arseno-3-fosfogliserat
3-fosfogliserat + ATP
3-fosfogliserat + HAsO4 –2
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN
General Tests :
1. Complete Blood Count (CBC), BUN and Creatinine. Liver
enzymes.
2. Nerve conduction studies
3. Electrocardiogram.
4. x-ray : Abdominal and Chest
Bilas Chelating
Supportive
Lambung Agent
Pilihan :
BAL (British anti Lewisite) /
Dimercaprol
DMSA / DMSP
3. MERKURI
KARAKTERISTIK
No.atom : 80
Kandungan maksimal :
Air : 0.0005 ppm; makanan : 0.5 ppm (FDA)
Air : 0.0001 ppm (WHO)
Air : : 0.0001 ppm; kosmetika : 0.007% (Indonesia)
PROFIL TOKSISITAS
KRONIK
Bilas Chelating
Supportive
Lambung Agent
Indikasi :
keracunan merkuri inorganik yang berat, pasien simtomatik,
adanya kerusakan ginjal atau alergi penisilin.
Dosis : (im)
3-5 mg/kgBB/4 jam selama 48 jam pertama;
dilanjutkan 2,5 - 3 mg/kgBB/6 jam selama 48 jam kedua,
selanjutnya 2,5 – 3 mg/kgBB/12 jam selama 7 hari
berikutnya.
TERIMAKASIH
KERACUNAN
LOGAM BERAT 2
PROGRAM STUDI FARMASI
FMIPA UNPAK 2022
4. Kadmium
• Karakteristik
• nomor atom : 48
• Cd murni berwarna putih keperakan dan berkilau
• Umumnya ditemui dalam bentuk kadmium klorida, kadmium
oksida), dan kadmium sulfida.
• Logam non essensial
• Kegunaan :
• Industri pelapis logam
• Industri baterai (Ni-Cd)
• Proses fotografi
• Industri porselen dan keramik
• Fotokonduktor
• Pabrik gelas dan campuran perak
Sumber kontaminasi
• Makanan dan minuman yang
terkontaminasi
• krustasea, daging organ,
sayuran berdaun, beras dari
daerah-daerah tertentu di
Jepang dan Cina)
• Air (baik dari pipa air tua yang
disegel Zn / Cd atau polusi
industri)
• Menghirup asap rokok atau debu
dari pengelasan atau penyolderan
Toksikokinetik Cd
• Cd dapat masuk melalui oral, inhalasi
• Cadmium sedikit diabsorbsi di saluran GI, sedikit pula masuk ke darah, inhalasi (>90
absorpsi)
• Sekitar 30% deposit di hati dan 30% di ginjal, dengan sisanya didistribusikan ke seluruh
tubuh, dengan waktu paruh eliminasi 25-30 tahun.
• Dieksresikan melalui urin dan feses
• Cd membentuk ikatan dengan protein sebagai metallothionein, berikatan dengan system
enzim dalam gugus (karboksil, Histidil, Hidroksil, fosfatil) ➔ KERJA ENZIM TERHAMBAT
Cd berinteraksi dengan logam essensial
Gejala Toksisitas
• Akut
• Tertelan : gangguan saluran cerna (nausea, mual, sakit
perut, diare, gastroenteritis hemoragik), kerusakan hepar,
ginjal, kardiomiopati
• Terhirup : iritasi nasopharyngeal, nyeri dada, dispnea
• empisema paru, pneumonia hingga kematian (edema
paru) ➔ FATAL
• Kronis
• Respiratory : COPD, fibrosis paru, kanker
• Nefrotoksisitas
• Proteinuria, Glikosuria, Aminoasiduria disertai
penurunan laju filtrasi glomerolus
• Hiperkalsinuria (gejala lebih lanjut) ➔ osteomalasia
• Kardiovaskular ➔ Hipertensi (retensi natrium, vasokontriksi)
• Skeletal : Osteomalasia, osteoporosis, itai,itai
• Lainnya : Anosmia
Efek Toksik
• Keracunan Cd kronik ini dilaporkan didaerah
Toyama, sepanjang sungai Jinzu di Jepang, yang
menyebabkan penyakit Itai-iatai pada
penduduk wanita umur 40 tahun keatas.
Korban mengalami sakit pada tulang (daerah
pinggul dan iga)
Gejala mirip rematik, neuralgia, neuritis
Hidup dilokasi terpapar > 30 tahun
Penyakit terus berlanjut selama 10 tahun
Terjadi patah pada tulang iga dan tulang lain
(dapat dilihat pada Gambar berikutnya)
Terjadi osteo-
malasea ➔
osteoporosis Gambar 2. Gambaran sinar x dari tulang
pinggul yang mengalami osteoporosis
Mineral terbongkar, • Ca menurun, Cd
terjadi interaksi
ikatan Ca dengan Cd meningkat
Ginjal tidak
berfungsi:
glikosuria.,
proteinuria Gambar 3. Tulang rusuk yang mengalami
osteoporosis dan dekalsifikasi
Gambar 4. Ginjal yang mengalami Gambar 5. Gambaran
nekrotik, nephrosis dan gagal histopatologik yang menunjukkan
ginjal penderita itai-itai disease degenerasi tubulus dan glomerolus
DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium
1. Kadar Cd dalam darah, urin
2. Fungsi renal : kadar kreatinin, albumin, beta-macroglobulin, retinol
binding protein
• Kritis
• Kadmium darah: 10 mikrogram/liter (kritis)
• Kreatinin (>0.5 µg/g creatinine ➔ kerusakan ginjal)
PILIHAN TERAPI AKUT
Pilihan :
CaNa2EDTA (efektif), DMPS, DMSA,
dan British Anti-Lewisite (BAL)
Karsinogenik
Resiko
Manfaat Vs toksikasi
sangat
tinggi
Resiko
Efek pada Kelompok logam toksik
Kesehatan
terbagi Kelompok essensial
dalam:
Kelompok untuk penggunaan di dunia medis
Hg, Cd, Pb, As
dalam • Bi → Astringensia
penghilang rambut
Th →
Penggunaan
lain: Ba (+ SO4)→
Titanium →
implan (inert,
kontras positif
resisten korosi),
rontgen, GI tract
aman sebagai
ulserasi →
zat tambahan
berbahaya
(pewarna)
Logam tersebar di alam
OT kasus tertinggi
TimFarmakologi &Toksikologi
1 RADIOISOTOP
2
3
RADIOISOTOPE
The unstable form of an element that emit radiation to
transform into a more stable form
“
4
FUNGSI RADIOISOTOP
Kesehatan
Terapi radiasi, diagnosis fungsi dan anatomi tubuh, studi sirkulasi dan
kehilangan darah.
Industri
◉ Pengkajian kualitas las pada saat pemasangan pipa kilang minyak
◉ Perunut uji kebocoran cairan/gas dalam pipa
◉ Penentuan efisiensi proses industri (pengujian, homogenitas,
pencampuran dan Residence Time Distribution)
6
FUNGSI RADIOISOTOP
Hidrologi
◉ Mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air tanah dan rembesan
◉ Kebocoran dam serta penyalur yang terbenam di dalam tanah
◉ Lokasi dumping
◉ Asal / pola aliran sedimen dan laju pengendapan.
Pertanian
Perunut efisiensi pemupukan tanaman → pemupukan lebih hemat dan
tepat.
7
Reactor isotopes used for diagnostic purpose
Reactor isotopes used in therapeutics
9
Cyclotron Radioisotopes
10
KONTAMINASI
2
DAN PAPARAN
Definisi dan Perbedaan
11
KONTAMINASI
12
PAPARAN
13
3 RADIASI
Prinsip, dan Karakteristik Radias
Jenis i
14
Lingkungan/medium
Sumber radiasi
18
19
20
21
FAKTOR YANG
M EMPENGARUHI
23
24
25
26
Pemeriksaan Fisik Tanda Klinis Perubahan
Kromosom
27
KONDISI KERACUNAN
• hematopoietic syndrome
Tulang Belakang • > 0.7 Gy (70 rads) (Full syndrome)
• < 0.3 Gy (30 rads) (gejala ringan)
29
ACUTERADIATION SYNDROME
Tingkat Keparahan
30
ACUTERADIATION SYNDROME
TatalaksanaTerapi
Decontamination
Bone Marrow
Therapy
Supportive
Internal Contamination Therapy
Therapy
31
Decontamination
32
Bone Marrow
Therapy
Filgrastim (G-CSF)
2.5–5g/kg/d (sc) ~
(100–200g/(m2 d)).
Pegfilgrastim (pegG-CSF)
6mg once (sc)
Sargramostim (GM-CSF)
5–10g/kg/d (sc) ~ (200–
400g/(m2 d)).
33
Internal Contamination
Therapy
34
INTERNAL CONTAMINATION THERAPY : PRUSSIAN BLUE
DOSIS :
Dewasa :
1-3 gram (2-6 kapsul) 3xsehari.
Start dose : 1 g (2 capsules) sampai dengan 3 minggu
(bisa lebih sesuai dengan kebutuhan).
Dosis bisa dinaikkan sampai 10-12 g/hari
(FDA : 3 gram (6 kapsul) 3xsehari)
35
INTERNAL CONTAMINATION THERAPY :
DIETHYLENETRIAMINE PENTAACETIC ACID (DTPA).
INDIKASI :
chelating agent pada kasus keracunan plutonium, americium and curium
36
CUTANEOUSRADIATIONINJURY
TahapanPenyakit
MANIFEST
PRODROMAL
ILLNESS
3rd WAVE
LATENT
ERYTHEMA
37
CUTANEOUSRADIATIONINJURY
Terapi
Prodromal Stage :
antihistamines and topical antipruriginous preparations
Anti-inflammatory seperti kortikosteroid dan creams sedatives
Latent Stage :
Continue anti-inflammatory medications and sedatives.
At midstage, use proteolysis inhibitors
Manifestation Stage
Use repeated swabs, antibiotic prophylaxis, and anti-inflammatory
medications
38
Large doses of radiation can cause cell death, and
lower doses may interfere with cellular proliferation.
Damage to other cellular components can result in progressive
tissue hypoplasia, atrophy, and eventually fibrosis.
39
TERATOGENIK
TIM DOSEN TOKSIKOLOGI
Definisi
Protein
▪ Enzim
▪ Antibodi
▪ Reseptor
▪ Neurotransmitter, Hormon
▪ Channel dan pori
Nukleotid membentuk rantai
3 Pasangan nukleotida membentuk kodon
Multiple kodon membentuk gene
Multiple gen membentuk kromosom
Multiple kromosom membentuk DNA
Pasang basa
Enzim
Gene pengatur dan operon, terminasi sekuense
Metilasi
Proses pasca transkripsi dan translasi
Interaksi DNA/Kimiawi
Alkilasi: Ikatan kovalen antara DNA dan senyawa
KIMIA
Interkalasi : Ikatan non kovalen antara pasangan
basa yang berdekatan
Cross lingkage : Ikatan kovalen inter atau intra
untaian
Teratogenesis
Mutagenesis
Karsinogenesis
Teratologi : Ilmu yang mempelajari mengenai freku
ensi, penyebab dan perkembangan cacat bawaan
Sel telur
dibuahi 5 – 9 hari tergantung s
pesies. Response terha
Proliferasi dap teratogen bersifat
all or none
Diferensiasi
Kejadiannya ;
Menyerang zygot → Fertil, mutasi
Salah satu tahap siklus kehidupan konsepsi dihambat
▪ Mencegah pembelahan embrio pada tahap awal yang bers
ifat all or none
▪ Mencegah implantasi → merangsang pseudopregnansi
▪ Menghambat perkembang normal plasenta : trypan blue m
enghambat transport nutrien ke yolk sac
Menyerang fase organogenesis (teratogenik )
Fase pertumbuhan (perubahan toksikologi)
Infant
Faktor Penyebab :
3. Marihuana
▪ Narkotik: pint point pupil , withdrawal symptom
4.Meperidin, alpharodin, pentotal, prometazin : perhatian visual berkurang
pada bayi.
7. Antihistamin
▪ Pyrimethamin : kematian fetus
▪ Meclizin : Clept palate
▪ Ethylamin rantai lurus seperti prometazine dan diphen
ylhydrazyne tidak berefek
Transquilizer
Chlorpromazine : pertumbuhan bayi ,
Reserpin mebromate :pertumbuhan bayi
(ketahanan terhadap audiogenik system tidak terganggu)
Chlorpromazine pada pemberian 5 hari sebelum melahirkan
(10-20 mg/kg bb): aktivitas emosional terganggu
Meprobamat : Defek learning
Reserpin pada trimester II : mortalitas neonatal pada mencit
dan reabsorpsi liter meningkat.
Pada manusia : nasal congestion, lethargy, sedasi, depresi
Analgesik antipiretik
▪ Salisilat : Resorpsi meningkat, malformasi skelet, kelain
an lidah spina bifido dan kelainan sistim vaskular
Simpatomimetik
▪ Epinefrin, etraminol, metihoxamine: cephalic hematoma,
pendarahan ekstremitas
Serotonin
▪ Kematian fetus, kelainan mata, kaki dan ekor, exenceph
aly dan hydrocephallus
Kemoterapeutik antikanker
▪ Antimetabolit, folic acid, putin, pirimidin dan gluta
min, aminopterin ;
▪ Abortus, meningocel hydrocephallus
▪ Pada manusia dan tikus pemberian senyawa ini
pada 8 hari kehamilan : hydrocephaly, micropthal
mia
Senyawa pengalkilasi : nitrogen mustard,:
▪ Kelainan mata dan telinga (cyclophosphamide )
▪ Sistim syaraf pada 10-12 hari kehamilan.
2
Klasifikasi karsinogen
◈ Karsinogen ultimat/Prakarsinogen/Kanserogen (sekunder):
senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai karsinogen
setelah mengalami biotransformasi
Inisiasi
KANSEROGEN
PRA-KANSEROGEN SESUNGGUHNYA
SEL TUMOR
PROMOTOR
MENSTIMULASI
(INISIASI) PROLIFERASI
SEL TUMOR
PROGRESOR
6
1.
Persamaan & perbedaan
Karsinogen Vs sediaan farmakologis
7
Persamaan
8
Perbedaan
9
Penyebab kanker
◈ Bahan kimia
◈ Radiasi
◈ Mikroorganisme (onkogen)
10
◈ Bahan kimia yang bersifak karsinogenik
11
Kelompok senyawa kanserogen
12
Hidrokarbon aromatik polisiklik
1. Difenilamina
2. Benzidin
3. -Naftilamina: hasil oksidasi -hidroksi- -Naftilamin ➔
O-Naftokuinonimina
4. 2-Asetilaminofluoren (2-fluorenilasetamida) ➔ kanker hati
5. Zat warna Azo: metabolit amino aromatik dari kuning
mentega (4-dimetilaminoazobenzena)
17
Senyawa pengalkilasi
◈ Senyawa:
▪ Epoksida
▪ Eter terhalogenasi
▪ Derivat etilenimina
▪ Nitrogen mustar
▪ Ester alkilsufonat
18
Bahan alam
◈ Aflatoksin
19
Senyawa anorganik
◈ Metaloid (As)
◈ Asbestos (Mg-silikat)
20
http://www.cancer.gov/cancertopics/understandingcancer/environment/AllP
ages
Karsinogen primer (langsung)
22
Karsinogen sekunder/prokarsinogen
23
Karsinogen sekunder/prokarsinogen
24
http://naturext.capillion.com/home/files/2012/06/Cancer-Linked-to-Environment-
Faktor yang memodifikasi karsinogen (1)
1. Organ
a. Apabila bekerja pada organ yang sama dan aditif (senyawa
Azodye dan Dietilnitrosamin di hati)
b. Apabila bekerja pada organ yang berbeda (senyawa Azodye
dan Dietilnitrosamin di hati dan saluran telinga)
26
Faktor yang memodifikasi karsinogen (1)
7. Faktor lingkungan:
○ Ketersediaan protein dan vitamin B2 yang rendah
○ Tinggi kadar karbohidrat ➔ rentan 4-dimetilaminobenzen
○ Asupan bahan yang tahan terhadap kandungan
dimetilnitrosamin lipotrop mempengaruhi insidensi tumor hati
28
Faktor yang memodifikasi karsinogen (3)
8.Faktor diet:
29
Faktor yang memodifikasi karsinogen (3)
9. Faktor induk:
spesies dan galur
jenis kelamin &
keseimbangan endokrin
imunitas
30
◈ 2. Radiasi Pengion
31
Radiasi pengion meliputi
32
20
21
◈ radiasi dapat menyebabkan ketidakstabilan
genom, mendukung karsinogenesis
◈ Sifat onkogenik radiasi pengion berhubungan
dengan efek mutageniknya; menyebabkan
kromosom mengalami kerusakan, translokasi,
dan, lebih jarang mutasi.
◈ • Kerusakan DNA untai ganda tampaknya yang
paling banyak
35
36
37
◈ Hubungan epidemiologi yang kuat dengan sel skuamosa ca, ca
sel basal, dan melanoma-pada orang berkulit putih.
◈ • Menyebabkan pembentukan dimmer pirimidin dalam DNA
yang menyebabkan mutasi.
◈ • Jenis kerusakan DNA ini diperbaiki oleh jalur perbaikan eksisi
nukleotida. Dengan paparan sinar UV yang luas, perbaikan
◈ sistem mungkin kewalahan, dan kulit hasil kanker
◈ • Individu dengan defek pada enzim itu memediasi perbaikan
eksisi DNA secara khusus rentan
38
39
40
◈ 3. Mikroorgansime
41
Virus RNA
42
43
Virus DNA
44
Kategori karsinogen IARC
◈ Grup/kelas 1: carcinogenic to humans (karsinogenik terhadap manusia)
◈ Substances: plutonium,
aflatoksin, arsen, estrogen &
progesteron (hormon terapi
& alat kontrasepsi) cadmium,
..., ethanol (alkohol dalam
minuman), ..., processed
meat/daging olahan (sosis,
salami, corned beef, dsb)
Any questions?
51
K E RAC U N AN
BAHAN
MAKANAN
Part. 1
1. Pewarna, 6. Pengemulsi,
2. Pengawet, 7. Penggumpal,
3. Penyedap, 8. Pemucat,
4. Pemantap, 9. Pengental,dan
5. Antioksidan, 10. Anti gumpal.
➢ Rhodamin B
– Digunakan sbg pewarna tekstil & kertas
– Msh digunakan sbg pewarna makanan spt: kue2 basah,
saus, sirup, kerupuk, dll.
➢ Ciri-ciri :
– Warna terlihat lbh cerah (berwarna warni), menarik.
– Sedikit rasa pahit (sirop atau limun).
– Muncul rasa gatal di tenggorokan.
– B au td k ala mpaiksesuai makanannya.
U ni ver si tas F ar ma si Un
➢ Gejala akut :
– Iritasi sal. Pernafasan bila terhirup.
– Iritasi kulit bila terkena kulit.
– Iritasi mata, mata kemerahan, udem pd
kelopak mata.
– Mual muntah dan air seni berwarna merah
atau merah muda.
➢ Formalin
– Dicampurkan pd makanan secara sengaja.
– Fungsi Formalin :
1. Pembersih lantai, kapal, gudang,
pakaian.
2. Pembasmi lalat dan berbagai serangga
lain.
3. Pengawet pd pembuatan sutra sintetis.
Universitas Farmasi Unpak
4. Zat pewarna.
5. Cermin kaca.
6. Bahan peledak.
7. Pengawet produk kosmetika (dlm jumlah
<<<<).
8. Pengeras kuku.
9. Cairan pembalsam atau pengawet mayat.
Ikan, udang & kerang, pencemar laut (merkuri, timah, & logam2 berat
Keracunan Aflatoksin
Gejala lain
◦ Demam,
◦ sesak nafas,
◦ sakit otot,
◦ lemah,
◦ sakit kepala parah,
◦ koma.
Komplikasi
1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
4. Henti napas (Apnea)
5. Syok
INTOKSIKAS
I BAKTERI
Clostridium Botulinum
Mekanisme Intoksikasi :
Toksin C.botulinum berikatan dgn membran pre-
sinaptik pd sinap neuro muskuler memblokir
eksositosis Asetilkolin impuls syaraf tdk dpt
diteruskan ke otot Paralysis otot.
Gejala klinis :
1. Timbul setelah tjd masa tunas selama 24 jam –
7 hari, dan gejala selama 12-36 jam.
2. Gangguan pencernaan akut (mual, muntah,
diare), fatique, pusing, sakit kepala.
3. Gangguan pandangan, sulit menelan &
bicara.
4. Otot lumpuh, paralysis menyebar pd sistem
pernapasan & jantung, kematian krn sulit
bernapas.
5. Kematian dalam waktu 3-6 hari
Bentuk batang, membentuk spora, gas dan
anerobik, gram +, temperatur hidupnya antara 5-
Sifat & Karakteristik
42,5°C, dan pH: 5,5-8.0, habitat asli di tanah.
Toksin merupakan protein dgn BM =150.000.
◦ Kasus di Eropa:
Sering tjd pd daging dan ikan.
◦ Cara mencegah Botulism/Neurotoksin :
Mengusahakan pengawetan atau penyimpanan
makanan yg dilakukan dgn membuat lingkungan sbb:
1. pH <4,5 atau mendidihkan makanan dgn pH >4,5
selama 15 menit.
2. Garam =10%dari berat.
3. Disimpan pd suhu 3°C.
4. Proses/masak sampai 90°C sebelum dikonsumsi.
5 . C egah kontaminasi dgn tanah, pd saat
pemrosesan ataupun penyajian.
6. Membuang makanan kaleng yg rusak dan atau
menggembung.
7. Menghindarkan makanan yg sdh dimasak dan
dibiarkan untuk dipanaskan kembali.
Staphylococcus Aureus
◦ Pencegahan :
1. Mencegah kontaminasi (sanitasi).
2. Mencegah pertumbuhan (pendinginan &
menurunkan pH).
Pseudomonas cocovenans
Mekanisme Intoksikasi:
Makanan tradisional
Kematian
◦ *)asam bongkrek bekerja sbg inhibitor fosforilasi
oksidatif yg menghambat enzim Translokase dlm
mitokondria → menghambat masuknya ADP dan
juga keluarnya ATP → kekurangan ATP dlm
pembuluh darah menyebabkan glikolisis
(perubahan glikogen mjd glukosa) →
hiperglikemia → Setelah glikogen habis tjd
hipoglikemia → kematian
◦ Dahulu terkenal di Banyumas, Jawa Tengah, sejak
1985.
◦ Menyebabkan kematian akibat makan tempe yg
mengandung bakteri P.cocovenans
◦ Tempe terbuat dr kac ang kedele, bungkil kac ang
tanah, ampas kelapa dan diberi bibit jamur dan
mjd panganan org jawa.
◦ Racun berasal dr ampas kelapa yg terkontaminasi
bakteri P.cocovenans yg menghasilkan asam
bongkrek (suatu c airan tdk berwarna) dan
toksoflavin (pigmen warna kuning)
◦ Gejala kerac unan:
➢ hiperglikemia, yg kmd diikuti hipoglikemia hebat
yg menyebabkan kematian.
INTOKSIKASI
JAMUR/FUNGI/KAP
ANG (MIKOTOKSIN)
Grup Mikotoksin
1. Kapang Ladang :
mikotoksin fusarium3), mikotoksin alternaria4)
2. Kapang Gudang :
mikotoksin penicillium2), mikotoksin Aspergillus1)
3. Kapang karena kerusakan pangan (mikotoksin
lain :
proralen, ergotoksin, racun jamur)4)
AFLATOKSIN