Anda di halaman 1dari 291

KERACUNAN

LOGAM BERAT
PROGRAM STUDI FARMASI FMIPA UNPAK 2022
OBJECTIVE
Karakteristik logam berat dan metaloid

Sumber Logam Berat

Kerja utama logam menghambat enzim & protein

Faktor yang mempengaruhi Toksisitas logam berat dan metaloid

Gejala dan tanda keracunan logam berat dan metaloid.

Tata laksana penanganan keracunan logam berat dan metaloid


KARAKETRISTIK : LOGAM BERAT

Sulit didegradasi,
No. Atom : 22-92 terakumulasi dalam organism,
Berat Jenis : > 5g/cm3 Mudah terakumulasi di sedimen

Nomor Atom
Toksisitas Sifat umum
Dan Berat Jenis

Toksisitas berubah ~ bentuk kimia

“Toksikan Unik” Rentang Toksisitas lebar


Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ Sn2+ > Zn2+

Hg2+ ➔ SANGAT TOKSIK


Logam berat memiliki fungsi penting untuk
mempertahankan berbagai fungsi biokimia dan
fisiologis dalam organisme hidup ketika dalam
konsentrasi yang sangat rendah, (MIKRONUTRIEN)
seperti : Cu, Zn, Fe, Mn, Mo, Ni dan Co.

Kapan logam berat menjadi berbahaya ?

Ketika melebihi konsentrasi ambang


tertentu
Peraturan Perundang-undangan mengenai
Logam Berat
1. PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 9 TAHUN 2022
TENTANG PERSYARATAN CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN link
https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/logam_2022.pdf
2. Keputusan Menteri LH no. 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair industri
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.03 tahun 2010 : Kadmium: 0,1 mg/L.
4. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang SYARAT-SYARAT DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM link dapat diakses di
https://baristandsamarinda.kemenperin.go.id/download/KepMenKes907(2002)-
Syarat&Pengawasan_Kualitas_Air_Minum.pdf (Kadmium : 0,003 mg/l, Arsen:0,01mg/l)
5. Peraturan Pemerintah no.18 tahun 1999 dan yang terbaru PP no 74 tahun 2001 tentang
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun : Limbah arsen dan kadmium dikategorikan limbah
B3.
https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/202x/logam_2022.pdf
DARIMANA SUMBER PAPARAN LOGAM
BERAT?
Logam Berat Sumber
Timbal Air yang terkontaminasi dari pipa timbal, aki, cat, bensin, bahan
konstruksi
Merkuri Cairan dalam termometer, bola lampu, tambalan amalgam gigi
("perak"), baterai, makanan laut, antiseptik topikal.
Arsenik Krim topikal, herbisida, insektisida, pestisida, fungisida, cat,
enamel, kaca, air yang terkontaminasi, makanan laut, alga.

Kadmium Asap rokok, pelapisan logam, baterai.

Thallium Rodentisida, pestisida, kembang api.


Mekanisme Toksisitas Logam Berat dalam
Organisme
LOGAM BERAT bertindak sebagai
RADIKAL BEBAS menginduksi stress
oksidatif

Logam berat dapat memblokir dan menghalangi kerja gugus


biomolekul esensial untuk proses-proses metabolisme

Logam berat dapat menggantikan ion-ion logam esensial


yang terdapat dalam molekul terkait;

Logam berat dapat mengadakan modifikasi atau perubahan


bentuk (konformasi) dari gugus aktif yang dimiliki biomolekul.
Menghambat kerja enzim dengan cara :
• berinteraksi dengan gugus sulfida (seperti disulfida (-S-S) dan
sulThidril (-SH) pada enzim tersebut.
• Penggantian kofaktor logam lain yang penting bagi enzim (Pb
mengganti Zn/Fe seperti pada enzim asam d-aminolevulinat
hidratase (ALAD)
• Menghambat sintesis enzim (nikel/Pb menghambat ALAS→
sintesis hem terhambat ➔ pembentukan Hb dan sitokrom
terhambat

Organel Subselluler
• Reaksi antara logam berat dengan komponen intraseluler
(logam berat harus masuk ke dalam sel contohnya metil
merkuri)
RISIKO EFEK TOKSIK YANG AKAN MUNCUL

Cardiotoxici Hepatotoxici
ty ty

Toksisitas Pb, Cd, Hg, Co Pb, Cd, Cu, Cr (VI)


Nefrotoxici
system Genotoxicity
ty
Imun
Pb, Cd, Hg, Cr Cd, Pb, Hg, Talium As, Cr, Hg
Gangguan Skin
Pernafasan Toxicity
Cr, Fe kronis, Cd As, Hg, Cr Reproductive
Karsino Neurotoxici and
genenitas ty Development
Pb kronis, As, Hg, Ni Hg, Pb Organik, Toxicity
Mn, As, Cd, Fe As, Pb, Cd< Hg
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS

FAKTOR INTOKSIKASI RACUN HOST FACTORS

metil Hg→ SSP


HgCl2→ Ginjal

Tingkat dan
Lama Pejanan
Bentuk Kimia
Usia

Status Gizi

Status Reproduksi

Kompleks Protein- Interaksi dengan Lifestyle


Logam logam esensial
Status Imun
Metalloprotein (Inc. bodies akibat Pb & Hg)
& Metallothioneins (Cd, Zn, Co)
PAPARAN LOGAM BERAT DAN METALOID
TERAPI KELASI
Keracunan Logam Berat
• pembentukan kompleks ion
logam dengan ion donor

PENGKELASI YANG IDEAL?

Larut air, tahan terhadap biotransformasi dapat membentuk kompleks yang tidak
toksik

Bisa dikeluarkan dari tubuh afinitasnya terhadap logam esensial rendah terutama
Ca dan Zn

2,3 dimecapropropanol(BAL), 2,3 dimecaprosuccinic acid, triamin pentacetic acid,


desferrioxamine, diethyldithiocarbamate (DTC), penicilamine dan acetylcistein
PILIHAN LAIN PENGOBATAN AKIBAT KERACUNAN
LOGAM BERAT
CONTOH KASUS KERACUNAN LOGAM BERAT

Beijing, Emisi pabrik baterai


di daerah kota Taizhou,
Beijing
Jepang, Pembuangan Limbah
Industri batu baterai Chisso Co., (Pb Poisoning)
Ltd
(Hg Poisoning → Minamata case)

1953 1996 2011 2021

Ribuan warga peru (penghasil mineral


Indonesia, Teluk buyet tercemar terbesar) mengalami keracunan
logam berat (Arsen dan Mercuri) logam berat (Pb, As, Cd, Hg dan
Mn)
http://news.unair.ac.id/2021/04/22/pseudomonas-aeruginosa-strain-fz-2-dapat-
menyisihkan-logam-berat-merkuri-pada-salinitas-tinggi/
Jenis-jenis logam Berat

Logam Toksik dengan Logam Esensial


Efek Beragam: Berpotensi Toksik:
• Timbal (Pb) • Copper (Cu)
• Kadmium (Cd) • Besi (Fe)
• Arsen (As) • Zinc (Zn)
• Merkuri (Hg)
• Nikel (Ni)
• Berilium (Be)
• Kromium (Cr)
1. Timbal/Timah Hitam
Karakteristik
Pemerian : kebiru-biruan atau abu-abu keperakan, lunak sehingga mudah diubah
menjadi berbagai bentuk, mudah dimurnikan dari pertambangan

Nomor atom 82

Memiliki tiga bentuk :

• Murni, Anorganik, Organik (dampak toksisitas sama)

Bahan toksik murni, non essensial

Batas atas timbal yang diperkenankan untuk

• laki-laki 40 g/dL
• perempuan 30g/dL
• anak-anak 5 µg/dl.
Sumber
Timbal

Sumber lain ➔ maraknya peleburan aki bekas secara illegal


➔ melepas timah
TOKSIKOKINETIK

Pb Organik (tetra-metil/ etil-Pb) → mudah masuk via inhalasi (paru)/


kulit

• 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan (pada
bayi dan anak-anak hingga 40%)
• Sekitar 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi

Timbal awalnya didistribusikan ke jaringan lunak seperti ginjal dan


hati, dan kemudian didistribusikan kembali ke tulang dan rambut.

Dalam darah, timbal memiliki paruh waktu sampai 30 hari baru


kemudian diekskresikan ke dalam urin, dan dapat tersimpan dalam
tulang selama> 20 tahun.
TOKSISITAS PB

➔ paling sering
Sistem Saraf

• Inhibisi enzim Adenil Cylase (transmisi brain) dan memblok


kalsium ke saraf terminal ➔ mengganggu koneksi antar sel
syaraf→ perubahan kons neurotrans (norad, dop, ACh)
• Pb merusak arteriol dan kapiler di otak ➔ kemunduran
neuronal
• 80 ug/dl ➔ encephalopathy

Sistem Reproduksi

• Gangguan fungsi reproduksi → gamettoksisitas → sterilitas,

Mekanisme
aborsi, neonatal mortalitas

Ginjal

Toksisitas • Ca menurun → penurunan energi untuk transport → gangguan


tubulus proximal (reabsorpsi) → aminoasiduria, glukosuria

Tulang

• Ca di gigi digantikan oleh Pb ➔ karies Gigi

Sistem Hematopoetik

• Interaksi dengan Zn, Fe → imenhambat d-aminolevulinic acid


dehydratase dan ferrochelatase
• → sintesa hem menurun
• → Sel darah merah menurun ➔ anemia (gejala dini)
DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN

Diagnosis awal anamnesia lingkungan, tempat tinggal


dan sosioekonomi

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan laboratorium
1. Kadar timbal dalam darah (normal yaitu < 10
μg/dl. )
2. Protoporfirin eritrosit (erythrocyte
protophorphyrin, ep
3. Protoporforin zink (zinc protophorphyrin, zpp),
dan koproporfirin urin
4. Radiograf Hasil sinar X yang menunjukkan
karakteristik keracunan timbal
PILIHAN TERAPI

Pengosongan lambung Dehidrasi : infus elektrolit


secara cepat, dalam 1-2 jam Nyeri abdominal : Morfin /
(jika tertelan) Hyosice
Bilas Usus dengan PEG Syok : transfusi dan oksigen

Dekontamina Chelating
Supportive
si Agent

Pengobatan kekurangan
zat besi, kalsium, dan
Pilihan : seng
dimercaprol, succimer, dan EDTA
(ethylene-diamine-tetraacetic acid). Kejang ➔
Antikonvulsan
2. ARSENIK
KARAKTERISTIK

Pemerian : serbuk putih dan tidak berbau

Punya 3 kondisi oksidatif → trivalen (-3 dan +3) (arsenit) dan


pentavalent (arsenat)

Intake maksimal per hari


• makanan dan minuman : 20–300 µg/day
• Air minum : 50 – 10 ppb
• Udara : 10µg/m3

Median Lethal Dose : 15.1 mg/kgBB


MEKANISME TOKSISITAS ARSENIK

Normal Keracunan

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD


D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD AsH3

1,3-difosfogliserat + NAD + H+
1-arseno-3-fosfogliserat

3-fosfogliserat + ATP
3-fosfogliserat + HAsO4 –2
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN

Sakit Kepala Kelainan kulit Muntah & Nafasnya seperti


dan Kuku bau bawang
dan gangguan Metallic Taste
mata “Mee’s’ lines”

Nyeri Perut & Hair loss


Kejang Coma &
Diare
Death
Kasus Pencemaran Arsen diBangladesh
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN KRONIK
DAN AKUT
KRONIK AKUT

6 bulan – 10 tahun 30 menit – 2 jam

nonspecific symptoms : Vasodilatation,


1. initial persistent myocardial depression,
erythematous flush → cerebral edema,
melanosis,
and distal peripheral
hyperkeratosis, and
desquamation
neuropathy
2. Anaemia and leukopenia
Late stage : Jaundice dan
Renal Failure
Late change : gangrene
extremitas, kanker kulit, Acute – High Dose :
paru, dan jaringan nasal. Encephalopathy
DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN
Diagnosis awal untuk keracunan arsenik sangat sulit
dilakukan
Ekskresi arsenik di urin → key laboratory test in recent
exposures

General Tests :
1. Complete Blood Count (CBC), BUN and Creatinine. Liver
enzymes.
2. Nerve conduction studies
3. Electrocardiogram.
4. x-ray : Abdominal and Chest

Specific Test : Spesimen urin 24 jam


(Total arsenic : > 100 μg/L → abnormal)
PILIHAN TERAPI

Dehidrasi : infus elektrolit


Pengosongan lambung Nyeri abdominal : Morfin /
secara cepat, dalam 1-2 jam Hyosice
Syok : transfusi dan oksigen

Bilas Chelating
Supportive
Lambung Agent

Pilihan :
BAL (British anti Lewisite) /
Dimercaprol
DMSA / DMSP
3. MERKURI
KARAKTERISTIK

No.atom : 80

Pada suhu kamar : berbentuk cairan tidak berbau,


berwarna putih perak mengkilat

Punya 3 bentuk utama :


❖ Elemental mercury ((Hg)
❖ Inorganic mercury (Hg+ dan Hg2+)
❖ Organic mercury (R-Hg+) ➔ paling banyak menyebabkan
kasus pencemaran lingkungan

Kandungan maksimal :
Air : 0.0005 ppm; makanan : 0.5 ppm (FDA)
Air : 0.0001 ppm (WHO)
Air : : 0.0001 ppm; kosmetika : 0.007% (Indonesia)
PROFIL TOKSISITAS

• Jika terhirup, organ target : otak


• Termakan dalam bentuk garam, organ target : saluran
Paparan cerna dan ginjal

• Dosis dan cara terpapar


• Bentuk kimia
Tingkat
Toksisitas • durasi

• Onset : 10 menit setelah terpapar


Onset, • Durasi : 5 hari atau bahkan lebih
durasi, & • Acute letal dose : 14 – 57 mg/kg
dosis
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN

• Darah Lengkap dan differensial.


• Serum elektrolit
Pemeriksan • Glukosa
Laboratorium • Fungsi Hati dan Ginjal
• Urinalisis
• Analisis Gas Darah

• Normal < 10 ug/L


Hasil • Terpapar dengan jelas > 100 ug/L
pemeriksaan • Simptomatik > 300 ug/L
urine • (beratnya gejala tidak berhubungan dengan kadar
dalam urine)
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN
AKUT

Dyspnea, Renal Salivation, Demam,


Rash
chest pain failure Metallic taste sakit kepala

KRONIK

Neuro Physichiatric Menstrual


effects disorder
PILIHAN TERAPI

Dehidrasi : infus elektrolit


Mungkin Analgesik antipereutik
diperlukan Syok : transfusi dan oksigen

Bilas Chelating
Supportive
Lambung Agent

Disesuaikan dengan bentuk


merkuri yang mengkontaminasi
PILIHAN TERAPI : CHELATING AGENT
D - Penicillamine

Indikasi : kasus keracunan


gas merkuri dan merkuri inorganik yang ringan,
merkuri elemental kronis dan neuropati akibat merkuri
inorganik.
Dosis :
dewasa 100 mg/kg/hari, max 1 gram/hari dibagi dalam 4
dosis, selama 5 hari

Kontra indikasi : pasien yang alergi penicillin


Efek Samping : nausea, vomitus, neuritis optikus dan
sindroma lupus
Monitoring : kemungkinan munculnya proteinuria
PILIHAN TERAPI : CHELATING AGENT
BAL (Dimercaprol)

Indikasi :
keracunan merkuri inorganik yang berat, pasien simtomatik,
adanya kerusakan ginjal atau alergi penisilin.

Dosis : (im)
3-5 mg/kgBB/4 jam selama 48 jam pertama;
dilanjutkan 2,5 - 3 mg/kgBB/6 jam selama 48 jam kedua,
selanjutnya 2,5 – 3 mg/kgBB/12 jam selama 7 hari
berikutnya.

Kontra indikasi : pasien keracunan metil merkuri (merkuri


organik) → BAL meningkatkan kadar merkuri pada sistim
syaraf pusat.
Monitoring : urin tetap dalam kondisi alkali
LANJUT DI
PERTEMUAN 9

TERIMAKASIH
KERACUNAN
LOGAM BERAT 2
PROGRAM STUDI FARMASI
FMIPA UNPAK 2022
4. Kadmium
• Karakteristik
• nomor atom : 48
• Cd murni berwarna putih keperakan dan berkilau
• Umumnya ditemui dalam bentuk kadmium klorida, kadmium
oksida), dan kadmium sulfida.
• Logam non essensial
• Kegunaan :
• Industri pelapis logam
• Industri baterai (Ni-Cd)
• Proses fotografi
• Industri porselen dan keramik
• Fotokonduktor
• Pabrik gelas dan campuran perak
Sumber kontaminasi
• Makanan dan minuman yang
terkontaminasi
• krustasea, daging organ,
sayuran berdaun, beras dari
daerah-daerah tertentu di
Jepang dan Cina)
• Air (baik dari pipa air tua yang
disegel Zn / Cd atau polusi
industri)
• Menghirup asap rokok atau debu
dari pengelasan atau penyolderan
Toksikokinetik Cd
• Cd dapat masuk melalui oral, inhalasi
• Cadmium sedikit diabsorbsi di saluran GI, sedikit pula masuk ke darah, inhalasi (>90
absorpsi)
• Sekitar 30% deposit di hati dan 30% di ginjal, dengan sisanya didistribusikan ke seluruh
tubuh, dengan waktu paruh eliminasi 25-30 tahun.
• Dieksresikan melalui urin dan feses
• Cd membentuk ikatan dengan protein sebagai metallothionein, berikatan dengan system
enzim dalam gugus (karboksil, Histidil, Hidroksil, fosfatil) ➔ KERJA ENZIM TERHAMBAT
Cd berinteraksi dengan logam essensial
Gejala Toksisitas
• Akut
• Tertelan : gangguan saluran cerna (nausea, mual, sakit
perut, diare, gastroenteritis hemoragik), kerusakan hepar,
ginjal, kardiomiopati
• Terhirup : iritasi nasopharyngeal, nyeri dada, dispnea
• empisema paru, pneumonia hingga kematian (edema
paru) ➔ FATAL
• Kronis
• Respiratory : COPD, fibrosis paru, kanker
• Nefrotoksisitas
• Proteinuria, Glikosuria, Aminoasiduria disertai
penurunan laju filtrasi glomerolus
• Hiperkalsinuria (gejala lebih lanjut) ➔ osteomalasia
• Kardiovaskular ➔ Hipertensi (retensi natrium, vasokontriksi)
• Skeletal : Osteomalasia, osteoporosis, itai,itai
• Lainnya : Anosmia
Efek Toksik
• Keracunan Cd kronik ini dilaporkan didaerah
Toyama, sepanjang sungai Jinzu di Jepang, yang
menyebabkan penyakit Itai-iatai pada
penduduk wanita umur 40 tahun keatas.
Korban mengalami sakit pada tulang (daerah
pinggul dan iga)
Gejala mirip rematik, neuralgia, neuritis
Hidup dilokasi terpapar > 30 tahun
Penyakit terus berlanjut selama 10 tahun
Terjadi patah pada tulang iga dan tulang lain
(dapat dilihat pada Gambar berikutnya)

Gambar 1. Seorang wanita penderita itai-itai disease


Pemeriksaan Laboratorium

Terjadi osteo-
malasea ➔
osteoporosis Gambar 2. Gambaran sinar x dari tulang
pinggul yang mengalami osteoporosis
Mineral terbongkar, • Ca menurun, Cd
terjadi interaksi
ikatan Ca dengan Cd meningkat
Ginjal tidak
berfungsi:
glikosuria.,
proteinuria Gambar 3. Tulang rusuk yang mengalami
osteoporosis dan dekalsifikasi
Gambar 4. Ginjal yang mengalami Gambar 5. Gambaran
nekrotik, nephrosis dan gagal histopatologik yang menunjukkan
ginjal penderita itai-itai disease degenerasi tubulus dan glomerolus
DIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN

Diagnosis dari gejala yang muncul

Pemeriksaan laboratorium
1. Kadar Cd dalam darah, urin
2. Fungsi renal : kadar kreatinin, albumin, beta-macroglobulin, retinol
binding protein
• Kritis
• Kadmium darah: 10 mikrogram/liter (kritis)
• Kreatinin (>0.5 µg/g creatinine ➔ kerusakan ginjal)
PILIHAN TERAPI AKUT

Bilas lambung dalam waktu 1 jam setelah menghirup/menelan


cadmium

Dekontaminasi Chelating Agent

Pilihan :
CaNa2EDTA (efektif), DMPS, DMSA,
dan British Anti-Lewisite (BAL)

Pada penanganan kronis ➔


Khelasi tidak efektif karena afinitas Cd yang tinggi terhadap metallothionein
Terapi eksperimental dengan deferasirox dan deferiprone efektif pada tikus (Jamilaldin Fatemi et al, 2011)
• Kelompok esensial (diperlukan secara
fisiologis)
• Jika kadar berlebihan akan menimbulkan
gejala toksik
• Jenis logam berat essensial
Logam • Se
Essensial • Be
• Cr
• Co, Cu, Fe
• Mn, Mo
• Zn
Selenium Selenium- traced mineral-antioksidan
• Komponen glutation peroksidase
(Se) • Terkait fungsi vitamin E
• Kelebihan: rontok rambut, nekrosis hati,
splenomegali, pankreas
• Kekurangan: distrofi otot (ruminansia),
diatesis (ayam)& nekrosis hati (babi&
tikus)
• Cardiomyopathy (Keshan disease- China)
Pembakaran bahan bakar fosil

Bahan keramik, aloi, nuklir

Beriliosis → inhalasi jangka panjang

Berilium Granuloma paru, fibrosis

(Be) Kontak kulit → hipersensitifitas

Lesi papilovaskuler (larut) & granuloma (tidak larut)

Karsinogenik

Occupational Toxication (OT)


• Biji Tambang, kadar dialam sangat rendah
• Pelapis baja anti karat, aloi, pigmen, pabrik semen
• Cr heksavalen (Cr6+), korosif& tidak larut air →
masuk sel menjadi Cr trivalen ➔ ikat asam nukleat
Kromium → karsinogenesis
• Karsinogen → kanker paru
(Cr) • Cr6+ korosif → ulkus saluran hidung,
hipersensitifitas pada kulit& nekrosis tubulus ginjal
(akut)
• Esensial untuk eritropoiesis
• Fe→ Hb
• Tosisitas terjadi pada intake 1g/hari atau lebih
• Co→ komponen vit B12 (sianokobalamin)
Co, Cu & Fe • Cu→ mempermudah Fe dlm sintesa Hb
• Kekurangan: anemia hiprokromik, mikrositik
(Fe&Cu), anemia pernisiosa (Co)
• Kelebihan Co: polisitemia, over RBC genesis,
cardiomyopathy
Co, Cu, Fe -
Toksisitas
• Wilson disease (Cu-genetik), Cu
terdepo di otak, hati, ginjal& kornea
• Kelebihan Fe (frekuen transfusi darah),
depo hemosiderin → liver failure
(Peningkatan enzim SGPT dan SGOT)
• OT: inhalasi Co → iritasi& reaksi
hipersensitifitas, Fe →
pneumokoniosis& kanker paru
• Umumnya Per oral: iritasi saluran
cerna
Industri aloi baja heat resistance

Kofaktor enzim (fosforilase, xantin


Mangan oksidase, aldehid oksidase)
(Mn) & Banyak pada diet (jarang defisiensi)
Molibdenum
(Mo) OT: Mn →Pneumonia (akut)&
Encephalopathy (kronis)
OT: Mo → gangguan GI, degenerasi
lemak hati& ginjal
• Unsur esensial → kofaktor
metaloenzim
• Zn- besi galvanis, tanaman (Zn-tanah),
• Zn dibutuhkan untuk metalloenzyme
Zinc (Zn) (oxidoreduktase, transferase,
hidrolase, lyase, isomerase& ligase)
• Zn “fingers”→ kelasi Zn &
histidin/sistein → transkripsi DNA,
stabilisasi membran
Kekurangan: Gangguan
S.Hematopoietik, S.Saraf, kulit,
mata, hati, testis
Kelebihan: mudah dieksresi jika
via oral → tidak menginduksi
toksik
OT: uap Zn2O3 “metal fume
fever”/demam uap logam
Manfaat di
bidang
industri&
kedokteran
(sedikit)

Resiko
Manfaat Vs toksikasi
sangat
tinggi
Resiko
Efek pada Kelompok logam toksik
Kesehatan
terbagi Kelompok essensial
dalam:
Kelompok untuk penggunaan di dunia medis
Hg, Cd, Pb, As

Tercemar dalam produk laut, beras,


palawija, keramik-alat makan, kosmetik
Logam Ditetapkan batas ambang maksimal
Toksik (WHO)
Hg, ADI, 0,2mg/minggu

Batas ambang maksimal toksikan →


mencegah OT
LOGAM BERAT PADA KOSMETIK
LOGAM BERAT PADA MAKANAN
Zat terapeutik
• Hg → diuretik (salyrgan) Au →
artritis reumatoid
Logam • Al, Mg → Antasida
depresi mental
Li →

dalam • Bi → Astringensia
penghilang rambut
Th →

Dunia • Pi kompleks→ antitumor

Medis Efek toksik:


• S.Syaraf: Al, Bi, Li, Th CV & GI: Li, Th
• Ginjal: Bi, Au, Li Kulit: Au, Pi
• Tumor: Pi
hemodialisis→
Al → (d/h) sindrom
neurologi fatal

Penggunaan
lain: Ba (+ SO4)→
Titanium →
implan (inert,
kontras positif
resisten korosi),
rontgen, GI tract
aman sebagai
ulserasi →
zat tambahan
berbahaya
(pewarna)
Logam tersebar di alam

Mempengaruhi enzim& organel sel

Toksikan yang unik

Bermanfaat Vs Berbahaya pada batas ambang maksimal tertentu

Resume Keracunan logam jarang pd hewan

OT kasus tertinggi

Defisiensi Vs Over Consumption

Antidota → Chelating Agent (BAL), Protektiva


KERACUNAN RADIOISOTOP

TimFarmakologi &Toksikologi
1 RADIOISOTOP

2
3

RADIOISOTOPE
The unstable form of an element that emit radiation to
transform into a more stable form

Isotop yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan


radiasi pengion


4
FUNGSI RADIOISOTOP

Kesehatan
Terapi radiasi, diagnosis fungsi dan anatomi tubuh, studi sirkulasi dan
kehilangan darah.

Industri
◉ Pengkajian kualitas las pada saat pemasangan pipa kilang minyak
◉ Perunut uji kebocoran cairan/gas dalam pipa
◉ Penentuan efisiensi proses industri (pengujian, homogenitas,
pencampuran dan Residence Time Distribution)
6
FUNGSI RADIOISOTOP

Hidrologi
◉ Mengukur kecepatan laju dan debit air sungai, air tanah dan rembesan
◉ Kebocoran dam serta penyalur yang terbenam di dalam tanah
◉ Lokasi dumping
◉ Asal / pola aliran sedimen dan laju pengendapan.

Pertanian
Perunut efisiensi pemupukan tanaman → pemupukan lebih hemat dan
tepat.
7
Reactor isotopes used for diagnostic purpose
Reactor isotopes used in therapeutics

9
Cyclotron Radioisotopes

10
KONTAMINASI
2
DAN PAPARAN
Definisi dan Perbedaan

11
KONTAMINASI

12
PAPARAN

13
3 RADIASI
Prinsip, dan Karakteristik Radias
Jenis i

14
Lingkungan/medium
Sumber radiasi

KARAKTERISTIK DAN PRINSIP RADIASI


Hardiman,Cy, Ali Zamanian, 2005, Electromagnetic Radiation
and Human Health: A Review of Sources and Effects, Summit
15 Technical Media
16
17
RADIASI DAN
3 KERACUNAN
Mekanimedan Faktor Risik
o

18
19
20
21
FAKTOR YANG
M EMPENGARUHI

Jenis Radiasi Dosis terabsorpsi Distribusi penyinaran

Jangka waktu paparan Usia


22
4 DAMPAK RADIASI
Gejala dan Tand
a
Diagnosis / penetua
Pemeriksaan n

23
24
25
26
Pemeriksaan Fisik Tanda Klinis Perubahan
Kromosom

Jika paparan terjadi dalam 8-12 jam → ULANGI pemeriksaan darah


lengkap yang berfokus pada jumlah limfosit,
2-3 kali (setiap 2-3 jam) untuk melihat penurunan limfosit.

PEMERIKSAAN : PENILAIAN DOSIS RADIASI

27
KONDISI KERACUNAN

Acute Radiation Syndrome

• Kondisi kesakitan akut yang disebabkan oleh irradiasi pada


seluruh sebagian tubuh melalui penetrasi radiasi dosis
tinggi dalam waktu singkat (biasanya dalam hitungan
menit).

Cutaneous Radiation Injury

• Luka pada kulit dan jaringan sekitarnya, yang disebabkan oleh


paparan akut radiasi dalam dosis (jumlah) eksternal yang cukup
besar.
28
ACUTERADIATION SYNDROME
GejaladanTanda

• hematopoietic syndrome
Tulang Belakang • > 0.7 Gy (70 rads) (Full syndrome)
• < 0.3 Gy (30 rads) (gejala ringan)

• > 10 Gy (1000 rads) (full syndrome)


Gastrointestinal
• < 6 Gy (600 rads) (gejala ringan)

• > 50 Gy (5000 rads) (full syndrome)


Cardiovaskular / CNS
• < 20Gy or 2000 rads. (gejala ringan)

29
ACUTERADIATION SYNDROME
Tingkat Keparahan

• nausea, vomiting, anorexia and possibly


Prodromal/NVD Stage diarrhea (tergantung dosis)
(0-2 days after exposure)
• Onsetnya : beberapa menit – jam

Latent stage • Pasien tampak sehat untuk beberapa jam


(2–20 days after exposure) bahkan mungkin sampai beberapa minggu

Manifest illness stage • Gejala dan tanda yang muncul spesifik


sindrom dan bertahan sampai beberapa jam -
(21– 60 days after exposure) minggu

• Proses recovery berlangsung beberapa


Recovery / Death minggu – 2 tahun

30
ACUTERADIATION SYNDROME
TatalaksanaTerapi

Decontamination
Bone Marrow
Therapy

Supportive
Internal Contamination Therapy
Therapy

31
Decontamination

32
Bone Marrow
Therapy

Filgrastim (G-CSF)
2.5–5g/kg/d (sc) ~
(100–200g/(m2 d)).

Pegfilgrastim (pegG-CSF)
6mg once (sc)

Sargramostim (GM-CSF)
5–10g/kg/d (sc) ~ (200–
400g/(m2 d)).

33
Internal Contamination
Therapy

U.S. Department of Health and Human Services Food and


Drug Administration Center for Drug Evaluation and Research
(CDER), December 2001

34
INTERNAL CONTAMINATION THERAPY : PRUSSIAN BLUE

Indikasi : terapi kontaminasi Cs – 137 (Cesium)

DOSIS :
Dewasa :
1-3 gram (2-6 kapsul) 3xsehari.
Start dose : 1 g (2 capsules) sampai dengan 3 minggu
(bisa lebih sesuai dengan kebutuhan).
Dosis bisa dinaikkan sampai 10-12 g/hari
(FDA : 3 gram (6 kapsul) 3xsehari)

Anak 2-12 tahun :


1 gram (2 kapsul) 3xsehari bisa dicampur dengan makanan

35
INTERNAL CONTAMINATION THERAPY :
DIETHYLENETRIAMINE PENTAACETIC ACID (DTPA).

INDIKASI :
chelating agent pada kasus keracunan plutonium, americium and curium

DOSIS : (diberikan secara intravena)


Dewasa : 1 gram
Anak >12 tahun : 14 m g /kgBB, tidak lebih dari 1 gram.

PERINGATAN & PERHATIAN :


1. Efektif jika diberikan dalam waktu 24 jam setelah terpapar
2. Monitoring sel darah lengkap, urinalisis
3. Pada pasien gangguan ginjal, tidak diperlukan penyesuaian dosis
4. Pemberian : bolus 3-4 menit atau dalam cairan infus 100 – 250 ml
D5%, RL atau NS.

36
CUTANEOUSRADIATIONINJURY
TahapanPenyakit

MANIFEST
PRODROMAL
ILLNESS

3rd WAVE
LATENT
ERYTHEMA

LATE EFFECT RECOVERY

37
CUTANEOUSRADIATIONINJURY
Terapi

Prodromal Stage :
antihistamines and topical antipruriginous preparations
Anti-inflammatory seperti kortikosteroid dan creams sedatives

Latent Stage :
Continue anti-inflammatory medications and sedatives.
At midstage, use proteolysis inhibitors

Manifestation Stage
Use repeated swabs, antibiotic prophylaxis, and anti-inflammatory
medications

38
Large doses of radiation can cause cell death, and
lower doses may interfere with cellular proliferation.
Damage to other cellular components can result in progressive
tissue hypoplasia, atrophy, and eventually fibrosis.

39
TERATOGENIK
TIM DOSEN TOKSIKOLOGI
Definisi

 TERATOLOGI : ILMU YANG MEMPELAJARI CACAT BAWAAN


 TERATOGEN : SUATU SENYAWA YANG DAPAT MENYEBABKAN
CACAT BAWAAN
 Murphy (1928) : Lingkar kepala kecil dan cacat mental pada bayi yang ibunya terpapa
r radiasi pada awal kehamilan
 Hale (1933): anoftalmia bayi bayi yang induknya kekurangan vitamin A
 Warkany dan Schraftenberger (1944) : cacat janin akibat kekurangan gizi pada ibu yan
g hamil
 Greeg (1941) hubungan antara rubella dengan kebutaan, ketulian dan kematian bayi
 1960 : fokomelia pada bayi yang ibunya terpapar talidomide
 Murphy (1928) : Lingkar kepala kecil dan Anoftalmia
cacat mental pada bayi yang ibunya terp
apar radiasi pada awal kehamilan
 Hale (1933): anoftalmia bayi2 yang ind
uknya kekurangan vitamin A
 Warkany dan Schraftenberger (1944): caca
t janin akibat kekurangan gizi pada ibu Phocomelia
hamil
 Greeg (1941): hubungan antara rub
ella dengan kebutaan, ketulian dan kemati
an bayi
 1960 : fokomelia pada bayi yang ibunya te
rpapar talidomide
sel Replikasi, untaian DNA membuk

a dan ber-replikasi
▪ Mitosis dan Meiosis
Replikasi
 Transkripsi : pembentukan mRNA
DNA yang speisifik untuk protein terte
Transkripsi Inti ntu kemudian masuk ke sitosol
RNA  Translasi pembentukan protein
Ribosom ▪ mRNA
Translasi
▪ rRN
Protein
▪ tRNA
Sitoplasma
 Replikasi : mengabadikan informasi genetik

 Transkripsi dan translasi mengekspresikan informa


si genetik

 Protein
▪ Enzim
▪ Antibodi
▪ Reseptor
▪ Neurotransmitter, Hormon
▪ Channel dan pori
 Nukleotid membentuk rantai
 3 Pasangan nukleotida membentuk kodon
 Multiple kodon membentuk gene
 Multiple gen membentuk kromosom
 Multiple kromosom membentuk DNA
 Pasang basa
 Enzim
 Gene pengatur dan operon, terminasi sekuense
 Metilasi
 Proses pasca transkripsi dan translasi
 Interaksi DNA/Kimiawi
 Alkilasi: Ikatan kovalen antara DNA dan senyawa
KIMIA
 Interkalasi : Ikatan non kovalen antara pasangan
basa yang berdekatan
 Cross lingkage : Ikatan kovalen inter atau intra
untaian
 Teratogenesis
 Mutagenesis
 Karsinogenesis
 Teratologi : Ilmu yang mempelajari mengenai freku
ensi, penyebab dan perkembangan cacat bawaan
Sel telur
dibuahi 5 – 9 hari tergantung s
pesies. Response terha
Proliferasi dap teratogen bersifat
all or none

Diferensiasi

Sangat rentan, bera


Migrasi khir 10 – 14 pada ro
Cacat morfologi
den, hari ke 14 pad
a manusia
Organogenesis

Perkembangan dan Kelaianan fungsi


Pematangan fungsi
 Perubahan dalam pembentukan sel, jaringan, organ → perub
ahan fisiologi dan biokimia : waktunya akhir fase organogenes
is.

 Kejadiannya ;
 Menyerang zygot → Fertil, mutasi
 Salah satu tahap siklus kehidupan konsepsi dihambat
▪ Mencegah pembelahan embrio pada tahap awal yang bers
ifat all or none
▪ Mencegah implantasi → merangsang pseudopregnansi
▪ Menghambat perkembang normal plasenta : trypan blue m
enghambat transport nutrien ke yolk sac
 Menyerang fase organogenesis (teratogenik )
 Fase pertumbuhan (perubahan toksikologi)
 Infant
 Faktor Penyebab :

1. FISIK : X-RAY, Panas dan Tekanan


2. Kimia (CHEMICAL TERATOGENESIS) : Bahan-bahan Industri,
Polutan udara dan Air, Obat-obatan
 Gangguan terhadap asam nukleat:
▪ Zat pengalkil, interkacalating agents, dan metabolit
▪ Alfatoksin dan talidomid
▪ CCL4 dan nitrosamin

 Kekurangan pasokan energi dan osmolaritas:


▪ Langsung mengurangi persediaan substrat
▪ Bertindak sebagai analog atau antagonis
▪ Kekurangan oksigen
▪ Menyebabkan ketidakseimbangan osmolaritas
 Penghambatan enzim
▪ 5-fluourasil menghambat timidilat sintetase sehingga
terjadi gangguan differensiasi dan pertumbuhan sel
▪ 6-aminonikotinamid menghambat glukosa-6-fosfat dehi
drogenase
 Lainnya : Hipervitaminosis A: ultrastruktural membran sel
embrio rusak
 Radiasi, hipotermia atau hipertemia dan trauma mekanik
 Kelainan bentuk yang kasat mata
 Anomali jaringan lunak
 Anomali jaringan tulang
 Kelainan Biokimia
 Faktor yang mempengaruhi manifestasi teratogen dan
toksikan
▪ Dosis : Aspirin 350 mg/kg bb pada tikus tapi pada ma
nusia dosis yang sama tidak menimbulkan efek
▪ Waktu : difenilhidantoin 11-13 clept palatum, Cycloph
ospamid 8, 9, 10, 11, 12,Poly, syn, ecto, adactyl dan cl
ept palatum
▪ Kecepatan metabolisme
 1. Amphetamin : Trimester 1 dan 2
▪ Defek pada jantung, clept palatum, abnormalitas pada
mata, fetus yang diabsorpsi meningkat

 2. Halucinogen (LSD) 6-12 hari


▪ Defek pada otak (exenchepaly spina bifida, intraparie
tal, cephalocel, hydrocephalus), aberasi kromosom,
peningkatan leukosit

 3. Marihuana
▪ Narkotik: pint point pupil , withdrawal symptom
 4.Meperidin, alpharodin, pentotal, prometazin : perhatian visual berkurang
pada bayi.

 5.Alkohol : cacat, kemampuan belajar berkurang


▪ Anestetik nitrous oksida → hydrocephaly
▪ Chloroform → teratogen
▪ Eter → Depresi
 6.Lokal anestetik : depresi pada bayi yang baru lahir
▪ Spasticity , defisiensi mental

 7. Antihistamin
▪ Pyrimethamin : kematian fetus
▪ Meclizin : Clept palate
▪ Ethylamin rantai lurus seperti prometazine dan diphen
ylhydrazyne tidak berefek
 Transquilizer
 Chlorpromazine : pertumbuhan bayi ,
 Reserpin mebromate :pertumbuhan bayi 
(ketahanan terhadap audiogenik system tidak terganggu)
 Chlorpromazine pada pemberian 5 hari sebelum melahirkan
(10-20 mg/kg bb): aktivitas emosional terganggu
 Meprobamat : Defek learning
 Reserpin pada trimester II : mortalitas neonatal pada mencit
dan reabsorpsi liter meningkat.
Pada manusia : nasal congestion, lethargy, sedasi, depresi
 Analgesik antipiretik
▪ Salisilat : Resorpsi meningkat, malformasi skelet, kelain
an lidah spina bifido dan kelainan sistim vaskular
 Simpatomimetik
▪ Epinefrin, etraminol, metihoxamine: cephalic hematoma,
pendarahan ekstremitas
 Serotonin
▪ Kematian fetus, kelainan mata, kaki dan ekor, exenceph
aly dan hydrocephallus
 Kemoterapeutik antikanker
▪ Antimetabolit, folic acid, putin, pirimidin dan gluta
min, aminopterin ;
▪ Abortus, meningocel hydrocephallus
▪ Pada manusia dan tikus pemberian senyawa ini
pada 8 hari kehamilan : hydrocephaly, micropthal
mia
 Senyawa pengalkilasi : nitrogen mustard,:
▪ Kelainan mata dan telinga (cyclophosphamide )
▪ Sistim syaraf pada 10-12 hari kehamilan.

 Lain lain : triazen, azaserin, gazauridine, thiadiazole


 Metal, mineral
 Molibdum : neuroleptic defect , demyelinasi degene
rasi white matter spina cord
 Mangan : congenital ataxia
 Zinc : hydrocephaly
 Merkuri : Kelainan SSP dan bola mata , cerebral pal
sy, mental defect
 Pb (kecuali tetra lead ethyl ) cerebral hydrocephaly
 Pestisida : embriotoksik
 DDt, endrin, eldrin, Heptachlor : teratogenik pada te
lur ayam
 Mutasi sel somatik : disfungsi metabolisme dan karsinogenesis
 Mutasi Germ sel : perubahan keturunan
 Point mutasi
▪ Subsitusi basa
▪ Perubahan frame
 Aberasi kromoson
Anomali struktur
Anomali jumlah
Karsinogen
(Tim Dosen Toksikologi)

Karsinogen : Senyawa yang menyebabkan sel-sel
normal berubah menjadi sel tumor dengan
mengubah DNA”

2
Klasifikasi karsinogen
◈ Karsinogen ultimat/Prakarsinogen/Kanserogen (sekunder):
senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai karsinogen
setelah mengalami biotransformasi
Inisiasi

(BENZO (A) PIREN → EPOKSIDA )


(MO, EH)

◈ Karsinogen primer: senyawa yang mempunyai aktivitas


kanserogen secara langsung (Gas Mustar)

◈ Promotor: senyawa yang mempercepat realisasi/merangsang


perbanyakan sel tumor (Ester forbol, Dioksin, Estrogen?)

◈ Kokarsinogen: senyawa yang memperkuat efek karsinogen


senyawa lain 3
Klasifikasi karsinogen (2)

◈ Dalam kaitan dengan potensi dan tahapan karsinogenesis:


▪ Inisiator (initiating agent) atau incomplete carcinogen: senyawa
kimia yang HANYA mampu menginisiasi sel

▪ Promotor (promoting agent): senyawa kimia yang mampu


menyebabkan ekspansi dari klon sel yang terinisiasi

▪ Progressor: senyawa kimia yang mampu mengubah sel terinisiasi


atau sel dalam tahap promosi menuju potensi sel malignan

▪ Karsinogen lengkap: senyawa kimia yang memiliki kemampuan


untuk induksi kanker dari sel normal; umumnya memiliki
kemampuan sebagai agen inisiasi, promosi dan progresor.
4
KOKARSINOGEN SEL NORMAL

KANSEROGEN
PRA-KANSEROGEN SESUNGGUHNYA

SEL TUMOR

PROMOTOR

MENSTIMULASI
(INISIASI) PROLIFERASI
SEL TUMOR

PROGRESOR

TUMOR YANG SUDAH


TERMANIFESTASI
Mekanisme onkogen

6
1.
Persamaan & perbedaan
Karsinogen Vs sediaan farmakologis

7
Persamaan

1. Memperlihatkan hubungan dosis-respon


2. Sama-sama mengalami proses biotransformasi
3. Faktor timbulnya respon tergantung spesies, galur &
kelamin
4. Dapat berinteraksi dengan senyawa lain di alam

8
Perbedaan

1. Karsinogen bekerja irreversibel


2. Paparan pada dosis tunggal yang bekerja secara aditif
3. Sinergis dengan faktor lain di alam
4. Memiliki perbedaan interaksi dengan elemen genetis
induk dan makromolekul lainnya.

9
Penyebab kanker

◈ Bahan kimia
◈ Radiasi
◈ Mikroorganisme (onkogen)

10
◈ Bahan kimia yang bersifak karsinogenik

11
Kelompok senyawa kanserogen

◈ Hidrokarbon aromatik polisiklik


◈ Amina aromatik
◈ Senyawa N-Nitroso
◈ Senyawa pengalkilasi
◈ Beberapa bahan alam
◈ Senyawa anorganik

12
Hidrokarbon aromatik polisiklik

◈ Asal: hasil pembakaran bahan organik yang tidak


sempurna
◈ Predisposisi kanker ➔ occupational intoxication
kanker skrotum (pekerja tungku), kulit (pembuat jalan
aspal), paru (perokok)
◈ Senyawa:
a. Benzo(a)piren
b. Metilkolantren
c. Benzantrasen
d. Dibenzantrasen
13
(terkait occupational toxicity)
(http://www.cancer.gov/cancertopics/understandingcancer/cancer/page59)
Amino aromatik

1. Difenilamina
2. Benzidin
3. -Naftilamina: hasil oksidasi  -hidroksi- -Naftilamin ➔
O-Naftokuinonimina
4. 2-Asetilaminofluoren (2-fluorenilasetamida) ➔ kanker hati
5. Zat warna Azo: metabolit amino aromatik dari kuning
mentega (4-dimetilaminoazobenzena)

◈ 1-5. Pada anjing menyebabkan kanker kandung kemih.


15
Senyawa N-Nitroso (1)

▪ Senyawa Nitroso (Nitrosamina, Nitroamida, Nitro surea)

◈ Amina sekunder/amida: Pemanasan protein, fermentasi alkohol


(pembentukan dimetilamina dari aminofenazon)
◈ Nitrit: Pengawetan daging dan sosis, Bakteri dalam tubuh
◈ Dimetilnitrosamin/Nitroso-N-Metilurea:
Asal

▪ Senyawa pengalkilasi yang terbentuk dari reaksi


biotranformasi oksidatif Nitroso ➔ plus CH3
▪ Makanan yang diawetkan dengan pengasapan & asap
tembakau

◈ Tumor hati (Alkilnitrosamin - PO), tumor lambung


(Nitrosometilurea-PO), tumor otak (Nitrosometilurea-IV)
16
Pencegahan:

▪ Batasi pemakaian nitrit


▪ Obat pembentuk nitrosamin tidak boleh diberikan
bersamaan dengan makanan yang mengandung nitrit
▪ Asam ascorbat merupakan reduktor kuat untuk nitrosamida
dilambung

17
Senyawa pengalkilasi

◈ Cara kerja: melakukan alkilasi DNA


◈ Produk antara pada proses sintesis ipembasmi hama atau
sitostatika/kemoterapetika
◈ Menyebabkan tumor lokal pada tempat aplikasi

◈ Senyawa:
▪ Epoksida
▪ Eter terhalogenasi
▪ Derivat etilenimina
▪ Nitrogen mustar
▪ Ester alkilsufonat
18
Bahan alam

◈ Aflatoksin

◈ Alkaloid pirolizidin (Senecio)

◈ Safrol (minyak sasafras)

◈ Asam Aristolokhiat (Aristolochia clematitis)

19
Senyawa anorganik

◈ Logam berat (Cd, Cr, Mn, Ni, Pb)

◈ Metaloid (As)

◈ Asbestos (Mg-silikat)

20
http://www.cancer.gov/cancertopics/understandingcancer/environment/AllP
ages
Karsinogen primer (langsung)

◈ Beta-lakton rantai lurus


◈ Propan sulfone
◈ Lakton tidak jenuh & rantai besar
◈ Epoksida, imines
◈ Derivat Nitrogen Mustard
◈ Alkil dan ester sulfat
◈ Beberapa derivat Halogen aktif
◈ Bis-kloro metil eter

22
Karsinogen sekunder/prokarsinogen

◈ Definisi: Karsinogen yang mengalami reaksi hidrolitik


yang menghasilkan senyawa intermediet yang bersifat
reaktif sehingga mudah ditransport melewati membran,
seperti senyawa-senyawa alkil, Nitrourea & ester

◈ Senyawa-senyawa SEBAGIAN BESAR SAMA DENGAN


SENYAWA KANSEROGEN:

23
Karsinogen sekunder/prokarsinogen

▪Polinuklear aromatic Pyrolizidine alkaloid


hidrokarbon Antimetabolit
▪Aromatik amin
Derivat Halogen
▪Alkil nitrosamin
▪Mikotoksin Logam berat (Ni, Co, Cr, Pb,
▪Aflatoksin Mn, Be)
▪CCl4 Streptozotosin
▪Ethiomin Aktinomisin
▪Safrol siasin

24
http://naturext.capillion.com/home/files/2012/06/Cancer-Linked-to-Environment-
Faktor yang memodifikasi karsinogen (1)

1. Organ
a. Apabila bekerja pada organ yang sama dan aditif (senyawa
Azodye dan Dietilnitrosamin di hati)
b. Apabila bekerja pada organ yang berbeda (senyawa Azodye
dan Dietilnitrosamin di hati dan saluran telinga)

2. Adanya senyawa non-karsinogen yang meningkatkan efek


karsinogen primer (efek Croton oil* yang mempromosikan
terhadap inisiasi polisiklik hidrokarbon)

26
Faktor yang memodifikasi karsinogen (1)

3. Apabila ikut serta dalam pertumbuhan sel tumor dorman/laten:


➔croton oil (bentuk Forbol), Alkohol, Sulfur, Sulfur dioksid,
Aldehid fenol, sebagai stimulator polisiklik aromatik hidrokarbon

(*iritansia, exfoliating agent, digunakan dalam studi mekanisme


nyeri)

4, Bekerja secara antagonistik dan kompetitif ➔ perubahan


mekanisme detoksikasi atau rasio reseptor
▪ 3-metilkolantren menghambat 4-dimetilaminoazobenzen
▪ Penghambatan N-2-fluorenilaasetamid serta senyawa lain
seperti DDT, BHT, Phenobarbital, benzoflavone, terhadap
Azodye
27
Faktor yang memodifikasi karsinogen (2)

5. Kecepatan metabolisme bahan kimia yang dipengaruhi faktor


lingkungan dan induk
6. Adanya interaksi antara bahan kimia dan viral

7. Faktor lingkungan:
○ Ketersediaan protein dan vitamin B2 yang rendah
○ Tinggi kadar karbohidrat ➔ rentan 4-dimetilaminobenzen
○ Asupan bahan yang tahan terhadap kandungan
dimetilnitrosamin lipotrop mempengaruhi insidensi tumor hati

28
Faktor yang memodifikasi karsinogen (3)

8.Faktor diet:

○ Diet protein dalam waktu singkat dapat mengurangi


efektivitas karsinogen
○ Diet lemak → meningkatkan potensi kanserogen mammae
○ Glukosa dan sukrosa ➔ mempermudah transport karsinogen
○ Vitamin A, E dan B, serta Se dan derivat Alfatokoferol untuk
mencegah kanker

29
Faktor yang memodifikasi karsinogen (3)

9. Faktor induk:
spesies dan galur
jenis kelamin &
keseimbangan endokrin
imunitas

30
◈ 2. Radiasi Pengion

31
Radiasi pengion meliputi

◈ - proton, neutron, dan primer


sinar-X, gamma sinar, serta radiasi partikulat; alfa,beta,
radiasi kosmik. Semua nya karsinogenik dengan kepekaan khusus pada:
◈ Sumsum Tulang: Leukemia akut terjadi sebelumnya neoplasia akibat radiasi lainnya
(Tujuh tahun periode laten pada penyintas bom atom).
◈ - Tiroid: Karsinoma terjadi pada 9% dari mereka terpapar selama masa bayi atau
masa kanak-kanak.
◈ - Paru-paru: Meningkatnya frekuensi terjadinya kanker paru-paru
◈ penambang yang terpapar gas Radon (partikel alfa emitor).

32
20
21
◈ radiasi dapat menyebabkan ketidakstabilan
genom, mendukung karsinogenesis
◈ Sifat onkogenik radiasi pengion berhubungan
dengan efek mutageniknya; menyebabkan
kromosom mengalami kerusakan, translokasi,
dan, lebih jarang mutasi.
◈ • Kerusakan DNA untai ganda tampaknya yang
paling banyak
35
36
37
◈ Hubungan epidemiologi yang kuat dengan sel skuamosa ca, ca
sel basal, dan melanoma-pada orang berkulit putih.
◈ • Menyebabkan pembentukan dimmer pirimidin dalam DNA
yang menyebabkan mutasi.
◈ • Jenis kerusakan DNA ini diperbaiki oleh jalur perbaikan eksisi
nukleotida. Dengan paparan sinar UV yang luas, perbaikan
◈ sistem mungkin kewalahan, dan kulit hasil kanker
◈ • Individu dengan defek pada enzim itu memediasi perbaikan
eksisi DNA secara khusus rentan

38
39
40
◈ 3. Mikroorgansime

41
Virus RNA

42
43
Virus DNA

44
Kategori karsinogen IARC
◈ Grup/kelas 1: carcinogenic to humans (karsinogenik terhadap manusia)

◈ Kelas 2A: probably carsinogenic to humans (cenderung karsinogenik terhadap


manusia)

◈ Kelas 2B: possibly carsinogenik to humans (mungkin karsinogenik terhadap


manusia)

◈ Kelas 3: not classifiable as to its carsinogenicity to humans (tidak dapat


digolongkan memiliki daya karsinogen (karsinogenisitas) terhadap manusia)

◈ Kelas 4: probably not carcinogenic to humans (cenderung tidak karsinogen


terhadap manusia).
Apa saja yang tergolong 2A IARC?
◈ Substance :
Pestisida: Diazinon, Etil-karbamat, Malathion
Obat: Cisplatin (kemoterapi), Adriamycin (kemoterapi-kanker
payudara), Kloramfenikol (antibiotika untuk demam typhoid),

Mixture: daging merah, emisi dari pembakaran kayu, emisi dari


temperatur tinggi penggorengan, dsb

◈ Exposure circumstances: pekerja seni kaca; pekerja salon


rambut; pekerja shift malam (disrupted circadian rhythm), dsb
Sebagai ilustrasi..apa saja di Kelas 1?

◈ Substances: plutonium,
aflatoksin, arsen, estrogen &
progesteron (hormon terapi
& alat kontrasepsi) cadmium,
..., ethanol (alkohol dalam
minuman), ..., processed
meat/daging olahan (sosis,
salami, corned beef, dsb)

◈ Radiasi sinar gamma (x-


ray),merokok, peminum
alkohol, dsb
Perspektif risk
◈ Risk: potential for harm from exposure to the hazard

◈ Analisis dan pengujian terhadap resiko (risk assessment)


memberikan informasi yang lebih terukur terhadap bahan kimia
apapun yang tergolong hazard

◈ Apabila digunakan analisis resiko sebagai dasar, maka timbul


common sense:

◈ “Seberapa paparan i.e. seberapa sering minum alkohol atau


konsumsi sosis/corned beef/olahan daging (kelas 1 IARC) yang
menimbulkan tumor”
Hazard dapat secara scientific menjelaskan
potensi bahaya suatu bahan/aktivitas NAMUN
tidak menjelaskan seberapa besar potensi
yang membahayakan makhluk hidup dari
paparan sampai mencapai hazard ➔
perspektif “Risk”
Thanks!

Any questions?

51
K E RAC U N AN
BAHAN
MAKANAN
Part. 1

Tim Dosen Pengampu Toksikologi


Tahun Ajaran 2019-2020

Universitas Farmasi Unpak


Silabus
Indikator Substansi Bahan Kajian
1. Zat aditif bahan makanan Penjelasan bahan kimia yg
(pewarna & pengawet) ditambahkan (zat aditif) pd bahan
2. Racun asal mikroba (toksin) makanan beserta diagnosa &
3. Toksin pd organ tubuh penanggulangannya.
(neurotoksin, hepatotoksin, dll)

Jenis bahan alam, kandungan kimia Bahan makanan alami sebagai


yg berbahaya bagi kesehatan & gejala sumber keracunan
yg terlihat

Universitas Farmasi Unpak


Pendahuluan

Universitas Farmasi Unpak


Klasifikasi Toksikan/Racun

A. Klasifikasi atas dasar Sumber.


1. Sumber alamiah/buatan (racun asli flora & fauna atau bhn baku
industri beracun/buangan & sintetis beracun).
2. Sumber berbentuk titik, area, dan bergerak (dalam
pengendalian keracunan).
3. Sumber domestik, komersial, dan industri, yg lokasi sumbernya,
sifat, dan jenisnya berbeda.

Universitas Farmasi Unpak


Klasifikasi Toksikan/Racun

B. Klasifikasi atas dasar Wujud.


1. Wujud pencemar (padat, cair, gas).
2. Ukuran pencemar, bentuk, densitas, dan komposisi kimiawi
& fisika.

Universitas Farmasi Unpak


Klasifikasi Toksikan/Racun

C. Klasifikasi atas dasar sifat Kimia-Fisika (sering digunakan u/ bhn


B3).
1. Korosif
2. Radioaktif
3. Evaporatif
4. Eksplosif
5. reaktif

Universitas Farmasi Unpak


Klasifikasi Toksikan/Racun

D. Klasifikasi atas dasar terbentuknya pencemar/xenobiotik.


1. Primer
2. Sekunder
3. Tersier

Universitas Farmasi Unpak


E. Klasifikasi atas dasar Efek Kesehatan atau penyebab gejala:
1. Fibrosis (terbentuknya jaringan ikat secara berlebih).
2. Granuloma (didapatnya jaringan radang yg kronis).
3. Demam (temperatur badan melebihi normal).
4. Asfiksia (keadaan kekurangan oksigen).
5. Alergi (sensitivitas yg berlebih).
6. Kanker (tumor ganas).
7. Mutan (generasi yg secara genetik berbeda dr induknya).
8. Cacat bawaan akibat teratogen.
9. Keracunan sistemik (keracunan seluruh anggota tubuh).

Universitas Farmasi Unpak


Klasifikasi Toksikan/Racun

F. Klasifikasi atas Dasar Kerusakan/Organ Target.


1. Hepatotoksik (beracun bagi Hepar/hati).
2. Nefrotoksik (beracun bagi nefron/ginjal).
3. Neurotoksik (beracun bagi neuron/syaraf).
4. Hematotoksik (beracun bagi darah/seistem
pembentukan sel darah).
5. Pneumotoksik (beracun bagi
pneumon/paru-paru).
Universitas Farmasi Unpak
Klasifikasi Toksikan/Racun

G. Klasifikasi atas dasar hidup/matinya racun.


1. Biotis (zat yg hidup, berkembang biak).
2. Abiotis (zat yg mati, dpt berubah mjd berbagai senyawa).

Universitas Farmasi Unpak


D E F I N I SI
Keracunan Makanan
❖ Penyakit yg tjd setelah menyantap
makanan/minuman mengandung racun yg
berasal dr jamur, kerang, pestisida, susu, bakteri
atau bahan beracun lain, yg terbentuk akibat
pembusukan makanan.
❖ Mampu merusak organ tubuh manusia, paling
sering saluran cerna (Enterotoksin) dan sistem
syaraf (Neurotoksin).

Universitas Farmasi Unpak


Hasil Survei

– WHO, 1993, melaporkan 70% kasus diare akibat keracunan


makanan.
– Di AS, 20% kasus, tjd di rmh makan dan 3% di industri pangan.
– Di Eropa, 46% dr rumah, 15% dari hotel/restaurant, 8% pd jamuan
makan, 8% kantin, dan 5% sekolah.
– Di Indonesia???...

Universitas Farmasi Unpak


Macam-macam Keracunan
Makanan
1. Keracunan makanan secara Kimiawi :
disebabkan terdapatnya bahan makanan kimia beracun
dlm makanan.
2. Keracunan makanan secara Biologis (toksin asli bahan
alam) :
disebabkan karena makan tumbuhan yg mengandung
substansi yg terdapat secara alami bersifat
racun/membahayakan.
3. Keracunan makanan karena
M
U nii v
kerrsoitaos rF agramansiisUm
n pae
k /Mikroba/Bakteri.
❖ RACUN BAHAN KIMIAWI, ex:
- gol. Organophosphat dalam Pestisida
- Organo sulfat dan karbonat - BPA (Bisphenol A)

❖ RACUN BAHAN BIOLOGI/TOKSIN, ex:


- Jamur - Singkong
- Tempe Bongkrek - Bayam beracun - Kerang

❖ RACUN MIKROBA, ex:


- Escherichia coli patogen - Staphylococcus aureus
- Salmonella - Bacillus parahemolyticus
Clostridium botulisme- Streptococcus
Universitas Farmasi Unpak
Zat Aditif Bahan
Makanan

Universitas Farmasi Unpak


Zat Aditif Bahan Makanan

1. Pewarna, 6. Pengemulsi,
2. Pengawet, 7. Penggumpal,
3. Penyedap, 8. Pemucat,
4. Pemantap, 9. Pengental,dan
5. Antioksidan, 10. Anti gumpal.

Universitas Farmasi Unpak


Tujuan Penggunaan Bahan
Pewarna Makanan
Warna dpt memperbaiki dan memberikan daya tarik pd makanan.

Universitas Farmasi Unpak


Tujuan Penggunaan Bahan
Pengawet Makanan
1. Menghambat pembusukan atau kerusakan pd
makanan krn bakteri, ragi dan cendawan.
2. Menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga
selama mungkin.

Universitas Farmasi Unpak


1. Pewarna makanan

1) Pewarna makanan alami:


– Pigmen klorofil (daun2 berwarna hijau).
– Karotenoid (wortel & sayuran lain yg
berwarna orange-merah).
– Kunyit, daun suji, tomat, cabe merah, dll.

Universitas Farmasi Unpak


2) Pewarna makanan sintetis (buatan):
– Diperoleh mll sintesis bahan2 kimia atau dr
bahan yg mengandung pewarna alami yg
diekstraksi secara kimiawi.
– Tartrazin, sunset yellow, allura, eritrosin,
amaranth (merah), dll → aman dlm batas yg
ditentukan.
– Rhodamin B & metanil yellow (pewarna
tekstil) yg digunakan dlm produk makanan →
tidak aman & tdk layak konsumsi.
Universitas Farmasi Unpak
Penyalahgunaan Zat Pewarna

➢ Rhodamin B
– Digunakan sbg pewarna tekstil & kertas
– Msh digunakan sbg pewarna makanan spt: kue2 basah,
saus, sirup, kerupuk, dll.
➢ Ciri-ciri :
– Warna terlihat lbh cerah (berwarna warni), menarik.
– Sedikit rasa pahit (sirop atau limun).
– Muncul rasa gatal di tenggorokan.
– B au td k ala mpaiksesuai makanannya.
U ni ver si tas F ar ma si Un
➢ Gejala akut :
– Iritasi sal. Pernafasan bila terhirup.
– Iritasi kulit bila terkena kulit.
– Iritasi mata, mata kemerahan, udem pd
kelopak mata.
– Mual muntah dan air seni berwarna merah
atau merah muda.

Universitas Farmasi Unpak


➢ Metanil yellow
– Digunakan sbg pewarna tekstil, cat kayu dan
cat lukis. Biasa dijadikan sbg indikator reaksi
netralisasi asam basa.
➢ Gejala akut & kronis :
– Iritasi mata
– Kerusakan hati
– Tumor
– kanker
Universitas Farmasi Unpak
2. Pengawet makanan

Bahan pengawet yg diizinkan digunakan dlm


makanan dengan kadar tertentu :
1) Asam benzoat
2) Ca-benzoat
3) Sulfur dioksida (SO2)
4) Asam propionat
5) Asam sorbat
6) Etil p-Hidroksi benzoat, dll.
Universitas Farmasi Unpak
1) Ca-benzoat
– Terdapatpd sari buah, minuman ringan, minuman anggur
manis, ikan asin.
– Dapat menyebabkan reaksi asmatis & yg peka thd aspirin.
1) Sulfur dioksida (SO2)
– Terdapatpd sari buah, buah kering, kacang kering, sirup,
acar.
– Dapat menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat
serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.

Universitas Farmasi Unpak


3) Ca- / Na-propionat
– Terdapat pd produk roti dan tepung.
– Menyebabkan migrain, kelelahan, kesulitan tidur.
4) Na-metasulfat
– Terdapat pd produk roti dan tepung.
– Menyebabkan alergi kulit.

Universitas Farmasi Unpak


5) Natamycin
– Terdapat pd produk daging dan keju.
– Menyebabkan mual, muntah, tdk nafsu makan, diare dan
perlukaan kulit.
6) K-asetat
– Terdapat pd makanan asam, dapat merusak fungsi ginjal.
7) Butil Hidroksi Anisol (BHA)
– Terdapat pd daging babi segar dan sosisnya, minyak sayur,
shortening, kripik kentang, pizza beku.
– Menyebabkan penyakit hati dan kanker.

Universitas Farmasi Unpak


Penyalahgunaan Zat Pengawet

➢ Formalin
– Dicampurkan pd makanan secara sengaja.
– Fungsi Formalin :
1. Pembersih lantai, kapal, gudang,
pakaian.
2. Pembasmi lalat dan berbagai serangga
lain.
3. Pengawet pd pembuatan sutra sintetis.
Universitas Farmasi Unpak
4. Zat pewarna.
5. Cermin kaca.
6. Bahan peledak.
7. Pengawet produk kosmetika (dlm jumlah
<<<<).
8. Pengeras kuku.
9. Cairan pembalsam atau pengawet mayat.

Universitas Farmasi Unpak


➢ Contoh produk makanan yg diketahui
mengandung Formalin :
1. Ikan segar: warna putih bersih, kenyal,
insang merah tua (bkn merah segar), awet
& tdk mudah busuk.
2. Ayam potong: warna putih bersih, awet &
tdk mudah busuk.
3. Mie basah: awet & tdk mudah basi.
4. Tahu: bentuk sgt bagus, kenyal, tdk mudah
hancur, awet & tdk mudah basi.

Universitas Farmasi Unpak


➢ Bahaya / dampak Formalin pd kesehatan:
1. Akut : iritasi, alergi, kemerahan, mata berair,
mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut &
pusing.
2. Kronik : iritasi parah, mata berair, gangguan
pencernaan, hati, ginjal, pankreas, SSP,
bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).

Universitas Farmasi Unpak


➢ Boraks (Natrium tetra boraks / asam borat)
– Nama lain: bleng, garam bleng atau pijer.
– Sifatnya sedikit larut dlm air, berwarna putih.
– Fungsi Boraks:
1. Merupakan bahan u/ solder.
2. Bahan pembersih.
3. Pengawet kayu.
4. Antiseptik kayu.
5. Pengontrol kecoak.
Universitas Farmasi Unpak
➢ Bahaya / dampak Boraks pd kesehatan:
1. Menyebabkan gangguan otak, hati, lemak
dan ginjal.
2. Dalam jumlah banyak menyebabkan demam,
anuria, koma, merangsang SSP, depresi,
apatis, sianosis, hipotensi, kerusakan ginjal,
pingsan dan kematian.

Universitas Farmasi Unpak


➢ Contoh produk makanan yg mengandung
Boraks:
1. Bakso: lebih kenyal, bila digigit akan balik ke
btk semula, awet, warna lbh putih (bakso yg
aman warna abu2 segar), bau tdk alami,
memantul bila dilempar ke lantai.
2. Gula merah: sangat keras, susah dibelah,
terlihat butiran2 mengkilap di bagian dalam.

Universitas Farmasi Unpak


Penatalaksanaan Keracunan
Akut
Sebelum ke RS →
– Berikan Arang aktif (norit).
– Jangan melakukan rangsang muntah krn
akan menimbulkan resiko trauma korosif
pd sal. Cerna atas.

Universitas Farmasi Unpak


Di RS →
– Lakukan bilas lambung (gastric lavage).
– Berikan arang aktif.
– Lakukan endoskopi u/ mendiagnosa tjdnya
trauma esofagus dan sal. Cerna.
– Lakukan tindakan cuci darah (Hemodyalisis) u/
meningkatkan eliminasi Formalin.
– Indikasi HD bila tjd asidosis metabolik berat.
Universitas Farmasi Unpak
TUGAS STUDI KASUS
KERACUNAN MAKANAN
❖ Konsep : Makalah kirim via email dalam format pdf serta slide ppt,
kemudian presentasikan, meliputi :
1. Latar Belakang
2. Kajian pustaka keracunan makanan sesuai kasus yang ditemukan
3. Kejadian kasus keracunan makanan (tempat, bulan & tahun
kejadian)
4. Manifestasi klinik yg ditimbulkan
5. Mekanisme toksisitas
6. Penatalaksanaan keracunan
7. Kesimpulan
8. Referensi
Universitas Farmasi Unpak
Universitas Farmasi Unpak
KERACUNAN BAHAN
MAKANAN PART. 2
Tim Dosen Pengampu Toksikologi
Silabus
Indikator Substansi Bahan Kajian
1. Zat aditif bahan makanan Penjelasan bahan kimia yg
(pewarna & pengawet) ditambahkan (zat aditif) pd bahan
2. Racun asal mikroba (toksin) makanan beserta diagnosa &
penanggulangannya.
dan mikotoksin
3. Toksin pd organ tubuh
(neurotoksin, hepatotoksin,
dll)
Jenis bahan alam, kandungan Bahan makanan alami sebagai
kimia yg berbahaya bagi sumber keracunan
kesehatan & gejala yg terlihat
Definisi Keracunan Makanan
◦ Penyakit yg terjadi setelah menyantap makanan
mengandung racun yg dpt berasal dr jamur, kerang,
pestisida, susu, bakteri atau bahan beracun yg lain,
yang terbentuk akibat pembusukan makanan.
Macam -macam Keracunan
Makanan
1. Keracunan makanan secara Kimiawi :
disebabkan terdapatnya bahan kimia
berac un dalam makanan.
2. Keracunan makanan secara Biologis (toksin
asli bahan alam) :
disebabkan karena makan tumbuhan yg
mengandung substansi yg terdapat secara
alami bersifat racun/membahayakan.
3. Keracunan makanan karena
Mikroorganisme/Mikroba/Bakteri.
◦ BAHAN KIMIA
- Gol. Organophosphat dalam Pestisida
- Organo sulfat dan karbonat
- BPA (Bisphenol A)
◦ BAHAN BIOLOGI/TOKSIN
- Jamur
- Singkong
- Tempe Bongkrek
- Bayam beracun
- Kerang
◦ MIKROBA
- Escherichia c oli patogen - Staphylococcus aureus
- Salmonella - Bac illus parahemolytic us
- C lostridium botulisme - Streptococcus
Keracunan makanan yg sering
terjadi di Indonesia
Keracunan singkong (manihot utilissima), asam sianida (HCN)

Keracunan jengkol (pithecolobium lobatum), asam sianida

Keracunan tempe bongkrek, P. Cocovenans (toxoflavin & asam bongkrek)

Keracunan kentang (solanum tuberosum L), solanin

Ikan, udang & kerang, pencemar laut (merkuri, timah, & logam2 berat

Keracunan Aflatoksin

Keracunan bahan kimia


Racun pd Organ Tubuh
Racun pd SSP • Etanol, Antihistamin, Bromide,
(Neurotoksin) Codein, mikotoksin

Racun Jantung • Bisa Ular, Mikotoksin


(Kardiotoksin)

Racun Hati • Asam borat (boraks),


(Hepatotoksin) Asetaminofen, Mikotoksin

• Merkuri klorida, Asam borat


Racun Ginjal (boraks), Asetaminofen, Jengkol,
(Nephrotoksin) Mikotoksin

Darah & sistem • Timah hitam


hematopoetic
Manifestasi Klinik
1.Kram perut
2.Muntah, dan
3.Diare

Gejala lain
◦ Demam,
◦ sesak nafas,
◦ sakit otot,
◦ lemah,
◦ sakit kepala parah,
◦ koma.
Komplikasi
1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
4. Henti napas (Apnea)
5. Syok
INTOKSIKAS
I BAKTERI
Clostridium Botulinum

Neurotoksin (BOTULISM) Kematian.

Mekanisme Intoksikasi :
Toksin C.botulinum berikatan dgn membran pre-
sinaptik pd sinap neuro muskuler memblokir
eksositosis Asetilkolin impuls syaraf tdk dpt
diteruskan ke otot Paralysis otot.
Gejala klinis :
1. Timbul setelah tjd masa tunas selama 24 jam –
7 hari, dan gejala selama 12-36 jam.
2. Gangguan pencernaan akut (mual, muntah,
diare), fatique, pusing, sakit kepala.
3. Gangguan pandangan, sulit menelan &
bicara.
4. Otot lumpuh, paralysis menyebar pd sistem
pernapasan & jantung, kematian krn sulit
bernapas.
5. Kematian dalam waktu 3-6 hari
Bentuk batang, membentuk spora, gas dan
anerobik, gram +, temperatur hidupnya antara 5-
Sifat & Karakteristik
42,5°C, dan pH: 5,5-8.0, habitat asli di tanah.
Toksin merupakan protein dgn BM =150.000.

A,B,C ,D,E,F dan G (berdasarkan spesifikasi yg


Tipe bakteri dihasilkan).
Tipe A,B,E dan F, berbahaya bagi manusia.

Kadargaram 8%atau lebih dpt menghambat pertumbuhan.


4,5 atau lebih rendah dpt menghambat
pH pertumbuhan.

Toksin tipe A Inaktifpd pemanasan 80°C selama 6 menit.

Toksin tipe B Inaktif pd pemanasan 90°C


Toksin dpt dic egah bila kadarair <30% atau
disimpan pd suhu ≤
3°C
◦ Diantara byk strain bakteri tsb, yg terkenal adalah:
1. A* =buah, sayur, daging, ikan & makanan
kalengan.
2. B* =daging babi
3 . C =sayuran busuk, larva lalat, pakan ternak,
bangkai, hati babi
4. D =bangkai
5. E*=ikan mamalia laut & ikan mentah
6. F =pasta hati
◦ Kasus di Amerika:
Sering tjd pd makanan kaleng, jagung manis, bit,
asparagus dan bayam.
Makanan berasam rendah dan sedang, kecuali
tomat, apricot, peach dan pear.

◦ Kasus di Eropa:
Sering tjd pd daging dan ikan.
◦ Cara mencegah Botulism/Neurotoksin :
Mengusahakan pengawetan atau penyimpanan
makanan yg dilakukan dgn membuat lingkungan sbb:
1. pH <4,5 atau mendidihkan makanan dgn pH >4,5
selama 15 menit.
2. Garam =10%dari berat.
3. Disimpan pd suhu 3°C.
4. Proses/masak sampai 90°C sebelum dikonsumsi.
5 . C egah kontaminasi dgn tanah, pd saat
pemrosesan ataupun penyajian.
6. Membuang makanan kaleng yg rusak dan atau
menggembung.
7. Menghindarkan makanan yg sdh dimasak dan
dibiarkan untuk dipanaskan kembali.
Staphylococcus Aureus

Mekanisme kerac unan:


S.Aureus Enterotoksin Gastroenteritis
(inflamasi mukosa usus)

Toksin Koagulase positif


(menggumpalkan plasma darah)*

*) S.aureus mengikat diri pd protein (laminin,


fibronektin) yg merupakan matriks sel epitel/endotel
ataupun fibrin/fibrinogen pd darah beku.
Racun paling poten yg dibentuk S.aureus adalah :
1. α-toksin →kerusakan membran sel → inflamasi
→ shock sepsis.
2. β-toksin, merusak membran sel yg byk
mengandung lipid.
3. γ-toksin atau leukotoksin yg bersifat hemolitik,
dan Leukosidin yg berperan utama dlm proses
nekrosis kulit.
Berbentukc oc c us, gram +, fakultatif anaerob,
aerobik, sangat toleran thd garam (NaC l 10-20%)
toleran thd Nitrit.Tahan pd larutan sukrosa 50-60%,
fermentatif, proteolitik, tdk memproduksi bau yg
Sifat dan menyimpang, penampakan makanan tdk menarik.
Karakteristik Bersifat katalase positif dan oksidase negatif.
Membentuk enzim koagulase, enterotoksin,
termostabildan hanc ur pd pH 2, dan oleh enzim
pepsin.
A,B,C 1,C2,D dan E (toksisitasberbeda). Tipe A dan D
Tipe enterotoksin yg menyebabkan keracunan makanan.

Toksin merupakan protein sederhana dgn BM 26.000


Enterotoksin dan 30.000. rantai polipeptida menyilang dgn
jembatan disulfide (c ystine loop).
Suhu pasteurisasi (72°C selama 15 detik) dan
pemanasan suhu tinggi (143,3°C selama 9 detik)
belum cukup untuk menginaktifkan enterotoksin.
Stabilitasterhadap
Tipe B paling tahan panas.
panas
Satu juta dlm 1 ml atau gram makanan dpt
diinaktifkan pd suhu 66°C selama 12 menit atau
suhu 60°C selama 78-83 menit.
Penyinaran Sinar gamma 0.37-0,48 Mrad membunuh
sebagian besar staphyloc oc c us.
Suhu pertumbuhan & 35-37°C , 40-46°C (tergantung jenis makanan)
produksi rac un
◦ Gejala Intoksikasi:
Hipersalivasi, mual, muntah, kejang perut, diare
berdarah dan mengandung mukus, sakit kepala,
kejang otot, berkeringat dingin, nafas pendek, suhu
tubuh dibawah normal.

◦ Pencegahan :
1. Mencegah kontaminasi (sanitasi).
2. Mencegah pertumbuhan (pendinginan &
menurunkan pH).
Pseudomonas cocovenans
Mekanisme Intoksikasi:
Makanan tradisional

P.cocovenans keracunan Tempe bongkrek

Toksin p.cocovenans → toksoflavin & asam bongkrek*

menghambat enzim translokase dlm mitokondria

Glikolisis→ Hiperglikemia, kmd hipoglikemia

Kematian
◦ *)asam bongkrek bekerja sbg inhibitor fosforilasi
oksidatif yg menghambat enzim Translokase dlm
mitokondria → menghambat masuknya ADP dan
juga keluarnya ATP → kekurangan ATP dlm
pembuluh darah menyebabkan glikolisis
(perubahan glikogen mjd glukosa) →
hiperglikemia → Setelah glikogen habis tjd
hipoglikemia → kematian
◦ Dahulu terkenal di Banyumas, Jawa Tengah, sejak
1985.
◦ Menyebabkan kematian akibat makan tempe yg
mengandung bakteri P.cocovenans
◦ Tempe terbuat dr kac ang kedele, bungkil kac ang
tanah, ampas kelapa dan diberi bibit jamur dan
mjd panganan org jawa.
◦ Racun berasal dr ampas kelapa yg terkontaminasi
bakteri P.cocovenans yg menghasilkan asam
bongkrek (suatu c airan tdk berwarna) dan
toksoflavin (pigmen warna kuning)
◦ Gejala kerac unan:
➢ hiperglikemia, yg kmd diikuti hipoglikemia hebat
yg menyebabkan kematian.
INTOKSIKASI
JAMUR/FUNGI/KAP
ANG (MIKOTOKSIN)
Grup Mikotoksin
1. Kapang Ladang :
mikotoksin fusarium3), mikotoksin alternaria4)
2. Kapang Gudang :
mikotoksin penicillium2), mikotoksin Aspergillus1)
3. Kapang karena kerusakan pangan (mikotoksin
lain :
proralen, ergotoksin, racun jamur)4)

Ket: 1), 2), 3), 4) tingkat keracunan mikotoksin.


Claviceps purpurea
◦ Hidup sbg parasit dlm butiran gandum.
◦ Membuat toksin ergot, yi alkaloid → ergotisme.
◦ Termasuk Aspergillus fumigatus, A.clavatus, dll.
◦ Gejala intoksikasi :
Akut : mual, muntah, diare, keguguran, pingsan,
kontraksi berbagai otot & kematian
Kronis :kelainan pd otot (otot tampak pucat, terasa
dingin & kebas), sewaktu berjalan merasa berat &
nyeri.
◦ Gejala lain :
✓ Denyut nadi dpt tdk terasa, & dpt
menyebabkan kematian.
✓ Gangren/pembusukan pd kaki krn aliran darah
terhambat, tjd emboli dan infeksi.
✓ Gejala gangguan syaraf dpt menimbulkan
sakit, depresi, bingung, mengantuk, kejang
dan kelumpuhan
✓ Mata mjd mitotik sec ara ireversibel.
Aspergillus flavus
◦ Merupakan racun yg sgt toksik, termasuk
A.parasiticus, A.ostianus → Aflatoksin yg bersifat
karsinogenik.
◦ Aflatoksin msk mll makanan per oral, mudah larut
air, mudah diabsorbsi usus, dan msk ke dlm hati
mll vena porta
◦ Didapatkan dlm makanan yg dibuat dr
kac ang2an (tempe & oncom), jg makanan yg
sdg membusuk.
◦ Dpt tjd tumor di hati dlm wktu singkat →
kematian.
Fusarium roseum

◦ Jamur ini mensintesa zearalenone, jamur poten


dan bersifat estrogenik, termasuk subspesies
F.rosea.
◦ Merupakan kontaminan jagung, dan juga
gandum, dll
◦ Ditemukan pd corn-flakes, popcorn, jg dlm
makanan fermentasi spt bir, minuman asam di
afrika selatan.
◦ Ingesti racun pd hewan uji babi → pembesaran
mammae, vulva, prolaps vagina, atropi testis →
infertilitas.
Penicillium sp. dan Aspergillus sp.
◦ 6 spesies penicillium dan 7 spesies aspergillus
memproduksi toksin Okratoksin A, suatu toksin yg
plg dominan dan poten.
◦ Didapatkan sbg kontaminan dlm berbagai
makanan berasalkan dr tumbuhan gandum,
kopi, jagung, pakan hewan, dll.
◦ Menyebabkan kelainan ginjal/nephropati,
bersifat imunosupresif, karsinogenik, dan
teratogenik.
Mikotoksin terhadap organ tubuh
Organ Tubuh Mikotoksin
Aflatoksin B1,G1,G2,M1,
sterigmatosistin, luteoskirin, eritroskirin,
Hati sikloklorotin, Rugulosis, Rubratoksin B,
okratoksin A, patulin, racun lupinosis,
12,13-epoksitrikotesen
Saluran Aflatoksin B1, Rubratoksin B, sporidesmin, asam
empedu, siklopiazonat, racun lupinosis
kandungan
empedu
Mulut, esophagus, Okratoksin A, aflatoksin B, sporidesmin, racun
usus lupinosis, fusarenon-x, 12,13-epoksitrikotesen
Aflatoksin B1, G1, sterigmatosistin, sitrinin,
patulin, okratoksin A, rubratoksin A, asam
Ginjal siklopiazonat, penitrem A, sporidesmin, racun
lupinosis, 12,13-epoksitrikotesen
Kandung kemih sporidesmin
Mikotoksin terhadap organ tubuh
Organ tubuh Mikotoksin
Kelenjar getah Aflatoksin B1, rubratoksin B, racun lupinosis,
bening 12,13-epoksitrikotesen
Aflatoksin B1, rubratoksin B, okratoksin A,
Limfe
racun lupinosis, 12,13-epoksitrikotesen
Organ reproduksi Zearalenon,
wanita Fusarenon-x
Organ reproduksi
pria
Aflatoksin B1, rubratoksin B, sitreoviridin,
Sistem syaraf
panitrem A, fumitremorgen A, patulin
Aflatoksin B1, rubratoksin B, zearalenon,
Jantung
asam
siklopiazonat, xantoasin
Aflatoksin B1, patulin, 12,13-
Paru-paru
epoksitrikotesen, sporidesmin
Aflatoksin
Penelitian Aflatoksin 1960, Turki Disease
unggas & ikan mati

kac ang tanah

Isolasi kacang tanah Aspergillus flavus


Aspergilus parasiticus

AFLATOKSIN

Aflatoksin :sangat beracun, karsinogenik,


mutagenik, teratogenik.
Substrat (makanan yg terlibat) :
◦ Kacang tanah, beras, jagung, gandum, sereal,
rempah-rempah (lada hitam).
◦ Produk hewani (susu, daging, telur).

Kondisi optimum pembentukan aflatoksin :


◦ 2-3 minggu pd suhu 25-30°C, aerasi baik.
◦ G ejala keracunan Aflatoksin :
✓ demam,
✓ muntah,
✓ diare,
✓ koma,
✓ mabuk,
✓ degenerasi lemak pd liver/jantung/ginjal,
✓ limfositolisis
Penatalaksanaan keracunan
makanan
1. Tindakan emergensi
◦ Airway : bebaskan jln nafas
◦ Breathing :berikan nafas buatan bila
pernafasan tdk adekuat
◦ Circulasi : pasang infus bila keadaan gawat
darurat dan perbaiki perfusi jaringan
1. Resusitasi :setelah jln nafas dibebaskan dan
dibersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus
dextrose 5%, nafas buatan, O2, hisap lendir
dlm sal. Nafas.
3. Identifikasi penyebab.
4. Mengurangi absorbsi racun dgn merangsang
muntah, menguras lambung, mengabsorbsi
racun dgn karbon aktif dan membersihkan
usus.
5. Meningkatkan eliminasi rac un dilakukan dgn
upaya diuresis basa atau asam, dosis multipel
karbon aktif, dialisis & hemoperfusi.
Obat-obatan untuk
keracunan makanan
◦ Pengobatan utama : REHIDRASI
◦ Anti muntah dan diare
◦ Anti demam
◦ Antibiotik (jarang digunakan), hanya pd
traveler’s diarrhea (shigellae).
◦ Pengobatan agresif mencakup cairan intravena
(iv), intervensi darurat, karbon aktif, memerlukan
perawatan di RS.
TOKSIN PADA
ORGAN TUBUH
Klasifikasi Xenobiotic (X) berdasarkan
efeknya terhadap organ target
1. X yang toksik thd hati mpy efek hepatotoksisiti
2. X yang toksik thd system saraf mpy efek neurotoksisiti
3. X yang toksik thd paru-paru mpy efek pneumotoksisiti
4. X yang toksik thd ginjal atau system urogenital mpy
efek nefrotoksisiti
5. X yang toksik thd kulit mpy efek dermatotoksisiti
6. X yang toksik thd system darah mpy efek
hematotoksisiti
7. X yang toksik thd system reproduktif mpy efek
reproduktif-toksisiti
8. X yang toksik thd mata mpy efek oftalmotoksisiti, dsb.
Hepatotoksisiti
◦ Keadaan dimana suatu X mpy daya racun thd hepar
atau hati.
◦ Contoh: DDT, aflatoksin-B, alilalkohol, ac rolein, C C L4, As,
Be, Mn, Fe, dll
◦ Mekanisme toksisiti berdasarkan faktor anatomi dan
faali hati:
1) Hati (organ terbesar di dlm tubuh), menerima semua
hasil absorbsi usus lewat pembuluh darah balik
(vena) dari usus, yang akhirnya terkumpul dalam
vena besar (vena porta) yg berisi banyak nutrient
termasuk semua xenobiotic. Selain menerima darah
dari usus, hati juga menerima darah balik dari ginjal
dan tungkai bawah.
Darah yang memasuki hepar 70% berasal dari vena
porta, 30%lagi dari aorta sbg arteri terbesar untuk
vaskularisasi hati. Akibat dari keadaan ini, hepato-
toksikan akan lebih toksik bagi hepar bila masuk per
oral dibandingkan bila masuk melalui inhalasi atau
dermal.
2)Karena detoksikasi terutama dilakukan oleh hati,
maka apabila tjd metabolit yg lebih toksik atau
lebih reaktif, maka hepar yang pertama-tama
menderita efek toksiknya.
Efek yg dapat mempengaruhi berbagai fungsi
hepar spt gangguan pada:
➢ Metabolisme dan penyimpanan hidrat karbon
➢Metabolisme hormone, zat buangan, dan
xenobiotic
➢ Sintesa protein darah
➢ Formasi urea
➢ Metabolisme lemak, dan
➢ Formasi empedu
oMekanisme Toksisiti berdasarkan reaksi metabolisme:
➢Semua xenobiotic akan dimetabolisme, atau disimpan,
atau di-biotransformasi, dan/atau dikonyugasi lalu
disalurkan ke organ ekskresi.
➢Apabila xenobiotic yang masuk melebihi kemampuan
konyugasi, maka yg akan tjd hanya fase 1, shg yg
terbentuk adalah metabolit intermediate (bersifat
reaktif), dan tidak dpt dikonyugasi, dan bereaksi dgn
sel hati dan menyebabkan kerusakan dan/atau
kematian sel.
➢Apabila reaksi terjadi dengan DNA, maka
kemungkinan besar akan terjadi kanker.
➢Efek xenobiotic thd hati/hepar, tergantung pd sifat
kimia-fisika xenobiotic, dosis yang diterima, dan
lamanya paparan, serta kondisi fisik hepar yg terpapar.
Neurotoksisiti
◦ Dua mekanisme racun syaraf :
1)Gangguan pada transmitter
2)Gangguan pada aktivitas keluar-masuknya ion Na
dan K sepanjang akson syaraf, shg impuls elektrik
terganggu

◦ Tiga kelompok xenobiotik yang meracuni syaraf


(neurotoksik) :
1. Racun yang mengganggu neuro-transmisi
2. Racun yang menyebabkan syaraf kekurangan
oksigen atau hipoksia sampai anoksia
3. Racun yang merusak system syaraf secara spesifik
1. Gangguan neurotransmisi

◦ Zat-zat (agent) yg dpt mengganggu transmisi impuls


pada syaraf dengan mekanisme:
1) Menghentikan transmisi a.l :toksin botulinum,
tetrodotoksin dr ikan dan saksitoksin dr dinoflagelata.
2)Menyebabkan depolarisasi a.l :Batrakhotoksin dr
katak, DDT, piretrin.
3) Tergolong stimulant a.l :striknin, picrotoksin dr biji
Anamarita cocculus, xanthine (kafein, teofilin dan
teobromin).
4) Tergolong depresan a.l : zat organic mudah menguap
(halotan, metal klorida, karbon tetraklorida, dll),
alc ohol, barbiturate.
5. Tergolong Antagonis Reseptor a.l : zat antikolinergik
(atropine, skopolamin, dll alkaloid belladonna), zat
antiadrenergic (fenoksibenzamin, fentolamin,
tolazoline, propranolol, dll).
6. Agent antikolinesterase.
7. Agent yg memblokir sinap neuromuskuler dgn kerja
secara antagonistic a.l :curare, suksinil kolin.
8. Lain-lain :1/3 jumlah zat kimia dinyatakan sbg
neurotoksik a.l :merkuri penyebab penyakit
Minamata di Jepang, Iraq, dan Turki; kontaminasi
minyak goreng dengan oli pesawat di Moroko, USA
dan Spanyol.
2. Anoksia sel syaraf
◦ Tiga tipe kekurangan oksigen atau anoksia :
1. Anoksia akibat asfiksia, disebabkan oleh :
curare, barbiturate, narkotik, dll. Juga
pencemaran udara dgn C O, H2Sdan nitrit serta
metilenklorida.
2. Anoksia iskemik, tjd pd keadaan :perdarahan,
hipotensi, gagal jantung, dan thrombosis.
3. Anoksia sitotoksik, disebabkan oleh : H2S, azida,
dinotrofenol, malonitril, metionin sulfoksim dan
kelebihan insulin.
3. Agent perusak sel syaraf
◦ Tiga kelompok zat perusak sel syaraf :
1. Perusak lapisan mielin a.l :sianat, toksin diphteri, Pb,
dan CN (kronis), heksaklorofen, INH, lyolec itin,
pyritamin, salisilanilinda, tellurium, tallium, trietitin, dll.
2. Perusak syaraf motoric perifer a.l :acrylamide, arsen,
azida, bromofenilasetiluria, karbondisulfida,
klorodinitrobenzena, sianoasetat,
diisopropilfluorofosfat, dinitrobenzene, disulfram,
dinotrotoluena, etambutol, etilenglikol, heksan, dan
2,5-hexanedione, iodoform, methanol, metal-merkuri,
fosfor, tetraetil lead (TEL), triotokresilfosfat, vincristine.
3. Perusak otak permanen a.l : DDT, Hg, Mn, asetilpiridin
Pneumotoksisiti
◦ Penyebab Pneumotoksisiti :
➢Gas spt a.l klorin, ammonia, hidrogensulfida, nitrogen
oksida, sulfur oksida, menimbulkan kerusakan jaringan
secara langsung, tergantung dr konsentrasi, lamanya
paparan, dan solubilitas gas dlm c airan tubuh.
➢Uap logam C d, Ni, Hg, C r dsb, bisa merusak jaringan,
tergantung konsentrasinya, ukuran partikel, lamanya
paparan, dan sifat kimia-fisika.
➢Asap rokok (mengandung racun: CO, nikotin, toluidine,
naftilamin, piren, dibenzacridin, cadmium, benz-apiren,
vinil klorida, ammonia, aseton, HC N, As, Pb, F, fenol,
polonium, dsb), bahaya merokok karena C O0nya saja
dpt 4-400 kali konsentrasi buangan kendaraan
bermotor.
➢Pencemar udara dari industry a.l debu silika
oksida atau SiO2, asbest, bagasse (sisa tebu),
talc um, dan karbon.

Beberapa toksikan industry, sumber dan efeknya


(Tabel)
Beberapa Toksikan Paru-paru, Sumber, serta Efeknya

Toksikan Sumber industry/pabrik Efek


Debu Keramik/cat, elektrik, api Fibrosi
Aluminium Pupuk. Ammonia, peledak s
Ammonia Pestisida, gelas, pigmen, Iritasi
Arsen logam Kanker paru, bronkitis
Asbesto Tambang, konstruksi, Asbestosis, kanker
s perkapalan Tambang, keramik, paru2 Granuloma,
Berylium logam Welding, smelting, logam, kanker Emfisema
Cadmium oksida pigmen Kertas, plastic, halogen Iritasi
Klorin kromium Seny.kromium, pigmen cat Kanker paru2
Debu Tambang Fibrosis/pneumoconios
Arang/batubara Plastik, film, pelarut, seny.kimia is Iritasi, edema
HF Tambang, pengecoran logam, pabrik baja Fibrosis/pneumoconios
Fe-oksida Elektroplating, smelting, pertambangan is Kanker
Nikel hidung&paru, edema
Welding, peledak Emfisem
Nitrogen oksida Welding, bleaching, deodorizing a
Ozon Pestisida, plastic Emfisem
Fosgene Tambang, quarry, pertanian, konstruksi a
Silika Pembakaran, bleaching, fumigasi, Edema
Sulfur-oksida refrigerasi Pabrik karet, kosmetik Silicosis
Talcum Cuci kering, degreasing Iritasi
tetrakloroetile Fibrosis

Anda mungkin juga menyukai