Anda di halaman 1dari 81

FARMAKOTERAPI I

GANGGUAN
KEJIWAAN

Lusi Indriani, M.Farm, Apt


GANGGUAN JIWA
 Bilakepribadian seseorang kurang
sanggup atau gagal menjalankan
tugasnya, maka terjadilah gangguan
kesehatan jiwa.
 Gangguan jiwa disini mempunyai variasi
yang luas, mulai dari yang ringan (ex.sulit
tidur,cemas) sampai berat (ex.psikotik /
gila).
Penyebab/ Etiologi :
Terdiri atas 3 komponen besar yaitu :
 Organobiologi
 Psikoedukatif
 Sosiobudaya
Ketiga komponen ini saling berinteraksi

3
Eklektik Holistik
 Eklektik Holistik merupakan suatu cara
pendekatan terhadap pasien dalam
bidang Psikiatri.
 Eklektik : Suatu sikap yang mau menerima
semua fakta dan kenyataan (dari
berbagai faktor) yang ada hubungan
dengan penderitaan pasien.
 Holistik : Suatu sikap yang bersungguh hati
dalam memandang keseluruhan daya
dan tenaga sebagai seorang individu
yang unik.
4
GK. Paranoid
Kriteria diagnostik
A. Curiga/tidak percaya yg berlebihan, tak
beralasan, a.l. sekurang-kurangnya 3 hal :
1. Merasa akan ditipu/dirugikan
2. Waspada berlebihan, meneliti terus menerus
tanda-tanda ancaman dari lingkungan, atau
berjaga-jaga (tindakan pencegahan) yg tak
perlu
3. Sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi
4. Tidak mau dikritik 5
Lanjutan
5. Meragukan kesetiaan oranglain
6. Mencari-cari bukti prasangkanya
7. Perhatian berlebihan thd motif-motif
tersembunyi
8. Cemburu patologik
B.Hipersensitif, sekurang-kurangnya 2 hal sbb:
1. Cenderung merasa dihina atau
diremehkan dan cepat bersikap
menyerang
2. Membesar-besarkan kesulitan kecil
6
3. Bila merasa terancam siap membalas.
Lanjutan
C. Kehidupan afektif terbatas
1. Dingin tanpa emosi
2. Merasa dirinya objektif, rasional
3. Humornya sedikit
4. Sikap dingin,pasif dan tiada
kelembutan

7
GK. Skizoid
A. Ciri emosi dingin/acuh tak acuh,
tiada kehangatan / kelembutan.
B. Sikap indiferen terhadap pujian,
kritik atau perasaan orang lain
C. Hubungan dekat hanya dengan
1-2 orang termasuk anggota
keluarga.
D. Terdapat perilaku yang eksentrik.
8
GK. Histrionik
A. Tingkah laku yang dramatik & reaktif berlebihan al.
1. Dramatisasi diri, ekspresi emosi yang berlebihan
2. Senang menarik perhatian oranglain
3.Mendambakan rangsangan/aktivitas yang
menggairahkan
4. Reaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil
5. Ledakan kemarahan/ ngambek yang tidak rasional
B. Hubungan interpersonal spesifik
1. Tampak dangkal/tak sungguh2 (walaupun sepintas
tampak hangat & menarik).
2. Egosentrik
3. Suka menuntut dan tampak angkuh
4. Bergantung pada orang lain, tak berdaya & sll mencari
dukungan 9
5. Manipulatif/mengancam untuk bunuh diri.
GK. Antisosial
A.Usia lebih dari 18 tahun
B.Umur kurang dari 15 tahun sudah mempunyai ciri-ciri sbb;
1. Sering membolos
2. Kenakalan kanak/remaja
3. Dikeluarkan /diskors dari sekolah karena kelakuan buruk
4.Minggat/melarikan diri dari rumah & menginap ditempat
lain
5. Selalu berbohong
6.Sering melakukan hubungan seks
7. Mabuk/penyalahgunaan zat
8. Seringkali mencuri
9. Merusak barang milik oranglain
10. Prestasi disekolah buruk & tak sesuai IQ
11. Melawan aturan rumah/sekolah & suka memulai 10
perkelahian
Lanjutan
C. Mencapai usia lebih dari 18 tahun
1. Tak mampu bekerja tetap; sering ganti pekerjaan,
menganggur, absen dari kerja, berhenti bekerja tanpa
alasan.
2. Tidak mampu berfungsi sebagai orangtua ; sehingga
anaknya kurang gizi, anak terlantar, uang dihambur-
hamburkan, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
keluarga.
3. Tidak menuruti norma sosial (mencuri, ke pelacur,
berdagang obat terlarang.
4. Tidak mampu memelihara hubungan dengan pasangan,
sehingga sering bercerai.
5. Agresif dan mudah tersinggung
6. Gagal bertanggung jawab dari segi keuangan (banyak
hutang)
7. Impulsif dan berbohong
8. Bertindak seenaknya sendiri, seperti ngebut dsb. 11
GK. Pasif Agresif
A.Resisten thd tuntutan agar penampilannya adekwat baik
dalam fungsi pekerjaan maupun fungsi sosial.
B. Resistensi tak langsung, al. :
1. Sering melambat-lambatkan pekerjaan dan mengulur
waktu
2. Keras kepala
3.Bekerja dengan sengaja tidak efisien
4. “sering lupa”
C. Akibat A dan B, maka efektifitas kurang dan secara
berkepanjangan akan menghambat kenaikan pangkat.

12
GK.Narsisistik
A. Merasa bangga & memuja dirinya bahwa dirinya
hebat, misalnya memperkirakan kemampuan,
kecantikan atau bakatnya secara berlebihan.
B. Preeokupasi dgn fantasi tentang sukses dirinya
C. Selalu membutuhkan perhatian & pujian yg terus
menerus.
D. Respon yg acuh terhadap kritik atau kekalahan
yg ditandai perasaan marah.
E. Sekurangnya terdapat 2 ciri khas dlm gangguan
hubungan interpersonal yaitu; menuntut
perlakuan istimewa, mengambil keuntungan
untuk diri sendiri dari orang lain,hubungan yang
ekstrim disatu pihak menyanjung & dipihak lain
merendahkan, kurang mampu berempati. 13
SKIZOFRENIA
Karakteristik Klinis &
Ciri-Ciri Umum

14
Karakteristik Klinis (1)
Skizofrenia adalah suatu gangguan yang tidak
diketahui penyebabnya, yang diduga melibatkan 3
aspek yaitu ;
 Organobiologi
 Psikoedukasi
 Sosiokultural
Khas adanya daya nilai realita yang terganggu,
khususnya gangguan dalam proses pikir, perasaan
dan perilaku.Yang paling bermakna adalah
ketidakberdayaan fungsi dari ybs. 15
Karakteristik (2)
 Onset (mulai terjadi) adalah di usia muda
sekitar 18-30 tahun
 Seringkali dimulai dengan gejala prodromal
 Gangguan ini seringkali menjadi kronis.

16
Ciri-ciri Skizofrenia
Gejala positif Agresi/Agitasi Gejala negatif
Waham Gaduh Gelisah/ Agresi Gangguan perasaan
Halusinasi Alogia
Permusuhan/Tidak
Gangguan bicara kooperatif Avolisi
Katatonia Agitasi Anhedonia
Gangguan Sosial/Pekerjaan Menarik diri
Kerja
Hubungan antar personal
Perawatan diri
Gangguan kognitif Gangguan perasaan
Kondisi komorbiditas Depresi
Perhatian
Kecemasan
Ingatan Gangguan pengunaan zat Putus asa
Fungsi eksekutif Obsesi/Kompulsi Keinginan bunuh diri
(eg, abstraksi) Kondisi fisik Mania
Epidemiologi skizofrenia
 Insiden: 15-20 per 100.000 per tahun
 Prevalensi : 0,72% (di Eropa Tengah & Utara),
2.66% di Swedia Arktik
 Perbandingan pria dan wanita sama
 Puncak onset pada pria : 15-25 thn
 Puncak onset pada wanita : 25-35 tahun.

18
Prevalensi skizofrenia dalam keluarga
Populasi Prevalensi (%)
 Populasi umum 1,3
 Pasien skizofrenik bukan saudara kembar 8.0
 Kembar dari 2 telur 12,0
 Kembar 1 telur 47,0
 Anak dari salah 1 ortu skiz 12,0
 Anak dari kedua ortu skiz 40,0

19
Gejala Skizofrenia
 Pikiran: berisi waham (delusi) dan miskin
Arus pikir lambat sampai terhenti
pikiran bisa dipancarkan atau
disisipkan.
 Persepsi : adanya halusinasi
 Alam perasaan : tumpul sampai mendatar
 Perilaku : kacau, agitasi/ngamuk,
berbahaya
 Gerakan : Katatonik, aneh.
20
Gejala Positif dan Negatif
 Gejala Positif
Waham, halusinasi, gangguan proses pikir
(inkoherensi, neologisme),perilaku aneh,
waham dilkendalikan dsb.
 Gejala negatif
Kemiskinan bicara dan isi pembicaraan,
alam perasaan mendatar, isolasi sosial,
berkurangnya kemauan(semangat &
ketertarikan), kurangnya perhatian.

21
Gejala Positif (1)
 Delusi/waham
Suatu keyakinan yang salah, yang mana hal
tsb sulit dijelaskan berdasarkan kebudayaan
ataupun latar belakang pendidikan pasien.
 Halusinasi
Pengalaman persepsi tanpa rangsangan dari
luar, dapat mencakup seluruh persepsi,
terutama halusinasi suara.
Halusinasi suara sering berisi komentar atas
perilaku pasien, atau melakukan diskusi
dengan suara tsb.
Gejala Positif (2)
 Gangguan Pikiran
Kehilangan cara berpikir secara logika,
kehilangan berpikir secara
abstrak,inkoherensi,asosiasiyang aneh,
neologisme.
 Waham dikendalikan
Penderita merasa bahwa pikiran maupun
perilakunya dikendalikan dari luar ( mis.
Merasa pikirannya disisipkan dari luar, merasa
bahwa pikirannya dapat dipancarkan,
bicaranya kadang-kadang terhenti). 23
Gejala Negatif (1)
 Afek tumpul
Berkurangnya respons emosional yang ditandai oleh
berkurangnya ekspresi wajah, gelombang perasaan dan
gerak gerik komunikatif.
 Penarikan emosional
Berkurangnya minat dan keterlibatan, serta curahan
perasaan terhadap peristiwa kehidupan.
 Kemiskinan raport
Berkurangnya empati interpersonal, kurang terbuka &
kurang terlibat dgn sekelilingnya.
24
Gejala Negatif (2)
 Penarikan diri dari hubungan sosial
Berkurang minat & inisiatif dalam interaksi
sosial, yg disebabkan oleh pasif, apatis,
anergi atau tidak ada dorongan kehendak.
 Kesulitan berpikir abstrak
Sulit berpikir abstrak, menilai makna dari
suatu peristiwa atau kiasan, sulit melakukan
penalaran thd suatu permasalahan.

25
Gejala yg sering ditemui dalam
kondisi akut (WHO, 1973)

Kurang adanya insight 97%


Halusinasi suara 74%
Ideas of reference 70%
Kecurigaan 66%
Afek datar 66%
Waham kejar 64%
Pikiran merasa dicurigai 52%
Berbicara kuat dlm pikiran sendiri 50%
26
Klasifikasi Skizofrenia dan Gangguan Serupa
Skizofrenia Menurut DSM-IV dan ICD-10
 DSM-IV  ICD-10
 Tipe Paranoid  Skizofrenia paranoid
 Tipe Disorganized  Skizofrenia Hebefrenik
 SKizofrenia Katatonik
 Tipe Katatonik
 Undifferentiated
 Tipe Undifferentiated schizophrenia
 Tipe Residual  Depresi Pasca
 Gangguan Skizofrenik
Skizofreniform  Skizofrenia Residual
 Gangguan skizoafektif  Skizofrenia Sederhana
 Gangguan Psikotik 27
Diagnostic and Statictical Manual Serupa Skizofrenia
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
Kriteria Diagnostik Skizofrenia (DSM IV)

Gejala khas (2 atau lebih, minimal 1 bulan)


 Waham
 Halusinasi
 Inkoherensi
 Perilakukacau atau sikap mematung
 Gejala negatif (afek mendatar, malas atau
menarik diri.

28
Subtipe Skizofrenia
DSM IV
 Skiz.Katatonik
Perilakunya yg mematung menonjol, sedangkan halusinasi dan
waham tidak menonjol.
 Skiz.Disorganisasi (Skiz.Hebefrenik)
Perilaku aneh, berpikir aneh,afek tidak serasi
 Skiz.Paranoid
Waham curiga & Halusinasi menonjol
 Skiz.yang tidak khas (undifferentiated)
Menonjol gejala positif, tapi tidak khas untuk subtipe di atas.
 Skiz.Residual
Tinggal gejala sisa berupa gejala-gejala negatif.

29
Diagnosa Diferensial
 Gangguan mental organik (termasuk obat ,
alkohol, / psikosis yang disebabkan oleh zat
beracun)
 Gangguan kepribadian (schizoid, schizotypal,
borderline personality disorders)
 Gangguan Skizofreniform
 Gangguan Skizoafektif
 Gangguan delusional
 Gangguan perasaan
 Psikosis atipikal
Diagnosa Diferensial dan Komorbiditas
Skizofrenia
Gangguan Psikosis
Jiwa organik Paranoid
Psikosis
OCD
Gangguan
disosiatif
Gangguan Skizofrenia
somatisasi Penyalahgunaan
Gangguan Alkohol dan zat
afektif
Gangguan
kepribadian 31
Faktor-Faktor Prognosis Baik
 Mulai terjadinya akut dengan faktor-faktor /stresor yang
muncul tiba-tiba secara nyata
 Fungsi sosial dan kerja premorbid baik
 Menikah
 Usia lanjut
 Subtipe paranoid
 Gejala positif lebih utama
 Gejala perasaan (khususnya depresi)
 Ketegangan, kecemasan, permusuhan
 Riwayat keluarga gangguan perasaan
Faktor-Faktor Prognosis Buruk
Jangka-Panjang
 Dimulai secara bertahap tanpa ada faktor-faktor/ stresor yang
mendahului
 Fungsi sosial dan kerja premorbid yang buruk
 Tidak kawin
 Usia muda
 Subtipe disorganized dan undifferentiated
 Adanya tanda-tanda dan gejala neurologik
 Gejala negatif lebih utama
 Tidak ada gejala perasaan dan permusuhan yang nyata
 Riwayat keluarga skizofrenia
Riwayat Penyakit Skizofrenia
 Skizofrenia merupakan penyakit kronis, yang seringkali
membuat tidak berdaya sepanjang hidup.
 Hasil rata-rata skizofrenia lebih buruk dari hasil penyakit jiwa
mayor lainnya
 Skizofrenia berhubungan dengan resiko bunuh diri yang naik,
penyakit fisik dan mortalitas. Angka bunuh diri dalam penelitan
lanjutan di Alberta sebesar 2.3 %, dalam penelitian di Columbia
sebesar 10 %. Ketahanan hidup yang singkat sekitar 10 tahun
untuk laki-laki, dan 9 tahun untuk pasien skizofrenia
perempuan (penelitian di Iowa, Tsuang et al 1980).

34
Riwayat Penyakit Skizofrenia (2)
 Proses skizofrenik yang diketahui melumpuhkan dan kronis,
tidaklah menjadi semakin buruk pada jangka panjang.
Kemunduran fungsi sosial dan kerja menandai penyakit ini
pada tahap-tahap awal dan menjadi salah satu dari kriteria
DSM III-IV. Kehilangan fungsi nampaknya tidak begitu terlihat,
5-10 tahun setelah manifestasi penyakit.
 Proses dari penyakit sikzofrenia menghasilkan subtipe yang
heterogen. Heterogenitas dapat berhubungan dengan
karakteristik dan/atau perbedaan sampel.
 Proses skizofrenik kemungkinan lebih buruk pada laki-laki
daripada perempuan.
 Proses penyakit yang berlangsung lebih lama menunjukkan
lebih baik untuk skizofrenik paranoid, karena relatif stabil. 35
Riwayat Penyakit Skizofrenia (3)
 Skizofrenia dapat terjadi bersamaan dengan bentuk
psikopatologi lain, dan komorbiditas ini dapat
berimplikasi kuat pada prognosis.
 Contoh gejala obsesif-kompulsif komorbiditas dengan
skizofrenia menunjukkan kondisi lebih buruk pada
jangka panjang.
 Demikian juga bila Skizofrenia disertai gangguan
kepribadian (Axis II psikopatologi) memiliki prognosis
lebih buruk daripada skizofrenia “murni”

36
Perjalanan Skizofrenia
Fase dan Gejala Prodormal

 Prodromal
 a.) relapse prodromal: periode prepsikotik sebelum kambuh
dari penyakit psikotik yang sudah menetap (“relapse
signature”).
 b.) initial prodromal: periode waktu dari perubahan pertama
pada diri seseorang sampai berkembangnya gejala psikotik
manifes pertama.
 Prodromal psikotik dapat menjadi penting untuk diagnosa awal
dan penanganan gangguan psikotik,demikian juga
pendeteksian awal kekambuhan, dan orang yang cenderung
beresiko tinggi, serta prognosisnya.
37
Perjalanan skizofrenia
Gejala prodromal dalam psikosis episode pertama
 Konsentrasi, perhatian berkurang
 Dorongan dan motivasi berkurang, anergia
 Perasaan tertekan
 Gangguan tidur
 Kecemasan
 Penarikan diri
 Kecurigaan
 Ketidakmampuan dalan fungsi peran
 Mudah tersinggung

38
Perjalanan Skizofrenia
 Prodromal
Gejala kecemasan, bingung, atau depresi dapat
mendahului terjadinya awal mula skizofrenia. Gangguan
perilaku, perubahan kepribadian, kecenderungan
fungsional.
Gejala prodormal dapat berlangsung setahun atau lebih
sebelum terjadinya gejala psikotik yang nyata.

 Kekambuhan
Angka sekitar 40% dalam 2 tahun masa pengobatan
dan 80% dalam 2 years tidak dalam masa pengobatan.

 Upaya bunuh diri


50% (10% berhasil).
Neurotransmitter pada Skizofrenia &
Pengobatannya dgn Antipsikotik (AP)

 Penderita skizofrenia mempunyai


kelebihan neurotransmitter dopamine dan
serotonin
 AP generasi pertama (tipikal) merupakan
dopamine antagonis dengan efek samping
beresiko tinggi.
 AP generasi kedua (atipikal) mempunyai 2
neurotransmitter atau lebih (yg utama
adalah dopamine dan serotonin) dengan
efek samping beresiko rendah.
40
Perjalanan Skizofrenia
Dari Fase Premorbid ke Gejala Residual
(Larsen T.K., McGlashan T.H. and Moe,L.C., 1996)

onset of psychotic syndrome


onset of postive symptoms onset of treatment
of negative symptoms

premorbid phase prodromal symptoms psychotic symptoms first treatment residual sympt.

illness onset episode onset end of episode

Illness duration
psychotic episode duration
41
Hipotesa Dopamine - 1

Kelebihan
Dopaminergik
Wilayah Dopaminergic Utama
Basal ganglia

Nucleus
accumbens

Subatantia nigra

Corpus callosum 1
2
3

Cerebellum
4
Hypothalamus
Tegmentum

Pituitary

mRNA Localization

Hales RE, Yudofsky SC. Textbook of Neuropsychiatry. D1 and D2: caudate/putamen


©1987 American Psychiatric Press.
D3: n. accumbens
D4: cortex/hippocampus
Empat wilayah dopamine mayor:
1) nigrostriatal 3) mesocortical
2) mesolimbic 4) tuberohypophyseal
Hipotesa Dopamine - 2
Berdasarkan:
1) Analisa postmortem catecholamin
2) Disfungsi neuropsychologis: hubungan HVA
(homovanilic acid)  metabolit dopamin
3) Plasma HVA: korelasi klinis

“terlalu sedikit”
DA
pada pre-frontal cortex
(gejala negatif)

“terlalu banyak”
DA
Sistem limbic
(gejala positif)
Pengaruh Farmakoterapi
• Deinstitusionalisasi, atau perawatan tidak perlu
dilakukan di rumah sakit

• Obat-obatan antipsikotik efektif dalam


• perawatan episode akut
• terapi maintenance untuk memperbaiki fungsionalitas di antara
dua episode
• prophylaxis untuk mencegah episode-episode yang akan
datang

• Perbaikan hasil: menunjukkan perbaikan/remisi


dari gejala-gejala skizofrenia
Obat yang Digunakan pada Farmakoterapi

• Obat antipsikotik dasar untuk skizofrenia dan


gangguan terkait
• Obat konvensional, clozapine, dan atipikal lain
• Obat farmakologis tambahan yang digunakan
• Sebagai terapi tambahan terhadap antipsikotik
• Untuk melawan efek samping antipsikotik
• Mood stabilizers, anticonvulsants, obat
antiparkinson
Kerugian Farmakoterapi
yang Ada Sekarang
• Efek samping yang serius
• gangguan gerakan akut dan kronis dengan obat
konvensional
• dengan clozapine dapat terjadi agranulocytosis
• Kegagalan teurapetik
• karena kurang patuh atau kurang respon
• Gejala Negatif Berlanjut
• Kekambuhan Berlanjut
Pengaruh Buruk Obat Antipsikotik
Central Nervous System Endocrine
Extrapyramidal reactions Galactorrhea
Acute dystonia Amenorrhea
Akathisia Hyperprolactinemia
Parkinsonism Sexual dysfunction
Tardive dyskinesia Weight gain
Drowsiness, oversedation Dermatologic
Cognitive impairment Cutaneous allergic reactions
Dysregulation of temperature Photosensitivity
Seizure Discoloration of skin
Toxic psychosis Ophthalmic
Neuroleptic malignant syndrome Increased intraocular pressure
Autonomic reactions Opacities of cornea and lens
Dry mouth Retinitis pigmentosa
Blurred vision Gastrointestinal
Urinary retention Decreased bowel motility
Constipation Cholestatic jaundice
Hypotension Respiratory
Tachycardia Pharyngeal and laryngeal dysfunction
Cardiovascular Respiratory dyskinesia and distress
Electrocardiographic changes (prolonged QT interval, Hematologic
flattening of T wave) Leukopenia
Torsade de pointes Agranulocytosis
Adapted from: Kane JM. Schizophrenia, NEJM, 1996; 334(1):34-41.
1. Perawatan Pasien Episode
Pertama
* Respon Perawatan
* Sensitivitas terhadap EPS
* Dosis teurapetik
* Efek intervensi dini
Penanganan Kondisi Akut Yang Buruk

• Kekambuhan dapat terjadi pada putus obat


• Penilaian kepatuhan
• Pilihan obat berdasarkan respon terdahulu
dan efek buruk yang merata
• Pasien multi-episode kronis cenderung
memerlukan dosis yang lebih tinggi dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
remisi
2. Perawatan Maintenance

* Strategi untuk mencegah kekambuhan


* Long-Acting Injections
* Profilaksis yang berlanjut
* Lamanya Perawatan
* Pengurangan dosis
* Perawatan Non-Farmakologis
Bila Terjadi Resistensi Terapi

* Pengobatan dengan dosis tinggi


* Obat-obatan Tambahan
* ECT
* Obat-obatan Antipsikotik Atipikal
* Perawatan Non-Farmakologis
Membantu Kepatuhan
* Alasan tidak patuh
- jumlah dosis per hari
- jumlah obat
- efek obat yang sangat buruk

* Bantuan agar menjadi patuh


- long-acting injections
- obat dengan efek yang tidak terlalu buruk
- pengurangan jumlah dosis dan atau obat
3. Terapi Tambahan
• Obat yang sesuai dengan standar obat antipiskotik
• untuk mengurangi gejala utama dari skizofrenia
• untuk memulihkan dari bermacam gejala
penyerta
• untuk menangani pengaruh efek samping
antipsikotik
Skizofrenia: Strategi Keseluruhan
Perawatan Farmakoterapi
• Skizofrenia mempunyai 3 fase terapi:
• Akut
• 4-6 minggu
• Stabilisasi
• 6 minggu-6 bulan
• Maintenance
• Setelah 6 bulan pengobatan dilanjutkan dengan
menurunkan dosis sampai satu taraf di mana dosis tersebut
dapat mempertahankan tidak terjadinya kekambuhan
kembali dengan psikoedukasi dan meningkatkan kepatuhan
berobat.
Berapa Lama Pengobatan
Skizofrenia Berlangsung?
 Minimal 1-2 tahun dalam pengobatan maintenance
untuk pasien yg mempunyai pengalaman serangan
pertama.
 1-5 tahun dalam pengobatan maintenance untuk
pasien dengan serangan berulang.
 Di atas 5 tahun dalam pengobatan maintenance untuk
pasien yang mempunyai riwayat bunuh diri atau
melakukan tindakan agresif yang berbahaya.
 Pengobatan seumur hidup untuk kasus yang sangat
parah.

56
Skizofrenia: Strategi Keseluruhan Perawatan
Farmakoterapi

• Gunakanlah riwayat dan hasil perawatan yang lalu


untuk membantu dalam pemilihan terapi kronis

• Lakukan terapi yang berbeda untuk masing-


masing gejala dan respon pasien (gejala positif vs.
negatif, agresi atau penarikan diri paranoid,
kejadian-kejadian yang merugikan)
Perawatan Berkesinambungan
Kemujaraban
Pengendalian Gejala Positif Gejala Negatif
Perilaku Transisi mulus dari IM ke PO Gejala Depresi Yang Membaik
Agitasi, Agresi, Perbaikan Kognitif
Permusuhan

Pencegahan Kekambuhan
1-3 hari 7-14 hari 6+ bulan

Keamanan
Distonia Akut EPS TD
Sedasi Interaksi Antar Obat Hiperprolaktinemia
Orthostasis Perpanjangan QTc Kelebihan berat badan
Perpanjangan QTc Hiperglisemia
Perpanjangan QTc
Fase Perawatan – Akut
Berkesinambungan
Kemujaraban
Pengendalian Perilaku Gejala Positif
Agitasi, Agresi, Transisi Mulus dari IM ke PO
Permusuhan

1-3 hari 7-14 hari 6+ bulan


Perkembangan Perawatan Jiwa
Untuk Gangguan Psikotik

’30s ’40s ’50s ’60s ’70s ’80s ’90s ’00 ’02

Haloperidol Clozapine
ECT Fluphenazine Risperidone Aripiprazole
Thioridazine Third-generation
Loxapine Olanzapine
Perphenazine Quetiapine
Ziprasidone
Chlorpromazine
First-generation Second-generation
antipsychotics antipsychotics
60
ECT = electroconvulsive therapy.
Kapur and Remington. Ann Rev Med. 2001;52:503.
Worrel et al. Am J Health Syst Pharm. 2000;57:238.
Obat Antipsikotik Tipikal

Farmakologi
• Menghalangi reseptor postsynaptic dopamine pada
• basal ganglia, hypothalamus, limbic system, brain
stem, dan medulla
• Memperlambat atau merubah pelepasan dopamine
• Meningkatkan neuronal firing rate pada otak tengah
• Meningkatkan pertukaran dopamine pada otak depan
• Efek penghalang anticholinergic dan alpha-adrenergic
yang berbeda tingkatan
Obat Antipsikotik Tipikal -
Karakteristik Umum
Obat Sedasi
Potensi Hipotensi EPS
“Rendah” Antikolinergik

Perbedaan

Obat Sedasi
Potensi Hipotensi EPS
“Tinggi” Antikolinergik
Obat Antipsikotik Tipikal -
Efek Samping Neurologis

* Extrapyramidal Symptoms (EPS)


- Acute dystonia
- Pseudoparkinsonism
- Akathisia
* Tardive dyskinesia
* Neuroleptic Malignant Syndrome
Efek Samping AP Tipikal (1)
 CNS :
- Extra pyramidal symptom
- Tardive dyskinesia
- Drowsiness
- Cognitive impairment
- Blurred vision
- Hypotension
- Drymouth
64
Efek samping AP Tipikal (2)
 Cardiovascular
- Gelombang Qtc memanjang
- Tachycardia
 Endocrine
- Galactorrheau
- Amenorrhea
- Hyperproloactinemia
- Sexual dysfunction
- Weight gain 65
CNS Gangguan Gerakan (berlawanan dengan
perangkat tubuh)

 Pyramidal: abnormalitas dari motor neuron bagian


atas primer (pyramidal) (syaraf panjang dari motor
cortex sampai tingkat sumsum tulang belakang)
 spastic paralysis
 Extrapyramidal: abnormalitas salah satu basal
ganglia atau lebih (struktur otak dalam yang
membantu kontrol gerakan)
 banyak bentuknya
Penanganan Efek Samping Antipsikotik

* Acute dystonia-
- anticholinergics
* Parkinsonism
- anti-parkinsonian agents
* Akathisia
- beta blocker, anticholinergic, benzodiazepine
* Tardive dyskinesia-
- clozapine?
Obat Antipsikotik Atipikal
Generasi Kedua

•Clozapine
•Risperidone
•Olanzapine
•Quetiapine
•Ziprasidone
•Zotepine
Keterbatasan Antipsikotik Atipikal Generasi
Kedua
 Mechanism of action
 Dopamine D2 antagonist and seretonin 5-HT2A antagonist
 Efficacy
 Inadequate response of negative and cognitive symptoms
 Safety and tolerability
 Pervasive side effects (weight gain, diabetes, dyslipidemias,
anticholinergic effects, hypotension, sedation, other)

69

Kapur and Remington. Ann Rev Med. 2001;52:503.


Rangkuman Efek Samping & Keselamatan Pada
Antipsikotik Atipikal
Adverse Effect Typical Clozaril Risperdal Zyprexa Seroquel Abilify
AP
EPS + to ++ +/- +** +/- +/- +/-

Orthostatic +/- to ++ + +/- + +/-


hypotension ++
Agranuloscytosis ++

Hyperprolactinemia + to ++ +/- ++ +/- +/- +/-

QTc +/- to +/- +/- to + +/- +/- +/-


++
Sedation + to ++ ++ +/- to + + to ++ + to ++ +/-

Weight gain +/- to ++ + ++ + +/-


++
Diabetes +/- to + + to ++ +/- + to ++ +/- to + +/-

Dyslipidemia +/- to + + to ++ +/- + to ++ +/- to + 70


+/-

Data on file
Dosis Adekuat Antipsikotik (per oral)

Episode Multi
Episode Multi Dosis
Pertama Episode
Anti-psikotik Pertama Episode harian
Maintenan Mainte-
Atipikal Akut Akut maksimu
ce nance
(mg/hari) (mg/hari) m
(mg/hari) (mg/hari)

Clozapine 300-500 250-500 400-600 300-550 850

Quetiapine 350-700 300-600 500-800 400-750 950

Olanzapine 10 - 20 10 - 20 15 - 25 12.5-22.5 40
Dosis Adekuat Antipsikotik (per oral)

Dosis
Episode Episode Multi Multi harian
Atipikal
Pertama Pertama Episode Episode maksim
um

Risperidone 2.5–5.0 2.0– 4.5 4.0–6.5 3.5 –5.5 10.5

Ziprasidone 100-160 80-160 140-180 120-180 180

Aripiprazole 10 - 20 10 - 20 15 -30 15 - 20 30
Dosis Adekuat antipsikotik
Episode Multi
Episode Multi Dosis
Hari Episode
Konvension Pertama Episode harian
Maintena Maintena
al Akut Akut maksi
nce nce
(mg/hari) (mg/hari) mal
(mg/hari) (mg/hari)

Chlorproma
200-650 150-600 400-800 250-750 950
zine

Haloperidol 3.0-13.5 1.5-10.5 7.0-18.5 6.0-13.5 25.0

Trifluoperazi
5 - 30 2 - 20 10 - 35 10 - 30 40
ne
Dosis Anjuran (parenteral)
Dosis
Dosis Dosis Jangka
Maksimal
Obat Minimal Maksimal Waktu
dalam 24
(mg) (mg) (menit)
jam (mg)

Lorazepam 0.5 2 53 10 - 15

Haloperidol 1.0 10 58 25 - 50

Olanzapine 2.5 10 110 20 - 30


Obat Tambahan Gejala Utama

* Gejala positif dan negatif skizofrenia


- Benzodiazepines
- Lithium
- Carbamazepine, valproate
- ECT
- Antidepressants
Obat Tambahan Gejala Penyerta

• Kecemasan, depresi, agresi, permusuhan


• Benzodiazepines, lithium, antidepressants, ECT,
carbamazepine
• Depresi Paska Psikotik
• Antidepressants
• Agitasi
• Benzodiazepines
Psikoterapi Skizofrenia

 Dasar teori
 Skizofrenia mengganggu kapasitas pasien untuk
berhubungan dengan yang lain
 Untuk mengenali dan coping dengan stres
 Tujuan terapi
 Untuk menyeimbangkan kekurangan tersebut dengan
dukungan emosional, nasehat dan pelatihan praktis
 Masih belum jelas dan belum banyak dipelajari
Psikoterapi

 Psikoterapi individu
 Pendalaman psikoterapi berorientasi insight yang intensif
(exploratory insight-oriented/EIO psycotherapy)
(berorientasi
psikoanalitis)
 reality-adaptive supportive psychotherapy (RAS)
 Psikoterapi kelompok
 Terapi perilaku yang sangat terstruktur
Psikoterapi
 Bentuk Dukungan
 Mendengarkan secara empati
 Aktif memecahkan masalah seputar kehidupan sehari-hari
 Pendidikan tentang penyakit ini
 perawatan
 Faktor-faktor resiko individu untuk kambuh
 Menjalin hubungan yang saling mendukung dengan ahli
terapi
Terapi ideal
 Efektif untuk mengatasi gejala dari skizofrenia (positif
dan negatif).
 Efek samping minimal
 Efektif untuk mengatasi gejala lainnya (afektif, anxietas,
cognitif)
 Dapat kembali seperti semula
 Meningkatkan kwalitas hidup
 Menyenangkan untuk pengobatan, mis.terapi tunggal
dan dosisnya tunggal.

80
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai