Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Mata Kuliah : Psikologi Klinis dan Abnormal


Dosen Pengampu : Ardian Ardi, M.Psi. Psikolog

Oleh :
Tebi Heriandy
Ivonne
Salmah Oktavia
Rudi Citra Hardianto

Program Studi Psikologi


T.A 2019
Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian ( personality disorder) adalah pola perilaku atau


cara berhubungan dengan orang lain yang benar- benar kaku sehingga
menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal
yang akhirnya menjadi self defeating (merusak dirinya).
DSM menyebutkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian cenderung
menganggap trait - trait mereka sebagai Ego syntonic sebagai bagian alami
dari diri mereka.
Klasifikasi Menurut DSM-V
Gangguan Kepribadian dibagi menjadi 3 kelompok (cluster), yaitu:
 Kelompok A
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gangguan kepribadian
Skizotipal, Gangguan kepribadian Paranoid, dan Gangguan kepribadian
Skizoid. Ciri khas yang terdapat dalam kelompok ini adalah memiliki
pemikiran dan perilaku yang aneh
 Kelompok B
Dalam kelompok ini termasuk Gangguan kepribadian Antisosial, Gangguan
kepribadian Ambang, Gangguan kepribadian Narsisistik, dan Gangguan
kepribadian Histrionik. Ciri khas yang terdapat dalam kelompok ini adalah
pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta emosi yang
berlebihan dan dramatis.
 Kelompok C
Dalam kelompok ini termasuk Gangguan kepribadian menghindar,
Gangguan kepribadian Obsesif-kompulsif (Anankastik), dan Gangguan
kepribadian Dependen. Ciri khas yang terdapat dalam kelompok ini adalah
Rasa Cemas dan Ketakutan.
Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian
Berdasarkan PPDGJ-III, Gangguan Kepribadian dibagi
menjadi sebagai berikut :
 Gangguan Kepribadian Paranoid
 Gangguan Kepribadian Skizoid
 Gangguan Kepribadian Skizotipal
 Gangguan Kepribadian Dissosial
 Gangguan Kepribadian Ambang (BPD)
 Gangguan Kepribadian Histrionik
 Gangguan Kepribadian Narsistik
 Gangguan Kepribadian Anankastik
 Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar)
 Gangguan Kepribadian Dependen
Pedoman Diagnostik Umum
Pedoman Diagnostik Gangguan Kepribadian
• Sikap dan perilaku yang amat tak serasi dalam
beberapa fungsi (afek, kesadaran, pengendalian
impuls, persepsi dan cara berpikir, hubungan
dengan orang lain).
• Pola perilaku itu berlangsung lama, berjangka
panjang, tidak terbatas pada episode gangguan jiwa
• Bersifat pervasif, maladaptif terhadap keadaan
pribadi dan hubungan sosial yang luas
• Menyebabkan penderitaan pribadi yang berarti
• Biasanya berhubungan dengan masalah pekerjaan
dan kinerja sosial.
Gangguan Kepribadian Paranoid
Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang berlebihan pada orang lain, berpikir bahwa orang lain berniat
buruk kepadanya, Akibatnya mereka sering menuduh keluarga atau orang orang lain akan
mengeksploitasi, mencelakakan dirinya, bersifat tidak setia atau tidak dapat dipercaya. Terhadap
pasangannya seringkali bersifat cemburu patologis atau meragukan kesetiaan pasangannya.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;
• kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk
memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil;
• kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman
dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai
suatu permusuhan atau penghinaan;
• perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi
yang ada
• kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang kesetiaan seksual dari pasangannya;
• kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi
dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self referential attitude)
• preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekokongkol dan tidak substantive
dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada
umumnya.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
Gangguan Kepribadian Skizoid
Pola perilaku berupa pelepasan diri dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi
emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonal.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan;
• emosi dingin, afek mendatar, atau tak peduli (detachment);
• kurang mampu untuk meng-ekspresi-kan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan
terhadap orang lain;
• tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman;
• kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungkan usia penderita);
• hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri;
• preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan;
• tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu;
• sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
Gangguan Kepribadian Skizotipal
Gangguan kejiwaan yang dicirikan dengan orang yang mengalami kesulitan dalam
membina hubungan, tingkah laku yang aneh dan cara bicara mereka yang tidak wajar,
kecemasan sosial, sikap paranoid, dan bahkan kepercayaan terhadap sesuatu yang nggak
masuk akal.
Gejala gangguan kepribadian skizotipal secara umum lebih ringan dibandingkan pada
skizofernia. Umumnya, seseorang dengan gangguan skizotipal sedikit banyak masih
menyadari bedanya kenyataan dengan pemikiran, namun orang dengan skizofrenia akan
sangat sulit mengatasi gejala delusi yang dialaminya. Mer
eka umumnya tidak bisa membedakan mana alam yang nyata dan ilusi.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• sulit membuat hubungan dekat dengan orang lain
• berpikir dan mengekspresikan diri dengan cara yang dianggap aneh, menggunakan
kata-kata atau kalimat yang nggak wajar.
• berkelakuan yang dianggap aneh atau nyentik
• merasa bisa membaca pikiran orang, dan ngerasa punya indera keenam
• merasa gugup dan tegang jika orang lain nggak sepaham dengannya
• gugup dan parno dengan orang lain di situasi sosial
Gangguan Kepribadian Dissosial / Antisosial
Pola perilaku pengabaian dan pelanggaran berbagai hak orang lain.
Seringkali tampak normal dan menarik, namun riwayat hidupnya menunjukkan riwayat
membohong, menipu, melarikan diri dari rumah, membolos sekolah, mencuri, berkelahi, menggunakan
narkoba, serta berperilaku melanggar hukum yang seringkali berawal sejak masa kanak

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain;
• Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus
(persistent), serta tidak peduli terhadap norma, peraturan, dan kewajiban sosial
• Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak
ada kesulitan untuk mengembangkannya
• Toleransi terhadap frustrasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk
melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan;
• Tidak mampu mengalamai rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman,
khususnya dari hukuman;
• Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang
masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.

Memiliki 2 mindset dasar yang tidak tergoyahkan :


1. “Saya sudah diitakdirkan untuk sendiri;”
2. “Kehadiran orang lain adalah hal yang bersifat mengganggu.”
Gangguan Kepribadian Ambang
(Borderline Personality Disorder)
Gangguan kepribadian borderline atau Borderline personality disorder (BPD), dikenal juga dengan
gangguan kepribadian emosional tidak stabil
Bertindak impulsif tanpa mempertimbangkan dampaknya, afek atau emosinya tidak stabil atau
kurang pengendalian diri, dapat menjurus kepada ledakan kemarahan atau perilaku kekerasan.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif tanpa
mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidak-stabilan emosional;
• Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri.
Gangguan Kepribadian Histrionik
Pola perilaku berupa emosionalitas berlebih dan menarik perhatian,
Sering pula melebih-lebihkan pikiran dan perasaannya. Sering mengambek, menangis, dan menuduh
orang lain tidak memberi perhatian kepadanya.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti bersandiwara
(theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated);
• bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan;
• keadaan afektif yang dangkal atau labil;
• terus-menerus mencari kegairahan (excitement), penghargaan (appreciation) dari
orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi pusat perhatian;
• penampilan atau perilaku “merangsang” (seductive) yang tidak memadai;
• terlalu peduli dengan daya tarik fisik.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
Gangguan Kepribadian Narsistik
Rasa bangga akan pemujaan. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan berharap orang lain
menghujani mereka dengan pujian. Mereka berharap orang lain melihat kualitas khusus mereka,
bahkan ketika prestasi mereka biasa saja.

 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :


• Bersift self-absorbed dan kurang memiliki empati pada orang lain.
• Memiliki beberapa ciri yang mirip dengan kepribadian histronik, seperti tuntutan
untuk menjadi pusat perhatian, mereka memiliki kepribadian yang lebih
membanggakan diri namun kurang melodramatik dibandingkan orang dengan
gangguan kepribadian histronik.
• Mereka kurnag stabil seperti BPD namun umumnya lebih mampu mengorganisir
fikiran dan tindakan mereka dengan lebih baik.
• Mereka cenderungg lebih baik dalam karir dan bisa mendapatkan status yang tinggi
dengan kekuasaan.
Gangguan Kepribadian Anankastik (Obsesif-Kompulsif)
Pola perilaku berupa preokupasi (terlalu fokus dengan 1
hal saja) dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme,
bersifat ngotot, keras kepala, kontrol mental,
mengenyampingkan : fleksibilitas, keterbukaan, efisiensi;
sering pula tidak dapat mengambil keputusan.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;
• preokupasi dengan hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi,
atau jadwal;
• perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas;
• ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan yang tidak semestinya
pada produktivitas sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan interpersonal;
• keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial;
• kaku dan keras kepala;
• pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya mengerjakan
sesuatu, atau keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan orang lain
mengerjakan sesuatu;
• mencampur-adukan pemikiran atau dorongan yang memaksa dan yang enggan.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)
Adanya pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul secara sosial, rasa rendah diri,
hipersensitif terhadap evaluasi negatif.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif;
• merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain;
• preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial;
• keengganan untuk telribat dengan orang kecuali merasa yakin akan disukai;
• pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik;
• menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak
interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung, atau ditolak.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
Gangguan Kepribadian Dependen
Suatu pola perilaku berupa kebutuhan berlebih agar
dirinya dipelihara, yang menyebabkan seorang individu
berperilaku submisif(pasrah), bergantung kepada orang
lain, dan ketakutan akan perpisahan dengan orang
tempat ia bergantung.

Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
• mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
penting untuk dirinya;
• meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia
bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka;
• keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat
ia bergantung;
• perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang
dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri;
• preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya,
dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri;
• terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat
nasihat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
QUIZ TIME
• Akan ada beberapa pertanyaan dengan pilihan
ganda
• Yang ingin menjawab diharapkan angkat
tanganya terlebih dahulu
• Jika jawabanya benar akan diberikan hadiah.
Contoh Kasus
Pak Rudi Tambunan, Seorang pengusaha cabe india yang
berumur 35 tahun, pak Rudi tidak pernah memiliki sejarah
penanganan gangguan mental, ia terlalihat sehat dan waspada
secara mental, ia dan istrinya telah menikah selama 15 tahun,
istri dan anak-anaknya merupakan orang yang hanya ia percayai,
selain itu ia selalu curiga terhadap orang lain, entah itu
kenalanya, teman kerja, maupun orang yang ingin berbisnis dan
memberi bantuan kepadanya, ia selalu menolak tawaran bantuan
dari kenalanya, dengan anggapan bahwa orang tersebut memiliki
niat dan motif tersembunyi yang ingin mengambil keuntungan
dari dirinya, ketika ia menerima telpon pun, ia tak pernah mau
menyebut nama nya duluan sebelum ia tau maksud dari
penelpon, ia orang yang sangat dan sangat hati-hati dalam
bekerja, ia pernah ribut dengan rekan kerjanya hanya karena
laporan penjualan yang terlambat, dan pak rudi menganggap
pegawainya tersebut ingin mencari celah-celah yang berujung
mengambil keuntungan pribadi dari dirinya. (padahal laporan
tersebut terlambat diserahkan dikarenakan pegawai tersebut
istrinya melahirkan)
Gangguan Kepribadian Seperti apakah
Pak Rudi Tambunan ?

A. Narsistik B. Skizoid C. Paranoid

D. Anti-Sosial
Contoh Kasus
Ivonne Meymey, seorang gadis sma yang selalu ingin dipuji
disekolahnya, ia selalu merasa bahwa dirinya adalah seseorang
yang spesial, orang lain tidak bisa menjadi dirinya, memey adalah
gadis yang pintar disekolah, ia sangat tidak terima dengan yang
namanya kritik, ia merasa bahwa ia selalu lebih baik daripada
teman-teman sekelasnya, walaupun sama-sama dapat 100 pada
nilai ujian, ia selalu menganggap bahwa temanya itu hanya
beruntung, dan dia yang benar-benar pantas mendapatkan nilai
100 tersebut, namun ivonne tidak suka mendramatisir , dan dia
bukan orang alay.. Hanya saja menganggap bahwa dirinya spesial
dan lebih daripada yang lain.

.
Gangguan Kepribadian Seperti apakah
Ivonne Memey?

A. Histronik B. Narsistik C. Paranoid

D. Anti-Sosial
Contoh Kasus
Pak Teddy Ashmir bin Jamal, Putra sulung kerajaan turki, sejak
semasa sma sampai sekarang ia tidak punya pacar karna ia
merasa bahwa pacaran itu adalah hal yang tidak ia butuhkan, ia
lebih senang menghabiskan waktu untuk menyendiri, entah itu di
pantai, di gunung, laut, maupun kamar nya, ia tidak merasa ingin
menjalin pertemanan dengan siapapun, ia hanya merasa ia ingin
menikmati waktunya sendiri. Ia juga kaku dengan lingkunganya,
tidak menunjukkan ekspresii apapun termasuk keminatan
terhadap apa yang orang bicarrakan , pokoknya ia hanya fokus
dengan dirinya dan kesenanganya, suatu waktu ayahnya jamal
ashmir memintanya untuk segera menikah, namun ia tidak
memberikan tanggapan apapun dan hanya mengabaikan
perkataan ayahnya,
Gangguan Kepribadian Seperti apakah
Pak Teddy Ashmir ?

A. Skizoid B. Skizotipal C. Anti-Sosial

D. Borderline

Anda mungkin juga menyukai