Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian sering komorbid
dengan gangguan pada aksis 1
Berfungsi sebagai konteks bagi aksis 1
Gangguan kepribadian memiliki
struktur yang sama dengan kepribadian
orang normal, namun lebih ekstrem
Gangguan ini banyak terjadi dan
menyebabkan kerusakan parah dalam
kehidupan para penderitanya.
Penggolongan gangguan
kepribadian berdasarkan DSMIV TR
Gangguan kepribadian
skizoid
Prevalensi kurang dari 2 %
Prevalensi sedikit lebih kecil pada kaum
perempuan dibanding laki-laki
Komorbiditas tertinggi pada gangguan
kepribadian skizotipal, menghindar dan
paranoid
Simtomnya mirip dengan fase prodormal
(sebelum terjadinya penyakit) dan
residual dari gangguan skizofrenia
Gangguan kepribadian
skizotipal
Prevalensi kurang dari 1%
Sering komorbid dengan gangguan
kepribadian ambang, narsistik,
menghindar, paranoid, skizoid.
Etiologi kelompok
aneh/eksentrik
Secara genetik berhubungan dengan
skizofrenia, mungkin sebagai varian yg tidak
terlalu parah.
Kerabat pasien skizofrenia, gg. waham dan
depresi unipolar beresiko lebih tinggi
mengalami gg. Kepribadian skizotipal
Gg. Kepribadian kelompok aneh
berhubungan dengan skizofrenia
Mengalami kelemahan kognitif dan kurang
berfungsinya neuropsikologis
Memiliki rongga otak lebih besar dan lebih
sedikit bagian abu-abu di lobus temporalis.
Gangguan Kepribadian
Ambang
Bermula terjadi pd masa remaja /
dewasa awal
Prevalensi : 1 %
Lebih banyak terjadi pada perempuan
dari pada laki-laki
Komorbid dengan gangguan mood,
penyalahgunaan zat, PTSD, gangguan
makan, dan gg. Kepribadian dalam
kelompok aneh/eksentrik.
Faktor-faktor biologis
Komponen genetik
Kelemahan fungsi lobus frontalis berperan
dalam perilaku impulsif
Peningkatan aktivasi amigdala (pengaturan
emosi)
Serotonin rendah impulsivitas
Gangguan kepribadian
histrionik
Prevalensi 2%
Lebih banyak terjadi pada :
perempuan dari pada laki-laki
Orang-orang yang mengalami
perpisahan/perceraian dengan pasangannya
Dihubungkan dengan depresi dan kesehatan
fisik yang buruk
Ciri lainnya :
Keyakinan bahwa mereka hanya dapat
dimengerti oleh orang-orang yang istimewa
Hubungan interpersonal terhambat karena
kurang empati, perasaan iri dan arogansi
Sangat sensitif pada kritik
Sangat taku pada kegagalan
Tidak mengizinkan siapapun memiliki
hubungan dekat yang tulus dengan dirinya
Hubungan pribadinya hanya sedikit dan
dangkal
Dibalik pengagungan diri, sebenarnya
mereka menganggap diri mereka sangat
kerdil
Gangguan kepribadian
narsistik
Prevalensi kurang dari 1%
Sering komorbid dengan gg.
Kepribadian ambang
Gangguan kepribadian
antisosial dan psikopati
Prevalensi : 3% laki-laki, 1% perempuan
di AS
Prevalensi lebih tinggi di kalangan
anank muda dari pada orang yang lebih
tua
Umum terjadi di kalangan status sosial
ekonomi yang rendah
Komorbid dengan sejumlah gangguan
lain terutama penyalahgunaan zat.
Karakteristik Psikopati
Kemiskinan emosi, baik positif maupun negatif
Penampilan menawan dan memanipulasi
oranglain untuk mendapat keuntungan pribadi
Berperilaku tidak bertanggungjawab dan
kejam
Perilaku psikopat dilakukan secara impulsif
untuk memperoleh kesenangan
Lebih banyak terjadi pada laki-laki
Sering komorbid dengan peyalahgunaan
alkohol dan obat-obatan
Faktor genetik
Gangguan kepribadian
menghindar
Prevalensi : 5%
Komorbid dengan gangguan
kepribadian dependen, gangguan
kepribadian ambang
Komorbid dengan diagnosis aksis I
yaitu depresi, fobia sosial
menyeluruh.
Gangguan kepribadian
dependen
Prevalensi : 1,5%
Prevalensi lebih tinggi di India dan
Jepang
Lebih banyak terjadi pada perempuan
Sering komorbid dengan gangguan
kepribadian ambang, skizoid,
histrionik, skizotipal, dan menghindar
Juga komorbid dengan gangguan pada
aksis I yaitu ganguan bipolar, depresi,
anxietas dan bulimia
Etiologi kelompok
pencemas/ketakutan
Suatu kegagalan dalam proses
perkembangan umum karena
terganggunya hubungan orangtuaanak yang disebabkan oleh
kematian, pengabaian, penolakan
atau terlalu melindungi.
Modelling dari perilaku orangtua
Peran genetik
Terapi gangguan
kepribadian
Obat-obatan psikoaktif
Terapi psikodinamika
Terapi behavioral
Desensitisasi sistematis
Pelatihan keterampilan sosial